Sumber: ayonikah.net
Cinta sejati dan kesetiaan mencintai diukur setelah perkawinan, bahkan lebih terbukti setelah kepergian yang dicintai. Kendati Nabi Muhammad saw. Sangat mencintai Aisyah ra., namun cinta beliau kepada Siti Khadijah ra. pada hakekatnya melebihi cintanya beliau kepada Aisyah ra., bahkan cinta itu melebihi semua cinta yang dikenal umat manusia terhadap lawan jenisnya.
Sementara hikayat tentang cinta, seperti Romeo dan Juliet, Lailah dan Majnun, tidak teruji melalui kehidupan bersama mereka sebagai suami istri. Karena itu, sekali lagi dikatakan bahwa cinta Rasulullah saw. Kepada Khadijah ra. Adalah puncak cinta yang diperankan oleh seorang laki-laki kepada perempuan dan sebaliknya.
Sangat besar rasa cinta Rasulullah kepada Khadijah, sampai-sampai Aisyah mengatakan dalam Shahih Bukhari dan Shahih Muslim, “Tidak pernah aku merasa cemburu kepada seorang pun dari istri-istri Rasulullah seperti kecemburuanku terhadap Khadijah. Padahal aku tidak pernah melihatnya. Tetapi Rasulullah seringkali menyebut-nyebutnya. Jika ia memotong seekor kambing, ia potong-potong dagingnya, dan mengirimkannya kepada sahabat-sahabat Khadijah.
Maka aku pun berkata kepadanya, “Sepertinya tidak ada wanita lain di dunia ini selain Khadijah…!”
Maka berkatalah Rasulullah, “Ya, begitulah ia, dan darinyalah aku mendapatkan anak.”
Dalam suatu riwayat dikisahkan, suatu saat Aisyah merasa cemburu, lalu berkata, “Bukankah ia (Khadijah) hanya seorang wanita tua dan Allah telah memberi gantinya untukmu yang lebih baik darinya? (maksud Aisyah yang menggatikan Khadijah adalah dirinya).
Maka Belaiu pun marah sampai berguncang rambut depannya. Lalu Beliau bersabda, “Demi Allah! Ia tidak memberikan ganti untukku yang lebih baik darinya. Khadijah telah beriman kepadaku ketika orang-orang masih kufur, ia membenarkanku ketika orang-orang mendustakanku, ia memberikan hartanya kepadaku ketika manusia lain tidak mau memberiku, dan Allah memberikan kepadu anak darinya dan tidak memberiku anak dari yang lain.”
Maka aku berkata dalam hati,” Demi Allah, aku tidak akan lagi menyebut Khadijah dengan sesuatu yang buruk selama-lamanya.”
Ketika Aisyah ingin menampakkan kelebihannya atas Khadijah, ia berkata kepada Fatimah ra., putri Nabi dari Khadijah ra.: “Aku gadis ketika dinikahi ayahmu sedang ibumu adalah janda ketika dinikahi ayahmu.” Rasul saw. Yang mendengar ucapan ini dari putrinya yang mengeluh bersabda:
“Sampaikanlah kepadanya ‘Ibuku (maksudnya Khadijah ra) lebih hebat dari engkau, beliau menikahi ayahku yang jejaka, sedang engkau menikahinya saat beliau duda.”
Disamping itu Rasulullah tidak memadu Khadijah dengan wanita lain, sedang semua istri selainnya dimadu. Teman-teman Khadiijah pun masih diingat oleh Rasul dan berpesan kepada putri-putri beliau agar terus menjalin hubungan kasih dengan mengirimkan hadiah-walau sederhana- kepada mereka.
Ketika Fath Makkah, yakni hari keberhasilan rasul saw memasuki kota Mekkah bersama kaum Muslim, beliau berkunjung ke lokasi rumah Khadijah ra., karena rumah itu sendiri telah tiada. Beliau juga-pada hari itu- menyendiri, di tengah kesibukan bersama pasukan kaum Muslim, dengan seorang wanita tua sambil bercakap-cakap dengan wajah berseri-seri. Aisyah ra yang melihat hal tersebut bertanya:”Siapa orang itu dan apa yang dibicarakannya?” Ternyata wanita tua itu sobat karib Khadijah ra dan pembicaraan Nabi saw dengannya berkisar pada kenangan manis masa lalu.
Gerak langkah suara dan ketukan pintu yang biasa dilakukan Khadijah ra pun terus segar dalam benak dan pikiran beliau. Suatu ketika beliau mendengar ketukan dan suara serupa. Beliau berkomentar:”Ini cara ketukan Khadijah. Saya duga yang dating adalah Hala ( saudara perempuan Khadijah ra.) dan ternyata dugaan beliau benar.
Demikianlah keagungan cinta Rasulullah swa. kepada Khadijah ra. Yang akan tetap terukir indah sepajang zaman.
Minggu, 20 Februari 2011
Memaafkan dan Manfaatnya Bagi Kesehatan
Sumber: thewingsofislam.wordpress.com
“Forgiveness research” atau penelitian tentang perilaku memaafkan termasuk bidang yang kini banyak diteliti ilmuwan di sejumlah bidang keilmuan seperti kedokteran, psikologi dan kesehatan. Hal ini karena sikap memaafkan ternyata memiliki pengaruh terhadap kesehatan jiwa raga, maupun hubungan antar-manusia.
Jurnal ilmiah EXPLORE (The Journal of Science and Healing), edisi Januari/Februari 2008, Vol. 4, No. 1 menurunkan rangkuman berjudul “New Forgiveness Research Looks at its Effect on Others” (Penelitian Baru tentang Memaafkan Mengkaji Dampaknya pada Orang Lain).
Dipaparkan pula bahwa berlimpah bukti telah menunjukkan perilaku memaafkan mendatangkan manfaat kesehatan bagi orang yang memaafkan. Lebih jauh dari itu, penelitian terbaru mengisyaratkan pula bahwa pengaruh memaafkan ternyata juga berimbas baik pada kehidupan orang yang dimaafkan.
Worthington Jr, pakar psikologi di Virginia Commonwealth University, AS, dkk merangkum kaitan antara memaafkan dan kesehatan. Dalam karya ilmiahnya, “Forgiveness in Health Research and Medical Practice” (Memaafkan dalam Penelitian Kesehatan dan Praktek Kedokteran), di jurnal Explore, Mei 2005, Vol.1, No. 3, Worthington dkk memaparkan dampak sikap memaafkan terhadap kesehatan jiwa raga, dan penggunaan “obat memaafkan” dalam penanganan pasien.
Memaafkan dan Kesehatan
Penelitian menggunakan teknologi canggih pencitraan otak seperti tomografi emisi positron dan pencitraan resonansi magnetik fungsional berhasil mengungkap perbedaan pola gambar otak orang yang memaafkan dan yang tidak memaafkan.
Orang yang tidak memaafkan terkait erat dengan sikap marah, yang berdampak pada penurunan fungsi kekebalan tubuh. Mereka yang tidak memaafkan memiliki aktifitas otak yang sama dengan otak orang yang sedang stres, marah, dan melakukan penyerangan (agresif).
Demikian pula, ada ketidaksamaan aktifitas hormon dan keadaan darah si pemaaf dibandingkan dengan si pendendam atau si pemarah. Pola hormon dan komposisi zat kimia dalam darah orang yang tidak memaafkan bersesuaian dengan pola hormon emosi negatif yang terkait dengan keadaan stres. Sikap tidak memaafkan cenderung mengarah pada tingkat kekentalan darah yang lebih tinggi. Keadaan hormon dan darah sebagaimana dipicu sikap tidak memaafkan ini berdampak buruk pada kesehatan.
Raut wajah, daya hantar kulit, dan detak jantung termasuk yang juga diteliti ilmuwan dalam kaitannya dengan sikap memaafkan. Sikap tidak memaafkan memiliki tingkat penegangan otot alis mata lebih tinggi, daya hantar kulit lebih tinggi dan tekanan darah lebih tinggi. Sebaliknya, sikap memaafkan meningkatkan pemulihan penyakit jantung dan pembuluh darah.
Kesimpulannya, sikap tidak mau memaafkan yang sangat parah dapat berdampak buruk pada kesehatan dengan membiarkan keberadaan stres dalam diri orang tersebut. Hal ini akan memperhebat reaksi jantung dan pembuluh darah di saat sang penderita mengingat peristiwa buruk yang dialaminya. Sebaliknya, sikap memaafkan berperan sebagai penyangga yang dapat menekan reaksi jantung dan pembuluh darah sekaligus memicu pemunculan tanggapan emosi positif yang menggantikan emosi negatif.
Kesehatan Jiwa
Selain kesehatan raga, orang yang memaafkan pihak yang mendzaliminya mengalami penurunan dalam hal mengingat-ingat peristiwa pahit tersebut. Dalam diri orang pemaaf, terjadi pula penurunan emosi kekesalan, rasa getir, benci, permusuhan, perasaan khawatir, marah dan depresi (murung).
Di samping itu, kajian ilmiah membuktikan bahwa memaafkan terkait erat dengan kemampuan orang dalam mengendalikan dirinya. Hilangnya pengendalian diri mengalami penurunan ketika orang memaafkan dan hal ini menghentikan dorongan untuk membalas dendam.
Kedzaliman
Harry M. Wallace dkk dari Department of Psychology, Trinity University, One Trinity place, San Antonio, AS menulis di Journal of Experimental Social Psychology, Vol 44, No. 2, March 2008, hal 453-460 dengan judul “Interpersonal consequences of forgiveness: Does forgiveness deter or encourage repeat offenses?” (Dampak Memaafkan terhadap Hubungan Antar-manusia: Apakah Memaafkan Mencegah atau Mendorong Kedzaliman yang Terulang?). Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa menyatakan pemberian maaf biasanya menjadikan orang yang mendzalimi si pemaaf tersebut untuk tidak melakukan tindak kedzaliman serupa di masa mendatang.
Obat Memaafkan
Berdasarkan bukti berlimpah sikap memaafkan yang berdampak positif terhadap kesehatan jiwa raga, kini di sejumlah negara-negara maju telah dilakukan berbagai pelatihan menumbuhkan jiwa pemaaf dalam diri seseorang. Bahkan perilaku memaafkan ini mulai diujicobakan di dunia kesehatan dan kedokteran dalam penanganan pasien penderita sejumlah penyakit berbahaya.
Orang yang menderita resiko penyakit jantung koroner dan tekanan darah tinggi berpeluang mendapatkan manfaat dari sikap memaafkan. Telah dibuktikan bahwa 10 minggu pengobatan dengan menggunakan “sikap memaafkan” mengurangi gangguan kerusakan aliran darah otot jantung yang dipicu oleh sikap marah.
Rasa sakit kronis dapat diperparah dengan sikap marah dan kesal (dendam). Penelitian terhadap orang yang menderita sakit kronis pada punggung bawah menunjukkan bahwa rasa marah, sakit hati dan sakit yang dapat dirasakan secara inderawi lebih berkurang pada mereka dengan sikap pemaaf yang lebih besar.
Kampanye Memaafkan
Gerakan memaafkan yang dipimpin oleh Everett L. Worthington Jr., profesor psikologi di Virginia Commonwealth University, AS. Prof. Worthington adalah seorang psikolog klinis yang juga menjabat Direktur Marital Assessment, Therapy and Enrichment Center (Pusat Penilaian, Pemulihan dan Pengokohan Perkawinan) di Universitas tersebut.
Situs ini menyediakan informasi seputar berlimpah hasil penelitian seputar memanfaatkan ditinjau dari berbagai disiplin ilmu. Selain itu abstrak makalah konferensi ilmiah tentang memaafkan, nama para ilmuwan dan pusat-pusat penelitian ilmiah tentang memaafkan ini juga dapat dijumpai di situs ini.
Selain dampak baiknya pada kesehatan jasmani dan rohani, kaitan antara erat sikap memaafkan dengan hubungan antar-manusia, seperti hubungan suami istri, anggota keluarga, maupun anggota masyarakat juga telah banyak diteliti. Sikap memaafkan berpengaruh baik pada pemulihan hubungan antar-manusia tersebut.
