Jumat, 27 Januari 2012

Kidung Rindu Untuk Kekasih

Senja menurun, malam pun meninggi
Kelam merimbun, sunyi tak terbagi
Langkah diayun, di bingar elegi
Pilu berdunyun, mengantarku pergi

Sampaikah kasih, kepedihan hati
Menjadi serpih, tak terobati
Meski merintih, tak kan pernah mati
Walau tertatih, setia menanti

Bumi membentang, diantara kaki
Terpisah jurang, tiada terdaki
Lantas bertandang, angan terasuki
Paras membayang, rindu terujuki

Terasa hampa, dirundung kecewa
Berharap jumpa, sang belahan jiwa
Tidak tersapa, raganya terbawa
Bahagia alpa, duka pun jumawa

Mengucap cinta, diantara jarak
Titipkan kata, sembari berdetak
Pun menggeleta, asaku berderak
Puing tertata, tak lagi terserak

Kidung teruntai, gubah nada lengkap
Senyum tersemai, tangisku lesap
Impian usai, dalam wujud genap
Bersama damai, kekasih didekap

Kupetik Mimpiku

Mungkin langkahku masih rapuh
jalanku meraba dalam kabut membisu
mungkin tiada yang kan peduli
pahit manis semua merajai

namun ku tak ingin berputus asa
tak ingin tergoda luka
yang selalu buatku bertelaga
dan genangkan pedih dalam aksara

dunia yang telah membuatku menangis
hari ini semoga tak lagi terjadi
karena elegi akan segera kuakhiri
takkan lagi warna hitam melaburi mimpi.

Kukoyak belenggu rasa sakitku
dan pergi sejauh ku mampu

hanya itu yang bisa kurangkaikan
dalam kabut tak berkesudahan.
Di serat biru hidupku.

Jakarta, 170112

Kesturi Hati

Tak layak hanya marah
karena hidup tak selalu ramah
tak usah kau diam dan layu
biar kusentuhmu dengan ketabahanku

wahai kesturi hatiku
ku gelisah bila semua berlalu
kumelangkah dengan sari sari rindu
yang pecah diantara kepayakan sayap setengah lukaku
tapi tak penting kau tahu
apa warna keindahanku
keluguan dan kejujuranku
aku tak biasa meladeni waktu
yang menyisakan hujan di sudut sudut hamparan kalbu.

Aku percaya semua akan berakhir
dengan gelap dan rindang berbeda.
Tergantung musim mengentaskannya
sebagai bara atau airmata.
Atau bahkan tunas perdu cinta.
Meski lahir dari tetesan luka

Jakarta, 160112

Selalu Indah

Selalu indah
mengenangmu rindu
selalu terkesan di bilur waktu yang terus melaju
merinaikan mataku dengan usapan kasihNya
melapangkan sukma ketika senja
berlalu
dan kau bisu di altar jingga
membelah semua rasaku
menjadi satu serpihan terserak
seperti dedaunan jatuh luruh
terhembus angin dingin

selalu indah melukis doa untukmu
agar kau selalu bahagia
di genang impian hati mengembara
berkelana bersihkan noda
hingga putik itu bertunas suci
dan kau akan menyimpannya selamanya
di lubuk hati yang bening dan tenang.

Di telaga kasih sayang
yang sempurna kita seberangi
dengan ketahanan
kesetiaan juga kelembutan.

Terima kasih cinta
untuk selalu indahmu.

