By: Ain Saga
Sekejap saja pagi datang lagi
mengharumkan semesta bathin
yang bergolak karna mimpi buruk
yang meradang karena badai taufan
gerangan apa kabut menghilang?
Langit tak berjawab
selain diam
membasuh debur yang sepi
ditengah padang pagi
melilitkan api sunyi
pada jelaga hati
mengapa harus terjadi
perpisahan kadang tak diingini
tak juga dimengerti hakikatnya
namun semua harus terlalui
agar perjalanan tak berjejak bosan
lalu hampa didalamnya.
Menggetirkan nadi.
Sekejap saja.
Minggu, 29 Mei 2011
Sabtu, 28 Mei 2011
Taklukkan Tebing Uji Menjulang
Siapa yang masih peduli pada sisa butir kacang
Ketika penuh nan terisi perutnya telah kenyang
Tak kan berarti jika harus terabai dan terbuang
Tentu bisa dapatkan lebih dengan lembar uang
Berdiri kokoh peraduan memanggil pulang
Dalam dekap kehangatan orang-orang tersayang
Keluarga, deskripsi yang bukan hanya di awang
Utuh adanya di tiap pergantian hari menjelang
Namun, itu semua ilusi pantulan bayang
Satuan harmoni keindahan setengah hilang
Bagi mereka yang tertinggal takdir melintang
Tanpa sanak dalam kerasnya hidup menentang
Temui arti nyata dari kiasan kata tegar berjuang
Meski tanpa pengiring dengan teriakan lantang
Semangatnya sanggup merubah ranting jadi arang
Walau tak satupun mau mendengarnya mengerang
Cukup melegakan bila tersisa saudara hanya seorang
Tidak, semua telah kembali pada Sang Maha Penyayang
Sebatang kara mengikat kedekatan dengan yang baru datang
Senasib sepenanggungan jadi alasan bersama mencari ruang
Saling menepuk bahu, sesekali keringkan airmata berlinang
Beranikan diri mengucap janji untuk selalu jadi pemenang
Menyalakan pendar cahaya pada tiap jalan bersimut remang
Menaklukkan tebing uji yang dibuat begitu tinggi menjulang
Bertahan dengan kearifan ditengah himpit jaman berselang
Biar saja tiada senyum mengitari ketika ingin berdendang
Tak memelas di depan wajah yang punya harta bergelimang
Hanya memeras keringatnya sendiri sebagai sejatinya pejuang
Memangkas habis keputusasaan dengan tekat kian berdendang
Memuntahkan segala suapan belas kasihan yang bertandang
Demi sebuah nilai sempurna harga diri kan teguh di pegang
Hanya tunduk kepada-Nya, Pemberi tunggal esok yang benderang
Ketika penuh nan terisi perutnya telah kenyang
Tak kan berarti jika harus terabai dan terbuang
Tentu bisa dapatkan lebih dengan lembar uang
Berdiri kokoh peraduan memanggil pulang
Dalam dekap kehangatan orang-orang tersayang
Keluarga, deskripsi yang bukan hanya di awang
Utuh adanya di tiap pergantian hari menjelang
Namun, itu semua ilusi pantulan bayang
Satuan harmoni keindahan setengah hilang
Bagi mereka yang tertinggal takdir melintang
Tanpa sanak dalam kerasnya hidup menentang
Temui arti nyata dari kiasan kata tegar berjuang
Meski tanpa pengiring dengan teriakan lantang
Semangatnya sanggup merubah ranting jadi arang
Walau tak satupun mau mendengarnya mengerang
Cukup melegakan bila tersisa saudara hanya seorang
Tidak, semua telah kembali pada Sang Maha Penyayang
Sebatang kara mengikat kedekatan dengan yang baru datang
Senasib sepenanggungan jadi alasan bersama mencari ruang
Saling menepuk bahu, sesekali keringkan airmata berlinang
Beranikan diri mengucap janji untuk selalu jadi pemenang
Menyalakan pendar cahaya pada tiap jalan bersimut remang
Menaklukkan tebing uji yang dibuat begitu tinggi menjulang
Bertahan dengan kearifan ditengah himpit jaman berselang
Biar saja tiada senyum mengitari ketika ingin berdendang
Tak memelas di depan wajah yang punya harta bergelimang
Hanya memeras keringatnya sendiri sebagai sejatinya pejuang
Memangkas habis keputusasaan dengan tekat kian berdendang
Memuntahkan segala suapan belas kasihan yang bertandang
Demi sebuah nilai sempurna harga diri kan teguh di pegang
Hanya tunduk kepada-Nya, Pemberi tunggal esok yang benderang
Hanya Sekadar Nukilan
By: Muhammad Shahid Boy Ahmad
Kebersamaan Dalam Penyatuan
Jauh Mana Perbedaan Larut Dalam Seribu Pertanyaan
Haruskah Jadi Penghalang Sebuah Perhubungan
Saat Yang Mendatang Takkan Meninggalkan
Hanya Buat Yang Masih Lena Dalam Penantian
Berbaur Rindu Dalam Sedan
Haruskah Jadi Ikut-Ikutan
Sedang Kemahuan Menyusur Terlepas Sudah Genggaman
Menggamit Kenangan Tak Bererti Satu Penyesalan
Hanya Nostalgia Buat Pengukur Jauh Perjalanan
Sedang Syukur Sekadar Ucapan
Tak Berbekas Namun Terus Hanyut Dalam Khayalan
Mimpi Yang Tak Kesudahan
Akhirnya Jadi Gurau Igauan
Lalu Kemana Harap Yang Puas Dicurahkan
Dedalukah Yang Tersisip Di Tangan
Atau Kan Mekar Sebuah Jambangan
Bukan Untuk Perbahasan
Tapi Hanya Sekadar Nukilan
Kebersamaan Dalam Penyatuan
Jauh Mana Perbedaan Larut Dalam Seribu Pertanyaan
Haruskah Jadi Penghalang Sebuah Perhubungan
Saat Yang Mendatang Takkan Meninggalkan
Hanya Buat Yang Masih Lena Dalam Penantian
Berbaur Rindu Dalam Sedan
Haruskah Jadi Ikut-Ikutan
Sedang Kemahuan Menyusur Terlepas Sudah Genggaman
Menggamit Kenangan Tak Bererti Satu Penyesalan
Hanya Nostalgia Buat Pengukur Jauh Perjalanan
Sedang Syukur Sekadar Ucapan
Tak Berbekas Namun Terus Hanyut Dalam Khayalan
Mimpi Yang Tak Kesudahan
Akhirnya Jadi Gurau Igauan
Lalu Kemana Harap Yang Puas Dicurahkan
Dedalukah Yang Tersisip Di Tangan
Atau Kan Mekar Sebuah Jambangan
Bukan Untuk Perbahasan
Tapi Hanya Sekadar Nukilan
Untitled (Nasehat Kecil)
By: Muhammad Shahid Boy Ahmad
Terkesima Dalam Keterasingan
Membujuk Dalam Jerat Kesamaran
Apakah Yang Diharap Pada Sekujur Kefanaan
Terguris Sayatan Satu Kedangkalan
Wajar Itu Satu Pandangan
Berubah Pada Angin Yang Tak Berketetapan
Apakah Madu Itu Kemanisan
Sedang Sang Semut Mati Kekenyangan
Apakah Racun Itu Ratapan Kehibaan
Walhal Terus Khayal Di Balik Kelazatan
Janji Tak Memberi Erti Kesempurnaan
Merana Masih Kan Jadi Santapan
Teruslah Alam Berputaran
Kisah Yang Sama Terwujud Coretan
Akankah Ada Dakapan Pengajaran
Atau Sekadar Salut Kemegahan
Yang Benar Takkan Tinggal Kepalsuan
Pastinya Balas Itu Satu Kemestian
Peduli Atau Tidak Itulah Jadi Sahut-Sahutan
Hingga Ke Akhir Zaman...
Terkesima Dalam Keterasingan
Membujuk Dalam Jerat Kesamaran
Apakah Yang Diharap Pada Sekujur Kefanaan
Terguris Sayatan Satu Kedangkalan
Wajar Itu Satu Pandangan
Berubah Pada Angin Yang Tak Berketetapan
Apakah Madu Itu Kemanisan
Sedang Sang Semut Mati Kekenyangan
Apakah Racun Itu Ratapan Kehibaan
Walhal Terus Khayal Di Balik Kelazatan
Janji Tak Memberi Erti Kesempurnaan
Merana Masih Kan Jadi Santapan
Teruslah Alam Berputaran
Kisah Yang Sama Terwujud Coretan
Akankah Ada Dakapan Pengajaran
Atau Sekadar Salut Kemegahan
Yang Benar Takkan Tinggal Kepalsuan
Pastinya Balas Itu Satu Kemestian
Peduli Atau Tidak Itulah Jadi Sahut-Sahutan
Hingga Ke Akhir Zaman...
STILETTO
By: Insan Al Amin
status anak muda sekarang
kenapa bikin bingung semua
complicated sana sini
itu hati apa lukisan
diwarna hitam di silet silet
seperti yang kecanduan sakit
ah andai aku adalah perangkap stiletto
yang bisa merangkap hati hati itu
dalam jebakan terarah
biar mereka g kesurupan terlalu banyak
status anak muda sekarang
kenapa bikin bingung semua
complicated sana sini
itu hati apa lukisan
diwarna hitam di silet silet
seperti yang kecanduan sakit
ah andai aku adalah perangkap stiletto
yang bisa merangkap hati hati itu
dalam jebakan terarah
biar mereka g kesurupan terlalu banyak
Jumat, 27 Mei 2011
Why Should I Believe
I always tried to crib the shape of the moon
Pretended that it would easily ease the dark soon
Didn't want to listen any kind of miserable tune
Which had been written as the greatest lampoon
It seemed so stupid, but I couldn't lit the fire
Whereas I had no more power to lead my tire
Then slowly but sure I was getting loose my desire
Coz anyone who gave words was just truly a big liar
Now, I know that the moon doesn't have its own light
And it can never make the world of mind bright
Even though I have the real one as my private right
Still I may get lost walking alone through the night
Tell me as many as you want that I'm perfectly wrong
The fact is I am bored to enjoy that mocking song
Only God's love I may trust to guide and keep me strong
Take me home to His Mercy after a journey that's very long
Why should I believe that you're not a cruel foe
Just because you have given to me a beautiful rendezvous
I feel so strange, like I've got an experience of de javu
A best friend who becomes, in the end, a frightful foe
You may have my permission to join this interesting story
Make some awesome predictions about the end of the mystery
How much happiness, in my entire life, will you finally carry
Or it's not more than deepest sorrow for a heart as the contrary
Prove to me that it's not only the hope hanging high in the sky
When you say that you'll be someone who makes my wound dry
And removes all the things which can be my reason to cry
Live in the complete peacefulness without any kind of lie
Pretended that it would easily ease the dark soon
Didn't want to listen any kind of miserable tune
Which had been written as the greatest lampoon
It seemed so stupid, but I couldn't lit the fire
Whereas I had no more power to lead my tire
Then slowly but sure I was getting loose my desire
Coz anyone who gave words was just truly a big liar
Now, I know that the moon doesn't have its own light
And it can never make the world of mind bright
Even though I have the real one as my private right
Still I may get lost walking alone through the night
Tell me as many as you want that I'm perfectly wrong
The fact is I am bored to enjoy that mocking song
Only God's love I may trust to guide and keep me strong
Take me home to His Mercy after a journey that's very long
Why should I believe that you're not a cruel foe
Just because you have given to me a beautiful rendezvous
I feel so strange, like I've got an experience of de javu
A best friend who becomes, in the end, a frightful foe
You may have my permission to join this interesting story
Make some awesome predictions about the end of the mystery
How much happiness, in my entire life, will you finally carry
Or it's not more than deepest sorrow for a heart as the contrary
Prove to me that it's not only the hope hanging high in the sky
When you say that you'll be someone who makes my wound dry
And removes all the things which can be my reason to cry
Live in the complete peacefulness without any kind of lie
Kalam mesra senja
By: Ain Saga
Kalam Illahi
berkumandang dalam senja
menepikan harum isi dunia
perhiasan fatamorgana
yang selalu tampak usang
bila berhadapan dengan kuasa
Sang Pemahat Hidup
tak ada satu kekuatan
yang bisa menerka
gerangan apa diatas langit
atau didalam kelam malam
bahkan semut kecilpun terlalu pandai bersyukur
sedang kita
yang sempurna penciptaan indranya
kadang malu mengakui kondisi jiwa yang tak pasti
tak dimengerti
gelisah bila tak dicintai
serasa gamang
saat ditinggal belahan jiwa
kupikir itu pemikiran beku
cairkan
cairkan hidupmu dengan asa dan perjuangan..
Jangan sedih dan bermuram
semoga badai kan berlalu salju..
Kalam Illahi
berkumandang dalam senja
menepikan harum isi dunia
perhiasan fatamorgana
yang selalu tampak usang
bila berhadapan dengan kuasa
Sang Pemahat Hidup
tak ada satu kekuatan
yang bisa menerka
gerangan apa diatas langit
atau didalam kelam malam
bahkan semut kecilpun terlalu pandai bersyukur
sedang kita
yang sempurna penciptaan indranya
kadang malu mengakui kondisi jiwa yang tak pasti
tak dimengerti
gelisah bila tak dicintai
serasa gamang
saat ditinggal belahan jiwa
kupikir itu pemikiran beku
cairkan
cairkan hidupmu dengan asa dan perjuangan..
Jangan sedih dan bermuram
semoga badai kan berlalu salju..
Bayang bayang hati
By: Ain Saga
Dulu pertama kali
ku tahu ada kamu
aku ingin tahu banyak kamu
kubiarkan musim bergulir
hinggap sebentar di bahumu
atau terbang meninggalkanmu
semua natural
hampir tak ada kesan
banyak cuka cemburu
kutuang diam diam
dalam cangkir persahabatan kita
mungkin kau tak tahu
atau tahu tapi tak berpikir kau tahu
melintasi darahku
atmosfir hatiku
lalu kembali kebumimu sendiri
dunia penuh pintu terkunci
seakan takut
orang merampas hal hal indah dari hidupmu
apa yang kau rasa
tentang ku
mungkin sama dengan rasaku
tapi mungkin juga tidak
daun dan mawar pun terlalu takut hembuskan kabar ke jantungku
takut kau cincang dalam cinta
mengapa harus begitu
mengapa harus begini
terlalu ideal proyeksi yang kau
ambil dari sudut pandang itu
membuat ku mulai jemu
karena seperti katamu dulu
jangan terkesan denganku
yang tak penah ada dalam duniamu
kecuali seguris aksara 'Aku'
maka kubiarkan kau hidup
sesuka adanya..
Persetan dengan 'Aku'
kan masih ada 'Kamu'
dia atau mereka..
Yang jelas tak ciptakan jarak luka
ke jantungku.:)
Dulu pertama kali
ku tahu ada kamu
aku ingin tahu banyak kamu
kubiarkan musim bergulir
hinggap sebentar di bahumu
atau terbang meninggalkanmu
semua natural
hampir tak ada kesan
banyak cuka cemburu
kutuang diam diam
dalam cangkir persahabatan kita
mungkin kau tak tahu
atau tahu tapi tak berpikir kau tahu
melintasi darahku
atmosfir hatiku
lalu kembali kebumimu sendiri
dunia penuh pintu terkunci
seakan takut
orang merampas hal hal indah dari hidupmu
apa yang kau rasa
tentang ku
mungkin sama dengan rasaku
tapi mungkin juga tidak
daun dan mawar pun terlalu takut hembuskan kabar ke jantungku
takut kau cincang dalam cinta
mengapa harus begitu
mengapa harus begini
terlalu ideal proyeksi yang kau
ambil dari sudut pandang itu
membuat ku mulai jemu
karena seperti katamu dulu
jangan terkesan denganku
yang tak penah ada dalam duniamu
kecuali seguris aksara 'Aku'
maka kubiarkan kau hidup
sesuka adanya..
Persetan dengan 'Aku'
kan masih ada 'Kamu'
dia atau mereka..