“Memaafkan dapat mengobati seseorang, perkawinan, keluarga, masyarakat, dan bahkan segenap bangsa. Kami mengajak Anda bergabung dengan masyarakat-memaafkan kami dan menjadi bagian dari usaha yang semakin berkembang dalam rangka menyebarluaskan anjuran memaafkan ke seluruh dunia. Kami menawarkan situs ini untuk mempelajari penelitian ilmiah tentang memaafkan, dan berbagi pengalaman Anda sendiri tentang memaafkan, atau terilhami oleh orang lain. Memaafkan adalah sebuah keputusan dan sekaligus sebuah perubahan nyata dalam pengalaman emosi. Perubahan dalam emosi itu terkait erat dengan kesehatan raga dan jiwa yang lebih baik.” Demikian papar www.forgiving.org
Hikmah Ilahiah
Nampaknya, ilmu pengetahuan modern semakin menegaskan pentingnya anjuran memaafkan sebagaimana diajarkan agama. Di dalam Al Qur’an, Hadits maupun teladan Nabi Muhammad SAW, memaafkan dan berbuat baik kepada orang yang mendzalimi merupakan perintah yang sangat kuat dianjurkan. Salah satu ayat berkenaan dengan memaafkan berbunyi:
“Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang setimpal, tetapi barangsiapa memaafkan dan berbuat baik (kepada orang yang berbuat jahat) maka pahalanya dari Allah. Sungguh, Dia tidak menyukai orang-orang zalim.” (QS. Asy Syuuraa, 42:40).
Jadilah pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang makruf, serta jangan pedulikan orang-orang yang bodoh. (QS. Al Qur’an, 7:199)
Dalam ayat lain Allah berfirman: “…dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak suka bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (QS. An Nuur, 24:22)
Mereka yang tidak mengikuti ajaran mulia Al Qur’an akan merasa sulit memaafkan orang lain. Sebab, mereka mudah marah terhadap kesalahan apa pun yang diperbuat. Padahal, Allah telah menganjurkan orang beriman bahwa memaafkan adalah lebih baik:
… dan jika kamu maafkan dan kamu santuni serta ampuni (mereka), maka sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang. (QS. At Taghaabun, 64:14)
Juga dinyatakan dalam Al Qur’an bahwa pemaaf adalah sifat mulia yang terpuji. “Tetapi barang siapa bersabar dan memaafkan, sungguh yang demikian itu termasuk perbuatan yang mulia.” (Qur’an 42:43) Berlandaskan hal tersebut, kaum beriman adalah orang-orang yang bersifat memaafkan, pengasih dan berlapang dada, sebagaimana dinyatakan dalam Al Qur’an, “…menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain.” (QS. Ali ‘Imraan, 3:134).
“Forgiveness research” atau penelitian tentang perilaku memaafkan termasuk bidang yang kini banyak diteliti ilmuwan di sejumlah bidang keilmuan seperti kedokteran, psikologi dan kesehatan. Hal ini karena sikap memaafkan ternyata memiliki pengaruh terhadap kesehatan jiwa raga, maupun hubungan antar-manusia.
Jurnal ilmiah EXPLORE (The Journal of Science and Healing), edisi Januari/Februari 2008, Vol. 4, No. 1 menurunkan rangkuman berjudul “New Forgiveness Research Looks at its Effect on Others” (Penelitian Baru tentang Memaafkan Mengkaji Dampaknya pada Orang Lain).
Dipaparkan pula bahwa berlimpah bukti telah menunjukkan perilaku memaafkan mendatangkan manfaat kesehatan bagi orang yang memaafkan. Lebih jauh dari itu, penelitian terbaru mengisyaratkan pula bahwa pengaruh memaafkan ternyata juga berimbas baik pada kehidupan orang yang dimaafkan.
Para peneliti percaya bahwa pelepasan hormon stres, kebutuhan oksigen yang meningkat oleh sel-sel otot jantung, dan kekentalan yang bertambah dari keeping-keping darah, yang memicu pembekuan darah menjelaskan bagaimana kemarahan meningkatkan peluang terjadinya serangan jantung. Ketika marah, detak jantung meningkat melebihi batas wajar, dan menyebabkan naiknya tekanan darah pada pembuluh nadi, dan oleh karenanya memperbesar kemungkinan terkena serangan jantung.
Memaafkan dan Kesehatan
Penelitian menggunakan teknologi canggih pencitraan otak seperti tomografi emisi positron dan pencitraan resonansi magnetik fungsional berhasil mengungkap perbedaan pola gambar otak orang yang memaafkan dan yang tidak memaafkan.
Orang yang tidak memaafkan terkait erat dengan sikap marah, yang berdampak pada penurunan fungsi kekebalan tubuh. Mereka yang tidak memaafkan memiliki aktifitas otak yang sama dengan otak orang yang sedang stres, marah, dan melakukan penyerangan (agresif).
Demikian pula, ada ketidaksamaan aktifitas hormon dan keadaan darah si pemaaf dibandingkan dengan si pendendam atau si pemarah. Pola hormon dan komposisi zat kimia dalam darah orang yang tidak memaafkan bersesuaian dengan pola hormon emosi negatif yang terkait dengan keadaan stres. Sikap tidak memaafkan cenderung mengarah pada tingkat kekentalan darah yang lebih tinggi. Keadaan hormon dan darah sebagaimana dipicu sikap tidak memaafkan ini berdampak buruk pada kesehatan.
Raut wajah, daya hantar kulit, dan detak jantung termasuk yang juga diteliti ilmuwan dalam kaitannya dengan sikap memaafkan. Sikap tidak memaafkan memiliki tingkat penegangan otot alis mata lebih tinggi, daya hantar kulit lebih tinggi dan tekanan darah lebih tinggi. Sebaliknya, sikap memaafkan meningkatkan pemulihan penyakit jantung dan pembuluh darah.
Kesimpulannya, sikap tidak mau memaafkan yang sangat parah dapat berdampak buruk pada kesehatan dengan membiarkan keberadaan stres dalam diri orang tersebut. Hal ini akan memperhebat reaksi jantung dan pembuluh darah di saat sang penderita mengingat peristiwa buruk yang dialaminya. Sebaliknya, sikap memaafkan berperan sebagai penyangga yang dapat menekan reaksi jantung dan pembuluh darah sekaligus memicu pemunculan tanggapan emosi positif yang menggantikan emosi negatif.
Kesehatan Jiwa
Selain kesehatan raga, orang yang memaafkan pihak yang mendzaliminya mengalami penurunan dalam hal mengingat-ingat peristiwa pahit tersebut. Dalam diri orang pemaaf, terjadi pula penurunan emosi kekesalan, rasa getir, benci, permusuhan, perasaan khawatir, marah dan depresi (murung).
Di samping itu, kajian ilmiah membuktikan bahwa memaafkan terkait erat dengan kemampuan orang dalam mengendalikan dirinya. Hilangnya pengendalian diri mengalami penurunan ketika orang memaafkan dan hal ini menghentikan dorongan untuk membalas dendam.
Kedzaliman
Harry M. Wallace dkk dari Department of Psychology, Trinity University, One Trinity place, San Antonio, AS menulis di Journal of Experimental Social Psychology, Vol 44, No. 2, March 2008, hal 453-460 dengan judul “Interpersonal consequences of forgiveness: Does forgiveness deter or encourage repeat offenses?” (Dampak Memaafkan terhadap Hubungan Antar-manusia: Apakah Memaafkan Mencegah atau Mendorong Kedzaliman yang Terulang?). Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa menyatakan pemberian maaf biasanya menjadikan orang yang mendzalimi si pemaaf tersebut untuk tidak melakukan tindak kedzaliman serupa di masa mendatang.
Obat Memaafkan
Berdasarkan bukti berlimpah sikap memaafkan yang berdampak positif terhadap kesehatan jiwa raga, kini di sejumlah negara-negara maju telah dilakukan berbagai pelatihan menumbuhkan jiwa pemaaf dalam diri seseorang. Bahkan perilaku memaafkan ini mulai diujicobakan di dunia kesehatan dan kedokteran dalam penanganan pasien penderita sejumlah penyakit berbahaya.
Orang yang menderita resiko penyakit jantung koroner dan tekanan darah tinggi berpeluang mendapatkan manfaat dari sikap memaafkan. Telah dibuktikan bahwa 10 minggu pengobatan dengan menggunakan “sikap memaafkan” mengurangi gangguan kerusakan aliran darah otot jantung yang dipicu oleh sikap marah.
Rasa sakit kronis dapat diperparah dengan sikap marah dan kesal (dendam). Penelitian terhadap orang yang menderita sakit kronis pada punggung bawah menunjukkan bahwa rasa marah, sakit hati dan sakit yang dapat dirasakan secara inderawi lebih berkurang pada mereka dengan sikap pemaaf yang lebih besar.
Kampanye Memaafkan
Gerakan memaafkan yang dipimpin oleh Everett L. Worthington Jr., profesor psikologi di Virginia Commonwealth University, AS. Prof. Worthington adalah seorang psikolog klinis yang juga menjabat Direktur Marital Assessment, Therapy and Enrichment Center (Pusat Penilaian, Pemulihan dan Pengokohan Perkawinan) di Universitas tersebut.
Situs ini menyediakan informasi seputar berlimpah hasil penelitian seputar memanfaatkan ditinjau dari berbagai disiplin ilmu. Selain itu abstrak makalah konferensi ilmiah tentang memaafkan, nama para ilmuwan dan pusat-pusat penelitian ilmiah tentang memaafkan ini juga dapat dijumpai di situs ini.
Selain dampak baiknya pada kesehatan jasmani dan rohani, kaitan antara erat sikap memaafkan dengan hubungan antar-manusia, seperti hubungan suami istri, anggota keluarga, maupun anggota masyarakat juga telah banyak diteliti. Sikap memaafkan berpengaruh baik pada pemulihan hubungan antar-manusia tersebut.
“Memaafkan dapat mengobati seseorang, perkawinan, keluarga, masyarakat, dan bahkan segenap bangsa. Kami mengajak Anda bergabung dengan masyarakat-memaafkan kami dan menjadi bagian dari usaha yang semakin berkembang dalam rangka menyebarluaskan anjuran memaafkan ke seluruh dunia. Kami menawarkan situs ini untuk mempelajari penelitian ilmiah tentang memaafkan, dan berbagi pengalaman Anda sendiri tentang memaafkan, atau terilhami oleh orang lain. Memaafkan adalah sebuah keputusan dan sekaligus sebuah perubahan nyata dalam pengalaman emosi. Perubahan dalam emosi itu terkait erat dengan kesehatan raga dan jiwa yang lebih baik.” Demikian papar www.forgiving.org
Hikmah Ilahiah
Nampaknya, ilmu pengetahuan modern semakin menegaskan pentingnya anjuran memaafkan sebagaimana diajarkan agama. Di dalam Al Qur’an, Hadits maupun teladan Nabi Muhammad SAW, memaafkan dan berbuat baik kepada orang yang mendzalimi merupakan perintah yang sangat kuat dianjurkan. Salah satu ayat berkenaan dengan memaafkan berbunyi:
“Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang setimpal, tetapi barangsiapa memaafkan dan berbuat baik (kepada orang yang berbuat jahat) maka pahalanya dari Allah. Sungguh, Dia tidak menyukai orang-orang zalim.” (QS. Asy Syuuraa, 42:40).
Jadilah pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang makruf, serta jangan pedulikan orang-orang yang bodoh. (QS. Al Qur’an, 7:199)
Dalam ayat lain Allah berfirman: “…dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak suka bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (QS. An Nuur, 24:22)
Mereka yang tidak mengikuti ajaran mulia Al Qur’an akan merasa sulit memaafkan orang lain. Sebab, mereka mudah marah terhadap kesalahan apa pun yang diperbuat. Padahal, Allah telah menganjurkan orang beriman bahwa memaafkan adalah lebih baik:
… dan jika kamu maafkan dan kamu santuni serta ampuni (mereka), maka sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang. (QS. At Taghaabun, 64:14)
Juga dinyatakan dalam Al Qur’an bahwa pemaaf adalah sifat mulia yang terpuji. “Tetapi barang siapa bersabar dan memaafkan, sungguh yang demikian itu termasuk perbuatan yang mulia.” (Qur’an 42:43) Berlandaskan hal tersebut, kaum beriman adalah orang-orang yang bersifat memaafkan, pengasih dan berlapang dada, sebagaimana dinyatakan dalam Al Qur’an, “…menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain.” (QS. Ali ‘Imraan, 3:134).