Jakarta..120112

Kala Mendung Membentang

Meniti jalan pulang
Sepangjang garis lengang
Saat embun tertuang
Diatas pucuk rindang

Surya tidaklah gamang
Bukan enggan benderang
Biar waktu berselang
Awan pun berhak datang


Sejenak dibuai remang
Sebelum purna petang
Biar damai merentang
Kala mendung membentang


Pagi telah berulang
Meski tiada terang
Cukup jiwa yang lantang
Tiada henti berdendang


Tetap melangkah tenang
Lewati tiap ruang
Semangat tanpa lekang
Cita dijemput riang


Kamis, 26 Januari 2012

The Darkest Side

Walking away, passing through that door
Never know what I'm searching for
With all the pain I just want to soar
Leaving the wound I could feel no more

Loneliness, always standing here beside me
Waiting for what the worse thing would be
Painting the darkest side I don't want to see
Seems like the teardrops become a deep sea

Night wouldn't care no matter how I cry
Take all the lights and bring them to die
Really wish I have a pair of wings to fly
Hanging the pieces of my hope in the sky

For a long time, I'm running after the dream
Ignoring the wind that create a wide seam
Though it hurts me so deep, won't I scream
Till I find my self in the middle of first gleam

Hidup Beruntai Langkah

ketika kau kalah
ada dua pilihan yang dapat kau pilih
mengakhiri segalanya dan menyerah
atau bangun dan mulai menyalakan lilin demi lilin

ketika kau tersudut
hanya ada satu pilihan bagimu jika inginkan damai
berserah kepada Tuhan

ketika hujan turun begitu deras
terjebak di antara genangan air yang kian tinggi
disana kau kan menyadari
arti keteduhan sederhana

hidup adalah untaian pilihan demi pilihan
bagai kalung mutiara yang begitu panjang teruntai

Catatan ranting kecil diantara percikan hati

Kubiarkan desau angin dingin
melayangkan bayangku di rona mentari yang redup sesiang ini

kubiarkan lapuk mimpi menggenangi sudut sepi
alunan celoteh kumbang dan kupu
yang terbang rendah menciumi bunga bunga
sedikit saja menggores minatku.

Mataku terpejam
nikmati gelombang
yang baru saja menghantam perasaan

aku terjerembab mereguk anggur
kesakitan yang tak habis tereguk kaum pecinta sejati.

Aku terkapar di jeruji hati
terlempar dalam dalam jurang tak pasti

tak kudengar suara suara
selain kebisuan.dan nada datar
bumi yang masih meyakinkanku

aku belum mati
setelah terbunuh hatimu.
Untuk sebuah ilusi.
Dan segaris senyuman matahari.
Aku hinggap dan berfantasi
menjadi peri bak putri salju
yang pulas dalam lelap sekian masa.

Jangan bangunkanku.bila masih
luka itu ada di dunia

Jakarta, 100112

Rintik di Dinding Pagi

Usai mengemas impian beku
kupadamkan isak pilu
senyumi waktu dengan kelopak mawar merah jambu
endapkan lara di pucuk maya

senyum saja yang kupunya
untuk penawar luka
hening dalam doa yang kupintal
telah sesak oleh udara asa
sekali pun cahayanya kian redup menjelma
aku tak pernah ingin berhenti mencoba
berhenti menyapa
dan ku tahu semua mungkin berakhir sia sia

tak apa kuhirup kabut dingin
di dinding pagi yang tiada hembus angin

asal kemudian langkahku tak goyah
oleh tiupan caci maki dan bertubi
tubi duri memanah kaki
ah,..kemalangan ini
takkan sebanding jerit tangis para nabi
hiburku pada sunyi dan si mungil melati

ini hanya secuil nyata
yang kebetulan aku melewatinya
dan tertancapkan duri duri tajam
di jalan penuh lubang

entah kapan kan berakhir
semua yang getir menjadi sehangat warna bianglala

apalagi hujan tak mau berhenti sekedar jeda.dinginkan suasana
di sepanjang rasa yang masih ranum kusandang.

Aku pun memeluk pagi dengan
sedikit berimaji.seolah ini hanya selembar fantasi.fantasi.

Tak guna dikebiri.

Jakarta, 090112

Langit Pagi

Bening
hening
sepi
taburi jalan pagiku ini

bunga bunga yang bersemi
kupu kumbang yang menari lucunya
hembusan dingin kian meraja
kerlip lampu jalan yang masih menyala
jadi pemanis di kisah pagiku

membangun ribuan keyakinan
hidup ini indah dan penuh cerita
berwarna dari lukisan alam Maha
sempurna.