Yang jelas tak ciptakan jarak luka
ke jantungku.:)
Kamis, 26 Mei 2011
Andai Mereka Tau
Keramaian yang tiada berubah, pernah terlewati
Dengan banyak pasang mata tajam mengamati
Seperti itulah alasan bagiku mengharap berhenti
Kabulkan inginku tentang waktu tuk sejenak mati
Andai mereka tau sebab atas memberatnya langkah
Tak lain adalah cara melihat dari sudut yang salah
Tanpa merasa bahwa aku pun terkadang sangat lelah
Berjalan dengan tapak berbeda, terus dianggap lemah
Menggores layaknya mata pisau kemari beterbangan
Bersama sorot pandang yang memancar belas kasihan
Bukan itu yang ku mau sebagai iringan perjuangan
Sekalipun benar sering kaki terseok disela keletihan
Tak pernah terbersit pikirku pertanyakan garis takdir
Sementara, berulang sudah indah suratan-Nya terukir
Bila memang pernah ada setetes kepedihan mengalir
Hanya berbatasnya mampu diri mencerna alam pikir
Sanggup kutegarkan lagi ragaku yang hampir jatuh
Jadi jangan dituntun jiwa ini menjadi mahir mengeluh
Mungkin sebentar saja aku butuh bentang peneduh
Biarkan setelahnya sendiri selesaikan jalan tertempuh
Dengan banyak pasang mata tajam mengamati
Seperti itulah alasan bagiku mengharap berhenti
Kabulkan inginku tentang waktu tuk sejenak mati
Andai mereka tau sebab atas memberatnya langkah
Tak lain adalah cara melihat dari sudut yang salah
Tanpa merasa bahwa aku pun terkadang sangat lelah
Berjalan dengan tapak berbeda, terus dianggap lemah
Menggores layaknya mata pisau kemari beterbangan
Bersama sorot pandang yang memancar belas kasihan
Bukan itu yang ku mau sebagai iringan perjuangan
Sekalipun benar sering kaki terseok disela keletihan
Tak pernah terbersit pikirku pertanyakan garis takdir
Sementara, berulang sudah indah suratan-Nya terukir
Bila memang pernah ada setetes kepedihan mengalir
Hanya berbatasnya mampu diri mencerna alam pikir
Sanggup kutegarkan lagi ragaku yang hampir jatuh
Jadi jangan dituntun jiwa ini menjadi mahir mengeluh
Mungkin sebentar saja aku butuh bentang peneduh
Biarkan setelahnya sendiri selesaikan jalan tertempuh
Ambilah sesukamu.. Tapi ingat...
By: Ain Saga
Ambilah sesukamu
sebanyak harum yang kau kecup
sedalam rasa yang kau miliki
tapi ingat...
Setiap detik selalu ada dalam
hisabNya
berbuatlah
lakukan pilihan pilihan
sebut sebanyaknya langit kekaguman
keindahan
kemegahan
atau segenggam kearifan
pasti satu saat
semua akan kembali ke dalam hatimu
ke dalam perjalananmu
lintasi suratan takdir
dan menjadi sunyi
menjadi titik nadir
disanalah
kau mungkin baru mengerti
betapa mahalnya harga seguris
penyesalan..
Yang tak bisa mengulang
masa silam
meski sepicing mata saja
maka pikirkan pagimu
sebelum senja datang
menutup impian.
Ambilah sesukamu
sebanyak harum yang kau kecup
sedalam rasa yang kau miliki
tapi ingat...
Setiap detik selalu ada dalam
hisabNya
berbuatlah
lakukan pilihan pilihan
sebut sebanyaknya langit kekaguman
keindahan
kemegahan
atau segenggam kearifan
pasti satu saat
semua akan kembali ke dalam hatimu
ke dalam perjalananmu
lintasi suratan takdir
dan menjadi sunyi
menjadi titik nadir
disanalah
kau mungkin baru mengerti
betapa mahalnya harga seguris
penyesalan..
Yang tak bisa mengulang
masa silam
meski sepicing mata saja
maka pikirkan pagimu
sebelum senja datang
menutup impian.
Rabu, 25 Mei 2011
Airmatanya Yang Lebih Ingin Kuseka
Mengapa mencoba mencengkram angin
Tempat paling dasar bagi sebuah ingin
Mengkristal pemain pikir dalam dingin
Manakala simpul wajar lepas tak terjalin
Lalu kau pun bertanya dimana ranah logika
Mengapa airmatanya yang lebih ingin kuseka
Daripada perih hati terpaut saat mengemuka
Memberinya senyum sedang kita nyata terluka
Aku, begitu jauh dari ungkap sempurna
Hanya pada pengejaran mimpi diri terlena
Tak lebih baik darinya yang berimu makna
Membingkis setia dan menantimu disana
Pernah menyambut dawai yang kau petik
Menjadi pengiring bagi alunan merdu rintik
Mendamaikan seteru ruang batin penuh pelik
Terima tiap nada jiwamu melantun melentik
Kini, bukan karna lembar hati telah mengeras
Atau yakin akan cintamu sampai pada batas
Hanya tak sanggup melihat tangisnya kian deras
Terlalu lama ia mengulur rasa untukmu tanpa balas
Sekian kali ia coba merangkai cinta di latar hatimu
Tak bisakah biarkan ia tersenyum dengan sejukmu
Hampir terhuyung ia mengharap nyata ruas semu
Tapi tetap memaksa tegar demi setetes kepedulianmu
Tak mampu nuraniku tegakkan acuh didepan pintanya
Meski untukmu juga seluruh bait cinta yang kupunya
Tiada inginku memberi empedu nan berduri didalamnya
Melepasmu pun mestinya tak perlu sisakan secuil tanya
Ia telah panjang temani waktumu tak hanya sesaat
Lengkapi kosong dimensimu dengan tulus tergurat
Mencurah segenap kasih lebih dari sekedar sahabat
Memohon agar di celah hatimu, cintanya tertambat
Relakan pahatan asa tentang hidup kita jadi kenangan
Tak sanggup lagi menggenggammu di balik keegoisan
Bahagia kita atas kebersamaan tak menuju kesempurnaan
Jika ribuan repihan duka darinya tak henti jadi penghujan
Tempat paling dasar bagi sebuah ingin
Mengkristal pemain pikir dalam dingin
Manakala simpul wajar lepas tak terjalin
Lalu kau pun bertanya dimana ranah logika
Mengapa airmatanya yang lebih ingin kuseka
Daripada perih hati terpaut saat mengemuka
Memberinya senyum sedang kita nyata terluka
Aku, begitu jauh dari ungkap sempurna
Hanya pada pengejaran mimpi diri terlena
Tak lebih baik darinya yang berimu makna
Membingkis setia dan menantimu disana
Pernah menyambut dawai yang kau petik
Menjadi pengiring bagi alunan merdu rintik
Mendamaikan seteru ruang batin penuh pelik
Terima tiap nada jiwamu melantun melentik
Kini, bukan karna lembar hati telah mengeras
Atau yakin akan cintamu sampai pada batas
Hanya tak sanggup melihat tangisnya kian deras
Terlalu lama ia mengulur rasa untukmu tanpa balas
Sekian kali ia coba merangkai cinta di latar hatimu
Tak bisakah biarkan ia tersenyum dengan sejukmu
Hampir terhuyung ia mengharap nyata ruas semu
Tapi tetap memaksa tegar demi setetes kepedulianmu
Tak mampu nuraniku tegakkan acuh didepan pintanya
Meski untukmu juga seluruh bait cinta yang kupunya
Tiada inginku memberi empedu nan berduri didalamnya
Melepasmu pun mestinya tak perlu sisakan secuil tanya
Ia telah panjang temani waktumu tak hanya sesaat
Lengkapi kosong dimensimu dengan tulus tergurat
Mencurah segenap kasih lebih dari sekedar sahabat
Memohon agar di celah hatimu, cintanya tertambat
Relakan pahatan asa tentang hidup kita jadi kenangan
Tak sanggup lagi menggenggammu di balik keegoisan
Bahagia kita atas kebersamaan tak menuju kesempurnaan
Jika ribuan repihan duka darinya tak henti jadi penghujan
Lembayung pelukan
By: Ain Saga
Bila aku adalah mawar
ciumlah aku penuh kasih sayang
rasakan cinta disetiap udara yang kau hirup
lalu tersenyumlah
bersyukurlah..
Bila ku seorang sahabat
genggamlah erat pelukanku
rasakan bahwa kita sama bersaudara
meski kita tak lahir dari rahim yang sama
tapi darah merah kita
isyaratkan cinta disepanjang
telaga perjuangan
kita sama menatap senja itu
matari yang jingga keemasan
indah bukan...??
Seperti itulah saat ku mencintaimu
hangat seperti lembayung pelukanmu..
Dimana semua khilaf dan salah
terobati oleh rajutan mav
yang menasbihkan
sekali lagi rasa syukurmu..
Dan rasa sayangku
meski mungkin teramat banyak
perbedaan yang kita punya..
Disetiap sudut jalan kita
Bila aku adalah mawar
ciumlah aku penuh kasih sayang
rasakan cinta disetiap udara yang kau hirup
lalu tersenyumlah
bersyukurlah..
Bila ku seorang sahabat
genggamlah erat pelukanku
rasakan bahwa kita sama bersaudara
meski kita tak lahir dari rahim yang sama
tapi darah merah kita
isyaratkan cinta disepanjang
telaga perjuangan
kita sama menatap senja itu
matari yang jingga keemasan
indah bukan...??
Seperti itulah saat ku mencintaimu
hangat seperti lembayung pelukanmu..
Dimana semua khilaf dan salah
terobati oleh rajutan mav
yang menasbihkan
sekali lagi rasa syukurmu..
Dan rasa sayangku
meski mungkin teramat banyak
perbedaan yang kita punya..
Disetiap sudut jalan kita
Selimutilah hatimu
By: Ain Saga
Cuaca tak selalu bersahabat
selimutilah hatimu
udara tak selalu bersih cerah
kadang guntuur dan angin
porandakan daun daun yang berderak
menyongsong musim
maka selimutilah hatimu
karena wajah pagi tak selamanya cerah
tak selamanya indah
selimutilah hatimu
dari segala luka hati
yang berujung sepi sunyi
karena hidup hanya sekejap
dan kewajiban tak pernah surut
menandai kita dalam hentakan nafass..
Selimutilah hatimu..
Cuaca tak selalu bersahabat
selimutilah hatimu
udara tak selalu bersih cerah
kadang guntuur dan angin
porandakan daun daun yang berderak
menyongsong musim
maka selimutilah hatimu
karena wajah pagi tak selamanya cerah
tak selamanya indah
selimutilah hatimu
dari segala luka hati
yang berujung sepi sunyi
karena hidup hanya sekejap
dan kewajiban tak pernah surut
menandai kita dalam hentakan nafass..
Selimutilah hatimu..
Menapak embun pagi
By: Ain Saga
Diantara nyanyian pagi
yang merdu terdengar sampai ke hati
ku bermimpi kembali
seakan harmoni selalu menemani
mendesau angin yang merayu
dedaunan tertunduk bisu
kabut pagi merebak dalam dingin
pahatkan lukisan alam indah cemerlang
apakah cuma itu saja
tentu tidak..!
Bila pelangi hati sudah tak lagi dilema
badai taufan membumi
langit kembali merona berseri
sampaikan cahaya cinta selamat pagi
bagi para penduduk bumi
yang setia menanti hujan dan matahari
untuk sebuah senyuman penuh arti
dan bungakan kelopak harum
mewangi
putik cinta yang kian lama semakin indah mekar diantara
semua warna hati
Diantara nyanyian pagi
yang merdu terdengar sampai ke hati
ku bermimpi kembali
seakan harmoni selalu menemani
mendesau angin yang merayu
dedaunan tertunduk bisu
kabut pagi merebak dalam dingin
pahatkan lukisan alam indah cemerlang
apakah cuma itu saja
tentu tidak..!
Bila pelangi hati sudah tak lagi dilema
badai taufan membumi
langit kembali merona berseri
sampaikan cahaya cinta selamat pagi
bagi para penduduk bumi
yang setia menanti hujan dan matahari
untuk sebuah senyuman penuh arti
dan bungakan kelopak harum
mewangi
putik cinta yang kian lama semakin indah mekar diantara
semua warna hati
Secangkih teh di pagi indah
By: Ain Saga
Udara terasa nyaman
bertangkai harum mawar
pelepah embun disela rerumputan
mengerjap
mememandang dengan lambaian
putik pagi
tak hirau kabut dingin datang
tak hirau derajat malas mengguncang
kokok ayam bertaburan.jendela dunia menyapa hati
rindu pelangi
rindu menatap langit biru
awan berarak senang
atau gerimis yang menawan
kita bentangkan harmoni pagi
kucurkan semangat reliji
dalam sanubari yang kokoh
bersandar hanya Pada takdirNya
cukup semua kuadukkan bersama secangkir teh cintaku
terasa hangat tenggorokkanku
menghapus segala rawan di dalam sebilah ragu
kita terlalu muda untuk mengerti
syukur itu ada didalam hatimu sendiri
bukan sekedar menerka mimpi
atau tertawa tanpa ati..
Maka bersyukurlah
masih dapat melihat matahari
dan mereguk cangkir teh hangat
diantara senyum semua orang
yang tulus menyayangi
tulus memberi..:)
Udara terasa nyaman
bertangkai harum mawar
pelepah embun disela rerumputan
mengerjap
mememandang dengan lambaian
putik pagi
tak hirau kabut dingin datang
tak hirau derajat malas mengguncang
kokok ayam bertaburan.jendela dunia menyapa hati
rindu pelangi
rindu menatap langit biru
awan berarak senang
atau gerimis yang menawan
kita bentangkan harmoni pagi
kucurkan semangat reliji
dalam sanubari yang kokoh
bersandar hanya Pada takdirNya
cukup semua kuadukkan bersama secangkir teh cintaku
terasa hangat tenggorokkanku
menghapus segala rawan di dalam sebilah ragu
kita terlalu muda untuk mengerti
syukur itu ada didalam hatimu sendiri
bukan sekedar menerka mimpi
atau tertawa tanpa ati..
Maka bersyukurlah
masih dapat melihat matahari
dan mereguk cangkir teh hangat
diantara senyum semua orang
yang tulus menyayangi
tulus memberi..:)
Aksara Penghantar Lelap
By: Ain Saga
Wahai rembulan..
Terangilah peraduanku
dengan indah pendar sinarmu
agar damai menjadi udara
di tidurku
mengasah keping cinta
penghuni hati yang cahaya
bacalah basmalah
basuh tubuh dengan air suci
berbekal niat hakiki
mari terlelap
kawan...
Biar malaikat menjaga dirimu
dan diriku
memagari dengan seribu kejora
tiada jaga
menanti denting pagi
mari pejamkan mata
kelopak..
Berdoa..
Hening..
Zzzzzzzzz...zzzzzzzz...zzzzzzzz
Wahai rembulan..
Terangilah peraduanku
dengan indah pendar sinarmu
agar damai menjadi udara
di tidurku
mengasah keping cinta
penghuni hati yang cahaya
bacalah basmalah
basuh tubuh dengan air suci
berbekal niat hakiki
mari terlelap
kawan...
Biar malaikat menjaga dirimu
dan diriku
memagari dengan seribu kejora
tiada jaga
menanti denting pagi
mari pejamkan mata
kelopak..
Berdoa..
Hening..
Zzzzzzzzz...zzzzzzzz...zzzzzzzz
Satu bintang untukmu
By: Ain Saga
Untukmu..
Kan kupetikkan satu bintang
pengikat persahabatan
pengganti diriku yang temaram
kuredupkan cahaya aksaraku
di dinding penuh rindu
tak sanggup ku jauh darimu
tawa candamu seolah mengganggu
ciptakan nanar di kabut jalanku
namun semua haruslah kuhadapi
getir asa ini
menyudutkan seguris nyaliku
bila aku memilih terbang untukmu
lautan pasang dibawah jurang terjal itu
mungkin jadi arena persinggahan
terakhirku
sebab seperti selalu kataku
hidup tak hanya madu dan susu
meski kadang udara melambaikan
manisnya senyuman senja
atau indahnya rembulan yang merona
namun sungguh
diluar hasrat kalbu
semua kukayuh tanpa ragu
kini sabarlah bunga..
Sabarlah menantiku
kan kupetik satu bintang
agar senyum harimu tetap cemerlang
dan menitis jalan cahayanya
ketempat ku berdiri
walaupun ku kini terpisah denganmu
bersabarlah cinta
semoga ini cepat berlalu
kita akan bersenandung sepanjang waktu
membagikan keindahan
ketenangan
hati yang bersih karena cinta
bukan hanya tangis gagal
saat terpuruk duri tajamnya
peluk cium..
Ain saga
Untukmu..
Kan kupetikkan satu bintang
pengikat persahabatan
pengganti diriku yang temaram
kuredupkan cahaya aksaraku
di dinding penuh rindu
tak sanggup ku jauh darimu
tawa candamu seolah mengganggu
ciptakan nanar di kabut jalanku
namun semua haruslah kuhadapi
getir asa ini
menyudutkan seguris nyaliku
bila aku memilih terbang untukmu
lautan pasang dibawah jurang terjal itu
mungkin jadi arena persinggahan
terakhirku
sebab seperti selalu kataku
hidup tak hanya madu dan susu
meski kadang udara melambaikan
manisnya senyuman senja
atau indahnya rembulan yang merona
namun sungguh
diluar hasrat kalbu
semua kukayuh tanpa ragu
kini sabarlah bunga..
Sabarlah menantiku
kan kupetik satu bintang
agar senyum harimu tetap cemerlang
dan menitis jalan cahayanya
ketempat ku berdiri
walaupun ku kini terpisah denganmu
bersabarlah cinta
semoga ini cepat berlalu
kita akan bersenandung sepanjang waktu
membagikan keindahan
ketenangan
hati yang bersih karena cinta
bukan hanya tangis gagal
saat terpuruk duri tajamnya
peluk cium..