Selasa, 15 Februari 2011
UNTITLED 18 (penutup malam)
Layaknya sang surya yang membagi sinarnya pada rembulan
Ingin juga ku bagi dengan dirimu sebentuk ketulusan
Seperti gemintang yang setia menghias langit itu
Ingin juga ku hias malammu dengan keindahan yang menyatu
Bagai waktu yang tak jua berhenti beriring
Ingin juga ku iringi tidurmu dengan doa hingga fajar kembali menyingsing
note: coretan kecil yang dulu pernah kubuat, kini siapa pun berhak membacanya
Senin, 14 Februari 2011
Jika Anda Berjalan Terlalu Cepat
SUMBER: kapanlagi.com
Beberapa tahun yang lalu, seorang eksekutif yang sangat sukses di usia muda bepergian ke arah luar kota mengendarai mobil Jaguar yang baru satu bulan dimilikinya. Mobil yang mulus, baru dan tentu saja berkemampuan ekstra untuk mengadu kecepatan di jalan. Sang eksekutif sangat bangga dengan mobil mewahnya yang merupakan perwujudan hasil karirnya yang gemilang.
Ketika melintasi sebuah daerah pinggiran yang kumuh, sepintas dia melihat seorang anak kecil berlari kencang di antara deretan peti kemas di pinggir jalan. Terdorong ingin tahu, dia pun mengurangi kecepatannya. Anak itu berlutut di pinggir jalan dan ketika mobil si eksekutif melintas di depannya, DAAGH..! Sesuatu menghantam bagian samping mobil Jaguar mulus itu.
Seketika eksekutif muda itu menginjak rem dan memundurkan mobilnya dengan penuh amarah ke tempat anak kecil tadi berlutut. Dengan berapi-api dia keluar dari mobilnya, mengguncangkan pundak anak kecil itu dan berkata, "Kamu tahu apa yang kamu lakukan barusan? Kamu baru saja memberi orang tuamu masalah besar! Di mana orang tuamu?" Eksekutif muda itu mulai menyeret anak kecil itu yang mulai menangis ketakutan.
Sambil tersedu-sedu, anak kecil yang mungkin baru berusia 7 tahun itu memohon-mohon padanya, "Maaf, pak.. saya tidak tahu lagi harus berbuat apa.. Saya melempar batu bata agar ada mobil yang berhenti". Anak kecil itu menarik si eksekutif ke arah samping hingga eksekutif itu melihat seorang anak lain yang lebih besar, tidak mampu bangkit dari jalan dan sebuah kursi roda berada tidak jauh darinya. "Itu kakak saya.. dia terjatuh dari kursi roda dan saya tidak kuat mengangkatnya.."
Tenggorokan eksekutif muda itu langsung terasa kering, dengan putus asa dia membatalkan kata-kata kemarahan yang telah siap diluncurkan dari mulutnya. Dalam diam dan tidak tahu harus berbuat apa lagi, dia mendatangi kakak anak itu dan mengangkatnya kembali ke kursi roda. Nampaknya sang kakak tidak bisa berkomunikasi dengan normal karena dia hanya menangis tanpa suara sementara wajah, kaki dan tangannya nampak lecet dan tergores. Si eksekutif muda mengeluarkan saputangannya dan mulai membersihkan air mata dan serpihan pasir di tubuh anak itu. Kemudian eksekutif muda itu berdiri dan si adik bergegas mendorong kakaknya pulang ke rumah mereka.
Berjalan kembali ke mobilnya, eksekutif muda itu melihat goresan pada body mobilnya yang melesak dan berpikir, "jika anak itu tadi hanya melambai-lambai dan berteriak, mungkin aku juga tidak akan berhenti".
kadang kala seseorang memang berjalan terlalu cepat dalam hidup sehingga tidak bisa melihat apa yang terjadi di sekitarnya. Kadang kala seseorang berjalan terlalu cepat sehingga malas berhenti sejenak ketika seseorang memanggilnya. Hanya ketika sebuah rintangan dan tamparan menghampiri dirinya maka seseorang itu akan berhenti sejenak.
Bersyukur hari itu hanya sebuah batu bata dan lesakan di mobilnya yang membuat si eksekutif menghentikan sejenak aktivitasnya, dia tidak bisa membayangkan jika sesuatu yang lebih buruk seperti berita kematian, kegagalan usaha dan sebagainya, terjadi hanya untuk membuat dia berhenti dan menyadari ada orang di sekitar yang membutuhkan dia.
Beberapa tahun yang lalu, seorang eksekutif yang sangat sukses di usia muda bepergian ke arah luar kota mengendarai mobil Jaguar yang baru satu bulan dimilikinya. Mobil yang mulus, baru dan tentu saja berkemampuan ekstra untuk mengadu kecepatan di jalan. Sang eksekutif sangat bangga dengan mobil mewahnya yang merupakan perwujudan hasil karirnya yang gemilang.
Ketika melintasi sebuah daerah pinggiran yang kumuh, sepintas dia melihat seorang anak kecil berlari kencang di antara deretan peti kemas di pinggir jalan. Terdorong ingin tahu, dia pun mengurangi kecepatannya. Anak itu berlutut di pinggir jalan dan ketika mobil si eksekutif melintas di depannya, DAAGH..! Sesuatu menghantam bagian samping mobil Jaguar mulus itu.
Seketika eksekutif muda itu menginjak rem dan memundurkan mobilnya dengan penuh amarah ke tempat anak kecil tadi berlutut. Dengan berapi-api dia keluar dari mobilnya, mengguncangkan pundak anak kecil itu dan berkata, "Kamu tahu apa yang kamu lakukan barusan? Kamu baru saja memberi orang tuamu masalah besar! Di mana orang tuamu?" Eksekutif muda itu mulai menyeret anak kecil itu yang mulai menangis ketakutan.
Sambil tersedu-sedu, anak kecil yang mungkin baru berusia 7 tahun itu memohon-mohon padanya, "Maaf, pak.. saya tidak tahu lagi harus berbuat apa.. Saya melempar batu bata agar ada mobil yang berhenti". Anak kecil itu menarik si eksekutif ke arah samping hingga eksekutif itu melihat seorang anak lain yang lebih besar, tidak mampu bangkit dari jalan dan sebuah kursi roda berada tidak jauh darinya. "Itu kakak saya.. dia terjatuh dari kursi roda dan saya tidak kuat mengangkatnya.."
Tenggorokan eksekutif muda itu langsung terasa kering, dengan putus asa dia membatalkan kata-kata kemarahan yang telah siap diluncurkan dari mulutnya. Dalam diam dan tidak tahu harus berbuat apa lagi, dia mendatangi kakak anak itu dan mengangkatnya kembali ke kursi roda. Nampaknya sang kakak tidak bisa berkomunikasi dengan normal karena dia hanya menangis tanpa suara sementara wajah, kaki dan tangannya nampak lecet dan tergores. Si eksekutif muda mengeluarkan saputangannya dan mulai membersihkan air mata dan serpihan pasir di tubuh anak itu. Kemudian eksekutif muda itu berdiri dan si adik bergegas mendorong kakaknya pulang ke rumah mereka.
Berjalan kembali ke mobilnya, eksekutif muda itu melihat goresan pada body mobilnya yang melesak dan berpikir, "jika anak itu tadi hanya melambai-lambai dan berteriak, mungkin aku juga tidak akan berhenti".
kadang kala seseorang memang berjalan terlalu cepat dalam hidup sehingga tidak bisa melihat apa yang terjadi di sekitarnya. Kadang kala seseorang berjalan terlalu cepat sehingga malas berhenti sejenak ketika seseorang memanggilnya. Hanya ketika sebuah rintangan dan tamparan menghampiri dirinya maka seseorang itu akan berhenti sejenak.
Bersyukur hari itu hanya sebuah batu bata dan lesakan di mobilnya yang membuat si eksekutif menghentikan sejenak aktivitasnya, dia tidak bisa membayangkan jika sesuatu yang lebih buruk seperti berita kematian, kegagalan usaha dan sebagainya, terjadi hanya untuk membuat dia berhenti dan menyadari ada orang di sekitar yang membutuhkan dia.
Sabtu, 12 Februari 2011
CINTA DALAM ISLAM
Seorang sahabat mengirimkan tulisan yg sangat bagus ke inbox FB-ku td. Inilah jawaban darinya ketika aku bertanya, bagaimana pandangannya tentang mencintai sebelum menikah. Trimakasih sahabatku yang cantik. :)
Allah swt menciptakan manusia, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Di dalam hubungan antara manusia, Islam telah mengatur adab dan etika terhadap pergaulan antara lawan jenis. Adab pergaulan antara lawan jenis memang dibutuhkan oleh setiap manusiademi meraih ridho dan kecintaan Allah swt.
Terutama bila laki-laki dan perempuan yang telah beranjak dewasa, diperlukan suatu batasan-batasan yang harus dipahami. Seorang Muslim yang beriman tidak mencintai selain karena Allah swt. Ia tidak mencintai kecuali apa yang dicintai Allah swt dan Rasul-Nya. Begitupun bila ia membenci, ia tidak membenci kecuali apa yang di benci Allah swt dan Rasul-Nya. Rasulullah saw bersabda, Allah dan Rasul-Nya, dan membenci karena keduanya. Dalilnya ialah sabda Rasulullah saw, “Barangsiapa mencintai karena Allah, membenci karena Allah, memberi karena Allah, dan menahan pemberian karena Allah, sungguh ía telah rnenyempurnakan imannya.” (Diriwayatkan Abu Daud).
Adab pergaulan antara laki-laki dan perempuan berguna agar kaum Muslim tidak tersesat di dunia. Adab-adab tersebut antara lain:
1. Menundukkan pandangan terhadap lawan jenis
Allah berfirman:
“Katakanlah kepada laki-laki beriman: Hendaklah mereka menundukkan pandangannya dan memelihara kemaluannya.” (QS. An-Nur: 30)
”Dan katakalah kepada wanita beriman: Hendaklah mereka menundukkan pandangannya dan memelihara kemaluannya.” (QS. An-Nur: 31)
2. Tidak berdua-duaan
Rasulullah saw bersabda: “Janganlah seorang laki-laki berdua-duaan (khalwat) dengan wanita kecuali bersama mahromnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
3. Tidak menyentuh lawan jenis
Di dalam sebuah hadits, Aisyah ra berkata, “Demi Allah, tangan Rasulullah tidak pernah menyentuh tangan wanita sama sekali meskipun saat membaiat (janji setia kepada pemimpin).” (HR. Bukhari)
Hal ini karena menyentuh lawan jenis yang bukan mahromnya merupakan salah satu perkara yang diharamkan di dalam Islam. Rasulullah bersabda, “Seandainya kepala seseorang ditusuk dengan jarum besi, (itu) masih lebih baik daripada menyentuh wanita yang tidak halal baginya.” (HR. Thabrani dengan sanad hasan)
Dalam Mihrab Cinta, Habiburrahman el Shirazy
" Mencintai dengan timbangan fithrah dan bashirah. Mencintai dengan kesucian dan mata hati. Fithrah dan bashirah yang menjadi timbangannya. Yaitu, jika kau mencintai wanita bukan karena tertipu oleh kecantikan paras wajahnya dan keelokan bentuk tubuhnya. Bukan karena tersihir oleh matanya yang berkilat-kilat indah seperti bintang kejora. Bukan pula terpikat karena bibirnya yang ranum segar seperti mawar merekah. Juga bukan karena keindahan suaranya yang susah dilupakan. Bukan karena hartanya yang melimpah ruah. Bukan karena kehormatannya, yang kau akan jadi ikut terhormat karena menikahinya. Jika bukan karena itu semua kau mencintainya. Tapi kau mencintai dengan memakai timbangan fitrahmu, dan mata batinmu. Kau mencintai dia karena merasakan kesucian jiwanya dan agamanya, dan mata hatimu condong karena kecantikan akhlak dan wataknya. Hatimu terpikat karena harumnya kalimat-kalimat yang keluar dari lidahnya. Saat itulah kau telah mencintai lawan jenis dengan benar. "
Terutama bila laki-laki dan perempuan yang telah beranjak dewasa, diperlukan suatu batasan-batasan yang harus dipahami. Seorang Muslim yang beriman tidak mencintai selain karena Allah swt. Ia tidak mencintai kecuali apa yang dicintai Allah swt dan Rasul-Nya. Begitupun bila ia membenci, ia tidak membenci kecuali apa yang di benci Allah swt dan Rasul-Nya. Rasulullah saw bersabda, Allah dan Rasul-Nya, dan membenci karena keduanya. Dalilnya ialah sabda Rasulullah saw, “Barangsiapa mencintai karena Allah, membenci karena Allah, memberi karena Allah, dan menahan pemberian karena Allah, sungguh ía telah rnenyempurnakan imannya.” (Diriwayatkan Abu Daud).