Apa lagi yang kucari?

Jakarta,080112

Jingga Temaram

Biarlah senja ini memudar
sesaat malam memeluk waktu
dan matahari beranjak menuju peraduan
penggalkan jejak jingga temaram
di ufuk yang lama menanti pertemuan
dengan senyuman bintang
harumnya suara unggas malam
dan rintik gerimis yang tertinggal di sela daun daun ara

seperti juga jalan hidupku
pelita yang redup oleh awan mendung kelabu
menitiskan sentuhan sembilu
di tengah tangisan dan tawa yang terpaksa kulukis hitam
ah,permainan belaka dunia ini
teramat fana
fatamorgana yang nyata menggoda
melerai sunyi
menasbihkan getir di pelupuk hijauku
di hembusan kelanaku

tiada juga ia kembali
untuk sekedar berpelukan dengan kenangan
yang menghantar tugu selamat datang
dan fasih senyum dirgantara
yang buatku bergumam
dan terus gumamkan nada rindu
meski tanpa kelopak janji berpadu.

Cukup.taman ini telah sempurna membius hati kita dan merajutnya
jadi bunga cinta laksana cinta cleopatra.
Anggun dan penuh pesona.
Meski akhirnya sirna
oleh badai dan bala.

Sempat kukecup indahnya.meski sebentar saja.dalam mimpi mayaku.
Tak apa.semua menjadi hiasan warna.dalam hidup kencanaku.

Jakarta,070112

Hujan pagi ini

Mendung di langit nyaris sempurna
mengalirkan kabut di jalan terjal
yang ku daki
meneriakkan gemuruh rinai yang satu satu luruh membasahi segala

kuncup asaku seketika
redup nyaliku sekejap saja
tak urung kularungkan doa
di udara basah
mengelilingi kelam sempurna

kapan matahari kan datang bersinar?

Kusandarkan jawaban pada sepi dan lagu hujan menari.

Jakarta, 070112

Sebuah Ketulusan

Dalam rapuh
ku bertanya pada hening yang bergayut di embun pagi
tentang arti ketulusan
arti keikhlasan
dan pengorbanan sejati

dalam hembusan bayu
yang terkantuk diam menyongsong sang mentari
kutelusuri semua perbedaan kita

meski sekilas tiada beda
sesungguhnya ada
dan hanya ketulusan mampu
merengkuh cinta ke dalam
butiran yang penuh cinta

apa pun..bila tak ada serapan tulus
akan jadi gesekan bumi maha dahsyat.
Karena kau dan aku tak selalu senada.seirama
menunjuk satu warna

Jakarta, 070112

Melangkah Lagi

Pagi yang semerbak
setelah lama kuterbenam sepi
merebak nafas terasa tersayat
hidup laksana bara yang menikam mata dan sukma

biarlah kemarin itu
jadi pahatan candi masa lalu
biar berdebu dan terkikis waktu
lalu pudar diantara serpihan yang ingin kutinggalkan

memang tak mudah
semudah sekedipan mata
namun langkah baru telah kutata
kubiarkan wacananya memeluk manja
mengembangkan senyum
untuk warna baru yang indah
dan biru.

Akan kutapaki jalan berbatu
ini
biar tergores pedih
takkan ku mengeluh lagi
karena semua telah tergaris olehNya.

Bersyukur dan berjalan lagi.
Ke arah muara tujuan
dengan bekal doa dan keyakinan
semua impian akan menjelma kenyataan.

