Kamis, 08 Maret 2012

Redup

Meski pagi ini indah
melatiku pun tersenyum cerah
ada kucuran embun di bola mataku
yang tak bisa ku larung dalam panas mentari pagi

aku tak mengerti
sekali lagi tak bisa berpikir mengerti
begitu tenang kehidupanku
dengan riak airmata yang tak putus senyumiku

hingga biru telah berubah jelaga
rindu pun jadi tawar dalam tawa
pun tak pernah bisa mencaci langit
atas segala yang terjadi sepanjang musim mengalir deras..mengetuki rantai peristiwa

aku menurut saja
dengan binar maya senyumku
aku berlatih ketabahan
berikrar kesabaran
meski sakit pedihnya mencumbui bayang bahagia
yang kuhantar pulang dengan lapang

kapan berita kan reda
kapan senja gantikan nyala penuh bara
bahasakan cinta
tapi juga cawan cawan setia
ku tak ingin bermain curiga

ah..aku hanya setetes debu
yang adalah kepunyaanNya
seraup air mataku
takkan berharga sekali pun
dalam karam takdir irodahNya.

Dalam gelas permata kekuatanNya.
Di segala Maha.

Jakarta, 040312

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Senandung Rindu untuk Ibu

Ibu.. Ribuan hari berlalu Tanpa hadirmu Namun rindu Masih menderu Penuhi ruang kalbu Dan netraku Masih pantulkan kelabu Sekalipun langit itu...