Minggu, 29 April 2012

Sesalpun Sia-Sia

Meluruh, pinta antara malam
Menyepuh, doa-doa terdalam

Tengadah, tangan begitu rapi
Berpasrah, tapi tak meratapi

Tersingkap, berjuta kekhilafan
Berharap, lebar pintu ampunan

Nafasku, tak merengkuh kuasa
Membeku, ditengah lingkar dosa

Bernyawa, hanyalah sementara
Tertawa, juga ada muara

Diambil, maka matilah raga
Menggigil, takut tidak terhingga

Terlambat, sesalpun sia-sia
Mengingat, telah tutup usia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Senandung Rindu untuk Ibu

Ibu.. Ribuan hari berlalu Tanpa hadirmu Namun rindu Masih menderu Penuhi ruang kalbu Dan netraku Masih pantulkan kelabu Sekalipun langit itu...