Aamiin
Jakarta, 060112

Untukmu

Aku sadar diri ini belum bisa menjadi yang terbaik
Tapi aku berjanji akan berusaha jadi yang terbaik diantara yang baik
Aku memang manusia tak sempurna
Dan aku takkan pernah bisa menjadi sempurna
Tapi aku merasa sempurna karena cintamu
Cinta seorang ibu yang menyayangiku tanpa pamrih
Aku janji kepadamu ibu
Untuk selalu berusaha jadi yang terbaik
Takkan ku ingkari janji yang sudah terucap
Ku akan buktikan kepadamu
Menjemput janjiku dan jadi yang terbaik

Ma'afkan Aku Ibu

Kesalahanku telah membuatmu terluka
Padahal engkau tak pernah sakiti aku
Justru aku yang terus menyakiti hatimu
Tak jarang engkau menangis karena aku
Karena kenakalanku
Ma'afkan aku ibu atas semua kesalahanku
Ampuni khilaf dan salah yang pernah aku lakukan kepadamu
Kini aku sadari sepertinya aku tak pantas engkau sayangi
Bila aku terus membuatmu meneteskan air mata
Usaplah air matamu ibu
Ma'afkan aku . . .
Kini aku berjanji kepadamu
Takkan lagi aku membuatmu terluka

Apalah Arti Menanti

Disini aku bersama cinta yang belum tercapai
Aku sedang menantinya dalam sebuah perwujudan
Nyatakah dia untukku?
Sebagai cinta yang aku pilih
Aku telah menanti jawabnya
Namun belum juga aku temui
Apalah arti menanti bila cinta bertahan sebelah hati
Dan tak ada kepastian dari penantian yang aku jalani
Mungkin aku yang pergi dari cinta yang begini
Lalu aku mencari cinta lagi yang lebih baik
Daripada aku terus bertahan pada cinta yang tak pasti

Sahabat Sejati

Kita sahabat
Diciptakan untuk saling menemani
Saling menyayangi
Saling kasih-mengasihi
Sahabat sejati tak mengenal lelah
Untuk menemani jiwa yang lemah
Sahabat untuk selamanya
Tak memandang kekurangan meski itu ada
Selalu ada disisimu dan takkan pernah mengucapkan selamat tinggal

Bisikan Rindu

Ketika sepi menikam hati
Hanya bayangmu yang hadir menemani
Bisikan rindu pun akhirnya terpecah
Karena hati yang bicara
Aku merindukanmu
Kepada angin hatiku berbisik
Untuk sampaikan rinduku kepadamu
Ku harap kau akan merasa
Dan mendengar bisikan rinduku
Meski lewat semilir sang bayu
Hanya kau yang bisa buatku berkata,"aku cinta padamu,saat ini,esok dan selamanya"

Kesedihan

Tak ada guna aku terlarut dalam sedih
Ku tahu betapa sakitnya dikhinati
Dan aku pun susah untuk melupakannya
Kesedihan itu teramat pedih untuk dirasakan
Sebisa mungkin aku menguatkan hati
Dengan kenyataan yang terjadi
Mungkin kau memang bukan cinta sejatiku
Hingga cinta kita harus berakhir sampai di sini
Seiringnya waktu yang berputar aku pasti bisa melepasmu
Melupakanmu karena kini kau bukan milikku lagi

Rinduku

Sepi kini meraja dihati
Sebab kau telah pergi
Mengembara mencari jati diri
Ku akui sebenarnya aku tak rela
Bila kau pergi meninggalkanku
Tapi ku sadari meski aku cinta,aku tak boleh begini
Aku tak boleh membatasi ruang gerakmu
Karena kau berhak menemukan jati diri
Menggapai angan dan cita-citamu
Biarlah rinduku tercipta
Untuk dirimu yang sedang jauh di sana
Akan aku titipkan salam rinduku kepada sang bayu
Semoga dapat kau rasakan rinduku
Lewat hembusan sang bayu yang membelaimu

Cukup Allah Bagiku

Mungkin memang jalanku begini
Tak ada hati yang bisa mengerti
Maksud hatiku tentang apa yang aku ingini
Biarlah aku cari jalanku sendiri
Tanpa kau pun aku masih bisa berdiri