Adab pergaulan antara laki-laki dan perempuan berguna agar kaum Muslim tidak tersesat di dunia. Adab-adab tersebut antara lain:
1. Menundukkan pandangan terhadap lawan jenis
Allah berfirman:
“Katakanlah kepada laki-laki beriman: Hendaklah mereka menundukkan pandangannya dan memelihara kemaluannya.” (QS. An-Nur: 30)
”Dan katakalah kepada wanita beriman: Hendaklah mereka menundukkan pandangannya dan memelihara kemaluannya.” (QS. An-Nur: 31)
2. Tidak berdua-duaan
Rasulullah saw bersabda: “Janganlah seorang laki-laki berdua-duaan (khalwat) dengan wanita kecuali bersama mahromnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
3. Tidak menyentuh lawan jenis
Di dalam sebuah hadits, Aisyah ra berkata, “Demi Allah, tangan Rasulullah tidak pernah menyentuh tangan wanita sama sekali meskipun saat membaiat (janji setia kepada pemimpin).” (HR. Bukhari)
Hal ini karena menyentuh lawan jenis yang bukan mahromnya merupakan salah satu perkara yang diharamkan di dalam Islam. Rasulullah bersabda, “Seandainya kepala seseorang ditusuk dengan jarum besi, (itu) masih lebih baik daripada menyentuh wanita yang tidak halal baginya.” (HR. Thabrani dengan sanad hasan)
Dalam Mihrab Cinta, Habiburrahman el Shirazy
" Mencintai dengan timbangan fithrah dan bashirah. Mencintai dengan kesucian dan mata hati. Fithrah dan bashirah yang menjadi timbangannya. Yaitu, jika kau mencintai wanita bukan karena tertipu oleh kecantikan paras wajahnya dan keelokan bentuk tubuhnya. Bukan karena tersihir oleh matanya yang berkilat-kilat indah seperti bintang kejora. Bukan pula terpikat karena bibirnya yang ranum segar seperti mawar merekah. Juga bukan karena keindahan suaranya yang susah dilupakan. Bukan karena hartanya yang melimpah ruah. Bukan karena kehormatannya, yang kau akan jadi ikut terhormat karena menikahinya. Jika bukan karena itu semua kau mencintainya. Tapi kau mencintai dengan memakai timbangan fitrahmu, dan mata batinmu. Kau mencintai dia karena merasakan kesucian jiwanya dan agamanya, dan mata hatimu condong karena kecantikan akhlak dan wataknya. Hatimu terpikat karena harumnya kalimat-kalimat yang keluar dari lidahnya. Saat itulah kau telah mencintai lawan jenis dengan benar. "
penjelasan lebih lanjut:
Kamis, 10 Februari 2011
LOSSING THE FALSE LOVE
Standing alone in an empty room
No one I share with but the gloom
Figuring out what really I wanna have
Questioning which memory I must have left
Everything seems worse since you came
The days I get through could never be same
I was blinded by the dummy of your charm
Then easily gave all my heart in your palm
The tears dropped along with the melody of rain
It perfectly became a view of the worst pain
Still I tried to hold my own and strongly believe
One day, the greatest happiness is all you would give
I have walked away, got free from that stupidity slowly
Opened up my eyes of the dim and seen more clearly
When you whispered the words of love, it wasn't true
I should have known from the start before I got it though
Without any denial, this heart had completely broken inside
Love, a set of letters on the sand simply swept by the tide
When your promises were built as the houses of the lies
I didn't see that awful face hidden behind the mask of a wise
But, I wouldn't try to blame anyone else for this sorrow
I learned about the art of wound then wrote a new row
The rhyme of sadness wasn't something I feel regret
Coz lossing the false love, like yours, will be the best I get
No one I share with but the gloom
Figuring out what really I wanna have
Questioning which memory I must have left
Everything seems worse since you came
The days I get through could never be same
I was blinded by the dummy of your charm
Then easily gave all my heart in your palm
The tears dropped along with the melody of rain
It perfectly became a view of the worst pain
Still I tried to hold my own and strongly believe
One day, the greatest happiness is all you would give
I have walked away, got free from that stupidity slowly
Opened up my eyes of the dim and seen more clearly
When you whispered the words of love, it wasn't true
I should have known from the start before I got it though
Without any denial, this heart had completely broken inside
Love, a set of letters on the sand simply swept by the tide
When your promises were built as the houses of the lies
I didn't see that awful face hidden behind the mask of a wise
But, I wouldn't try to blame anyone else for this sorrow
I learned about the art of wound then wrote a new row
The rhyme of sadness wasn't something I feel regret
Coz lossing the false love, like yours, will be the best I get
Senin, 07 Februari 2011
IN THE DEEPEST SIDE OF THE SOUL
Here, it's a perfect place for the pain to lay
In the deepest side of soul, no color but gray
I never know another one, so still I will stay
Share the past memories within words of pray
Hope a wrenching night turn into a sunny day
Undertaking hard, to many crabs within my way
Leading all of tenderness exactly walking far away
Though I'm too weak to have a single word to say
I can't pretend everything will be okey or tell a lie
Clear, the spirit of struggle is getting near to die
Truly wound of a broken heart still hasn't dry
Even if it seems like I have no more tears to cry
I've hurt so deep till nothing left in my whole sky
But, I refuse to give up and choose to keep try
Standing here, do anything to make the dark go by
Taking back my smile along with the glow of a brighter day
In the deepest side of soul, no color but gray
I never know another one, so still I will stay
Share the past memories within words of pray
Hope a wrenching night turn into a sunny day
Undertaking hard, to many crabs within my way
Leading all of tenderness exactly walking far away
Though I'm too weak to have a single word to say
I can't pretend everything will be okey or tell a lie
Clear, the spirit of struggle is getting near to die
Truly wound of a broken heart still hasn't dry
Even if it seems like I have no more tears to cry
I've hurt so deep till nothing left in my whole sky
But, I refuse to give up and choose to keep try
Standing here, do anything to make the dark go by
Taking back my smile along with the glow of a brighter day
Minggu, 06 Februari 2011
WALAU BENTANG RINTANG BERLAPIS
Gemercik irama padu padan gerimis
Kembali menuntun hati tuk melukis
Bait-bait hidup di lembar kertas tipis
Lewat rangkaian aksara yang tertulis
Entah berapa banyak tawa dan tangis
Datang silih berganti tanpa bisa di tepis
Sering pedih jadi ruas yang tak terkikis
Airmata satu yang slalu nyata terbingkis
Namun, nafas ini masih belum habis
Meski harapan nampak mulai menipis
Langkah belum sampai di akhir garis
Keyakinan diri bukan hal tak berbasis
Kecap saja pahit demi menyuling manis
Yang tersuguh bagi jiwa-jiwa perintis
Tak rela ikut memelas serta mengemis
Walau di hadang bentang rintang berlapis
Biarkan roda jaman melibas kian bengis
Tetap percaya nasib tak kan berakhir tragis
Memenggal rata sikap hati yang pesimis
Tiba di cerahnya esok dengan penuh optimis
Kembali menuntun hati tuk melukis
Bait-bait hidup di lembar kertas tipis
Lewat rangkaian aksara yang tertulis
Entah berapa banyak tawa dan tangis
Datang silih berganti tanpa bisa di tepis
Sering pedih jadi ruas yang tak terkikis
Airmata satu yang slalu nyata terbingkis
Namun, nafas ini masih belum habis
Meski harapan nampak mulai menipis
Langkah belum sampai di akhir garis
Keyakinan diri bukan hal tak berbasis
Kecap saja pahit demi menyuling manis
Yang tersuguh bagi jiwa-jiwa perintis
Tak rela ikut memelas serta mengemis
Walau di hadang bentang rintang berlapis
Biarkan roda jaman melibas kian bengis
Tetap percaya nasib tak kan berakhir tragis
Memenggal rata sikap hati yang pesimis
Tiba di cerahnya esok dengan penuh optimis
Menjadi Majikan Bagi Nasib Diri Sendiri
SUMBER: www.andriewongso.com
"Miskin dan kaya adalah nasib " ini adalah mitos yang berlaku di dalam masyarakat, khususnya di negara berkembang. Tak terkecuali di negara kita, Indonesia.
Kita sering mendengar, bahkan mungkin termasuk di antara kita pernah berucap; miskin sudah merupakan nasib kita. Bagaimanapun kita bekerja keras, nasib tidak mungkin berubah, karena ini sudah suratan takdir. Sebaliknya, kalau nasib kita sudah ditentukan dari "sononya" kaya, maka usaha apa pun, bahkan kerja "seenaknya"pun bisa menjadikan kita sukses dan kaya.
Entah sudah berapa abad umur mitos seperti ini, sadar atau tidak, sudah diterima secara dogmatis di dalam masyarakat kita. Ditambah dengan mitos-mitos modern yang destruktif, seperti; bila kita berpendidikan rendah, hanya lulusan SMA/SMP/ SD, ( bahkan S1, namun merasa hanya lulusan universitas lokal), maka spontan yang timbul di benak kita adalah kita sulit maju, sulit sukses dan kaya.
Dengan rendahnya persepsi terhadap diri sendiri seperti ini, jelas kita telah terkena penyakit mitos yang menyesatkan. Hal ini akan mempengaruhi sikap mental dalam praktek di kehidupan nyata, sehingga menghasilkan kualitas hidup "ala kadarnya" atau sekedar hidup. Jika mitos seperti ini terus menerus dipercaya dan sampai memasuki pikiran bawah sadar kita, maka mitos seperti itu akan melahirkan "nasib gagal", dan kalau mitos negatif seperti itu dimiliki oleh mayoritas masyarakat kita, lalu bagaimana mungkin kita bisa mengentaskan kemiskinan untuk menuju pada cita cita bangsa , yaitu; masyarakat adil-makmur dan sejahtera.
Kemiskinan sering kali merupakan penyakit dari pikiran dan hasil dari ketidaktahuan kita tentang prinsip hukum kesuksesan yang berlaku. Bila kita mampu berpikir bahwa kita bisa sukses dan mau belajar, serta menjalankan prinsip-pinsip hukum kesuksesan, mau membina karakteristik positif, yaitu; punya tujuan yang jelas untuk dicapai,disiplin, mau kerja keras, ulet, siap berjuang dan semangat belajar, maka pasti akan terbuka kemungkinan-kemungkinan atau aktifitas-aktifitas produktif yang dapat merubah nasib gagal menjadi sukses. Miskin menjadi kaya!
Bangun karakter sukses!Seperti pepatah dalam bahasa Inggris "character is destiny", kharakter adalah nasib.
Hancurkan mitos "miskin adalah nasib saya "
Tidak peduli bagaimanapun Anda hari ini, dari keturunan siapa, berwarna kulit apa, atau apa latar belakang pendidikan Anda. Ingat, Anda punya hak untuk sukses!!!
Jadilah majikan bagi nasib diri sendiri.
kita adalah penentu masa depan kita sendiri!
Seperti filosofi yang lahir dari kristalisasi perjuangan sepanjang kehidupan saya, yang telah terbukti yakni : Success is my right ! sukses adalah hak saya! atau arti panjangnya : Kesuksesan bukan milik orang-orang tertentu. Sukses milik Anda, milik saya, dan milik siapa saja yang benar-benar menyadari, menginginkan, dan memperjuangkan dengan sepenuh hati.
Dengan semangat dan sikap mental sukses adalah hak saya ! serta siap berjuang habis-habisan , saya yakin nasib kita pasti berubah lebih baik, karena Tuhan tidak akan tinggal diam untuk membantu kita!
Success is my right !
"Miskin dan kaya adalah nasib " ini adalah mitos yang berlaku di dalam masyarakat, khususnya di negara berkembang. Tak terkecuali di negara kita, Indonesia.
Kita sering mendengar, bahkan mungkin termasuk di antara kita pernah berucap; miskin sudah merupakan nasib kita. Bagaimanapun kita bekerja keras, nasib tidak mungkin berubah, karena ini sudah suratan takdir. Sebaliknya, kalau nasib kita sudah ditentukan dari "sononya" kaya, maka usaha apa pun, bahkan kerja "seenaknya"pun bisa menjadikan kita sukses dan kaya.