Ain saga
Dipandu Bintang
by : Insan Al Amin
ekspedisi melewati batas batas laut
dengan kendaraan amat panjang kala itu
layar lebar nan menjulang
kayu kayu bersesuaian
dilingkupi perasaan keadaan ingin menang
melewati garis pantai benua
lalu lepas landas ke laut lepas
berbulan bulan berkelana
mencari setitik
daratan
jauh di barat
adakah
kebenaran cerita
disaat
belenggu putus asa
kulayangkan mata
ke arah rasi bintang
berganti hari
seperti sunyi
walau kru kapal banyak sekali
71 hari
dengan semangat yang kian berpaling
titik jauh kepulauan
mengasap di depan
kelapang hatian
ekspedisi melewati batas batas laut
dengan kendaraan amat panjang kala itu
layar lebar nan menjulang
kayu kayu bersesuaian
dilingkupi perasaan keadaan ingin menang
melewati garis pantai benua
lalu lepas landas ke laut lepas
berbulan bulan berkelana
mencari setitik
daratan
jauh di barat
adakah
kebenaran cerita
disaat
belenggu putus asa
kulayangkan mata
ke arah rasi bintang
berganti hari
seperti sunyi
walau kru kapal banyak sekali
71 hari
dengan semangat yang kian berpaling
titik jauh kepulauan
mengasap di depan
kelapang hatian
Jingga cahaya
By: Ain Saga
Lepas shubuh
kuajak kakiku bertamasya
ke negeri jingga
taman asri nirmala
tiada gelap
tiada luka pekat
jingga merona dialam khayalan
menabuh hati yang pemalu
menjadi merah dadu
selepas shubuh kusinggahi cahaya pagi
melabuhkan asa
melantunkan bait penuh aksara mimpi
tanpa pernah ingin berbagi
pada hati yang sembunyi
biar ku melangkah sepi
pada wangi cinta tersimpan pasti
dicahaya emasmu jingga..
Ijinkan kutertawa sejenak mereka reka
semburat yang kurasa
saat kau tersenyum manja
merona jingga:)
Lepas shubuh
kuajak kakiku bertamasya
ke negeri jingga
taman asri nirmala
tiada gelap
tiada luka pekat
jingga merona dialam khayalan
menabuh hati yang pemalu
menjadi merah dadu
selepas shubuh kusinggahi cahaya pagi
melabuhkan asa
melantunkan bait penuh aksara mimpi
tanpa pernah ingin berbagi
pada hati yang sembunyi
biar ku melangkah sepi
pada wangi cinta tersimpan pasti
dicahaya emasmu jingga..
Ijinkan kutertawa sejenak mereka reka
semburat yang kurasa
saat kau tersenyum manja
merona jingga:)
Langit persahabatan
By: Ain Saga
Sejauh mataku memandang
hanya ada bait senyuman
yang kau guris diujung malam
melabuh melalui sungai dihatiku
suara dialam pikiranku
serta harmoni naluriku
kita pernah bersama menghirup
udara maya
bersama bermandi cinta
kita ukir indah bianglala
pahat sejuta asa didinding seribu warna
betapa dahsyat segala lakumu
mayoret setiap idemu
langkah mu dan langkahku
hakikatnya adalah satu
hanya kadang emosi
pecahkan semua harmoni
mari bermimpi
mari mengerti
mari kita mulai lagi
setelah seminggu kita berpisah
sekarang waktu bertukar prestasi
belajar dan saling berbagi
susah senang janganlah kau simpan sendiri..
Bukan maksud berhalusinasi
apalgi cari sensasi
tapi ku hanya ingin kau mengerti
terlalu indah langit persahabatan
dilupakan dalam cubaan
mengertilah agar kau dimengerti
bermimpilah
jauh menembus bumi
atau melesat ke alam matahari
temukan
dapatkan
dan rasakan
semua bintang cinta dan citamu,
seperti saat kau masih kanak kanak
lugunya kamu
membius nalarku
namun waktu mendewasakan
langit persahabatanku
bersemilah
bermekaranlah
dengan langkah sempurna
untuk para penggagas mimipi..
Jadikan hidupmu lebih berarti
dalam dunia maya kita.
Sejauh mataku memandang
hanya ada bait senyuman
yang kau guris diujung malam
melabuh melalui sungai dihatiku
suara dialam pikiranku
serta harmoni naluriku
kita pernah bersama menghirup
udara maya
bersama bermandi cinta
kita ukir indah bianglala
pahat sejuta asa didinding seribu warna
betapa dahsyat segala lakumu
mayoret setiap idemu
langkah mu dan langkahku
hakikatnya adalah satu
hanya kadang emosi
pecahkan semua harmoni
mari bermimpi
mari mengerti
mari kita mulai lagi
setelah seminggu kita berpisah
sekarang waktu bertukar prestasi
belajar dan saling berbagi
susah senang janganlah kau simpan sendiri..
Bukan maksud berhalusinasi
apalgi cari sensasi
tapi ku hanya ingin kau mengerti
terlalu indah langit persahabatan
dilupakan dalam cubaan
mengertilah agar kau dimengerti
bermimpilah
jauh menembus bumi
atau melesat ke alam matahari
temukan
dapatkan
dan rasakan
semua bintang cinta dan citamu,
seperti saat kau masih kanak kanak
lugunya kamu
membius nalarku
namun waktu mendewasakan
langit persahabatanku
bersemilah
bermekaranlah
dengan langkah sempurna
untuk para penggagas mimipi..
Jadikan hidupmu lebih berarti
dalam dunia maya kita.
Dua dunia..dua rasa
By: ain saga
Diantara dua dunia
kumelihat dan berkaca
sebelah kakiku berada
antara maya
sebelah lagi
menjejak bumi nyata
bimbang..menjadi lautan tiada ombak
dilema...seakan menyihir akal nalarku
sebuah sisi yang kucinta
dengan rasa..
Dengan karsa
namun di bumi tempat kakiku berpijak
ada senyuman cinta yang menyapa
melagu sepanjang hidupku
sehalus tangis airmataku
betapa sulit memilih
antara dua dunia
hatiku terpenjara
terbelenggu disungai gegap gempita
meski samar..kudengar katamu
pergilah
raih lah segala citamu
namun langit maya melambaikan
kedua tangannya
seraya memeluk sepenuh cinta
kemarilah..
Hatimu ada bersama dekapanku
andai segala mampu kuraih
tentu takkan ada perang dilema
di lubukku yang rapuh
kini ku harus memilih
atau tiada dapat ku pandang lagi seraut wajah yang kerap berayun di mimpiku
aksara..biar ku selalu menyayangimu
sampai akhir hidupku
meniti warna sunyi.
Menelisik taman imaji
yang bermagis
dan penuh misteri.
Diantara dua dunia
kumelihat dan berkaca
sebelah kakiku berada
antara maya
sebelah lagi
menjejak bumi nyata
bimbang..menjadi lautan tiada ombak
dilema...seakan menyihir akal nalarku
sebuah sisi yang kucinta
dengan rasa..
Dengan karsa
namun di bumi tempat kakiku berpijak
ada senyuman cinta yang menyapa
melagu sepanjang hidupku
sehalus tangis airmataku
betapa sulit memilih
antara dua dunia
hatiku terpenjara
terbelenggu disungai gegap gempita
meski samar..kudengar katamu
pergilah
raih lah segala citamu
namun langit maya melambaikan
kedua tangannya
seraya memeluk sepenuh cinta
kemarilah..
Hatimu ada bersama dekapanku
andai segala mampu kuraih
tentu takkan ada perang dilema
di lubukku yang rapuh
kini ku harus memilih
atau tiada dapat ku pandang lagi seraut wajah yang kerap berayun di mimpiku
aksara..biar ku selalu menyayangimu
sampai akhir hidupku
meniti warna sunyi.
Menelisik taman imaji
yang bermagis
dan penuh misteri.
Sabtu, 21 Mei 2011
Merelakanmu, Tiada Sesalku
Waktu membawaku ke sebuah persimpangan
Terasa tak asing persis seperti pengulangan
Belum lama aku sadari arti dari pertemuan
Yang terlihat kecil diantara tari rerumputan
Bahkan terlalu panjang jalan memilah-milah
Membuka telapak agar himpitannya terbelah
Namun kini tetap tak bisa buat ego tergugah
Meski akui kehampaan hidup tak kan terbenah
Kala itu seseoang dengan bekal ucap berbisa
Menawan hati hingga benar-benar hilang kuasa
Rela ku reguk perih sebagai tetesan air biasa
Habis rasa ku mengalir di kebohongan tak bersisa
Saat itu pula ku dapati kesetiaanku tak berarti
Tiada lebih berharga dari seonggok benda mati
Maka mulai ku lukis cinta layaknya tajam belati
Jauhkan dari diri sebelum melukai akhirnya nanti
Pergi, menyendiri bersama larut selaksa duka
Pahami ada bunga yang kan lebih dalam terluka
Bila aku bertahan di tengah cerita yang ia buka
Meski di atas perih ku laksana tersiram cuka
Lalu, ku tutup jalan bagi hadirnya pelita
Memilih tuk biarkan nurani semakin buta
Agar tak lagi terpikat pada kebodohan cinta
Tak biarkan kehancuran tersentuh atau tertata
Sampai ambang membatunya jiwa kau hadir
Penuh sabar menghapus angkuhku yang terukir
Selangkah demi selangkah risau pun tersingkir
Tak lagi takuti rasa sakit akan menjadi akhir
Bersedia mengubur sketsa kelam hidupku
Cairkan lagi kasih dihati yang lama membeku
Memulai denganmu renda harap baru biar terpaku
Luangkan untukmu beriring di sisi berliku jalanku
Kini seperti memberi luka pada bunga yang lain
Berbeda kisah, namun tetap perih nyata memilin
Bagai menuang untuknya panas lelehan lilin
Adanya diriku memecah persahabatan yang terjalin
Ia adalah bunga yang ingin mekar ditaman milikmu
Lebih dulu menyemai sebentuk cinta hanya untukmu
Meski tak pernah kau sadari ia menanti tanpa jemu
Berharap kau beri cinta dalam pupuk yang kau ramu
mampukah aku metutup mata seolah tidak melihat
Pedih jiwa telah ia rasa di tiap sudutnya menyayat
Airmatanya tumpah ketika hati kita saling terikat
Kesedihannya menabur untukku pilu teramat sangat
Cukuplah nyanyian cintamu untukku berirama
Senandung kasih ku untukmu lantang menggema
Tapi tak kan bisa dijadikan alasan bagi kita bersama
Sebab disela tangisnya bahagia tak sanggup kuterima
Maafkan hatiku tak mampu pertahankamu dalam keras coba
membiarkan sekali lagi keegoisan ku mengalah pada rasa iba
Merelakan ia tumbuh bersemi di taman yang juga kudamba
Sendiri lagi menyusuri jalan ini sampai diujungnya aku tiba
Tiada sesalku karena yakini kau kan slalu di rangkul bahagia
Bersamanya yang menghujanimu cinta hingga tutupnya usia
Senantiasa dimainkan olehnya untuk merdu nada-nada aria
Lebih indah dari kidung sanubarikuyang sekilas tampak sia-sia
"karena cintanya untukmu lebih dalam dari cintaku, dukanya pun lebih dalam jika kau bersamaku.....belajarlah mencintainya sedalam cintanya untukmu, dengan begitu tiada sesalku melepasmu"
Terasa tak asing persis seperti pengulangan
Belum lama aku sadari arti dari pertemuan
Yang terlihat kecil diantara tari rerumputan
Bahkan terlalu panjang jalan memilah-milah
Membuka telapak agar himpitannya terbelah
Namun kini tetap tak bisa buat ego tergugah
Meski akui kehampaan hidup tak kan terbenah
Kala itu seseoang dengan bekal ucap berbisa
Menawan hati hingga benar-benar hilang kuasa
Rela ku reguk perih sebagai tetesan air biasa
Habis rasa ku mengalir di kebohongan tak bersisa
Saat itu pula ku dapati kesetiaanku tak berarti
Tiada lebih berharga dari seonggok benda mati
Maka mulai ku lukis cinta layaknya tajam belati
Jauhkan dari diri sebelum melukai akhirnya nanti
Pergi, menyendiri bersama larut selaksa duka
Pahami ada bunga yang kan lebih dalam terluka
Bila aku bertahan di tengah cerita yang ia buka
Meski di atas perih ku laksana tersiram cuka
Lalu, ku tutup jalan bagi hadirnya pelita
Memilih tuk biarkan nurani semakin buta
Agar tak lagi terpikat pada kebodohan cinta
Tak biarkan kehancuran tersentuh atau tertata
Sampai ambang membatunya jiwa kau hadir
Penuh sabar menghapus angkuhku yang terukir
Selangkah demi selangkah risau pun tersingkir
Tak lagi takuti rasa sakit akan menjadi akhir
Bersedia mengubur sketsa kelam hidupku
Cairkan lagi kasih dihati yang lama membeku
Memulai denganmu renda harap baru biar terpaku
Luangkan untukmu beriring di sisi berliku jalanku
Kini seperti memberi luka pada bunga yang lain
Berbeda kisah, namun tetap perih nyata memilin
Bagai menuang untuknya panas lelehan lilin
Adanya diriku memecah persahabatan yang terjalin
Ia adalah bunga yang ingin mekar ditaman milikmu
Lebih dulu menyemai sebentuk cinta hanya untukmu
Meski tak pernah kau sadari ia menanti tanpa jemu
Berharap kau beri cinta dalam pupuk yang kau ramu
mampukah aku metutup mata seolah tidak melihat
Pedih jiwa telah ia rasa di tiap sudutnya menyayat
Airmatanya tumpah ketika hati kita saling terikat
Kesedihannya menabur untukku pilu teramat sangat
Cukuplah nyanyian cintamu untukku berirama
Senandung kasih ku untukmu lantang menggema
Tapi tak kan bisa dijadikan alasan bagi kita bersama
Sebab disela tangisnya bahagia tak sanggup kuterima
Maafkan hatiku tak mampu pertahankamu dalam keras coba
membiarkan sekali lagi keegoisan ku mengalah pada rasa iba
Merelakan ia tumbuh bersemi di taman yang juga kudamba
Sendiri lagi menyusuri jalan ini sampai diujungnya aku tiba
Tiada sesalku karena yakini kau kan slalu di rangkul bahagia
Bersamanya yang menghujanimu cinta hingga tutupnya usia
Senantiasa dimainkan olehnya untuk merdu nada-nada aria
Lebih indah dari kidung sanubarikuyang sekilas tampak sia-sia
"karena cintanya untukmu lebih dalam dari cintaku, dukanya pun lebih dalam jika kau bersamaku.....belajarlah mencintainya sedalam cintanya untukmu, dengan begitu tiada sesalku melepasmu"
Indahnya kemerdekaan
By: Ain Saga
Senja ini
hatiku merasa damai
semua warna ku kecup sepenuh cinta
semua nada kudengar harmoni
rasa
semilir angin berdesir ramah
menarikan lagu indah sang putri
mawar tersenyum manja dipundak hangat matari senja
senja ini ku merdeka
dari sakit hati yang menalurikan luka
dari bayang hujan yang melarikan keindahan semesta
dan merdeka dari rasa curiga
pada laut yang menyimpan
airmataku
langit yang tersenyum cerah
serta pelangi diujung cakrawala
yang mengusap mataku dengan cahaya surga
meniti langkah yang lapang nyaman
dalam pelukan hati seorang bintang
bintang kasih yang temaram
bersinar sampai pagi kembali
datang
menjemput kebahagiaan
indahnya kemerdekaan..
Senja ini
hatiku merasa damai
semua warna ku kecup sepenuh cinta
semua nada kudengar harmoni
rasa
semilir angin berdesir ramah
menarikan lagu indah sang putri
mawar tersenyum manja dipundak hangat matari senja
senja ini ku merdeka
dari sakit hati yang menalurikan luka
dari bayang hujan yang melarikan keindahan semesta
dan merdeka dari rasa curiga
pada laut yang menyimpan
airmataku
langit yang tersenyum cerah
serta pelangi diujung cakrawala
yang mengusap mataku dengan cahaya surga
meniti langkah yang lapang nyaman
dalam pelukan hati seorang bintang
bintang kasih yang temaram
bersinar sampai pagi kembali
datang
menjemput kebahagiaan
indahnya kemerdekaan..