Cukup Allah bagiku
Bila memang tak ada hati yang mau mengerti keluh kesahku
Dia tahu segalanya
Tentang hati dan perasaanku
Dia tempatku bersandar
Berserah diri dan juga mengadu
Dia tak pernah bosan mendengarkan curahan hatiku
Ku tahu Dia akan memberikan jawaban disetiap do'a
Dan dengan do'a yang aku panjatkan kepada-Nya
Aku bisa lebih tenang dan damai

Cita dan Cinta

Aku sudah melukis citaku dilangit biru
Selalu berusaha untuk mewujudkan citaku
Ada cinta yang menemaniku
Dalam perjuangan menjemput cita-citaku

Cita dan cinta tak dapat dipisahkan dariku
Cinta membuatku kuat
Walau kadang aku harus rapuh
Karena luka yang disebabkan oleh cinta
Aku sadar bukan cinta bila tak ada luka

Cita dan cinta
Selalu ada dalam perjalanan hidupku
Sampai aku tak bernyawa lagi

Jumat, 06 Januari 2012

Derak Hidup Ranting Kering

Ranting kecil pepohonan kering
Berderak tertiup bayu nan bising
Seiring mentari penuh menguning
Membakar jiwa tiada bergeming

Yang berkobar itu bukanlah api
Namun luasnya hati tanpa tepi
Dipenuhi nyala tekad teresepi
Diantara kelam gores satu impi

Mengapakah harus padam
Hanya karena caci naik pitam
Sedang tau sekalipun batu hitam
Mudah diubah jadi pualam

Ketika yakin tegak diatas dunia
Tiap ayun langkah tak sia-sia
Peluh pun meneteskan nada ceria
Jika teguh diri membalut usia

Saksikan kesetiaan setiap dahan
Menanti musim menuju pergantian
Setelah dendang angin dimainkan
Mengiring terbangnya dedaunan

Menepis bujuk tuk rebahkan tubuh
Meski meranggas batang hampir rubuh
Percaya tibanya hari saat hujan merengkuh
Bersama harapan hidup kembali tumbuh

Rabu, 04 Januari 2012

Berpendar Bersama Pelangi

pelangi jam empat sore
dikala mendung tak terasa menghilang
rintik hujan turun hanya tetes saja
bersama mentari bersemayam
di bumi yang bundar
membentuk warna warni
kilaunya membisu membawa syahdu

pelangi kita kan menari di sini
pelangi bawa hati ini bernyanyi
tentang hujan yang membawa rejeki
tentang mentari menerangi bumi

lukisan terindah selain salju mencair
di dalam basah ada sejuta impian
ketika ia memudar
aku tlah berpendar

KepadaNya Kita Menyandarkan Diri

kenapa kamu
takut hantu
karena kamu takut yang terkejut

jika hantu
selalu disitu
ketika siang dan hari malam

mungkin kau kan biasa seperti
anak palestina terhadap perang
atau manusia bajau terhadap hiu

kenapa kamu
takut yang kan terjadi
tiap manusia dengan rejekinya

bukankah Tuhan
punya caranya sendiri
tuk tentukan tiap kebahagiaan

Buat Hidupmu Lebih Indah

dunia ini begitu menyenangkan
bahkan ketika kita sendiri seharian
melihat begitu banyak fenomena keindahan
yang telah diciptakan untuk kita syukuri

semua ini adalah anugrah dari Tuhan
sadarkah begitu banyak yang mungkin terlupa
mata yang bergerak melihat keajaiban
langkah kaki digunakan untuk kebaikan

hidupmu bermakna
untuk sekitar dan sesama
berikan senyuman, kesejukan di hati mereka

hamba yang bersyukur
akan selalu menggunakan
waktu yang diberikan untuk hal yang terbaik

jangan menyerah untuk kalah
kita semua pejuang
dari bayi bahkan sebelumnya
berlomba tuk buahi sel telur dari induknya

tak sendirian kamu
ciptakan banyak kesan
ketika mati cahaya menerangi
dari ilmu
dari harta
yang kau pergunakan