Entah sudah berapa abad umur mitos seperti ini, sadar atau tidak, sudah diterima secara dogmatis di dalam masyarakat kita. Ditambah dengan mitos-mitos modern yang destruktif, seperti; bila kita berpendidikan rendah, hanya lulusan SMA/SMP/ SD, ( bahkan S1, namun merasa hanya lulusan universitas lokal), maka spontan yang timbul di benak kita adalah kita sulit maju, sulit sukses dan kaya.
Dengan rendahnya persepsi terhadap diri sendiri seperti ini, jelas kita telah terkena penyakit mitos yang menyesatkan. Hal ini akan mempengaruhi sikap mental dalam praktek di kehidupan nyata, sehingga menghasilkan kualitas hidup "ala kadarnya" atau sekedar hidup. Jika mitos seperti ini terus menerus dipercaya dan sampai memasuki pikiran bawah sadar kita, maka mitos seperti itu akan melahirkan "nasib gagal", dan kalau mitos negatif seperti itu dimiliki oleh mayoritas masyarakat kita, lalu bagaimana mungkin kita bisa mengentaskan kemiskinan untuk menuju pada cita cita bangsa , yaitu; masyarakat adil-makmur dan sejahtera.
Kemiskinan sering kali merupakan penyakit dari pikiran dan hasil dari ketidaktahuan kita tentang prinsip hukum kesuksesan yang berlaku. Bila kita mampu berpikir bahwa kita bisa sukses dan mau belajar, serta menjalankan prinsip-pinsip hukum kesuksesan, mau membina karakteristik positif, yaitu; punya tujuan yang jelas untuk dicapai,disiplin, mau kerja keras, ulet, siap berjuang dan semangat belajar, maka pasti akan terbuka kemungkinan-kemungkinan atau aktifitas-aktifitas produktif yang dapat merubah nasib gagal menjadi sukses. Miskin menjadi kaya!
Bangun karakter sukses!Seperti pepatah dalam bahasa Inggris "character is destiny", kharakter adalah nasib.
Hancurkan mitos "miskin adalah nasib saya "
Tidak peduli bagaimanapun Anda hari ini, dari keturunan siapa, berwarna kulit apa, atau apa latar belakang pendidikan Anda. Ingat, Anda punya hak untuk sukses!!!
Jadilah majikan bagi nasib diri sendiri.
kita adalah penentu masa depan kita sendiri!
Seperti filosofi yang lahir dari kristalisasi perjuangan sepanjang kehidupan saya, yang telah terbukti yakni : Success is my right ! sukses adalah hak saya! atau arti panjangnya : Kesuksesan bukan milik orang-orang tertentu. Sukses milik Anda, milik saya, dan milik siapa saja yang benar-benar menyadari, menginginkan, dan memperjuangkan dengan sepenuh hati.
Dengan semangat dan sikap mental sukses adalah hak saya ! serta siap berjuang habis-habisan , saya yakin nasib kita pasti berubah lebih baik, karena Tuhan tidak akan tinggal diam untuk membantu kita!
Success is my right !
Sabtu, 05 Februari 2011
Malam Pergantian Tanpa-nya
By: Arista Putra
Seolah kembali mengukir jejak2 yang lama
Diantara jalanan yang telah kulewati bersamanya
Dalam kehangatan malam itu
Bersama, merenung dan tersenyum
Hingga ketika kita lepas
Seolah semua menjadi kosong
Berusaha mengulang kembali waktu
Namun yang terjadi hanyalah kesedihan merendam hati
Saat ini
Antara tugu kota hingga beringin tapal batas
Terasakan sendiri dalam keterasingan
Tak mampu lepaskan bahagia
Disekitar ribuan langkah-langkah baru
Malam ini
Begitu pelangi ditumpahkan ke langit
Berlinang pula air mata karenamu
Inilah ksepianku dalam keramaian
Ini pula titik akhir dalam pertemuan kita
Maafkan aku yang mengingatmu
Dalam malam terakhir dari penyesalan tahun ini
Biarkan aku menangisimu dalam detik pergantian ini
Selamat tinggal dongeng lamaku
Semoga takkan pernah kita bertemu lagi..
Seolah kembali mengukir jejak2 yang lama
Diantara jalanan yang telah kulewati bersamanya
Dalam kehangatan malam itu
Bersama, merenung dan tersenyum
Hingga ketika kita lepas
Seolah semua menjadi kosong
Berusaha mengulang kembali waktu
Namun yang terjadi hanyalah kesedihan merendam hati
Saat ini
Antara tugu kota hingga beringin tapal batas
Terasakan sendiri dalam keterasingan
Tak mampu lepaskan bahagia
Disekitar ribuan langkah-langkah baru
Malam ini
Begitu pelangi ditumpahkan ke langit
Berlinang pula air mata karenamu
Inilah ksepianku dalam keramaian
Ini pula titik akhir dalam pertemuan kita
Maafkan aku yang mengingatmu
Dalam malam terakhir dari penyesalan tahun ini
Biarkan aku menangisimu dalam detik pergantian ini
Selamat tinggal dongeng lamaku
Semoga takkan pernah kita bertemu lagi..
Topeng Wajah
By: Arista Putra
ssaat ingin kutemui wajah itu
wajah yang tlah membuatku merasa bersalah
wajah yang sudah mulai menghilang dari hadapku
walaupun wajah itu yang melakukan kesalahannya sendiri
aku telah memaafkannya
namun mengapa wajah itu yang tercabik
menghilang tanpa jejaknya
tak pantaskah aku menyapamu lagi
wajah yang terkadang sedih namun diliputi gembira
wajah yang riang namun berang
entah mengapa aku masih mengingat wajahnya
wajah yang telah menghilangkan dedikasiku
aku tahu aku tak pantas mengingatnya
namun aku seolah melihat wajah itu telah menyesal
ya Tuhan, maafkanlah aku yang kedua kalinya untuk saat ini
dan berikanlah wajah itu nasihat yang baik bagi dirinya
smoga Tuhan Memaafkanku
karena diriku seakan tercabik dan malu kala itu
dan aku telah hilang kendali atas wajah itu
aku sudah tak mampu menaruhnya di dindingku
trimaksih wajah yang dahulu pernah menjadi topengku..
ssaat ingin kutemui wajah itu
wajah yang tlah membuatku merasa bersalah
wajah yang sudah mulai menghilang dari hadapku
walaupun wajah itu yang melakukan kesalahannya sendiri
aku telah memaafkannya
namun mengapa wajah itu yang tercabik
menghilang tanpa jejaknya
tak pantaskah aku menyapamu lagi
wajah yang terkadang sedih namun diliputi gembira
wajah yang riang namun berang
entah mengapa aku masih mengingat wajahnya
wajah yang telah menghilangkan dedikasiku
aku tahu aku tak pantas mengingatnya
namun aku seolah melihat wajah itu telah menyesal
ya Tuhan, maafkanlah aku yang kedua kalinya untuk saat ini
dan berikanlah wajah itu nasihat yang baik bagi dirinya
smoga Tuhan Memaafkanku
karena diriku seakan tercabik dan malu kala itu
dan aku telah hilang kendali atas wajah itu
aku sudah tak mampu menaruhnya di dindingku
trimaksih wajah yang dahulu pernah menjadi topengku..
Lirik Bicara
by Muhammad Shahid Boy Ahmad
Jari-Jemari Tiada Upaya,
Mengalunkan Lagu Dan Irama,
Cuma Yang Ada,
Syair Pembuka Bicara.
Mungkinkah Akan Berjumpa,
Insan Persis Dewi Asmara,
Atau Hanya,
Terselar Tubuh Dipanah Suria.
Mendendang Rindu Pada Purnama,
Menagih Kasih Yang Kian Sirna,
Mungkinkah Semata,
Mainan Sinis Takdir Dunia.
Namun Aku Tetap Mengharap,
Seraut Wajah,
Secangkir Mesra,
Buat Mengharung Badai Bersama
Jari-Jemari Tiada Upaya,
Mengalunkan Lagu Dan Irama,
Cuma Yang Ada,
Syair Pembuka Bicara.
Mungkinkah Akan Berjumpa,
Insan Persis Dewi Asmara,
Atau Hanya,
Terselar Tubuh Dipanah Suria.
Mendendang Rindu Pada Purnama,
Menagih Kasih Yang Kian Sirna,
Mungkinkah Semata,
Mainan Sinis Takdir Dunia.
Namun Aku Tetap Mengharap,
Seraut Wajah,
Secangkir Mesra,
Buat Mengharung Badai Bersama
Aku Bukan...
by Muhammad Shahid Boy Ahmad
Aku Bukan Pujangga,
Yang Bisa Mengalun Syair Indah,
Buat Mempersona Khalayak Marhaen.
Aku Bukan Penulis,
Yang Bisa Komentar Persoalan Dunia,
Buat Menguja Gerak Revolusi.
Aku Bukan Karyawan,
Yang Bisa Mendera Emosi Khayalan,
Buat Memukau Pancaindera Keenam.
Aku Bukan Seniman,
Yang Bisa Melakar Ratapan Sanubari,
Buat Terpana Imbauan Semalam.
Aku Bukan Sesiapa,
Hanya Seorang Pengembara Di Alam Mimpi,
Mencari-Cari Di Tabir Sepi.
Aku Adalah Aku,
Peminjam Jasad Kepunyaan ILAHI,
Menitip-Nitip, Mengutip-Ngutip,
Sementara Aku Masih Disini.
Aku Bukan Pujangga,
Yang Bisa Mengalun Syair Indah,
Buat Mempersona Khalayak Marhaen.
Aku Bukan Penulis,
Yang Bisa Komentar Persoalan Dunia,
Buat Menguja Gerak Revolusi.
Aku Bukan Karyawan,
Yang Bisa Mendera Emosi Khayalan,
Buat Memukau Pancaindera Keenam.
Aku Bukan Seniman,
Yang Bisa Melakar Ratapan Sanubari,
Buat Terpana Imbauan Semalam.
Aku Bukan Sesiapa,
Hanya Seorang Pengembara Di Alam Mimpi,
Mencari-Cari Di Tabir Sepi.
Aku Adalah Aku,
Peminjam Jasad Kepunyaan ILAHI,
Menitip-Nitip, Mengutip-Ngutip,
Sementara Aku Masih Disini.
C. I. N. T. A
by: Arista Putra
Apa itu cinta kalau dia mampu membunuh jutaan orang sekaligus.
Apa itu cinta kalau dia tak berbudi dan tak berbalas
Apa itu cinta kalau dia terus memalingkan muka terhadap kasihnya
Dan Apa itu cinta kalau dia buta
Sudahlah, tak perlu percaya lagi dengan cinta
Cinta hanyalah rekaan sastra
Tak bisa mengenyangkan perut yang lapar
Bahkan tak mampu menghangatkan bagi yang mabuk karenanya
Lalu bagaimana mencari pasanganmu itu??
Jangan berilmu pada cinta
Hendaklah beriman dan takwa
Ketika kamu percaya pada-Nya, maka dialah yang percaya padamu
Suatu saat dia itu pasti menyayangi segala milikmu.
Namun bila kau merasa ditinggalkan oleh-Nya
Maka sadarilah, hentikanlah yang akan terjadi
Katakanlah: karena-Nya engkau mendekat pada dia
Dan karena-Nya engkau berpisah dari dia.
Sungguh itu takkan menjadi perkara sukar bagimu
Dan bintang-bintang pun akan menyukainya.
Lalu apakah cinta itu??
Cinta itu ada pada kita sendiri
Cinta bukan pada keadaan orang lain
Cintailah ragamu sendiri namun jangan engkau cintai orang lain..
*** Dariku bagi yang percaya..”
Apa itu cinta kalau dia mampu membunuh jutaan orang sekaligus.
Apa itu cinta kalau dia tak berbudi dan tak berbalas
Apa itu cinta kalau dia terus memalingkan muka terhadap kasihnya
Dan Apa itu cinta kalau dia buta
Sudahlah, tak perlu percaya lagi dengan cinta
Cinta hanyalah rekaan sastra
Tak bisa mengenyangkan perut yang lapar
Bahkan tak mampu menghangatkan bagi yang mabuk karenanya
Lalu bagaimana mencari pasanganmu itu??