Di Alam Kebekuan
Terbangun dalam dekapan sunyi
Riuh bayu pun berhenti bernyanyi
Seketika mentari coba bersembunyi
Menutup diam suara nada bunyi
Letih merintih di alam kebekuan
Tiada bergema, hanya jejak kesepian
Lelah terus memaksa berlarian
Tak jua sampai di belahan tepian
Sejenak diam menadah airmata
Hibur diri yang di rundung derita
Tiada beriring sebatas tatap gulita
Menenang hati dengan semu tercipta
Biar saja terlena teduh mendung
Asal mimpi tetap tinggi diusung
Bila hujan turun sebelum berpayung
Di bawah dahan-Nya cukup berlindung
Benarkah sendiri aku tak berteman
Lalu siapa mereka yang bersebelahan
Melipat rapi pucuk-pucuk senyuman
Mengapa tetap terasa di isi keheningan
Maka maaf pun ku pakai ditiap jemari
Agar melekat di jabat mereka saat kemari
Semoga mengerti hadirnya bukan kuingkari
Hanya belum ku temu nuansa yang di cari
Tetap lihai ku saat nikmati suguhan senyap
Agar jamuan utama asa tiada pernah lenyap
Menghirup nafas tanpa lepas meski pengap
Hingga percik dua batu sempurna nyala harap
Riuh bayu pun berhenti bernyanyi
Seketika mentari coba bersembunyi
Menutup diam suara nada bunyi
Letih merintih di alam kebekuan
Tiada bergema, hanya jejak kesepian
Lelah terus memaksa berlarian
Tak jua sampai di belahan tepian
Sejenak diam menadah airmata
Hibur diri yang di rundung derita
Tiada beriring sebatas tatap gulita
Menenang hati dengan semu tercipta
Biar saja terlena teduh mendung
Asal mimpi tetap tinggi diusung
Bila hujan turun sebelum berpayung
Di bawah dahan-Nya cukup berlindung
Benarkah sendiri aku tak berteman
Lalu siapa mereka yang bersebelahan
Melipat rapi pucuk-pucuk senyuman
Mengapa tetap terasa di isi keheningan
Maka maaf pun ku pakai ditiap jemari
Agar melekat di jabat mereka saat kemari
Semoga mengerti hadirnya bukan kuingkari
Hanya belum ku temu nuansa yang di cari
Tetap lihai ku saat nikmati suguhan senyap
Agar jamuan utama asa tiada pernah lenyap
Menghirup nafas tanpa lepas meski pengap
Hingga percik dua batu sempurna nyala harap
Hening pagi
By: Ain Saga
Hening pagi
ku terbangun dari sejuta mimpi
tak bisa lagi kusembunyi
selain harus kuhadapi
berkali cuba selalu kuhindari
ombak dan badai kerap tertangisi
meski ini buatku selalu merasa rugi
hakikatnya ini adalah sejumput mimpi
hening yang mengalir
lembut yang bergulir
menyentuh tiap pintu yang kuketuk
agar ku diampuni
agar selalu hati diridhoi
dijagai
bukan inginku harus begini
namun cita dan mimpi
selalu saja merajai
hidup dan kehidupan harmoni
tinggal menjalin mimpi mimpi
diserenada kisah yang yakin penuh rasa mengabdi
ku selalu setia
mencintai cita
dan seluruh cinta
semoga tergapai semua
aamiinn
hening membawaku ke pintu langit ke tujuh
membasuh semua sepi dan keluhku
dalam butiran tasbih di waktuku
untuk jadi yang terbaik
disetiap jalan berliku
penuh cumbu rayu
godaan menghempas
namun haruslah tetap tegar
seperti bintang bersinar
meski langit berhujan
Hening pagi
ku terbangun dari sejuta mimpi
tak bisa lagi kusembunyi
selain harus kuhadapi
berkali cuba selalu kuhindari
ombak dan badai kerap tertangisi
meski ini buatku selalu merasa rugi
hakikatnya ini adalah sejumput mimpi
hening yang mengalir
lembut yang bergulir
menyentuh tiap pintu yang kuketuk
agar ku diampuni
agar selalu hati diridhoi
dijagai
bukan inginku harus begini
namun cita dan mimpi
selalu saja merajai
hidup dan kehidupan harmoni
tinggal menjalin mimpi mimpi
diserenada kisah yang yakin penuh rasa mengabdi
ku selalu setia
mencintai cita
dan seluruh cinta
semoga tergapai semua
aamiinn
hening membawaku ke pintu langit ke tujuh
membasuh semua sepi dan keluhku
dalam butiran tasbih di waktuku
untuk jadi yang terbaik
disetiap jalan berliku
penuh cumbu rayu
godaan menghempas
namun haruslah tetap tegar
seperti bintang bersinar
meski langit berhujan
Jumat, 20 Mei 2011
SEBUTIR PASIR DITELAPAK TANGANMU
Sehelai harap telah kau ulur ke dasar hitam
Entaskan hati sepenuhnya dari kubang kelam
Bersihlah pula serpih perih turunkan pitam
Urai amarah di hampa udara tanpa sisa dendam
Tunjukkan bilangan tujuan antara niat yang dalam
Idamkan lagi terang caya di pandang mata buram
Raih kembali repihan asa yang dulu sempat karam
Perlahan pilu pasti undur diri dari bilik sanubari
Ada setangkai maaf bagi penabur luka tuk diberi
Sembari membuka kelopak senyum patahkan duri
Ikhlaskan kekalahan masa silam sekali lagi berdiri
Riapkan ketenangan rangkul damai tak terpungkiri
Disamping pendampingan nuranimu aku terbasuh
Ibarat jiwa kembali lahir setelah tenggelam penuh
Tegar meski tak bersandar dengan cinta kian tumbuh
Enggan sudah mengelak atas pikat pesona telah jatuh
Lelah menghindar sekat rasa sebenarnya lama runtuh
Andalkanmu kini mendengar sejenak butiran keluh
Pastikan kesejukan setelah usai kepada-Nya bersimpuh
Aku inginkan denganmu di dermaga terakhir berlabuh
Kenali sungguh perasaan untukmu terbentuk tiada rapuh
Tulusmu menguntai cinta semerdu gubah sebuah lagu
Acuan terindah dalam melepas kuat ikatan belenggu
Namun, justru kilau emas tak layak bertahta perunggu
Genggamanmu itu harusnya tak di halangi oleh pagu
Ambil bintang paling bersinar yangg tengah menunggu
Nyaris sempurna ia temanimu peluk dunia seperanggu
Milikimu adalah akhir kisah yang tiada pantas kutunggu
Usai, aku hanya sebutir pasir ditelapak tanganmu meragu
Entaskan hati sepenuhnya dari kubang kelam
Bersihlah pula serpih perih turunkan pitam
Urai amarah di hampa udara tanpa sisa dendam
Tunjukkan bilangan tujuan antara niat yang dalam
Idamkan lagi terang caya di pandang mata buram
Raih kembali repihan asa yang dulu sempat karam
Perlahan pilu pasti undur diri dari bilik sanubari
Ada setangkai maaf bagi penabur luka tuk diberi
Sembari membuka kelopak senyum patahkan duri
Ikhlaskan kekalahan masa silam sekali lagi berdiri
Riapkan ketenangan rangkul damai tak terpungkiri
Disamping pendampingan nuranimu aku terbasuh
Ibarat jiwa kembali lahir setelah tenggelam penuh
Tegar meski tak bersandar dengan cinta kian tumbuh
Enggan sudah mengelak atas pikat pesona telah jatuh
Lelah menghindar sekat rasa sebenarnya lama runtuh
Andalkanmu kini mendengar sejenak butiran keluh
Pastikan kesejukan setelah usai kepada-Nya bersimpuh
Aku inginkan denganmu di dermaga terakhir berlabuh
Kenali sungguh perasaan untukmu terbentuk tiada rapuh
Tulusmu menguntai cinta semerdu gubah sebuah lagu
Acuan terindah dalam melepas kuat ikatan belenggu
Namun, justru kilau emas tak layak bertahta perunggu
Genggamanmu itu harusnya tak di halangi oleh pagu
Ambil bintang paling bersinar yangg tengah menunggu
Nyaris sempurna ia temanimu peluk dunia seperanggu
Milikimu adalah akhir kisah yang tiada pantas kutunggu
Usai, aku hanya sebutir pasir ditelapak tanganmu meragu
Kun fayakun
By: Ain Saga
Akhirnya roboh juga
semua harap dan mimpi
yang selalu kupupuk dengan dua pertiga cinta
kini layu tiada bersuara
yang ada kelelahan panjang
menggigil dalam udara hangat
ku cuba pejamkan mataku
lamunkan ku kembali ceria
bentuk dua atau tiga berita
tanpa diminta
namun tak sangka ku salah menilai..
Hasil pas pasan
penat luar biasa
kunikmati segenggam protes..
Namun tak ditindaklanjuti
semua masih sama dalam hentakan..
Kuberjalan tanpa menoleh dibelakang
kecuali malam tak buatku
tertegun sesaat
yang terjadi terjadilan
hanya Allah yang maha pemberi
tanpa sedikitpun harapkan yang lebih lagii:)
Akhirnya roboh juga
semua harap dan mimpi
yang selalu kupupuk dengan dua pertiga cinta
kini layu tiada bersuara
yang ada kelelahan panjang
menggigil dalam udara hangat
ku cuba pejamkan mataku
lamunkan ku kembali ceria
bentuk dua atau tiga berita
tanpa diminta
namun tak sangka ku salah menilai..
Hasil pas pasan
penat luar biasa
kunikmati segenggam protes..
Namun tak ditindaklanjuti
semua masih sama dalam hentakan..
Kuberjalan tanpa menoleh dibelakang
kecuali malam tak buatku
tertegun sesaat
yang terjadi terjadilan
hanya Allah yang maha pemberi
tanpa sedikitpun harapkan yang lebih lagii:)
Matahari dalam darahku
By: Ain Saga
Entah..
Apa kuman hujan terlalu cinta
padaku
hingga matahari bertengger
di dalam darahku
keningku hangat
pipiku hangat
kucoba cairkan dengan
seteguk teh manis hangat
biar suhu menjadi lebih positif
ku telah jatuh di dalam egoku
merasa hujan dan pertikelnya
sebaik semanis madu
tak tahunya lebih pahit dari jamu
lebih tajam dari jarum dan pedang para pendekar sakti
sendiri kubenamkan doa di aliran
nadiku
merapalkan sugesti untuk ketenanganku
positif thingking
itu yang kutuju
biarpun matahari tak mau pergi
ku meringis menyesali
bahwa ku tak mensyukuri
tak ikhlas hati
menerjang hujan dengan berani
padahal jantungku berdetak
bersungut sungut membelenggu
kapan kah sinar bulan jadi bagian
tak terpisahkan
dari setiap kecup kenangan
yang kutabur di jelajah waktu..
Menganyam debur mimpi
merenda pasti ..
Entah..
Apa kuman hujan terlalu cinta
padaku
hingga matahari bertengger
di dalam darahku
keningku hangat
pipiku hangat
kucoba cairkan dengan
seteguk teh manis hangat
biar suhu menjadi lebih positif
ku telah jatuh di dalam egoku
merasa hujan dan pertikelnya
sebaik semanis madu
tak tahunya lebih pahit dari jamu
lebih tajam dari jarum dan pedang para pendekar sakti
sendiri kubenamkan doa di aliran
nadiku
merapalkan sugesti untuk ketenanganku
positif thingking
itu yang kutuju
biarpun matahari tak mau pergi
ku meringis menyesali
bahwa ku tak mensyukuri
tak ikhlas hati
menerjang hujan dengan berani
padahal jantungku berdetak
bersungut sungut membelenggu
kapan kah sinar bulan jadi bagian
tak terpisahkan
dari setiap kecup kenangan
yang kutabur di jelajah waktu..
Menganyam debur mimpi
merenda pasti ..
Biduk melaju..menderu
BY: Ain Saga
Langit pagi hampir pergi
tinggalkan musim berbaur kenangan
mengisi catatan diari hati
tak kunjung padam
antara sejuk sepi dan tumpukan
file dalam memori
saling berkejaran
berpelukan
berdentangan
ciptakan rinai harapan
menuju waktu jeda
dan aku tergesa
memahat relief cita
kan kugantung
dengan bingkai nirwana
deru yang ciptakan serpihan
nafas hidup
hidup sesalkan tanya
biaskan roda tanya
apakah langkah ini telah tercipta
tanpa ada hati yang terluka
deru menderu
biduk jalanku
mengarungi seribu titian
kadang pahit langkah terkalahkan
namun kerap cahaya datang berbinar
biarkan ku nikmati indahnya
waktu
kupuja dalam nafas ikhlasku
biarkan kubawa segala dahan cubaan
untuk tumbuh dalam dekapan alam
bila saat nanti malam bergemintang
lekuk senyumku
membayang bimbang
ijinkan ku bersandar di dalam
pelukan waktu
yang memberi ilham
tanpa pernah terlahir kata berbilang
kuncup kuncup yang merekah
menemani biduk jalanku
sampai semua kuraih dengan
tersedu
ku akan tetap jalani
dengan doa setulus kalbu
dan rautan hati bertalu
bergerak dalam waktu
ku tetap kan jalani
seputih hatiku menapaki
Langit pagi hampir pergi
tinggalkan musim berbaur kenangan
mengisi catatan diari hati
tak kunjung padam
antara sejuk sepi dan tumpukan
file dalam memori
saling berkejaran
berpelukan
berdentangan
ciptakan rinai harapan
menuju waktu jeda
dan aku tergesa
memahat relief cita
kan kugantung
dengan bingkai nirwana
deru yang ciptakan serpihan
nafas hidup
hidup sesalkan tanya
biaskan roda tanya
apakah langkah ini telah tercipta
tanpa ada hati yang terluka
deru menderu
biduk jalanku
mengarungi seribu titian
kadang pahit langkah terkalahkan
namun kerap cahaya datang berbinar
biarkan ku nikmati indahnya
waktu
kupuja dalam nafas ikhlasku
biarkan kubawa segala dahan cubaan
untuk tumbuh dalam dekapan alam
bila saat nanti malam bergemintang
lekuk senyumku
membayang bimbang
ijinkan ku bersandar di dalam
pelukan waktu
yang memberi ilham
tanpa pernah terlahir kata berbilang
kuncup kuncup yang merekah
menemani biduk jalanku
sampai semua kuraih dengan
tersedu
ku akan tetap jalani
dengan doa setulus kalbu
dan rautan hati bertalu
bergerak dalam waktu
ku tetap kan jalani
seputih hatiku menapaki
Kisah Seekor Anak Anjing
Sumber: Tim AndrieWongso.com
Sebuah toko hewan peliharaan (pet shop) memasang papan iklan yang menarik bagi anak-anak: "Dijual anak anjing." Segera saja seorang anak lelaki datang, masuk ke dalam toko dan bertanya, "Berapa harga anak anjing yang Anda jual itu?"
Pemilik toko menjawab, "Harganya berkisar antara 30 - 50 dolar."
Anak lelaki itu lalu merogoh saku celananya dan mengeluarkan beberapa keping uang, "Wah. Aku hanya mempunyai 23,5 dolar. Hmmm, bisakah aku melihat-lihat anak anjing yang dijual?"
Pemilik toko itu tersenyum. Ia lalu bersiul memanggil anjing-anjingnya. Tak lama, dari ruangan dalam toko, muncullah lima ekor anak anjing. Mereka berlari-larian sepanjang lorong toko. Tetapi, ada satu anak anjing tertinggal paling belakang.
Si anak lelaki itu menunjuk pada anak anjing yang paling belakang dan tampak cacat itu. Tanyanya, "Kenapa dengan anak anjing itu?" Pemilik toko menjelaskan bahwa ketika dilahirkan anak anjing itu mempunyai kelainan di pinggulnya, dan akan menderita cacat seumur hidupnya.
Anak lelaki itu tampak gembira dan berkata, "Aku beli anak anjing yang cacat itu."
Pemilik toko itu segera menjawab, "Jangan, jangan beli anak anjing yang cacat itu! Tapi jika kamu ingin memilikinya, aku akan berikan anak anjing itu padamu."
Anak lelaki itu jadi kecewa. Ia menatap pemilik toko itu dan berkata,"Aku tak mau Bapak memberikan anak anjing itu secara cuma-cuma padaku. Meski cacat, anak anjing itu tetap mempunyai harga yang sama sebagaimana anak anjing yang lain. Aku akan bayar penuh harga anak anjing itu. Saat ini aku hanya mempunyai 23,5 dolar. Tetapi setiap hari akan akan mengangsur 0,5 dolar sampai lunas."
Tetapi penjual itu tetap menolak. Katanya, "Nak, kamu jangan membeli anak anjing ini. Dia tidak bisa lari dengan cepat. Dia juga tidak bisa melompat dan bermain sebagaimana anak anjing lainnya."
Anak lelaki itu terdiam. Lalu ia melepas menarik ujung celana panjangnya. Dari balik celana itu, tampaklah sepasang kaki yang cacat. Ia menatap pemilik toko itu dan berkata, "Pak, aku pun tidak bisa berlari dengan cepat. Aku pun tidak bisa melompat-lompat dan bermain-main sebagaimana anak lelaki lain. Oleh karena itu aku tahu, bahwa anak anjing itu memerlukan seseorang yang mau mengerti penderitaannya. "
Kini pemilik toko itu menggigit bibirnya. Air mata haru menetes dar sudut matanya. Ia tersenyum dan berkata,"Aku akan berdoa setiap hari agar anak-anak anjing ini mempunyai majikan sebaik kamu, Nak."
==========================
Kebanyakan orang menilai sesuatu dari apa yang terlihat saja. Kesempurnaan fisik seolah menjadi syarat mutlak untuk dapat diterima menjadi golongan orang2 yang diakui keberadaanya. Sehingga sering kali keterbatasan fisik benar2 menjadi batasan yang ditetapkan sendiri oleh mereka yang menganggap dirinya "sempurna" secara fisik. Padahal kemuliaan seseorang dihadapan sang Pencipta jelas bukan dari apa yg tampak dar luar, tapi justru keindahan yang tersembunyi dalam hati.