Kado Terindah

kau diam disana menunggu dengan senyum yang sedikit kaku
di depan matamu, seorang pria yang tlah membuatmu merasakan
beragam pengorbanan, ketulusan,
harapan yang tetap engkau coba pertahankan
berharap malam ini semua kan kembali baik seperti sedia kala
sebuah malam istimewa baginya

kau begitu berharap
ijinkan ku tuk menyuapimu kue ini
ijinkan ku tuk tersenyum membelai rambutmu
memandangmu dalam dan teriak betapa berartinya dirimu
dalam hening tatapan

ijinkan ku papah tanganmu
tuk menampar pipi ini begitu keras
sehingga bibirku berdarah
dan memerah

kau begitu cantik
aku suka ketika kau melakukannya
melakukan hal yang kau suka
seperti ini

kau selalu percaya
kau begitu istimewa

Melakukan Apa Yang Harus Kulakukan

warna yang cantik
berpadu dengan senyuman
akan kekesalan
yang dihentikan oleh sebuah tindakan

memelukmu jangan kau menangis
warna yang tak kan pudar
dari persimpangan hatiku
biar ku pergi jauh
kan berbuat hal yang harus kulakukan

tak ada perpisahan ketika dirimu
tlah ada disini di dalam hatiku
apakah kau merasakannya

Transisi

seperti proses alami di puncak pegunungan
mata air yang mengalir begitu saja
alur yang merangkai sebuah cerita

begitu halus perpindahan gigi
bola salju yang menggelinding dengan perlahan
membesar sering jalan yang ia telah lalui

hilanglah rasa untuk tergesa
menikmati tahap demi tahap
memapah jalan lahirnya buluh ikatan

Rahasia Illahi

Waktu pun luruh
diirindang suluh
mengerjap dalam lusuh
terendap sunyi di kala ramai
penuhi raga ini
dengan kegamangan
kehampaan

020112

Cerita Kemarin

Kemarin kita baru saja bertemu
Lepaskan rindu yang sudah menggebu
Berbagi cerita dalam susah maupun senang

Kasih . . .
Cerita kemarin kita akan aku kenang
Dalam hidupku untuk selamanya
Takkan terlupakan sampai akhir waktu
Jangan lupakan kisah ini
Cerita kemarin yang kita lewati
Aku,kau dan cerita kemarin
Sungguh indah . . .
Teramat indah dan selalu menjadi kenangan terindah

Menjemput Langit Pagi

Puluhan purnama telah tergenapi
Menjadi saksi berkumpulnya sepi
Namun ruang jiwa belum terlengkapi
Tak kunjung purna untai mimpi

Dan ketika rembulan tertutup
Seperti setengah tertangkup
Gelap masih saja menguncup
Tak ingin lain sinar mengecup

Malam pun beribu kali berlayar
Menuju tepian jingga pantai fajar
Tempat sanubari menuai pijar
Tambatan harap sesaat bersandar

Lalu biasnya menjemput langit pagi
Selaras dengan alam menenun elegi
Biarkan yang tak kuat hati pergi
Sebelum rajutan hidup bersinergi

Waktu adalah milik yang berlari
Menjadikan utuh pencapaian diri
Berkali tersungkur segera berdiri
Hingga gemintang tersamar mentari

Selasa, 03 Januari 2012

Wujud Kesejatian Cinta

Coba menghitung kata cinta tertera
Sebanyak bunga di dahan sakura
Rimbun seolah menutup celah udara
Begitu adanya saat hati disapa asmara
Namun, pilu menghambur tiada tara
Ketika manis dikecap hanya sementara
Seperti kelopak yang tertiup angin utara
Gugur serpihan merah muda tanpa suara


