Selasa, 26 Juli 2016

Mengeja redup

Mengeja redup
Gelap terbimbing
Sangkursangkur bersekutu
Lambat namun menembus kasepuhan diri
Bulu-bulu sara semakin berikomat !
Kun...
Sadis calak menjala bibit risau
Sekejap saja, pikir saru
Mengumbar natrat gaduhku
Mari bermain kelereng api !

Abi 24616

Senin, 25 Juli 2016

ELING

Ah...
Setelah entah terjamah
Dengus tampak terkatung-katung pada kasatnya mata
Pun terjadi wicara tak kunjung usai
Setelah guguran mendung memaksakan patah
Berkesudahan tanya, akhirlah petunjuk menjenguk dengan seragam putih
Dengan bijaknya, maka aku yang di namakan aku
Mengemas sebatang logika untuk di kembalikan sebagai tuah mandita.


ELING
2362016

Asal Usul


Wajah bermenung
Mencari hilir mudiknya pawai melati
Asal-asalan jumawa menyambar pucuk janur
Berserat kamu, ya kamu !
Biduk ayu, dakulah puja pendayung

Usul bangkitkan sukma jari-jemari
Kosa kata terikat, jadilah rembulan maya
Akhir sepakat, ritual jiwa
Mendadar sastra
Aji mantra segadang memberi tanda mata
;aku punya usul hati, asal mula rasa rindu
Maukah engkau menghayati
Jikalah elok tampang imaji ini, sudilah gerangan menabur mimpi.


#‎bimsalabim‬....
2262016

Jumat, 22 Juli 2016

Sebab aku akan selalu mendekatimu

Sebab aku akan selalu mendekatimu, sedekat-dekatnya perintah-Nya
Di mana aku adalah abdi yang harus selalu manut, mentaati dawuh rajaku
Diriku tak letih, apalagi sungkan mengintai isi jagad raya, karena ketetapanku hanya membawa pedang tajam, karena akulah patih kehidupan
Yang mana tugasku mengambil hakiki Tuhan
Ya !
Bukan dari kata, engkau masih perawan, dirimu masih elok dalam pandangan umat
Kemudian pertanyaan kembali bersabung, tidak !
Bukan karena engkau sudah tua, lantas ibaku menghentikan mandat-NYA
Sungguh, bukan karena dia punya lumbung melimpah bintang, lantas pedangku tumpul menumpasnya
Takkan canggung-canggung, aku !
Hendak mengatakan kepada sang jelata
Kiamat kecil akan kujadikan sebuah purna bhakti hidupmu, kalian semua !
Untuk meninggalkan ladangmu di alam fana
; namun aku kagum melihat satu bentuk nas, sedang tersenyum dengan dada yang terbuka, merelakan umurnya untuk bersayonara
Lantang sembari merangkul pedang, bawalah aku
Temukan aku dengan surga rajaku
;inilah aku dan aku
Jadikanlah aku kematian yang longgar, sebagaimana aku sudah memperhitungkan akal budiku, saat aku berdiri menghadap baitul biru.

2262016

Jumat, 15 Juli 2016

CINTA


Tersebut, rembulan di pasung pada serambi hati
Lunaknya bibirmu seperti gendis
Legit menebar kepada penjuru malam
Di gerai-gerai angin, rambut hitamnya jatuh
Bijaklah tangan kemudian menyambung takaran
Risau
Ingin segara sampai memungut bimbang
Tak patut, girang membajak rasi yang berselambu kunang-kunang

Aduhai Cinta
Lanjar gelora semarak pijar
Semacam damar langit
Di kau mengambang tak capai di tengah sendang
Sungguh..'aku berburu
Tergesa-gesa mengangkat jingkat
Menyambar gula madu cinta.
‪#‎ngayalsembaringremekrengginang‬

Abi2162016

Rabu, 13 Juli 2016

Oh penyair...

Tak eloklah gencatan melepuhkan punggung
Setarakan saja luapan menghimpun wajah nirwana
Sebab ketahuialah, bibit sya'irmu setimpal harkat yang kusemai
Oh penyair...
Peliharalah domba-domba kita dengan segenap mau

;mauku, maumu
Tak eloklah, membangun tanduk
Sebab kurasa, rasamu, rasaku sama rasa rata
Rindu terbilang semenjak janin belum buncah
Sebab manakala itu, ibu pengasuh sedang menenun arti paksi jala
Oh penyair
Syiwaklah gigimu dengan abu pengakuan sejati
Lalu, jangan sesekali menggauli ilustrasi puisiku
Ketahuilah...
Santunkan semboyan, jangan lapuk seusai gigimu menggerutu tentangku.
Terima kasih

Pemalang 2162016

Selasa, 12 Juli 2016

Senyap terbit

Senyap terbit, rahim sunyi pun di gembalai tangan-tangan rancu
Ada mata asa, namun dayuh-dayuhan tersekat pekap
Sungguh apakah genderang ini seketika patah
Lantas brigas talu membungkuk, seperti punggung kejatuhan jatah payah
Yah !
Mungkin itulah jawaban seusai perang, menanam butir perak, akan tetapi rindang berdiam semakin kikir, satu persatu daun kuning jatuh, terbabat ancala jalir janji.
11072016

Lebaran oh Lebaran

Lebaran oh Lebaran
Patah-patah tadinya tungkai si bocah
Mulanya belum menjinjing kotak yang lumrah
Ah...bedug sudah gagah menjamu alam biru
Bertambah jugalah gerutu yang mubah
Padahal si bocah tadinya telah girap-girap ingin berkiprah memukul lonceng perang malam
Tersendatlah sang biang mengulurkan cara yang lumrah
Padahal logam perak itu sangat mustahil untuk di tukar seperangkat jubah

Hihihi....
Lebaran oh lebaran
Padahal upahnya itu buat kemenangan para perajut kain kapas.
1 syawal 1437 H

HASRAT


Sebentuk apakah hasrat yang menyerupai kalimat hati, kemudian harapan tertata serupa tentara ingin berperang, berjihad melawan angkara jagad buana, meski kendati hanya punya serunai kecil nan kerdil, mencoba berbahagia di antara para bulbul yang tengah terbang membawa cinta
Yah, aku adalah hasrat
Angin yang selalu memajemukan kidung malam, mengantar para penyair turun bukit
Guna menengok saung pertapaan yang damai, dimana tasbih suci masih sejati tergantung pada harkat kepandarinnya, sebab apapun ancaman murka alam tak menjadi kendornya hasrat menuai bianglala.


11 Jul 2016

Senin, 11 Juli 2016

Luka

Terlukalah hati oleh bilah belati
Tertancap begitu dalam pada satu sisi
Darah ini mengalir membanjiri
Melalui kelopak mata kaanaan juga kiri
Pedih, adakah kau tau pedih ini?
Sakit, akankah kau rasa sakit didiri?
Tidak, nyatanya tidak kau pahami
Tak pernah, tiada kalbumu kan mengerti

Pernah terukir harap begitu rupa
Elok menghias dinding-dinding asa
Lalu ditanganmulah remuk segalanya
Runtuh seluruhnya tanpa tersisa
Namun serangkai sesal tiada guna
Hati telah salah menaruh percaya
Pada sosok yang hanya beri duka
Tak tau cara membingkis bahagia

Senandung Rindu untuk Ibu

Ibu.. Ribuan hari berlalu Tanpa hadirmu Namun rindu Masih menderu Penuhi ruang kalbu Dan netraku Masih pantulkan kelabu Sekalipun langit itu...