Sebuah toko hewan peliharaan (pet shop) memasang papan iklan yang menarik bagi anak-anak: "Dijual anak anjing." Segera saja seorang anak lelaki datang, masuk ke dalam toko dan bertanya, "Berapa harga anak anjing yang Anda jual itu?"
Pemilik toko menjawab, "Harganya berkisar antara 30 - 50 dolar."
Anak lelaki itu lalu merogoh saku celananya dan mengeluarkan beberapa keping uang, "Wah. Aku hanya mempunyai 23,5 dolar. Hmmm, bisakah aku melihat-lihat anak anjing yang dijual?"
Pemilik toko itu tersenyum. Ia lalu bersiul memanggil anjing-anjingnya. Tak lama, dari ruangan dalam toko, muncullah lima ekor anak anjing. Mereka berlari-larian sepanjang lorong toko. Tetapi, ada satu anak anjing tertinggal paling belakang.
Si anak lelaki itu menunjuk pada anak anjing yang paling belakang dan tampak cacat itu. Tanyanya, "Kenapa dengan anak anjing itu?" Pemilik toko menjelaskan bahwa ketika dilahirkan anak anjing itu mempunyai kelainan di pinggulnya, dan akan menderita cacat seumur hidupnya.
Anak lelaki itu tampak gembira dan berkata, "Aku beli anak anjing yang cacat itu."
Pemilik toko itu segera menjawab, "Jangan, jangan beli anak anjing yang cacat itu! Tapi jika kamu ingin memilikinya, aku akan berikan anak anjing itu padamu."
Anak lelaki itu jadi kecewa. Ia menatap pemilik toko itu dan berkata,"Aku tak mau Bapak memberikan anak anjing itu secara cuma-cuma padaku. Meski cacat, anak anjing itu tetap mempunyai harga yang sama sebagaimana anak anjing yang lain. Aku akan bayar penuh harga anak anjing itu. Saat ini aku hanya mempunyai 23,5 dolar. Tetapi setiap hari akan akan mengangsur 0,5 dolar sampai lunas."
Tetapi penjual itu tetap menolak. Katanya, "Nak, kamu jangan membeli anak anjing ini. Dia tidak bisa lari dengan cepat. Dia juga tidak bisa melompat dan bermain sebagaimana anak anjing lainnya."
Anak lelaki itu terdiam. Lalu ia melepas menarik ujung celana panjangnya. Dari balik celana itu, tampaklah sepasang kaki yang cacat. Ia menatap pemilik toko itu dan berkata, "Pak, aku pun tidak bisa berlari dengan cepat. Aku pun tidak bisa melompat-lompat dan bermain-main sebagaimana anak lelaki lain. Oleh karena itu aku tahu, bahwa anak anjing itu memerlukan seseorang yang mau mengerti penderitaannya. "
Kini pemilik toko itu menggigit bibirnya. Air mata haru menetes dar sudut matanya. Ia tersenyum dan berkata,"Aku akan berdoa setiap hari agar anak-anak anjing ini mempunyai majikan sebaik kamu, Nak."
==========================
Kebanyakan orang menilai sesuatu dari apa yang terlihat saja. Kesempurnaan fisik seolah menjadi syarat mutlak untuk dapat diterima menjadi golongan orang2 yang diakui keberadaanya. Sehingga sering kali keterbatasan fisik benar2 menjadi batasan yang ditetapkan sendiri oleh mereka yang menganggap dirinya "sempurna" secara fisik. Padahal kemuliaan seseorang dihadapan sang Pencipta jelas bukan dari apa yg tampak dar luar, tapi justru keindahan yang tersembunyi dalam hati.
Secangkir kopi pagi
By: Ain Saga
Saat kutuang air bergolak
menyentuh cangkir berisi kopi
harumnya menyeruak diantara udara
hidungku pun turut mencerna rasanya
aku tersenyum mengaduk wanginya
biarkan angan melompat jendela
dan melesat kealam nirwan
bercengkrama dengan sanjung puji
yang kerap menciumi langkah tak pasti di tapak jalanku
apakah lagi hendak kukata
bila engkau terlanjur cinta
seperti udara beraroma kopi pagi
kureguk ia setengah rindu
secangkir kopiku kini berasap tipis
sebuah buku materi belajarku
kulahap habis bersama waktu
nikmatilah hidup ini
dengan akal dan ilmu
measki kadang bayangan
mengajakmu tertawa dalam
hidup yang sekejap
kuterus nikmati kopi pagi dan tetap bermimpi
bersama pagi yang mulai terang
tersiram hangat cahaya matahari.
Saat kutuang air bergolak
menyentuh cangkir berisi kopi
harumnya menyeruak diantara udara
hidungku pun turut mencerna rasanya
aku tersenyum mengaduk wanginya
biarkan angan melompat jendela
dan melesat kealam nirwan
bercengkrama dengan sanjung puji
yang kerap menciumi langkah tak pasti di tapak jalanku
apakah lagi hendak kukata
bila engkau terlanjur cinta
seperti udara beraroma kopi pagi
kureguk ia setengah rindu
secangkir kopiku kini berasap tipis
sebuah buku materi belajarku
kulahap habis bersama waktu
nikmatilah hidup ini
dengan akal dan ilmu
measki kadang bayangan
mengajakmu tertawa dalam
hidup yang sekejap
kuterus nikmati kopi pagi dan tetap bermimpi
bersama pagi yang mulai terang
tersiram hangat cahaya matahari.
Kamis, 19 Mei 2011
Menanti Rotasi Waktu
Malam ini ingin menatap purnama
Entah harus menunggu berapa lama
Hanya menghadap kelam yang sama
Larut dalam hening tanpa satu nama
Bila sesal baru kini pelan mengerat
Katakan bahwa itu sudah terlambat
Lubang di jiwa tak bisa tersumbat
Meski laku salah tiada alpa diingat
Untuk apa terus membingkai langit
Dengan sisa cahaya mata cuma sedikit
Tak kan mudah jadi alasan tuk berkelit
Rembulan telah terbelah berbentuk sabit
Percuma berdiam menanti rotasi waktu
Tak kan mungkin mundur pada masa itu
Hari kemarin terkubur dalam batu-batu
Tersisa esok yang buka lebar tiap pintu
Menunggu selesai raut anak panah harap
Dititik buruan tertinggi kan tertancap
Hingga seluruh pencarian telah lengkap
Tak berjeda walau airmata tak terusap
Sadar benar ku keliru menapak jejak
Di tengah udara yang justru menyesak
Namun sia-sia pula menyerukan isak
Tak berubah hanya dengan nyaring teriak
Biar tuntaskan rajutan tugasku disini
Sampai usai semua perkaraku di kota ini
Meski jauh dari rona bahagia tak menemani
Sebab terlalu banyak hati memberat terbebani
Entah harus menunggu berapa lama
Hanya menghadap kelam yang sama
Larut dalam hening tanpa satu nama
Bila sesal baru kini pelan mengerat
Katakan bahwa itu sudah terlambat
Lubang di jiwa tak bisa tersumbat
Meski laku salah tiada alpa diingat
Untuk apa terus membingkai langit
Dengan sisa cahaya mata cuma sedikit
Tak kan mudah jadi alasan tuk berkelit
Rembulan telah terbelah berbentuk sabit
Percuma berdiam menanti rotasi waktu
Tak kan mungkin mundur pada masa itu
Hari kemarin terkubur dalam batu-batu
Tersisa esok yang buka lebar tiap pintu
Menunggu selesai raut anak panah harap
Dititik buruan tertinggi kan tertancap
Hingga seluruh pencarian telah lengkap
Tak berjeda walau airmata tak terusap
Sadar benar ku keliru menapak jejak
Di tengah udara yang justru menyesak
Namun sia-sia pula menyerukan isak
Tak berubah hanya dengan nyaring teriak
Biar tuntaskan rajutan tugasku disini
Sampai usai semua perkaraku di kota ini
Meski jauh dari rona bahagia tak menemani
Sebab terlalu banyak hati memberat terbebani
Ampuni aku ya Robb...
By: Ain Saga
Masih terbata jalanku
ketika senja memanggil gelap
bertahta disinggasana
perlahan ku bersiap menujuNya
padamkan sejenak cinta dunia
gelorakan hati yang pekat berdebu
ampuniku ya Allah
tak bisa mencintaiMu
dengan sepenuh kuasa cintaMu
ampuni Ya Robb..
Bila kehidupanku kerap melupakan tasbih kasihMu
ampunilah hamba yang faqir
yang merindu tanpa suara ikhlas
direlung terdalam
ampuni ya Robb..
Hanya Engkau tempat ku bernaung
berteduh
dan mencinta
seindah mutiara..
Aamiinn..
Masih terbata jalanku
ketika senja memanggil gelap
bertahta disinggasana
perlahan ku bersiap menujuNya
padamkan sejenak cinta dunia
gelorakan hati yang pekat berdebu
ampuniku ya Allah
tak bisa mencintaiMu
dengan sepenuh kuasa cintaMu
ampuni Ya Robb..
Bila kehidupanku kerap melupakan tasbih kasihMu
ampunilah hamba yang faqir
yang merindu tanpa suara ikhlas
direlung terdalam
ampuni ya Robb..
Hanya Engkau tempat ku bernaung
berteduh
dan mencinta
seindah mutiara..
Aamiinn..
Udara untukmu
By: ain saga
Rona emas matari
seakan gemas merayuku
menjentikkan satu rona di kelopak yang merah susu
angin senja memainkan harpanya
kidungkan udara yang selalu ingin kuberikan
untukmu
agar selamanya kudapat menyentuh indahmu
menyapa kalam mu
senja bercahaya
menyaput kabut yang tlah pergi
tinggalkan hasrat seharum
mawar..
Yang tak bisa membeli hatiku
dengan segala masalalu
ku luluhkan hati
di kecup alam keinginanmu
wow..kau hadiahkan sejuta canda tawa dibahuku.
Sejujurnya..
Hatiku biru.
Sebiru udara kubagi untuk hatimu
cuma hati mu.
Rona emas matari
seakan gemas merayuku
menjentikkan satu rona di kelopak yang merah susu
angin senja memainkan harpanya
kidungkan udara yang selalu ingin kuberikan
untukmu
agar selamanya kudapat menyentuh indahmu
menyapa kalam mu
senja bercahaya
menyaput kabut yang tlah pergi
tinggalkan hasrat seharum
mawar..
Yang tak bisa membeli hatiku
dengan segala masalalu
ku luluhkan hati
di kecup alam keinginanmu
wow..kau hadiahkan sejuta canda tawa dibahuku.
Sejujurnya..
Hatiku biru.
Sebiru udara kubagi untuk hatimu
cuma hati mu.
Patroli cinta
By: Ain Saga
Priiittt.....!!!
Kutilang hatimu disaat kau ragu
benalu membuatmu lupakanku
priiittt.....!!!
Berhenti sebut namanya
berhenti dari mendua
kutilang hatimu
tanpa permisi
perduli cinta
jika emosi telah meraja
kau dan aku tak saling menjaga
priiittt...!!!
Sekali tertilang..
Kita putus sajalah..
Daripada sakit hati
berulam jantung
lebih baik kita saling lupakan
karena cinta bukanlah mainan
priiittt...!!!
Patroli cinta beraksi lagi
apakah kau korban berikutnya??
Priiittt.....!!!
Kutilang hatimu disaat kau ragu
benalu membuatmu lupakanku
priiittt.....!!!
Berhenti sebut namanya
berhenti dari mendua
kutilang hatimu
tanpa permisi
perduli cinta
jika emosi telah meraja
kau dan aku tak saling menjaga
priiittt...!!!
Sekali tertilang..
Kita putus sajalah..
Daripada sakit hati
berulam jantung
lebih baik kita saling lupakan
karena cinta bukanlah mainan
priiittt...!!!
Patroli cinta beraksi lagi
apakah kau korban berikutnya??
Sentuhan matahari
By: Ain Saga
Ada saat kau tengah
mengayuh jauh langkahmu
deru debu nodai tapak kaki
peluh di kening
banjiri letih tak terperi
udara mengecat pucat
paras cantikmu
mengaduh dahsyat
ada saat kau kehausan
hindari aemua yang merayu
penuh arti picisan
rimbun senyummu
hambar di antara detak kecewa
riuh geletar doa
memaksamu pelan berkata
segala hampir memupus setia
namun roda roda tak urung mati rasa
matahari tengah terhujam
bara jingga mengaduk semesta
haruskah kau menangisi masa
yang jauh kau tinggal tanpa asa
haruskah kembali tempuh jalan semula
sedang angin dingin telah tiada disepuh terik nyala bara
matahari murka
hati yang ternoda
diantara cerita
cinta teronak duka
mengapa?
Kata tanya
yang sia sia
hanya sakiti debur derita
tanpa sudahi rasa
terpanah nestapa
hampa dalam maya
Ada saat kau tengah
mengayuh jauh langkahmu
deru debu nodai tapak kaki
peluh di kening
banjiri letih tak terperi
udara mengecat pucat
paras cantikmu
mengaduh dahsyat
ada saat kau kehausan
hindari aemua yang merayu
penuh arti picisan
rimbun senyummu
hambar di antara detak kecewa
riuh geletar doa
memaksamu pelan berkata
segala hampir memupus setia
namun roda roda tak urung mati rasa
matahari tengah terhujam
bara jingga mengaduk semesta
haruskah kau menangisi masa
yang jauh kau tinggal tanpa asa
haruskah kembali tempuh jalan semula
sedang angin dingin telah tiada disepuh terik nyala bara
matahari murka
hati yang ternoda
diantara cerita
cinta teronak duka
mengapa?
Kata tanya
yang sia sia
hanya sakiti debur derita
tanpa sudahi rasa
terpanah nestapa
hampa dalam maya
Sungai hati
By: Ain Saga
Takarlah
lihatlah
rasakan
resapilah
apa warna sungai yang mengalir
dalam taman hatimu
mungkin saja banyak luka bertunas di tepiannya
batu cubaan diantara pasir dan debu penyertanya
kadang keruh
gelap
bahkan pekat
terkontaminasi udara
amarah dan radiasi airmata
sungai hati..
Mengalir tetap tenang
namun memecah kedamaian
gelisah tak bertepian
semua beraroma dendam
jika ia mati
kau takkan rasakan
harumnya dicintai
oleh malaikat bumi
lihatlah
resapilah
becerminlah
apa warna sungai hatimu?
Itu perlu.
Takarlah
lihatlah
rasakan
resapilah
apa warna sungai yang mengalir
dalam taman hatimu
mungkin saja banyak luka bertunas di tepiannya
batu cubaan diantara pasir dan debu penyertanya
kadang keruh
gelap
bahkan pekat
terkontaminasi udara
amarah dan radiasi airmata
sungai hati..
Mengalir tetap tenang
namun memecah kedamaian
gelisah tak bertepian
semua beraroma dendam
jika ia mati
kau takkan rasakan
harumnya dicintai
oleh malaikat bumi
lihatlah
resapilah
becerminlah
apa warna sungai hatimu?
Itu perlu.
Pesan matahari buat ain saga
By: Ain Saga
Wahai ain saga
mengapa engkau biarkan hatimu
hampa?
Bukan kah semua cinta telah memeluk hati kacamu
bukankah aku pun telah ada
senyumi hari harimu
sejuta mimpi yang kau punya
telah kubawa terbang lintasi samudera
selaksa angan ajaibmu
telah kokoh kubingkai dikaki awan
agar kau tenang dalam cintamu
kau nyaman dipelukanku
kau tersenyum membelah lukaku
wahai ainku..
Jangan lagi merasa hampa
lihat bola dunia
perang bintang terjadi dimana mana
akankah lubukmu masih tak menyadarinya
negeri ini sangat butuh kreator seperti mu
yang bisa menjadi media antara
benci dan rindu
cinta dan luka
tak inginkah kau jadi bagian bahagia mereka?
Ain saga tersenyumlah
mavkan bila aku menggurui kamu
semua karena kusangat sayangimu:)
Wahai ain saga
mengapa engkau biarkan hatimu
hampa?
Bukan kah semua cinta telah memeluk hati kacamu
bukankah aku pun telah ada
senyumi hari harimu
sejuta mimpi yang kau punya
telah kubawa terbang lintasi samudera
selaksa angan ajaibmu
telah kokoh kubingkai dikaki awan
agar kau tenang dalam cintamu
kau nyaman dipelukanku
kau tersenyum membelah lukaku
wahai ainku..
Jangan lagi merasa hampa
lihat bola dunia
perang bintang terjadi dimana mana
akankah lubukmu masih tak menyadarinya
negeri ini sangat butuh kreator seperti mu
yang bisa menjadi media antara
benci dan rindu
cinta dan luka
tak inginkah kau jadi bagian bahagia mereka?
Ain saga tersenyumlah
mavkan bila aku menggurui kamu
semua karena kusangat sayangimu:)
Penaku malas
By: Ain Saga
Seperti juga kamu
penaku malas berimaji
pagi ini ku hanya sedikit menari
bersama hembus dingin pagi
ku basuh suasana yang sepi
pagi ini
penaku malas bernyanyi
apalagi bermimpi
ia hanya berceracau didalam hati
terlalu banyak diksi
lalu layu dan mati
kembali sepi
melantun dalam hati
penaku malas mengumbar bait
entah mengapa ia sembelit
biarkan ia janganlah di usik
mungkin esok hatinya bangkit
senyumi lara yang membukit
di halaman yang sedang sakit
penaku..mengapa malas berakit rakit??