Meranggaslah tiap ranting pada batang
Setengah bernafas dengan sisa kerontang
Menanti semi yang tak kunjung bertandang
Bergantinya musim tidaklah mudah datang
Layaknya jiwa saat kedamaiannya hilang
Bersama ucap janji yang mudah usang
Ketika dusta jadi penghias kasih sayang
Rela diam terbenam dalam kubang petang


Lalu, apa yang kau genggam dalam perih
Meneriakkan dalam dendang nama kekasih
Yang menutup rapat telinga saat kau merintih
Tiada menyuguhkan padamu, kecuali pedih
Tak perlu buka lembar kisah ditengah rasa letih
Jangan lagi pungut kenangan yang telah jadi serpih
Buku kehidupanmu kini, biarlah kembali memutih
Agar terisi oleh keindahan yang dapat kau pilih

Wujud kesejatian cinta bak sepasang sayap kebebasan
Yang menggerakkan penamu mengukir kebahagiaan
Bukan ribuan pasang jeruji pembentuk kekangan
Yang memenjarakan kalbumu dalam ruang kedukaan
Maka, jika hati yang kau dekap enggan pada kesetiaan
Jangan mengiring langkahnya dengan deras tangisan
Lepaskanlah, sebab ia tak layak atas bingkai ketulusan
Hapuskanlah, karena perginya tak pantas jadi penyesalan

Senin, 02 Januari 2012

Warna Duka Kuas Masa Lalu

Mereka, yang menjauhi sebuah sekat waktu
Meninggalkan sekecilnya jejak hidup disitu
Menginginkan hujan menghapus satu-satu
Sebelum menjadi ukiran prasasti membatu

Sebab disana, terlalu pekat warna duka
Meliuk sempurna semburat garis luka
Tak ubahnya kelam merundung tarian suka
Cita tertunda, cinta pun masih angan belaka


Itukah yang terus dilukis kuas masa lalu
Yang menggerakkan angin setajam sembilu
Hingga mungkin hanya ada tangis bertalu
Tiada kata, karena lidah pun jadi kelu


Wahai jiwa yang merindu indah masa depan
Sungguh sia-sia menahan rupa keraguan
Suram nuansa tak layak diam dalam ingatan
Maka, biar hanya dipenuhi nyala harapan


Memancar cerah dari berbinarnya mata
Membakar semangat agar kembali nyata
Melebur gelap relung hati sebagai pelita
Menerangi impian menuju tingginya tahta

Hari Yang Baru


sudahkah kamu berganti baju
ketika tahun beranjak
cucilah dulu bajumu
agar bersih

piring yang bertumpuk
segera sesuaikan
dengan keadaan tangan
agar jernih

taun yang baru tiba dengan seksama
berikan banyak ruang
tuk bersihkan sgala kekeruhan
lautan air bening terbentang
menunggu jiwa tuk selami dan benderang

Pena Hati Ain Saga (Penghujung Dan Awal Tahun)

Shubuh berhujan

Menggigil aku diremang pagi
udara kian tak pasti
sebentar dingin lalu hangat
menyentuh dinding imaji

JKT, 311211

Berkali kuterjatuh

Rimba kehidupan
kadang menyengat menikam
kadang meliuk berputar putar
kadang banyak pula yang terkapar
menyentuh bara

jkt, 311211

Adzan

Suara adzan begitu mesra terdengar
bergayut manja di dua telingaku
mengantarkan seguris kesan
kepada rasa kesyukuran

010112

Eksotik Rasa

Warnamu yang cemerlang
bagaikan kepakan sang elang
terbang melayang
menukik..
Menggilas setiap sudut pandang

sungguh tarian maha dahsyat
kibasan jitu si burung pejuang
yang sempurna terbang di alam bebas
meludahi setiap dengki dan peta
permusuhan dengan lihai dan beringas

eksotik rasa
membius raga
menyadap mata
menyihir jiwa

bila ia terbang menyentuh angkasa
bila kepakannya goyangkan dunia

mimpiku pun melambung
terbawa arus kidung tahun baru
dimana kau dan aku sebagian penyangga kenangan
dan kenangan.