Jangan berilmu pada cinta
Hendaklah beriman dan takwa
Ketika kamu percaya pada-Nya, maka dialah yang percaya padamu
Suatu saat dia itu pasti menyayangi segala milikmu.
Namun bila kau merasa ditinggalkan oleh-Nya
Maka sadarilah, hentikanlah yang akan terjadi
Katakanlah: karena-Nya engkau mendekat pada dia
Dan karena-Nya engkau berpisah dari dia.
Sungguh itu takkan menjadi perkara sukar bagimu
Dan bintang-bintang pun akan menyukainya.
Lalu apakah cinta itu??
Cinta itu ada pada kita sendiri
Cinta bukan pada keadaan orang lain
Cintailah ragamu sendiri namun jangan engkau cintai orang lain..
*** Dariku bagi yang percaya..”
Bingkisan Hiba
by Muhammad Shahid Boy Ahmad
Terbit Rasa Di Pundak Jiwa,
Kala Senja Melabuhkan Angannya,
Capik Sudah Langkahan Kembara,
Tersedu Angan Mendesir Petaka.
Acap Kali Sabda Bergema,
Awas Bisikan Iblis Celaka,
Terusan Mamai Mendendang Dunia,
Direnggut Nafsu Sandaran Hawa.
Denai Dijarah Mencari Timba,
Konon Perigi Sudah Tersedia,
Bekal Diratah Menjilat Sisa,
Pulang Hampa Kudrat Tersia.
Esak Tawa Mencela Usia,
Dimamah Gering Lelah Didada,
Terkulai Layu Mengenang Angkara,
Meratap Tangis Bingkisan Hiba.
Terbit Rasa Di Pundak Jiwa,
Kala Senja Melabuhkan Angannya,
Capik Sudah Langkahan Kembara,
Tersedu Angan Mendesir Petaka.
Acap Kali Sabda Bergema,
Awas Bisikan Iblis Celaka,
Terusan Mamai Mendendang Dunia,
Direnggut Nafsu Sandaran Hawa.
Denai Dijarah Mencari Timba,
Konon Perigi Sudah Tersedia,
Bekal Diratah Menjilat Sisa,
Pulang Hampa Kudrat Tersia.
Esak Tawa Mencela Usia,
Dimamah Gering Lelah Didada,
Terkulai Layu Mengenang Angkara,
Meratap Tangis Bingkisan Hiba.
Melepasmu
by: Arista Putra
Matinya hatiku seakan mematikan jiwaku
Ragaku pun terguncang dalam ktenangan
Seolah menggigil kedinginan dalam ketakutan
Seketika itupun kakiku lemas tak berdaya
Perasaan ini kian gelap namun kuat
Gelapnya mampu membutakan mata
Kegelapan yang semakin terasa nyata
Lidahku pun telah kelu
Aku tahu ini akan terjadi
Namun aku tak bisa mengelak
Semua bintang menjerit padanya
Seolah semua berakhir salah baginya
Aku bukan lagi siapapun
Aku takkan mampu memegangmu
Hanya Ingatkan apa yang kuberikan padamu
Akupun tahu engkau terhimpit
Sabar-sabar !!
Itu yang kuucapkan selalu
Tapi engkau lupa, Lupa segalanya!
Seperti kau melupakanku
Temanmu berubah rupa
Bahayamu berubah bentuk
Smentara jiwamu tlah lemah
Denyutmu pun terengah-engah
Berhati-hatilah..
Jembatan ini terus bergoncang
Aku telah melepas genggamanmu
Sedang temanmu sudah hilang kesabaran
Aku yang sekarang berada di menara
hanya mampu melihatmu samar2 di jembatan itu
Kini kutinggalkan engkau,,
Dengan secarik kertas dan foto di atas lampu sorot
Setidaknya kita takkan membuka hal itu lagi
dan hujan inipun akan melengkapi semuanya
menghilangkan segala jejakku dan jejakmu di tempat ini
dan milikku itu kuburlah dalam-dalam
Matinya hatiku seakan mematikan jiwaku
Ragaku pun terguncang dalam ktenangan
Seolah menggigil kedinginan dalam ketakutan
Seketika itupun kakiku lemas tak berdaya
Perasaan ini kian gelap namun kuat
Gelapnya mampu membutakan mata
Kegelapan yang semakin terasa nyata
Lidahku pun telah kelu
Aku tahu ini akan terjadi
Namun aku tak bisa mengelak
Semua bintang menjerit padanya
Seolah semua berakhir salah baginya
Aku bukan lagi siapapun
Aku takkan mampu memegangmu
Hanya Ingatkan apa yang kuberikan padamu
Akupun tahu engkau terhimpit
Sabar-sabar !!
Itu yang kuucapkan selalu
Tapi engkau lupa, Lupa segalanya!
Seperti kau melupakanku
Temanmu berubah rupa
Bahayamu berubah bentuk
Smentara jiwamu tlah lemah
Denyutmu pun terengah-engah
Berhati-hatilah..
Jembatan ini terus bergoncang
Aku telah melepas genggamanmu
Sedang temanmu sudah hilang kesabaran
Aku yang sekarang berada di menara
hanya mampu melihatmu samar2 di jembatan itu
Kini kutinggalkan engkau,,
Dengan secarik kertas dan foto di atas lampu sorot
Setidaknya kita takkan membuka hal itu lagi
dan hujan inipun akan melengkapi semuanya
menghilangkan segala jejakku dan jejakmu di tempat ini
dan milikku itu kuburlah dalam-dalam
Mendamba Bahagia
by Muhammad Shahid Boy Ahmad
Melerai Kusut Di Pinggir Lara,
Membentak Ingin Menggapai Cita,
Walau Silam Dicengkam Nestapa,
Mengharap Sinar Mendamba Bahagia.
Zikir Makhluk Pada Pencipta,
Melayur Rasa Tergenang Hiba,
Cebik Sinis Mengundang Sirna,
Pada Allah Diadu Segala.
Bara Angan Impi Bentara,
Diusik Cuba Punah Gelita,
Ilalang Diredah Pelita Dinyala,
Suluh Cahaya Peluang Tercipta.
Mengurai Perit Mencanai Usaha,
Meneguh Benteng Mengikir Asa,
Memanjat Doa Tawakkal Senada,
Menjilid Rampai Mendamba Bahagia...
Melerai Kusut Di Pinggir Lara,
Membentak Ingin Menggapai Cita,
Walau Silam Dicengkam Nestapa,
Mengharap Sinar Mendamba Bahagia.
Zikir Makhluk Pada Pencipta,
Melayur Rasa Tergenang Hiba,
Cebik Sinis Mengundang Sirna,
Pada Allah Diadu Segala.
Bara Angan Impi Bentara,
Diusik Cuba Punah Gelita,
Ilalang Diredah Pelita Dinyala,
Suluh Cahaya Peluang Tercipta.
Mengurai Perit Mencanai Usaha,
Meneguh Benteng Mengikir Asa,
Memanjat Doa Tawakkal Senada,
Menjilid Rampai Mendamba Bahagia...
Jangan Sula Kupu-Rama Itu
Jangan Sula Kupu-Rama Itu (Buat Mereka Yang Suka Mencerca)
by Muhammad Shahid Boy Ahmad
Jangan Disula Kupu-Rama Itu,
Walau Sebelah Mata Pun Tak Bisa Memandang,
Walau Mulut Menjuih Mencuka,
Walau Hati Menggunung Mencela.
Jangan Disula Kupu-Rama Itu,
Walau Langkahnya Canggung Mendepan Arena,
Walau Caci Dan Nista Buas Beraja,
Walau Hina-Dina Rakus Angkara.
Kerana Kau Bukan ILAHI.
Kerana Kau Bukan Mandiri,
Kerana Kau Hanyalah Pemain,
Di Pesta Ria Yang Dibuka Sementara...
by Muhammad Shahid Boy Ahmad
Jangan Disula Kupu-Rama Itu,
Walau Sebelah Mata Pun Tak Bisa Memandang,
Walau Mulut Menjuih Mencuka,
Walau Hati Menggunung Mencela.
Jangan Disula Kupu-Rama Itu,
Walau Langkahnya Canggung Mendepan Arena,
Walau Caci Dan Nista Buas Beraja,
Walau Hina-Dina Rakus Angkara.
Kerana Kau Bukan ILAHI.
Kerana Kau Bukan Mandiri,
Kerana Kau Hanyalah Pemain,
Di Pesta Ria Yang Dibuka Sementara...
Mencari Jalan Pulang
by Muhammad Shahid Boy Ahmad
Sering Tertanya Aku,
Sering Mengaduh Aku,
Keluh-Kesah dan Rantaian Segala,
Di Ufuk Kekaburan Melatanya Manusia.
Apa Guna Kekesalan,
Apa Guna Rintihan,
Jika Jalan Menyusur Liar,
Menyondol Ritma Harmoni Alam.
Cuba Ku Kikir Pahatan Semalam,
Namun Semakin Buruk Jadinya,
Cuba Ku Tampal Bocoran Taufan,
Akhirnya Kelemasan Menjerut Kefanaan.
Ke Dasar Ku Tenggelam,
Menggapai-Gapai Ilusi Kewarasan,
Cuba Menggamit Emosi Ketuhanan,
Namun Sirna Ditelan Kepedihan.
Musnahlah Semua Tamadun Pemikiran,
Hapuslah Segala Cogan Kepalsuan,
Yang Tinggal Meratap Kehibaan,
Rupanya Batil Disangka Kebenaran.
Menyelusur Ceruk Penghayatan,
Terpaku Terlopong Melihat Kesahihan,
Yang Selama Ini Didambakan,
Buat Pedoman Suluhan Bekalan.
Simpang Siur Kelurusan,
Yang Tinggal Kini Tambakan Keinsafan,
Moga Dapat Sedikit Titipan,
Untuk Digendong Buat Timbangan..
Dalam Lamunan
By: Arista Putra
Entah apa yang terjadi di depanku saat itu
Merobek sendu diantara luka-luka yang menganga
Jiwa yang riang tanpa beban seolah menari diantara jendela-jendela yang pecah
Riuhnya pun tak terasa dalam ingatanku
Aneh memang mendengar dan merasakannya
Namun kurasa ini karena satu beban yang tak bisa kuabaikan
Yah, aku patut tersenyum
Walau mungkin menyakitkan bagi yang tersadar
Mungkin juga melukai bagi yang tak siap
Aku tak menyalahkan
Bahkan pada deretan bangku kosong sekalipun
Bisa jadi ini karena Robb-Nya
Setidaknya kereta ini masih terus berjalan.
Sadarkah??
Entahlah.. setidaknya ini kurang dari ¼ perjalanan keretaku
Masih banyak stasiun yang harus kulewati
Masih banyak pula orang yang akan kutemui
Perhentianku masih jauh
Dan aku takkan kenal lelah untuk terus terjaga
Secangkir kopi ini kuyakin membuatku lebih dewasa
Dan sepotong roti ini kelak akan menjadi penolong di kala lapar
ditemani para sahabat yang terus berkelakar di sampingku.
serta quranku ini, tambatanku dikala susah senangku
Terimakasih ya Robb..
Terimakasih sahabat..
Entah apa yang terjadi di depanku saat itu
Merobek sendu diantara luka-luka yang menganga
Jiwa yang riang tanpa beban seolah menari diantara jendela-jendela yang pecah
Riuhnya pun tak terasa dalam ingatanku
Aneh memang mendengar dan merasakannya
Namun kurasa ini karena satu beban yang tak bisa kuabaikan
Yah, aku patut tersenyum
Walau mungkin menyakitkan bagi yang tersadar
Mungkin juga melukai bagi yang tak siap
Aku tak menyalahkan
Bahkan pada deretan bangku kosong sekalipun
Bisa jadi ini karena Robb-Nya
Setidaknya kereta ini masih terus berjalan.
Sadarkah??
Entahlah.. setidaknya ini kurang dari ¼ perjalanan keretaku
Masih banyak stasiun yang harus kulewati
Masih banyak pula orang yang akan kutemui
Perhentianku masih jauh
Dan aku takkan kenal lelah untuk terus terjaga
Secangkir kopi ini kuyakin membuatku lebih dewasa
Dan sepotong roti ini kelak akan menjadi penolong di kala lapar
ditemani para sahabat yang terus berkelakar di sampingku.
serta quranku ini, tambatanku dikala susah senangku
Terimakasih ya Robb..