Kapan kau akan jadi bukit??
Dan kapan semakin cantik
sudah jangan diutak atik
lupakan ia yang misteri
bagai hitungan matematik
nanti juga sembuh dari sakit asal setia dalam biar ia tengah sakit
Seperti juga kamu
penaku malas berimaji
pagi ini ku hanya sedikit menari
bersama hembus dingin pagi
ku basuh suasana yang sepi
pagi ini
penaku malas bernyanyi
apalagi bermimpi
ia hanya berceracau didalam hati
terlalu banyak diksi
lalu layu dan mati
kembali sepi
melantun dalam hati
penaku malas mengumbar bait
entah mengapa ia sembelit
biarkan ia janganlah di usik
mungkin esok hatinya bangkit
senyumi lara yang membukit
di halaman yang sedang sakit
penaku..mengapa malas berakit rakit??
Kapan kau akan jadi bukit??
Dan kapan semakin cantik
sudah jangan diutak atik
lupakan ia yang misteri
bagai hitungan matematik
nanti juga sembuh dari sakit asal setia dalam biar ia tengah sakit
Hampa
By: Ain Saga
Dari lumbung asa yang kemarau
aku menghela nafas pagi
beharap hujan tadi malam
menyisakan dinginnya
disetiap liuk bara..
Namun apa daya
dua tanganku hanya rapuh
tak ada kuasa
seakan mulut terkunci dan lidah kelu membeku
kuterperangkap
dalam bisa illfeell
tak ada udara cerah
matari matisuri
bulan patah kaki
semua mendadak hampa
bathinku rindu gelak tawa
penyair rasa
mungkin sudah saatnya
ku harus bisa menerka
kapan ku harus mulai menyapa
badmood jangan sampai nodai cita..
Runyam semua
dingin seketika
ku berdoa
untuk segala cinta
yang terkekang sia sia
dalam mimpi tiada daya
dilaut fatamorgana
hampa
Dari lumbung asa yang kemarau
aku menghela nafas pagi
beharap hujan tadi malam
menyisakan dinginnya
disetiap liuk bara..
Namun apa daya
dua tanganku hanya rapuh
tak ada kuasa
seakan mulut terkunci dan lidah kelu membeku
kuterperangkap
dalam bisa illfeell
tak ada udara cerah
matari matisuri
bulan patah kaki
semua mendadak hampa
bathinku rindu gelak tawa
penyair rasa
mungkin sudah saatnya
ku harus bisa menerka
kapan ku harus mulai menyapa
badmood jangan sampai nodai cita..
Runyam semua
dingin seketika
ku berdoa
untuk segala cinta
yang terkekang sia sia
dalam mimpi tiada daya
dilaut fatamorgana
hampa
Jomblo keren..
By: Ain Saga
Lihat dan tatap aku
senyumku senyum elegan
sikapku selalu baru
bertandang..
Bekerja
baru bersenang senang
aku jomblo
jombo keren..
Rambut cepak body standar
kulalui setiap jengkal dengan
sikap optimis
layar telah terkembang
tak peduli
berapa tinggi gelombang pasang
alam yang meradang
dan gejolak cita tak padam
terus merengkuh demam
panaskan hati
untuk memetik buah mimpi
yang akan membuat jiwamu bangga
dengan rasa syukurmu
pada Allah sang maha Perkasa..
Mari sama nyalakan lentera
karna engkau selalu ditunggu
di rindu
dan dikagumi
sejuta bunga:)
Lihat dan tatap aku
senyumku senyum elegan
sikapku selalu baru
bertandang..
Bekerja
baru bersenang senang
aku jomblo
jombo keren..
Rambut cepak body standar
kulalui setiap jengkal dengan
sikap optimis
layar telah terkembang
tak peduli
berapa tinggi gelombang pasang
alam yang meradang
dan gejolak cita tak padam
terus merengkuh demam
panaskan hati
untuk memetik buah mimpi
yang akan membuat jiwamu bangga
dengan rasa syukurmu
pada Allah sang maha Perkasa..
Mari sama nyalakan lentera
karna engkau selalu ditunggu
di rindu
dan dikagumi
sejuta bunga:)
Edison Song
by : Insan Al Amin
aku nyobain untuk mengingat percobaan yang kemarin hampir berhasil
tapi aku lupa
jadinya aku ulang lagi dan kembali lagi dari nol kecil
yang ini nggak nyala
yang itu juga sama
cari lagi bahan lainnya
nyobain bentuk sambungan yang beda
dikatain orang gila
diceramahin ga bakalan bisa
disuruh berenti aja
ahirnya mereka yang berenti sendirinya
percobaan ke 218 hari masih selalu baik
belum ada tanda matahari terbit dari dalem laut
coba lagi pake itungan jaman dulu
tapi dimodif sedikit
di percobaan ke sekian ribu
ini lampu bisa nyala
stabil
aku tidak pernah gagal
aku hanya nemuin ribuan lampu yang gagal nyala
aku nyobain untuk mengingat percobaan yang kemarin hampir berhasil
tapi aku lupa
jadinya aku ulang lagi dan kembali lagi dari nol kecil
yang ini nggak nyala
yang itu juga sama
cari lagi bahan lainnya
nyobain bentuk sambungan yang beda
dikatain orang gila
diceramahin ga bakalan bisa
disuruh berenti aja
ahirnya mereka yang berenti sendirinya
percobaan ke 218 hari masih selalu baik
belum ada tanda matahari terbit dari dalem laut
coba lagi pake itungan jaman dulu
tapi dimodif sedikit
di percobaan ke sekian ribu
ini lampu bisa nyala
stabil
aku tidak pernah gagal
aku hanya nemuin ribuan lampu yang gagal nyala
Api kemalasan
By: Ain Saga
Sudah putuskanlah
apa yang hendak kau lakukan
sedih sendiri
atau hangat bergegas
berlari telusuri hari dengan semangat berseri
ataukah terus bermimpi
tanpa kendali?
apakah kemalasan akan binasakanmu?
Lihatlah alumnus alaumnusnya
diantara tepi jalan
pesakitan
kehidupan nomaden yang menyesakkan
ataukah kau akan hidup selamanya diantara ketiak ayah bundamu?
apakah kau selamanya
dimaklumi sebagai karakter anak?
Tidak..bukan?
Kau telah tumbuh dewasa
lucu dan cerdas pembawa cikal
janganlah tunduk pada keadaan
apalagi perasaan..
Harusnya kau jual saja rasa malasmu
jadikan suluh energi kerjamu
dan lihatlah
yang jadi korban sifat malas
bergunung lebih pekat
kau kah diantaranya??
Atau dia dan mereka
semua akan sama
karena baik dan buruk..
Adalah negerimu jua
janganlah jadi malas.
Ingat pesanku.
Sekali saja.
Sudah putuskanlah
apa yang hendak kau lakukan
sedih sendiri
atau hangat bergegas
berlari telusuri hari dengan semangat berseri
ataukah terus bermimpi
tanpa kendali?
apakah kemalasan akan binasakanmu?
Lihatlah alumnus alaumnusnya
diantara tepi jalan
pesakitan
kehidupan nomaden yang menyesakkan
ataukah kau akan hidup selamanya diantara ketiak ayah bundamu?
apakah kau selamanya
dimaklumi sebagai karakter anak?
Tidak..bukan?
Kau telah tumbuh dewasa
lucu dan cerdas pembawa cikal
janganlah tunduk pada keadaan
apalagi perasaan..
Harusnya kau jual saja rasa malasmu
jadikan suluh energi kerjamu
dan lihatlah
yang jadi korban sifat malas
bergunung lebih pekat
kau kah diantaranya??
Atau dia dan mereka
semua akan sama
karena baik dan buruk..
Adalah negerimu jua
janganlah jadi malas.
Ingat pesanku.
Sekali saja.
Energi matahari
By: Ain Saga
Pagi pun bersemi kembali
seiring bunga bunga menyanyi
menyambut cahaya jingga
dengan mekarnya kelopak berseri
seakan ucapkan seribu terima kasih
pada yang maha memberi
jauh disudut hati
ada nyeri masih berdetak
bergesek menjalin tangan
dengan rasa tak suka
namun cahaya matahari itu
kini padamkan luka
seolah hari kembali biasa
janganlah layu wahai sang putri
janganlah sedih bila kau sepi
hidup ini sangatlah indah
dan bersahaja
pastikan segala kan kau raih jua
mari kita asah sebentuk tekad hati
kita satukan sejuta mimpi
balut perih dengan prestasi
semoga bintang jadi lambang
supremasi
raihlah
datanglah
dan menangkanlah
energi matahari
energi bumi lahir dan bertunas lagi..
Setelah sekian lama mati suri
labuhkan sejumput sepi sepi
ulurkan segala niat suci
bangun negeri pertiwi
dengan senyum sang bunga
mekar indah mewangi
Pagi pun bersemi kembali
seiring bunga bunga menyanyi
menyambut cahaya jingga
dengan mekarnya kelopak berseri
seakan ucapkan seribu terima kasih
pada yang maha memberi
jauh disudut hati
ada nyeri masih berdetak
bergesek menjalin tangan
dengan rasa tak suka
namun cahaya matahari itu
kini padamkan luka
seolah hari kembali biasa
janganlah layu wahai sang putri
janganlah sedih bila kau sepi
hidup ini sangatlah indah
dan bersahaja
pastikan segala kan kau raih jua
mari kita asah sebentuk tekad hati
kita satukan sejuta mimpi
balut perih dengan prestasi
semoga bintang jadi lambang
supremasi
raihlah
datanglah
dan menangkanlah
energi matahari
energi bumi lahir dan bertunas lagi..
Setelah sekian lama mati suri
labuhkan sejumput sepi sepi
ulurkan segala niat suci
bangun negeri pertiwi
dengan senyum sang bunga
mekar indah mewangi
Sarden
by : Insan Al Amin
jadilah sarden
semasa hidup
meski air laut asin
tubuhnya tidak ikut asin
memiliki naluri untuk memilih tujuan
secara pasti
tau apa yang dia mau
tidak mengorbankan sesama untuk menggapainya
kematiannya dimonumen oleh logam berkualitas
bermakna kuat
untuk sekalian alam
jadilah sarden
semasa hidup
meski air laut asin
tubuhnya tidak ikut asin
memiliki naluri untuk memilih tujuan
secara pasti
tau apa yang dia mau
tidak mengorbankan sesama untuk menggapainya
kematiannya dimonumen oleh logam berkualitas
bermakna kuat
untuk sekalian alam
Pangeran kelinci si buaya cinta
By: Ain Saga
Putih bersih
pangeran kelinci
setiap pagi selalu tersenyum
dimuka jendela kamarku
menghias diri
dandy dan rapi
saputangan dikiri
tak lupa dibawa berlari
lagi lagi pangeran kemari
kecup tanganku
tanda sehati
sungguh wangi segala tutur
kata hati
buat jantungku
terkagum tak henti henti
tiba tiba sang peri bunga menangis
lelap tangisnya jatuh dipundakku
usai menangis
terbata bata
keluar satu crita
pangeran kelinci penyebab segala
alangkah hitam dunia
kurasa seketika
sedu sedan tak kurasa nyerinya
karena hatiku jauh terluka
pangeran kelinci
ternyata si buaya
owh buaya mendua cinta
mengapa hati kami dijadikan
baulan..
Tiadakan cinta memaksamu setia
bukankah wanita wajib kau cinta..
Kini tinggal sepi dalam duka lara
pangeran si buaya terpasung karma
seumur hidup takkan bisa mencinta
tersihir badan jadi buaya..
Biar saja tahu rasa
buaya cinta
juara mendua
jangan ditiru sepak terjangnya
setia dalam cinta
haruslah difahami sepenuh jiwa..
Jangan seperti
pangeran kelinci
sesal kemudian tiada pernah guna.
Putih bersih
pangeran kelinci
setiap pagi selalu tersenyum
dimuka jendela kamarku
menghias diri
dandy dan rapi
saputangan dikiri
tak lupa dibawa berlari
lagi lagi pangeran kemari
kecup tanganku
tanda sehati
sungguh wangi segala tutur
kata hati
buat jantungku
terkagum tak henti henti
tiba tiba sang peri bunga menangis
lelap tangisnya jatuh dipundakku
usai menangis
terbata bata
keluar satu crita
pangeran kelinci penyebab segala
alangkah hitam dunia
kurasa seketika
sedu sedan tak kurasa nyerinya
karena hatiku jauh terluka
pangeran kelinci
ternyata si buaya
owh buaya mendua cinta
mengapa hati kami dijadikan
baulan..
Tiadakan cinta memaksamu setia
bukankah wanita wajib kau cinta..
Kini tinggal sepi dalam duka lara
pangeran si buaya terpasung karma
seumur hidup takkan bisa mencinta
tersihir badan jadi buaya..
Biar saja tahu rasa
buaya cinta
juara mendua
jangan ditiru sepak terjangnya
setia dalam cinta
haruslah difahami sepenuh jiwa..
Jangan seperti
pangeran kelinci
sesal kemudian tiada pernah guna.
Kue cintaku
By: Ain Saga
Makan siangku kali ini adalah
cinta
kugoreng dengan minyak setia
kumakan berteman saus cahaya
kuhabiskan berdua
dan memagarinya dengan janji
abadi sampai muara
baru saja kugigit sepotong cinta
tiba tiba datang kucing tetangga
namanya saudara surga
ia mencuri cinta yang telah siap
kuhidang diatas meja kasih sayang
aku menjerit kesal
meja dan kursi kubanting
hingga berkeping
dan cinta terlempar jauh ke sudut ruang hampa
hati remuk redam
udara jadi sekam
kucing sahabat surga
tergopoh berlari
menghindar
sedang sorot mataku
berkunang kunang
tertegun dalam bimbang
dimana bisa kubeli lagi cinta yang sama??
Tak ada pintu menawarkan
maka sempurnalah laparku
kuambil pisau dapur..
Kucincang kucing dengan mata terpejam
salahkah aku
melakukannya
andai salah..
Tak apalah..
Aku tak akan menggoreng rasa yang sama
takut kucing lain mencuri juga
habislah kue cintaku
tak bersisa
dan aku bisa gila
dalam hitungan detik pertama
lebih baik ku alihkan semua rasa
biar ku menulis saja
takkan ada batu atau kerkil halangi kenangan
cukup ini jadi pelajaran
agar tak terkecoh sekian kali
kehilangan cinta
karena saudara surga
o..tidak!
Cinta buatku merana
buta
diujung cerita..
Makan siangku kali ini adalah
cinta
kugoreng dengan minyak setia
kumakan berteman saus cahaya
kuhabiskan berdua
dan memagarinya dengan janji
abadi sampai muara
baru saja kugigit sepotong cinta
tiba tiba datang kucing tetangga
namanya saudara surga
ia mencuri cinta yang telah siap
kuhidang diatas meja kasih sayang
aku menjerit kesal
meja dan kursi kubanting
hingga berkeping
dan cinta terlempar jauh ke sudut ruang hampa
hati remuk redam
udara jadi sekam
kucing sahabat surga
tergopoh berlari
menghindar
sedang sorot mataku
berkunang kunang
tertegun dalam bimbang
dimana bisa kubeli lagi cinta yang sama??
Tak ada pintu menawarkan
maka sempurnalah laparku
kuambil pisau dapur..
Kucincang kucing dengan mata terpejam
salahkah aku
melakukannya
andai salah..
Tak apalah..
Aku tak akan menggoreng rasa yang sama
takut kucing lain mencuri juga
habislah kue cintaku
tak bersisa
dan aku bisa gila
dalam hitungan detik pertama
lebih baik ku alihkan semua rasa
biar ku menulis saja
takkan ada batu atau kerkil halangi kenangan
cukup ini jadi pelajaran
agar tak terkecoh sekian kali
kehilangan cinta
karena saudara surga
o..tidak!
Cinta buatku merana
buta
diujung cerita..
Cemburu salahkah itu?
By: Ain Saga
Bukan bermandikan cemburu
atau menjaga diri
bukan membeli mimpi
atau menagih rasa simpati
tetapi aku terlalu patah hati
bukan dengan satu atau dua hati
melainkan dengan seribu bayangan
yang setiap pagi temaniku menatap binar matahari
la selalu ada
melintasi jalanku
tak bertanda
bagai benalu
hanya perciknya bisa terasakan
menggelitik kepercayaan
dalam hati yang tak pernah
jadikan dusta penghalang cita
ah..mimpi burukkah kamu??
Jika iya..biarkan ku saja yang berlalu
mencari yang baru
dan mainkan harpaku
Bukan bermandikan cemburu
atau menjaga diri
bukan membeli mimpi
atau menagih rasa simpati
tetapi aku terlalu patah hati
bukan dengan satu atau dua hati
melainkan dengan seribu bayangan
yang setiap pagi temaniku menatap binar matahari
la selalu ada
melintasi jalanku
tak bertanda
bagai benalu
hanya perciknya bisa terasakan
menggelitik kepercayaan
dalam hati yang tak pernah
jadikan dusta penghalang cita
ah..mimpi burukkah kamu??