Jakarta, 01 jan 2012

Cinta itu buta

Hikayat orang tua
menyebut cinta itu buta
ia membaca isyarat mata
tanpa harus berkacamata
ia menatap dalam gelap
bersiul di hening malam
dan berteriak saat sepi

cinta itu buta
ketika terusik cinta berikutnya
ia memeluk ego begitu erat
seakan cinta sebatang coklat pujaanmu

cinta itu buta
bila kau jatuh di alam nirwana
cinta yang buta sesatkanmu dari cahaya
lenyapkan sejuta pelita
yang biasa kau hirup dalam
jernihnya rasa

ah cinta memang gila
dalam gelap pun masih bicara
dalam buta masih berkata:

aku buta
sentuh aku dengan rasa
bukan dengan mata.

Jakarta, Januari2012

Rangkuman jejak 2011

Percikan jalan yang kulalui
bukanlah semanis seputih melati
bukan pula seindah gemintang
disaputan sang malam
atau detak hening di serambi jiwa
kala mata basah mengenang dosa
atau dzikir yang hangatkan cinta
semua menjadi tatapan berharga
bagi hati yang lemah tiada daya

cinta yang meletupkan luka
seolah aral di dalam jiwa
ia merambah seperti benalu
dalam bisu ia ada
dalam riuh ia pun bisa ada

aku pedih dibuatnya
sedih diayun keindahannya
aku gelisah di pucuk doa doa
dan bersandar di mahakuasaNya

inilah derai kehidupan
rinai rinai kenyataan
sepoi sepoi keadaan
dalam rindu dan perasaan
ia hidup mengalir menemani riak
kegalauan.

Mendewasakan darahku

Jakarta, 010112

Kamu di mataku

Kamu di mataku
selalu awalnya bagaikan madu
kau senyum dan kubalas senyum
kau tertawa akupun sama
kita ada di dunia yang penuh cinta

namun kamu ternyata bukanlah aku
kamu dan aku tak bisa selalu sama
kata tetesan perbedaan
keanggunanmu mengagumkanku
tapi tangisku
tidak membuatmu tergugu

aku hanya bisa menghela nafasku getir
dunia yang aneh ini
harus kuakhiri
harus kulupakan dalam hati.
Dalam perjalanan mencari senyum pagi.

Jakarta, 311211

Petaka senja muram

Kubiarkan angin menertawakan
semua dukaku
kubiarkan awan mengejek senang
bahkan birunya langit tak lagi buatku tersenyum

aku melayang dalam gerimis
meluka pada titis meringis
berhenti untuk memperbaiki
berjalan lagi tanpa ingin kembali

karena kelopak dan tunas itu
hanya jadi ladang sepi tak berarti.

Aku diam mengeja bahasa waktu.
Lalu terpekur mengulum sendu.

Biarlah semua berubah tanpa coretan pikiranku

jakarta, 301211

Hujan dan bayang senja

Hujan ini
terasa begitu perih
menusuk bumi yang gersang
airmata..
Seperi berayunkan wangi jingga
berharap pada kusuma pengasih
dimana kuhirup udara cinta

jkt 301211
antara hujan dan bayang

Ampas waktu

Sisa luka
sisa tenaga
semua tak dirasa
terasa
resah
menabuh peristiwa

dingin meraja
gurat terbaca
alunan bimbang berpesta
di atas kerak dosa
dijuntai hitamnya beranda
memaksa
meronta
tak perlu lagi kata kata
jika sajak sempurnakan kisah
antara kita

jauh
riuh
badai
ombak
menepilah
untuk tenang
sabar
doa

hatimu.

Cinta

Jakarta, 301211

Senandung Rindu untuk Ibu

Ibu.. Ribuan hari berlalu Tanpa hadirmu Namun rindu Masih menderu Penuhi ruang kalbu Dan netraku Masih pantulkan kelabu Sekalipun langit itu...