Meski pagi ini indah
melatiku pun tersenyum cerah
ada kucuran embun di bola mataku
yang tak bisa ku larung dalam panas mentari pagi
aku tak mengerti
sekali lagi tak bisa berpikir mengerti
begitu tenang kehidupanku
dengan riak airmata yang tak putus senyumiku
hingga biru telah berubah jelaga
rindu pun jadi tawar dalam tawa
pun tak pernah bisa mencaci langit
atas segala yang terjadi sepanjang musim mengalir deras..mengetuki rantai peristiwa
aku menurut saja
dengan binar maya senyumku
aku berlatih ketabahan
berikrar kesabaran
meski sakit pedihnya mencumbui bayang bahagia
yang kuhantar pulang dengan lapang
kapan berita kan reda
kapan senja gantikan nyala penuh bara
bahasakan cinta
tapi juga cawan cawan setia
ku tak ingin bermain curiga
ah..aku hanya setetes debu
yang adalah kepunyaanNya
seraup air mataku
takkan berharga sekali pun
dalam karam takdir irodahNya.
Dalam gelas permata kekuatanNya.
Di segala Maha.
Jakarta, 040312
Kamis, 08 Maret 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Senandung Rindu untuk Ibu
Ibu.. Ribuan hari berlalu Tanpa hadirmu Namun rindu Masih menderu Penuhi ruang kalbu Dan netraku Masih pantulkan kelabu Sekalipun langit itu...
-
Senja yang terbakar oleh uap panas matahari mematikan daun daun mungilku burungpun enggan singgah di dahannya yang batu pucat maya bayan...
-
Oh Cinta... Aku dengar keluh kesahmu dalam wahana yang begitu sempit Duniamu tersangkut pada khayangan dilema Ingin menari, tapi kata hat...
-
Oleh Pakde Azir Raja Ali Haji bin Raja Haji Ahmad atau cukup dengan nama pena-nya Raja Ali Haji (lahir di Selangor, 1808 — meninggal di ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar