Telah kutitipkan asa pada layang-layang
Berharap sampai, saat terlepas dari benang
Meski memahami tanpa arah jua ia terbang
Mungkin terhenti disatu pohon tinggi menjulang
Sebentuk hati jatuh tersesat dalam pencarian
Setelah makin jenuh di sekat penantian
Tak kunjung tiba pembawa harap kepastian
Yang menjunjung rasa darimu sebagai jawaban
Ingin terus berjalan namun kaki ini gemetar
Tak sanggup, mendamba tempat bersandar
Akhiri letih ini meski tak bisa temukan sangkar
Tempat ku memulai melepas pemberat gusar
Kutemukan jalan pulang pada permulaan berawal
Tapi peraduan ini ternyata bukan rumah tinggal
Teramat lengang dari cinta hanya dipenuhi aral
Kosong pun purna hingga sepi tak tersangkal
Senandungmu melagukan pinta tuk menanti
Namun tiada nyata atas janji yang kau tepati
Menjadi sumbang melodi yang biasa kunikmati
Bukan berbuah kasih, tetapi sedih kudapati
Tak lagi kuhiraukan kenangan yang melintas
Biarkan kini seluruh kekang jiwa terlepas
Agar kembali kepak sayap melayang bebas
Campakkan kebekuan, sekali lagi bernafas
Lalu damai kurasa ketika kidungnya melantun syahdu
Dia membawakan bait-bait cinta dengan lebih merdu
Lembut menghapus bersih sketsa hitam hati sedu
Lambat laun menerbitkan mentari diseraut wajah rudu
Setitik demi setitik lukaku menutup terbalut
Layaknya bentang luas langit biru tanpa kabut
Tersisih pula kepingan kalbu dari nuansa kalut
Pelita terbingkis kemilau terindah pun kusambut
Namun, setenang tarian badai kini kau kembali hadir
Salahkan kehampaan yang kau beri sebagai takdir
Seolah selimut senyapku sepanjang malam hanya tabir
Yang dapat kau buka disetiap keraguanmu berakhir
Jangan lagi bertanya tentang sisa hati yang tersemat
Diantara puing-puing kisah terbuang tak terawat
Direlung hidupnya saja saat ini seluruh rasaku tertambat
Pergilah bersama sejuta penyesalan yang kini terlambat
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Senandung Rindu untuk Ibu
Ibu.. Ribuan hari berlalu Tanpa hadirmu Namun rindu Masih menderu Penuhi ruang kalbu Dan netraku Masih pantulkan kelabu Sekalipun langit itu...
-
Senja yang terbakar oleh uap panas matahari mematikan daun daun mungilku burungpun enggan singgah di dahannya yang batu pucat maya bayan...
-
Oh Cinta... Aku dengar keluh kesahmu dalam wahana yang begitu sempit Duniamu tersangkut pada khayangan dilema Ingin menari, tapi kata hat...
-
Oleh Pakde Azir Raja Ali Haji bin Raja Haji Ahmad atau cukup dengan nama pena-nya Raja Ali Haji (lahir di Selangor, 1808 — meninggal di ...
Aku suka kisahnya...😳
BalasHapus