Jika iya..biarkan ku saja yang berlalu
mencari yang baru
dan mainkan harpaku
Batu prasangka
By: Ain Saga
Seonggok batu
hitam berjelaga
menimpa
menukik lubukku
panas
nyeri
hantam jantung merahku
lalu semua seperti kembali
pulang
putar angin waktu
sandera kasih disalah satu langitnya
tak apa
kunikmati batu prasangka
mungkin cobaan bagi jiwa
mandiriku
atau terlalu takut
kucuri bagian terdalam hatinya
aku meradang
batu kulempar
jatuh dalam jurang
terbakar oleh halilintar
petir yang menyambar
tinggal asap dan puingnya
merajalela dihidungku
mataku
senyumku
berbias di tiap aksara
yang kukunyah
lalu kulepah dengan bismilah
semoga kau percaya
sebuah kata bisa jadi psycopat
pembunuh jiwa
Seonggok batu
hitam berjelaga
menimpa
menukik lubukku
panas
nyeri
hantam jantung merahku
lalu semua seperti kembali
pulang
putar angin waktu
sandera kasih disalah satu langitnya
tak apa
kunikmati batu prasangka
mungkin cobaan bagi jiwa
mandiriku
atau terlalu takut
kucuri bagian terdalam hatinya
aku meradang
batu kulempar
jatuh dalam jurang
terbakar oleh halilintar
petir yang menyambar
tinggal asap dan puingnya
merajalela dihidungku
mataku
senyumku
berbias di tiap aksara
yang kukunyah
lalu kulepah dengan bismilah
semoga kau percaya
sebuah kata bisa jadi psycopat
pembunuh jiwa
Ampuni Aku, Ibu
Selalu ku ulang dalam bagian perkataan
Kususun keping dunia untuk kedamaian
Yang mengelilingimu jatuh bertaburan
Dan tak ada setitik celah tetes kesedihan
Namun, bagaimana ku tebus satu kesalahan
Adakah artinya jika ku ungkap penyesalan
Deru keegoisanku tampak tak termaafkan
Begitu saja menentukan sebuah pilihan
Kini, kurasakan pilu dalam tiap nafas
Saat kepedihan hatimu tergambar jelas
Ibu, telah salah lajur mimpi yang kuretas
Nyatanya menoreh sakit lantas membekas
Tapi semua terlanjur jauh melaju lekas
Tak bisa lagi genggaman ini aku lepas
Perih dikalbu ini makin menghujam keras
Ketika airmatamu biaskan duka tanpa batas
Ampuni aku yang tak pernah tau berat langkah
Membuat engkau begitu sering mengulum susah
Menjadikan inginku terus meraja tanpa terbantah
Membiarkan egoku meninggi kepuncak membuncah
Andai kumenangi waktu, kan coba palingkan arah
Membawamu kembali pada senyuman berlimpah
Mestinya mengerti disanalah bahagiamu kan merekah
Ditempat itu satu yang dapat kau sebut sebagai rumah
Ibu, pahami benar betapa sesak kau menahan rindu
Pada mereka yang setia menuang tawa semanis madu
Sebab disini, hari berlalu selalu berpayung sendu
Kesepian pun ikut memberi warna jadi penuh padu
Kumohon lantunkan lagi nada kesabaran nan merdu
Agar mimpi menjulang langit tak hanya setinggi perdu
Nantikan aku menyempurnakan cita hingga jadi pandu
Untuk kita pulang lagi, membuang darimu pahit empedu
Kususun keping dunia untuk kedamaian
Yang mengelilingimu jatuh bertaburan
Dan tak ada setitik celah tetes kesedihan
Namun, bagaimana ku tebus satu kesalahan
Adakah artinya jika ku ungkap penyesalan
Deru keegoisanku tampak tak termaafkan
Begitu saja menentukan sebuah pilihan
Kini, kurasakan pilu dalam tiap nafas
Saat kepedihan hatimu tergambar jelas
Ibu, telah salah lajur mimpi yang kuretas
Nyatanya menoreh sakit lantas membekas
Tapi semua terlanjur jauh melaju lekas
Tak bisa lagi genggaman ini aku lepas
Perih dikalbu ini makin menghujam keras
Ketika airmatamu biaskan duka tanpa batas
Ampuni aku yang tak pernah tau berat langkah
Membuat engkau begitu sering mengulum susah
Menjadikan inginku terus meraja tanpa terbantah
Membiarkan egoku meninggi kepuncak membuncah
Andai kumenangi waktu, kan coba palingkan arah
Membawamu kembali pada senyuman berlimpah
Mestinya mengerti disanalah bahagiamu kan merekah
Ditempat itu satu yang dapat kau sebut sebagai rumah
Ibu, pahami benar betapa sesak kau menahan rindu
Pada mereka yang setia menuang tawa semanis madu
Sebab disini, hari berlalu selalu berpayung sendu
Kesepian pun ikut memberi warna jadi penuh padu
Kumohon lantunkan lagi nada kesabaran nan merdu
Agar mimpi menjulang langit tak hanya setinggi perdu
Nantikan aku menyempurnakan cita hingga jadi pandu
Untuk kita pulang lagi, membuang darimu pahit empedu
Selasa, 17 Mei 2011
Nyata
by : Insan Al Amin
kecoa terlihat sepi dan merenung
sehabis melakukan perbuatan kotor
merasa terkucilkan dari hidup
mencari nilai tinggi dari kehidupan
beruang habis mencakar hutan
menggelembung badan
memahami lebah
yang berdiam diri ketakutan
gemericik air dari dalam gua bawah laut
yang disinari ikan lentera
hiduplah hujan
teranglah basa
pejamkan rasa
semua tersenyum
manis rasanya
berbuat baik
tiada rencana
tanpa tujuan
berikan kedamaian
kecoa terlihat sepi dan merenung
sehabis melakukan perbuatan kotor
merasa terkucilkan dari hidup
mencari nilai tinggi dari kehidupan
beruang habis mencakar hutan
menggelembung badan
memahami lebah
yang berdiam diri ketakutan
gemericik air dari dalam gua bawah laut
yang disinari ikan lentera
hiduplah hujan
teranglah basa
pejamkan rasa
semua tersenyum
manis rasanya
berbuat baik
tiada rencana
tanpa tujuan
berikan kedamaian
Sahabat berduri..hati hati
By: Ain Saga
Bila kau sekuntum mawar
merah merekah
diantara berjuta bunga
adakah kau pernah merasa
bila duri tajammu adalah bencana
bukanlah mahkota
atau senjata rahasia..
Bila kau menganggap
duri durimu adalah sahabat..
Tentu kau salah melekatkan
karena belum tentu ia akan
bersamamu
saat kau jatuh dan terinjak
karena duri yang tajam bisa saja
salah alamat
harusnya membunuh sang kumbang
tapi malah beradu mimpi
menggalang memori
sahabat berduri
ibarat mawar yang dimusuhi
karena durinya lukai jemari
atau wanginya congkakkan diri
sahabat berduri
baiknya kau pergi
jauhi segala yang melati
yang harumnya sungguh alami
tidak imitasi sekedar indah dalam kelopak..
Bila kau sekuntum mawar
merah merekah
diantara berjuta bunga
adakah kau pernah merasa
bila duri tajammu adalah bencana
bukanlah mahkota
atau senjata rahasia..
Bila kau menganggap
duri durimu adalah sahabat..
Tentu kau salah melekatkan
karena belum tentu ia akan
bersamamu
saat kau jatuh dan terinjak
karena duri yang tajam bisa saja
salah alamat
harusnya membunuh sang kumbang
tapi malah beradu mimpi
menggalang memori
sahabat berduri
ibarat mawar yang dimusuhi
karena durinya lukai jemari
atau wanginya congkakkan diri
sahabat berduri
baiknya kau pergi
jauhi segala yang melati
yang harumnya sungguh alami
tidak imitasi sekedar indah dalam kelopak..
Rahasia rindu
By: Ain Saga
Cinta..akan selalu membaca rindu
meski ia jauh..
Namun hatinya melekat dijantungmu
cinta ...akan selalu menaruh cita
meskipun kemarau menerjang
dan badai taufan meraja
semua akan singgah
menjelajah pikiran dengan
satu bahasa..aku rindu
namun cuba kau rasakan..apakah rindu dapat pertahankan cinta..
Bila kau tiada
apakah kekasihmu tetap setia..
Ah rindu yang tak jujur
buat apa di pupuk subur
mematikan tanaman
dan hanguskan rasa percaya
cinta..beribu kali kau katakan
namun bukan lah kata kuinginkan
tapi nalar dan gerak yang ku
harapkan...
Dan semua masih berupa wacana..
Lalu untuk apa dan mengapa
kau umbar kata cinta
seolah kita adalah casanova clepopatra???
Tiga tanda tanyaku
hadiah untuk jawab rindumu.
Cinta..akan selalu membaca rindu
meski ia jauh..
Namun hatinya melekat dijantungmu
cinta ...akan selalu menaruh cita
meskipun kemarau menerjang
dan badai taufan meraja
semua akan singgah
menjelajah pikiran dengan
satu bahasa..aku rindu
namun cuba kau rasakan..apakah rindu dapat pertahankan cinta..
Bila kau tiada
apakah kekasihmu tetap setia..
Ah rindu yang tak jujur
buat apa di pupuk subur
mematikan tanaman
dan hanguskan rasa percaya
cinta..beribu kali kau katakan
namun bukan lah kata kuinginkan
tapi nalar dan gerak yang ku
harapkan...
Dan semua masih berupa wacana..
Lalu untuk apa dan mengapa
kau umbar kata cinta
seolah kita adalah casanova clepopatra???
Tiga tanda tanyaku
hadiah untuk jawab rindumu.
SEGENGGAM CINTA YANG KUBAWA
Sepenggal malamku begitu saja tertelan
Entah, seperti menghilang tanpa tujuan
Gemintang bergegas menuju balik awan
Enggan berbagi waktu memilih kesendirian
Namun, tetap satu ku lihat sebagai kepastian
Gurat parasmu selalu nyata mengukir lamunan
Gita tentang rindu kemudian menjadi iringan
Antarkan penatku menjauh dari pusara kesepian
Merujuki mekarnya senyum mengharum setaman
Curahkan lagi bulir asa yang tertinggal mengendap
Isi kembali pundi-pundi hati dengan harap bersayap
Nantikan saat mereka terbang tanpa pernah terlelap
Tiada lelah mencari ruang jiwamu untuk menetap
Agar menyatu, hingga kelak kepada-Nya menghadap
Yang kini tersimpan rapi bukanlah manisnya janji
Akan tetapi sebentuk kalbu dalam sebuah lajur uji
Nyatakah nanti tetap utuh untukmu kasih tersaji
Gaungkan setia saja hingga lepas dari batas jeruji
Kalut diri kala meredam risau akan sebuah akhir
Ulu hatipun memerih atas jarak tak kunjung mencair
Bagai seribu kelam merajam bungkam katup bibir
Ada selalu doa ku semoga bersamamu menghalau getir
Walau harus pula di suratan-Nya hidup kita mengalir
Akan ku jaga segenggam cinta yang kubawa melintas takdir
Entah, seperti menghilang tanpa tujuan
Gemintang bergegas menuju balik awan
Enggan berbagi waktu memilih kesendirian
Namun, tetap satu ku lihat sebagai kepastian
Gurat parasmu selalu nyata mengukir lamunan
Gita tentang rindu kemudian menjadi iringan
Antarkan penatku menjauh dari pusara kesepian
Merujuki mekarnya senyum mengharum setaman
Curahkan lagi bulir asa yang tertinggal mengendap
Isi kembali pundi-pundi hati dengan harap bersayap
Nantikan saat mereka terbang tanpa pernah terlelap
Tiada lelah mencari ruang jiwamu untuk menetap
Agar menyatu, hingga kelak kepada-Nya menghadap
Yang kini tersimpan rapi bukanlah manisnya janji
Akan tetapi sebentuk kalbu dalam sebuah lajur uji
Nyatakah nanti tetap utuh untukmu kasih tersaji
Gaungkan setia saja hingga lepas dari batas jeruji
Kalut diri kala meredam risau akan sebuah akhir
Ulu hatipun memerih atas jarak tak kunjung mencair
Bagai seribu kelam merajam bungkam katup bibir
Ada selalu doa ku semoga bersamamu menghalau getir
Walau harus pula di suratan-Nya hidup kita mengalir
Akan ku jaga segenggam cinta yang kubawa melintas takdir
Senin, 16 Mei 2011
Cerita shubuh
By: Ain Saga
Lama ku telah membuka mata
sendiri
kuberkemas meniti pelangi
mimpi mimpi yang menyambangi
cukup jadi tinta perjalanan
hakiki
pagi kian bernas
sang kokok ayam kembali berjingkat
berudara nyanyi selamat pagi
bagiinsan yang masih sibuk
terlelap
suara adzan begitu saja memanggilku
menggugah hati lemah dan rapuhku
akan seruan beribadah kepadaNya
semoga Allah menolong segalanya..
Aamiinn
Lama ku telah membuka mata
sendiri
kuberkemas meniti pelangi
mimpi mimpi yang menyambangi
cukup jadi tinta perjalanan
hakiki
pagi kian bernas
sang kokok ayam kembali berjingkat
berudara nyanyi selamat pagi
bagiinsan yang masih sibuk
terlelap
suara adzan begitu saja memanggilku
menggugah hati lemah dan rapuhku
akan seruan beribadah kepadaNya
semoga Allah menolong segalanya..
Aamiinn
Lentera tekad
By: Ain Saga
Sudahi saja semua duka
biar kucuci didalam masa
kelak kau pasti percaya
semua hal telah terekam dengan
rapi
tinggal kita salin dengan tulus
kita ambil lewat derma..
Mungkin perlahan belum tampak
merona
namun satu hari
pasti akan bercahaya
percayalah bintang pagiku:)
hiduplah berarti
raih prestasi
dan gapai lah semua arus mimpi
kau harus bisa
aamiinn
Sudahi saja semua duka
biar kucuci didalam masa
kelak kau pasti percaya
semua hal telah terekam dengan
rapi
tinggal kita salin dengan tulus
kita ambil lewat derma..
Mungkin perlahan belum tampak
merona
namun satu hari
pasti akan bercahaya
percayalah bintang pagiku:)
hiduplah berarti
raih prestasi
dan gapai lah semua arus mimpi
kau harus bisa
aamiinn
Minggu, 15 Mei 2011
Hingga Mentari Kembali Bersinar
Malam tak kuasa menegur rembulan yang cahayanya pudar
Terkesan lebih baik tuk menutupi tubuh-tubuh gemetar
Sedikit lagi benar-benar tanpa daya ditengahnya terkapar
Berselimut rajutan angin mereka terbaring bahkan tanpa tikar
Sesekali melayangkan pandang ke rumah-rumah berpagar
Yang mungkin makin indah setelah beberapa kali dipugar
Seraya menyebut harap dalam hati andai takdir bisa berputar
Tak tertulis sebagai pemilik perut yang lebih sering lapar
Benaknya terlukis begitu jelas tak sejengkalpun terhindar
Sebuah sketsa kecemburuan, seperti lebih indah tergambar
Terlintas pula tanya tentang orang dibalik tembok kekar
Tak pernahkah peduli rintihan dan tangisan pilu dari sekitar
Lalu, mengapa harus mengharap belas dengan rasa hambar
Dan terus andalkan pemberian sesama makhluk tuk diantar
Bukankah ada banyak pintu lain dari rizqi yang terbuka lebar
Itulah jawaban tunggal yang mungkin ada untuk di dengar
Seperti itu para penggenggam harta sering kali coba ingkar
Pada hak mereka meski jelas jadi jalinan kewajiban melingkar
Namun, begitu panjang malam-Nya dengan berkah terhampar
Hingga mestinya tak perlu menyisakan celah jadi gentar
Layangkan pinta kepada-Nya dalam tiap sujud meski sebentar
Sebab saat itu perlahan kasih-Nya terwujud jadi tempat bersandar
Sebentuk naungan sempurna tanpa batas, meluas nan melebar
Diantara derasnya uji dunia hingga mentari kembali bersinar
Selama keras kemaunan serta keyakinan tetap hias mata berbinar
Maka telah pasti pula dengan senyuman derai tangis tertukar
"Ditulis setelah melihat sekelompok orang yang tidur tanpa alas di emperan toko..bersyukurlah kita yg masih punya tempat nyaman untuk bernaung..Alhamdulillah..semoga kita tidak menjadi orang yg kufur akan nikmat-Nya hingga jadi mudah mengeluh"
Terkesan lebih baik tuk menutupi tubuh-tubuh gemetar
Sedikit lagi benar-benar tanpa daya ditengahnya terkapar
Berselimut rajutan angin mereka terbaring bahkan tanpa tikar
Sesekali melayangkan pandang ke rumah-rumah berpagar
Yang mungkin makin indah setelah beberapa kali dipugar
Seraya menyebut harap dalam hati andai takdir bisa berputar
Tak tertulis sebagai pemilik perut yang lebih sering lapar
Benaknya terlukis begitu jelas tak sejengkalpun terhindar
Sebuah sketsa kecemburuan, seperti lebih indah tergambar
Terlintas pula tanya tentang orang dibalik tembok kekar
Tak pernahkah peduli rintihan dan tangisan pilu dari sekitar
Lalu, mengapa harus mengharap belas dengan rasa hambar
Dan terus andalkan pemberian sesama makhluk tuk diantar
Bukankah ada banyak pintu lain dari rizqi yang terbuka lebar
Itulah jawaban tunggal yang mungkin ada untuk di dengar
Seperti itu para penggenggam harta sering kali coba ingkar
Pada hak mereka meski jelas jadi jalinan kewajiban melingkar
Namun, begitu panjang malam-Nya dengan berkah terhampar
Hingga mestinya tak perlu menyisakan celah jadi gentar
Layangkan pinta kepada-Nya dalam tiap sujud meski sebentar
Sebab saat itu perlahan kasih-Nya terwujud jadi tempat bersandar
Sebentuk naungan sempurna tanpa batas, meluas nan melebar
Diantara derasnya uji dunia hingga mentari kembali bersinar
Selama keras kemaunan serta keyakinan tetap hias mata berbinar
Maka telah pasti pula dengan senyuman derai tangis tertukar
"Ditulis setelah melihat sekelompok orang yang tidur tanpa alas di emperan toko..bersyukurlah kita yg masih punya tempat nyaman untuk bernaung..Alhamdulillah..semoga kita tidak menjadi orang yg kufur akan nikmat-Nya hingga jadi mudah mengeluh"
Gamang
By: Ain Saga
Lihat hatiku
kosong tanpa aksara
letupan kata
telah menoda rasa
pahatan yang kupunya
begitu saja karam
hanya hela nafas tajam
terdengar mengetuk hati
gamang
mengapa semua tiada jawaban
diantan lautan pertanyaan
dinding mana
bisa kuajak bicara
sedang hati dan pikiran
tak tersentuh kenyataan
hidup hanya mengeja titik
dan koma
berlarian seakan tak henti
tak jemu
menuding nafasku
apa peranmu
apa artimu
bagi diriku??