Terimakasih sahabat..
Cinta dan Setia
by:Arista Putra
Lelah aku berdiri
Menunggu datangnya mentari pagi
Tepat di ujung selatan pesisir bali
Dan yang kutahu ‘cinta’ telah mati
Sudah kusiapkan perapian
Sudah pula kubawakan kayu jantan
Hanya wujudnya yang belum terhadirkan
Aku ingat darinya sebuah pesan
Karena aku ‘cinta’ maka takkan kulempangkan kafan
Kuingat itu, rindu
Yang jalinkan kita saat puja puji Dewa Wisnu
Ku menyapa, dan kau tersipu malu
Hingga pandita-pun berujar geram padaku
Namun Dewata seolah tersenyum untukku
Setelah puja, kusapa dan kusambut dirinya
Diapun beranjak suka
Kutanya nama hatinya
Dan dia jawab ‘cinta’
Hingga kutarik kata ku ‘setia’
Itulah awal ku dan nya
Hingga akhirnya ku ditinggalnya
Sampai waktu ini masih kuingat bunga kamboja
Bunga cinta di hati kita
Tak apalah, kubakar nanti bersama dupa
Supaya hilang masa-masa kita ditelan surga dan dunia
Lihat, keretamu telah tiba
Ditarik bersama rombongan pemuda
Akupun tak sadar telah kuteteskan air mata
Tepat saat dirinya sampai di hadapan pandita
Kuangkat raganya dari kereta mati
Sampai akupun tak sengaja menyentuh jarinya yang terakhir kali
Jemarinya seolah enggan berpisah sampai lepas sejari demi sejari
Dan yang kurasakan, hangat walaupun rautnya pucat pasi
Kupandang bibirnya, tersenyum persis sewaktu kita pertama kali
Akhirnya kucoba lepas kepergiannya pada dewata
Kusisipkan api ini diantara kayu-kayu coklat tua
Walau tak ingin kulihat tubuhnya terbakar bara
Selamat tinggal ‘cinta’
‘setia’ kan menjemputmu di surga..
Lelah aku berdiri
Menunggu datangnya mentari pagi
Tepat di ujung selatan pesisir bali
Dan yang kutahu ‘cinta’ telah mati
Sudah kusiapkan perapian
Sudah pula kubawakan kayu jantan
Hanya wujudnya yang belum terhadirkan
Aku ingat darinya sebuah pesan
Karena aku ‘cinta’ maka takkan kulempangkan kafan
Kuingat itu, rindu
Yang jalinkan kita saat puja puji Dewa Wisnu
Ku menyapa, dan kau tersipu malu
Hingga pandita-pun berujar geram padaku
Namun Dewata seolah tersenyum untukku
Setelah puja, kusapa dan kusambut dirinya
Diapun beranjak suka
Kutanya nama hatinya
Dan dia jawab ‘cinta’
Hingga kutarik kata ku ‘setia’
Itulah awal ku dan nya
Hingga akhirnya ku ditinggalnya
Sampai waktu ini masih kuingat bunga kamboja
Bunga cinta di hati kita
Tak apalah, kubakar nanti bersama dupa
Supaya hilang masa-masa kita ditelan surga dan dunia
Lihat, keretamu telah tiba
Ditarik bersama rombongan pemuda
Akupun tak sadar telah kuteteskan air mata
Tepat saat dirinya sampai di hadapan pandita
Kuangkat raganya dari kereta mati
Sampai akupun tak sengaja menyentuh jarinya yang terakhir kali
Jemarinya seolah enggan berpisah sampai lepas sejari demi sejari
Dan yang kurasakan, hangat walaupun rautnya pucat pasi
Kupandang bibirnya, tersenyum persis sewaktu kita pertama kali
Akhirnya kucoba lepas kepergiannya pada dewata
Kusisipkan api ini diantara kayu-kayu coklat tua
Walau tak ingin kulihat tubuhnya terbakar bara
Selamat tinggal ‘cinta’
‘setia’ kan menjemputmu di surga..
Teman terbaik
by: Arista Putra
Diantara padang ilalang
Dia temanku..!
Diantara semak-semak berduri
Dia temanku..!
Bersama kita bersuka
Bersama kita melawan dunia
Tak pernah jauh aral kita gapai
Laksana ombak dan anginnya
Bukan satu
Tapi kita
Diantara langit-langit tercipta
Digelayuti canda tawa
Tidak akan ada bedanya
Dan mereka berseru kepada kita
Gila..!! sama..!! dan luar biasa..!!
Inilah kita saat bersama
Sewaktu terluka
Kita bergerilya taklukkan dunia
Sewaktu gembira
Kita melompat setinggi-tingginya
Tak peduli hitam, putih, dan kuning
Tak peduli dia saudaraku atau bukan
Tak peduli pula statusnya
Tapi jelas dia yang terbaik bagiku
Ada di saat canda
Tertawa di saat lelah
Brusaha di saat sedih menerpa
Mengingatkan di saat lupa
Diantara padang ilalang
Dia temanku..!
Diantara semak-semak berduri
Dia temanku..!
Bersama kita bersuka
Bersama kita melawan dunia
Tak pernah jauh aral kita gapai
Laksana ombak dan anginnya
Bukan satu
Tapi kita
Diantara langit-langit tercipta
Digelayuti canda tawa
Tidak akan ada bedanya
Dan mereka berseru kepada kita
Gila..!! sama..!! dan luar biasa..!!
Inilah kita saat bersama
Sewaktu terluka
Kita bergerilya taklukkan dunia
Sewaktu gembira
Kita melompat setinggi-tingginya
Tak peduli hitam, putih, dan kuning
Tak peduli dia saudaraku atau bukan
Tak peduli pula statusnya
Tapi jelas dia yang terbaik bagiku
Ada di saat canda
Tertawa di saat lelah
Brusaha di saat sedih menerpa
Mengingatkan di saat lupa
Pekung
by Muhammad Shahid Boy Ahmad
Sorak-Sorai Makin Bergema,
Nista Dan Cerca Menggunung Tinggi,
Keji-Mengeji Membuta Tuli,
Tak Sedar Pekung Sendiri.
Mana Pergi Harga Diri,
Yang Munafik Dijulang Dirai,
Siddiq Pergi Menghembus Diri,
Kalut Dalam Nafsu Sendiri.
Mahu Nama Mahu Segala,
Menjual Agama Membunuh Saudara,
Tak Puas Lagi Petaka Dicipta,
Atas Nama Pejuang Negara.
Salah Mafhum Terus Gempita,
Konon Aniaya Sudah Menggila,
Saksama Terkubur Korapsi Beraja.
Mana Sirna Kurnia Rasa,
Kurniaan Ilahi Kepada Hamba,
Utopia Palsu Terus Dijaja.
Sorak-Sorai Makin Bergema,
Nista Dan Cerca Menggunung Tinggi,
Keji-Mengeji Membuta Tuli,
Tak Sedar Pekung Sendiri.
Mana Pergi Harga Diri,
Yang Munafik Dijulang Dirai,
Siddiq Pergi Menghembus Diri,
Kalut Dalam Nafsu Sendiri.
Mahu Nama Mahu Segala,
Menjual Agama Membunuh Saudara,
Tak Puas Lagi Petaka Dicipta,
Atas Nama Pejuang Negara.
Salah Mafhum Terus Gempita,
Konon Aniaya Sudah Menggila,
Saksama Terkubur Korapsi Beraja.
Mana Sirna Kurnia Rasa,
Kurniaan Ilahi Kepada Hamba,
Utopia Palsu Terus Dijaja.
Tiap Diri Punya Ingin (Menghambat Hawa Dan Nafsu)
by Muhammad Shahid Boy Ahmad
Tiap Diri Punya Ingin,
Tika Sayap Melebar Dunia,
Ranjau Ditempuh Mengangkat Tahana,
Tanpa Peduli Diuliti Dosa.
Tiap Diri Punya Ingin,
Tika Nafsu Punya Wibawa,
Tubuh Terhambat Mengikut Saja,
Mencemar Diri Membuat Angkara.
Tiap Diri Punya Ingin,
Tika Juadah Menggamit Rasa,
Terusan Menghambur Cereka Selera,
Mengagung Pada Citra Manusia.
Tiap Diri Punya Ingin,
Tika Kerlingan Mendebar Rasa,
Berombak Dada Memacu Sukma,
Mencantas Terus Faham Di Jiwa.
Tiap Diri Punya Ingin...
PEDANG
By: Arista Putra
Ditempa dalam panasnya api
Dibalut riakan air mendidih
terasah karena besi tua
trukir oleh batu berani
Sungguh elok paras mukanya
Hingga sang pelita takluk akan kilaunya
Ibarat fajar dan senja bersatu di dalamnya
Kecuali diteguhkannya ia untuk bersabar
Maka jadilah ia intan yang bertahtakan emas
Masanya adalah ribuan tahun
Takkan sanggup seorangpun merobek hatinya
Walau ditelantarkan berkali-kali
Namun berkali-kali jualah ia memimpin laga
Satu saja pukulannya, sekaratlah ribuan jiwa
Wahai jiwa yang sekarat dalam penampungan pasir
Apa daya bila kau tak mampu sekeras dan sekokoh dia
tinggal merah yang akan membekas di badan
dan belulang putihpun akan retak dalam debu
Sampai akhir mati bersedu sedan
Ini neraka bagi penentang
Berlarilah sejauh kau bisa
Maka tetap akan terkejar juga rohmu
Tak mungkin bagimu menentang nyawa
Melainkan pasrah, maka terkalahkanlah ia
Tak perlu dilawan dengan api
Tak perlu diteriakkan dengan kayu
Patahkan saja batang dalamnya
Hancurkan peneguhnya
Dan hilanglah sifat serigalanya
Demi batu yang tak mungkin dia tembus
Maka takkan tajam dirinya karena penyakit
Demi air yang tak mungkin dia pisahkan
Maka habis pula nafasnya dalam api
Layaknya sekam yang menjadi abu
Dan saat itu, terbuanglah ia dalam gundukan debu
Termakan oleh penantian usia
Hingga keriput mengiringi parasnya
Dan hatinya yang berkilau, menjadi hitam
Setelahnya maka tiada pula hidup baginya
Ditempa dalam panasnya api
Dibalut riakan air mendidih
terasah karena besi tua
trukir oleh batu berani
Sungguh elok paras mukanya
Hingga sang pelita takluk akan kilaunya
Ibarat fajar dan senja bersatu di dalamnya
Kecuali diteguhkannya ia untuk bersabar
Maka jadilah ia intan yang bertahtakan emas
Masanya adalah ribuan tahun
Takkan sanggup seorangpun merobek hatinya
Walau ditelantarkan berkali-kali
Namun berkali-kali jualah ia memimpin laga
Satu saja pukulannya, sekaratlah ribuan jiwa
Wahai jiwa yang sekarat dalam penampungan pasir
Apa daya bila kau tak mampu sekeras dan sekokoh dia
tinggal merah yang akan membekas di badan
dan belulang putihpun akan retak dalam debu
Sampai akhir mati bersedu sedan
Ini neraka bagi penentang
Berlarilah sejauh kau bisa
Maka tetap akan terkejar juga rohmu
Tak mungkin bagimu menentang nyawa
Melainkan pasrah, maka terkalahkanlah ia
Tak perlu dilawan dengan api
Tak perlu diteriakkan dengan kayu
Patahkan saja batang dalamnya
Hancurkan peneguhnya
Dan hilanglah sifat serigalanya
Demi batu yang tak mungkin dia tembus
Maka takkan tajam dirinya karena penyakit
Demi air yang tak mungkin dia pisahkan
Maka habis pula nafasnya dalam api
Layaknya sekam yang menjadi abu
Dan saat itu, terbuanglah ia dalam gundukan debu
Termakan oleh penantian usia
Hingga keriput mengiringi parasnya
Dan hatinya yang berkilau, menjadi hitam
Setelahnya maka tiada pula hidup baginya
Dalam poros diam
by: Arista Putra
Diantara bait-bait sunyi tentang malam
Tersembunyikan kata bintang kedalam baris hitam
Tak tertuliskan dan tak terjamah
Namun itu hati yang mencarinya hingga lelah
Ketika malam berganti siang
Tak pernah terlihat hadirnya pendatang
Sampai dengan purnama tiba
Tak tahu dimana berada
Bila kelak datang kapal berlabuh
Ingin berlari hingga jauh
Sampai tiba saat dari Sang Masa
Menyadarkan dalam peluh keringat iba
Kembali dan mencari
Saat waktu telah habis untuk mati
Ketika sesal terbayar hutang
Hingga lelah dibayar berkah
…end…
Tak mampu mengerti rasanya
Ketika perjalanan hanya ingin dirangkai kata
Tidak dengan cerita luar biasa
Tidak juga dengan serangkai bunga
Setiap kesedihan pasti kan menyapa
Sedang kesenangan telah hilang dari raut muka
Sekali lagi, sampai Sang Masa bertitah
Takkan pernah mampu untuk berusaha
Biarkan terkulai lalu bangkit
Mencari jawab walau sedikit
Karena manusia tetaplah manusia
Tak mampu mengerti apa yang di luar dunia.
Diantara bait-bait sunyi tentang malam
Tersembunyikan kata bintang kedalam baris hitam
Tak tertuliskan dan tak terjamah
Namun itu hati yang mencarinya hingga lelah
Ketika malam berganti siang
Tak pernah terlihat hadirnya pendatang
Sampai dengan purnama tiba
Tak tahu dimana berada
Bila kelak datang kapal berlabuh
Ingin berlari hingga jauh
Sampai tiba saat dari Sang Masa
Menyadarkan dalam peluh keringat iba
Kembali dan mencari
Saat waktu telah habis untuk mati
Ketika sesal terbayar hutang
Hingga lelah dibayar berkah
…end…
Tak mampu mengerti rasanya
Ketika perjalanan hanya ingin dirangkai kata
Tidak dengan cerita luar biasa
Tidak juga dengan serangkai bunga
Setiap kesedihan pasti kan menyapa
Sedang kesenangan telah hilang dari raut muka
Sekali lagi, sampai Sang Masa bertitah
Takkan pernah mampu untuk berusaha
Biarkan terkulai lalu bangkit
Mencari jawab walau sedikit
Karena manusia tetaplah manusia
Tak mampu mengerti apa yang di luar dunia.
Langkah Sang Perwira 1
by Muhammad Shahid Boy Ahmad
Masih Lagi Terbekas Pesan Guru Tika Dinihari Menyapa Dunia,
Tatkala Sang Perwira Meyisip Rapi Keris Petala Warisan Pusaka,
Lalu Melangkah Keluar Diiring Doa Merpersiap Gerak Menghadap Buana,
Mempertajam Deria Mengatur Susun Mengurai Gaya Lantas Terhidu Bahaya.
Terus Sang Perwira Membangkit Semangat Tersirna Canggung Panahan Mata,
Maju Dan Mara Tanpa Gusar Menggenggam Iltizam Tersemat Di Dada,
Menghunus Keris Mempertahan Nyawa Dengan Niat Mempertahan Hak Bangsa,
Agar Maruah Agama Tak Tergadai Dirobek Ganggu Anasir Durjana
Masih Lagi Terbekas Pesan Guru Tika Dinihari Menyapa Dunia,
Tatkala Sang Perwira Meyisip Rapi Keris Petala Warisan Pusaka,
Lalu Melangkah Keluar Diiring Doa Merpersiap Gerak Menghadap Buana,
Mempertajam Deria Mengatur Susun Mengurai Gaya Lantas Terhidu Bahaya.
Terus Sang Perwira Membangkit Semangat Tersirna Canggung Panahan Mata,
Maju Dan Mara Tanpa Gusar Menggenggam Iltizam Tersemat Di Dada,
Menghunus Keris Mempertahan Nyawa Dengan Niat Mempertahan Hak Bangsa,
Agar Maruah Agama Tak Tergadai Dirobek Ganggu Anasir Durjana
Kembara Masih Panjang ( Selagi Nyawa Diizin Ar-Rahman )
by Muhammad Shahid Boy Ahmad
Menyeka Tangis Hiba Tika Meremuk Di Kamar Hati Meredam Jiwa,
Menanti Hari Esok Sedang Duka Masih Terpupuk Mengembun Lara,
Mengenang Sayup Cinta Tatkala Senja Melabuhkan Angan Di Ufuk Nostalgia,
Mahligai Yang Terbina Dari Sejuta Rasa Ranap Begitu Saja.
Kasih Yang Tersemai Dan Dibaja Direnggut Badai Sekelip Mata,
Ikrar Akan Menempuh Onak Hidup Bersama Entah Kemana Perginya,
Berlegar Persoalan Mengundang Tanya Tanpa Jawaban Emosi Terus Bergelora,
Sekonyong Datang Limpah Kesedaran Kurniaan Allah Mencerna Cahaya Membara.
Kembara Maseh Panjang Adekku Kerna Misi Masih Belum Terlaksana,
Ilmu Seluas Lautan Akan Ditimba Buat Titipan Di Hari Muka,
Pengalaman Setinggi Langit Akan Diraih Buat Pengajaran Setanding Usia,
Selagi Nyawa Diizin Ar-Rahman Selagi Itu Cubaan Akan Tersua.
Maka itu Adekku Teruslah Berkayuh Selagi Tenaga Punya Upaya,
Andai Perahumu Berlubang Bocor Tampallah Dengan Ilmu Bersadur Usaha,
Kerna Jalan Ke Seberang Bukan Calang Mudah Merentas Kembara Jiwa,
Membutuh Akan Pengorbanan Selaras Tawakkal Diiring Harap Berkat Doa..
Menyeka Tangis Hiba Tika Meremuk Di Kamar Hati Meredam Jiwa,
Menanti Hari Esok Sedang Duka Masih Terpupuk Mengembun Lara,
Mengenang Sayup Cinta Tatkala Senja Melabuhkan Angan Di Ufuk Nostalgia,
Mahligai Yang Terbina Dari Sejuta Rasa Ranap Begitu Saja.
Kasih Yang Tersemai Dan Dibaja Direnggut Badai Sekelip Mata,
Ikrar Akan Menempuh Onak Hidup Bersama Entah Kemana Perginya,
Berlegar Persoalan Mengundang Tanya Tanpa Jawaban Emosi Terus Bergelora,
Sekonyong Datang Limpah Kesedaran Kurniaan Allah Mencerna Cahaya Membara.
Kembara Maseh Panjang Adekku Kerna Misi Masih Belum Terlaksana,
Ilmu Seluas Lautan Akan Ditimba Buat Titipan Di Hari Muka,
Pengalaman Setinggi Langit Akan Diraih Buat Pengajaran Setanding Usia,
Selagi Nyawa Diizin Ar-Rahman Selagi Itu Cubaan Akan Tersua.
Maka itu Adekku Teruslah Berkayuh Selagi Tenaga Punya Upaya,
Andai Perahumu Berlubang Bocor Tampallah Dengan Ilmu Bersadur Usaha,
Kerna Jalan Ke Seberang Bukan Calang Mudah Merentas Kembara Jiwa,
Membutuh Akan Pengorbanan Selaras Tawakkal Diiring Harap Berkat Doa..
TERSESAT
by: Arista Putra
Hilang ditelan air
Tanpa sadar, hinggap di ranah getir
enggan kulewati jembatan kayu
Namun setiap jalan tertutup dan berbatu
Hendak kurayu kijang agar memapahku
Namun enggan kijang melewati kayu dan batu
Hendak kurayu burung terbangkanku
Namun terlanjur hilang terlebih dahulu
Apa lagi yang kan kurayu…
Tak ada setetespun madu
Entah harus bagaimana…
Padahal purnama makin berkuasa
Hina,, hina,,, dan semakin terhina !
Kesendirian yang membunuh jiwa
Angin apa ini yang merasuk dalam dada
Seolah ingin mendesak raga
Di depanku laut
Di belakangku hutan maut
Entah apakah siap menghantar nyawa
Ketika belum merasa berbekal surga
Sudah,.. sudahi saja….
Kusayat punggung, agar kutahu ku masih nyata
Ku jalani saja hutan maut
Biarkan diri terluka parut
Aku remuk redam
Dan itu lebih baik dari berdiam
Kuambil hutan tak berjejak
Susuri ruang sempit dan teracak
Detak makin keras
Alam makin beringas
Raga dihantam dengan duri tajam
Hingga jiwa terjerembab dalam kelam
………………….
Perjalanan masih jauh dan lama
Namun keyakinan tanah harapan masih ada
Takkan menyerah sampai awan biru memanggil
Atau hingga sesuatu terlaksana.
Hilang ditelan air
Tanpa sadar, hinggap di ranah getir
enggan kulewati jembatan kayu
Namun setiap jalan tertutup dan berbatu
Hendak kurayu kijang agar memapahku
Namun enggan kijang melewati kayu dan batu
Hendak kurayu burung terbangkanku
Namun terlanjur hilang terlebih dahulu
Apa lagi yang kan kurayu…
Tak ada setetespun madu
Entah harus bagaimana…
Padahal purnama makin berkuasa
Hina,, hina,,, dan semakin terhina !
Kesendirian yang membunuh jiwa
Angin apa ini yang merasuk dalam dada
Seolah ingin mendesak raga
Di depanku laut
Di belakangku hutan maut
Entah apakah siap menghantar nyawa
Ketika belum merasa berbekal surga
Sudah,.. sudahi saja….
Kusayat punggung, agar kutahu ku masih nyata
Ku jalani saja hutan maut
Biarkan diri terluka parut
Aku remuk redam
Dan itu lebih baik dari berdiam
Kuambil hutan tak berjejak
Susuri ruang sempit dan teracak
Detak makin keras
Alam makin beringas
Raga dihantam dengan duri tajam
Hingga jiwa terjerembab dalam kelam
………………….
Perjalanan masih jauh dan lama
Namun keyakinan tanah harapan masih ada
Takkan menyerah sampai awan biru memanggil
Atau hingga sesuatu terlaksana.
Jumat, 04 Februari 2011
TAK BERSINERGI
Luruh seluruh penguasaan diri bersama pahit elegi
Jatuh di gelaran dilema yang tak berbentuk lagi
Harapan dan kenyataan tak sekalipun bersinergi
Apa yang tersisa dariku hingga belum juga pergi
Terus bertahan di sisi lain dunia penuh tajam gerigi
Bahkan masih sempat memberi senyum untuk di bagi
Biar saja terkesan ini wujud kebodohan paling tinggi
Yang ku tahu, gelap malam masih kan berganti pagi
Tidaklah penting besar kemenangan akhirnya di sunggi
Berarti bila upaya telah mengalir dalam segala segi
Setidaknya, bukan termasuk di antara orang merugi
Yang tiada pernah mencurah dari diri segenap energi
Belum terhenti hembus nafas ini, tak kan menyerah pergi
Mimpi yang tertunda, masih ku coba menggapainya lagi
Jatuh di gelaran dilema yang tak berbentuk lagi
Harapan dan kenyataan tak sekalipun bersinergi
Apa yang tersisa dariku hingga belum juga pergi
Terus bertahan di sisi lain dunia penuh tajam gerigi
Bahkan masih sempat memberi senyum untuk di bagi
Biar saja terkesan ini wujud kebodohan paling tinggi
Yang ku tahu, gelap malam masih kan berganti pagi
Tidaklah penting besar kemenangan akhirnya di sunggi
Berarti bila upaya telah mengalir dalam segala segi
Setidaknya, bukan termasuk di antara orang merugi
Yang tiada pernah mencurah dari diri segenap energi
Belum terhenti hembus nafas ini, tak kan menyerah pergi
Mimpi yang tertunda, masih ku coba menggapainya lagi
Langganan:
Postingan (Atom)
Senandung Rindu untuk Ibu
Ibu.. Ribuan hari berlalu Tanpa hadirmu Namun rindu Masih menderu Penuhi ruang kalbu Dan netraku Masih pantulkan kelabu Sekalipun langit itu...
-
Senja yang terbakar oleh uap panas matahari mematikan daun daun mungilku burungpun enggan singgah di dahannya yang batu pucat maya bayan...
-
Oh Cinta... Aku dengar keluh kesahmu dalam wahana yang begitu sempit Duniamu tersangkut pada khayangan dilema Ingin menari, tapi kata hat...
-
Oleh Pakde Azir Raja Ali Haji bin Raja Haji Ahmad atau cukup dengan nama pena-nya Raja Ali Haji (lahir di Selangor, 1808 — meninggal di ...