Ku hela nafas sekali lage
hujan kini pindah dikejora
lelahku
Lihat hatiku
kosong tanpa aksara
letupan kata
telah menoda rasa
pahatan yang kupunya
begitu saja karam
hanya hela nafas tajam
terdengar mengetuk hati
gamang
mengapa semua tiada jawaban
diantan lautan pertanyaan
dinding mana
bisa kuajak bicara
sedang hati dan pikiran
tak tersentuh kenyataan
hidup hanya mengeja titik
dan koma
berlarian seakan tak henti
tak jemu
menuding nafasku
apa peranmu
apa artimu
bagi diriku??
Ku hela nafas sekali lage
hujan kini pindah dikejora
lelahku
Sabtu, 14 Mei 2011
Ditengah Hujam Keras Bimbang
Meyakinkanmu, ditengah hujam keras bimbang
Percuma saja bila sangsi dihatimu seterjal karang
Tak kan sanggup ku buka layar agar terkembang
Sebelum dayung diayunkan pun sudah terhadang
Dalam kotak kaca yang terbalut panjang selendang
Kuletakkan hati, berharap tak kan lagi meradang
Sebab telah cukup deras airmata terus berlinang
Mencoba berlindung bukan sembunyikan arang
Haruskah coba kau sibak penutupnya melintang
Namun kupastikan tak jua berubah alur merentang
Bisakah tanpa melihat kau dengar jiwaku berdendang
Tak usah hiraukan yang tampak dibawah sinar terang
Rasa ini kubebaskan tak sekalipun berupaya ku kekang
Berhias doa, selayak pintamu pada Sang maha Penyayang
Lalu apakah yang masih tertera sebagai suatu yang kurang
Setelah berkali kusiratkan segenap isi hati disetiap ruang
Tak terabakah butir harap yang terangkai pada seutas benang
Berisikan impi ku tuk mengarung luasnya laut terbentang
Bersamamu, hanya dengan dirimu penuhi waktu berselang
Menutup semua celah bagi kelam hari-hari dulu tuk terulang
Cukupkanlah saja sederet tanya agar tawa tak menghilang
Hapus guratan keraguan diatas lembar yang kini kau pegang
Biar tak karam biduk kecil ini dalam pelukan gelombang
Hingga pada batas pencarian nanti kita dapat kembali pulang
Dimuka bebatuan dekat pantai persis satu samudera seberang
Akan ku buat pahatan penuh cerita tiada lain hanya kasih sayang
Berjajar rapi membentuk kesungguhan yang bisa kau pandang
Hingga penghujung usia kita pun tak kan pernah jadi usang
Percuma saja bila sangsi dihatimu seterjal karang
Tak kan sanggup ku buka layar agar terkembang
Sebelum dayung diayunkan pun sudah terhadang
Dalam kotak kaca yang terbalut panjang selendang
Kuletakkan hati, berharap tak kan lagi meradang
Sebab telah cukup deras airmata terus berlinang
Mencoba berlindung bukan sembunyikan arang
Haruskah coba kau sibak penutupnya melintang
Namun kupastikan tak jua berubah alur merentang
Bisakah tanpa melihat kau dengar jiwaku berdendang
Tak usah hiraukan yang tampak dibawah sinar terang
Rasa ini kubebaskan tak sekalipun berupaya ku kekang
Berhias doa, selayak pintamu pada Sang maha Penyayang
Lalu apakah yang masih tertera sebagai suatu yang kurang
Setelah berkali kusiratkan segenap isi hati disetiap ruang
Tak terabakah butir harap yang terangkai pada seutas benang
Berisikan impi ku tuk mengarung luasnya laut terbentang
Bersamamu, hanya dengan dirimu penuhi waktu berselang
Menutup semua celah bagi kelam hari-hari dulu tuk terulang
Cukupkanlah saja sederet tanya agar tawa tak menghilang
Hapus guratan keraguan diatas lembar yang kini kau pegang
Biar tak karam biduk kecil ini dalam pelukan gelombang
Hingga pada batas pencarian nanti kita dapat kembali pulang
Dimuka bebatuan dekat pantai persis satu samudera seberang
Akan ku buat pahatan penuh cerita tiada lain hanya kasih sayang
Berjajar rapi membentuk kesungguhan yang bisa kau pandang
Hingga penghujung usia kita pun tak kan pernah jadi usang
DIHATIMU KULABUHKAN RINDUKU
Detak laju waktu bagaimana agar dapat ku buat berhenti
Inginkan kembali kendali penuh atas asa, tak dimengerti
Harapkan seperti murai terbang dari sangkar kunci mati
Ada celah disana, dikelilingi keindahan tuk bisa ditempati
Tak ubahnya hendak menahan gemuruh tanya tuk terganti
Ikrar ataukah ingkar yang menutup akhir perjalanan nanti
Menerima pula kebenaran tentang luluhnya angkuh di hati
Untukmulah kini nyatanya, tiap bait ku susun dengan arti
Inginkan kembali kendali penuh atas asa, tak dimengerti
Harapkan seperti murai terbang dari sangkar kunci mati
Ada celah disana, dikelilingi keindahan tuk bisa ditempati
Tak ubahnya hendak menahan gemuruh tanya tuk terganti
Ikrar ataukah ingkar yang menutup akhir perjalanan nanti
Menerima pula kebenaran tentang luluhnya angkuh di hati
Untukmulah kini nyatanya, tiap bait ku susun dengan arti
Keraguan tumbuh disela cinta yang tlah sepenuhnya merekah
Ujungnya belum jadi sebuah kepastian yang tak kan terbantah
Lirih pintaku terucap ribuan kali agar bahagia tetap singgah
Antara jutaan aksara di catatan hidup kita yang abadikan kisah
Bila keyakinan telah kujabarkan semua dengan cara yang salah
Ulurkan jemarimu itu dengan tinta sebagai seorang pembenah
Ulurkan jemarimu itu dengan tinta sebagai seorang pembenah
Haluskan jiwaku dengan tutur lembut seorang penuntun arah
Kau, pelipur lara yang memberi penawar segala bentuk gundah
Akankah tetap utuh janji itu setelah terbentang jarak pemisah
Nian jauh raga kita berdiam hingga menggugah hembus resah
Rinduku, mengalun bersama melodi sendu membawa makna
Iris kesepianku sendiri tanpamu demi mimpi bisa terlaksana
Nuraniku, terbalut harapan akan kesetiaanmu menanti disana
Disini aku pun tetap kuat mengikat hati agar tak kan terlena
Urungkan segala hasrat yang mungkin membelokkan rencana
Kembali ke sisi hidupmu kelak, ketika cita teraih sempurna
Urungkan segala hasrat yang mungkin membelokkan rencana
Kembali ke sisi hidupmu kelak, ketika cita teraih sempurna
Utarakan sekali lagi, dihatimu kulabuhkan rinduku membahana
"untuk semua yang kini terpisah jauhnya jarak dari sang kekasih hati.."
Ketika Kelana Hati Tertambat
By: Anita Gitasari Pujiatmoko
Gerak jejak hari seakan kian melambat
Ketika kelana hati telah mulai tertambat
Hanyut memandang langit bersemburat
Begitu dalam telusur pesonanya terlihat
Ingin selamanya disini aku melepas penat
Lupakan kidung perih melantun menjerat
Letih jiwa tak terperi berapa yang terpahat
Meniup engah nafas panjang tanpa istirahat
Biarlah awal hidup berkubang hitam pekat
Hingga hilang didalamnya sungguh tersesat
Namun kini sudah berdiri tingginya sekat
Antara aku, hatiku, dan sembilu luka penyayat
Mengalir lagi wangi yang tak hentinya melekat
Berhembus nyata tak hanya sebatas memikat
Tak perlu memberiku kuntum elok tersemat
Tulusmu telah melukis bahagia teramat sangat
Tak mau beranjak dari damai yang bersahabat
Setelah indahmu menjadikan nurani terikat
Cinta telah berganti wujud sejak kau mendekat
Bukan lagi sebagai serpihan duka yang rekat
Gerak jejak hari seakan kian melambat
Ketika kelana hati telah mulai tertambat
Hanyut memandang langit bersemburat
Begitu dalam telusur pesonanya terlihat
Ingin selamanya disini aku melepas penat
Lupakan kidung perih melantun menjerat
Letih jiwa tak terperi berapa yang terpahat
Meniup engah nafas panjang tanpa istirahat
Biarlah awal hidup berkubang hitam pekat
Hingga hilang didalamnya sungguh tersesat
Namun kini sudah berdiri tingginya sekat
Antara aku, hatiku, dan sembilu luka penyayat
Mengalir lagi wangi yang tak hentinya melekat
Berhembus nyata tak hanya sebatas memikat
Tak perlu memberiku kuntum elok tersemat
Tulusmu telah melukis bahagia teramat sangat
Tak mau beranjak dari damai yang bersahabat
Setelah indahmu menjadikan nurani terikat
Cinta telah berganti wujud sejak kau mendekat
Bukan lagi sebagai serpihan duka yang rekat
Kabut milikku
By: Ain Saga
Jumat pagi
berteman kabut hitam abadi
kukecup udara pagi
melati
namun kabut selimuti segala mimpi
hingga hatiku
pucat pasi
berhenti atau berlari
tak bisa putuskan sendiri
karena terlalu banyak duri terinjak
ku lebur jadi sebuah bayangan
yang kadang kumanjakan
namun akhirnya mencekikku dengan ringan
seringan semua labirin hati
terserak diantara langit elegi
membiru diantara isak sukma hati
membunuh sketsa sketsa mimpi
yang terbebani
antara madu dan arsenikum
ku harus mencoba sabar
atau duniaku akan bimbang
tersapu pasang gelombahg
jadi garis hitam diary hati
diantara lautan cinta tak berarti
Jumat pagi
berteman kabut hitam abadi
kukecup udara pagi
melati
namun kabut selimuti segala mimpi
hingga hatiku
pucat pasi
berhenti atau berlari
tak bisa putuskan sendiri
karena terlalu banyak duri terinjak
ku lebur jadi sebuah bayangan
yang kadang kumanjakan
namun akhirnya mencekikku dengan ringan
seringan semua labirin hati
terserak diantara langit elegi
membiru diantara isak sukma hati
membunuh sketsa sketsa mimpi
yang terbebani
antara madu dan arsenikum
ku harus mencoba sabar
atau duniaku akan bimbang
tersapu pasang gelombahg
jadi garis hitam diary hati
diantara lautan cinta tak berarti
Selamat pagi airmata
By: Ain Saga
Ku telah mengerti betapa indahnya dicinta
kutelah sadari
betapa indahnya dikasihi
namun waktu tetap tak pernah mengerti
segala hati yang ku tahu
meniti dengan duri tajam dijemari
menghempas padang lamunan hati
membeku
lalu pudar
terbang tak terkendali
tinggal nyeri meradang sendiri
mengeja waktu yang tak sehati
mengisi asa
kembali biru abadi
mungkinkah kau kunanti
kutetap mengais mimpi
senyumi hari yang tak pasti
injakkan wangi cerita penuh misteri..
Hitam tiada nada dentingkan pagi
Ku telah mengerti betapa indahnya dicinta
kutelah sadari
betapa indahnya dikasihi
namun waktu tetap tak pernah mengerti
segala hati yang ku tahu
meniti dengan duri tajam dijemari
menghempas padang lamunan hati
membeku
lalu pudar
terbang tak terkendali
tinggal nyeri meradang sendiri
mengeja waktu yang tak sehati
mengisi asa
kembali biru abadi
mungkinkah kau kunanti
kutetap mengais mimpi
senyumi hari yang tak pasti
injakkan wangi cerita penuh misteri..
Hitam tiada nada dentingkan pagi
Kekasihku adalah pena
By: Ain Saga
Ku selalu mengajakmu menari
dengan berjuta pikiranku
menuangkan gelas senyuman
ditiap kukehausan
kau datang mengisi diari hati
melabuhkan cahaya suci
untuk setiap aksara tersugesti
kau jadi permadani
yang tebarkan warna hati
peluk cium dermaga harmoni
indahnya kan tergurat sepanjang mimpi
menepikan hembus sakit dan luka
hati
ketika lembaran hidup
terantuk duri
Ku selalu mengajakmu menari
dengan berjuta pikiranku
menuangkan gelas senyuman
ditiap kukehausan
kau datang mengisi diari hati
melabuhkan cahaya suci
untuk setiap aksara tersugesti
kau jadi permadani
yang tebarkan warna hati
peluk cium dermaga harmoni
indahnya kan tergurat sepanjang mimpi
menepikan hembus sakit dan luka
hati
ketika lembaran hidup
terantuk duri
Riding Becak and Feel The Wind
by : Insan Al Amin
ketika kamu merasa jatuh padahal banmu sudah bagus
berbaik hatilah
karena jalan raya bukanlah keji
hanya berniat berikan ruang luas untuk tiap kita berjalan
mungkin kita kadang lupa membaca niat
atau mungkin kurang berhati hati dalam mengayuhnya
dan ketika beberapa titik darah muncul di dengkul
berilah antiseptic dan segera bangkit
tersenyumlah bukan untuk menipu diri
tapi pengertian bahwa diri ada untuk tersenyum
hargai petuah jalan
hargai setiap orang yang melintas di ruang ruang keberlintasannya
entah itu supril, fitri, doni, retno, indah,
atau mungkin gadis yang selalu kamu suit suiw keberadaannya
get up ma-frends
feel the wind again
peacefully
understand
ketika kamu merasa jatuh padahal banmu sudah bagus
berbaik hatilah
karena jalan raya bukanlah keji
hanya berniat berikan ruang luas untuk tiap kita berjalan
mungkin kita kadang lupa membaca niat
atau mungkin kurang berhati hati dalam mengayuhnya
dan ketika beberapa titik darah muncul di dengkul
berilah antiseptic dan segera bangkit
tersenyumlah bukan untuk menipu diri
tapi pengertian bahwa diri ada untuk tersenyum
hargai petuah jalan
hargai setiap orang yang melintas di ruang ruang keberlintasannya
entah itu supril, fitri, doni, retno, indah,
atau mungkin gadis yang selalu kamu suit suiw keberadaannya
get up ma-frends
feel the wind again
peacefully
understand
Kamis, 12 Mei 2011
Selembar Daun Lepas Sebelum Layu
Mencoba resapi belai lembut sang bayu
Selembar daun menyambut bujuk rayu
Segera lepas dari dahan sebelum layu
Menari ditengah tiupannya yang mendayu
Meski mengerti mungkin akan tiada akhir
Tak kan berhenti jua sesampainya di hilir
Kemudian terbawa arus terus mengalir
Begitu ringan tak terhanyut di bawah air
Kebebasan nyata tak seindah buaian berbisik
Penyesalan telah ada melebihi pedih setitik
Namun pohon besar itu tampak bukan terbaik
Tempat menunggu kering, seperti tak menarik
Lambat laun terpisah juga tinggalkan ranting
Setidaknya bukan hanya diam hingga menguning
Tetap berayun anggun sebelum hijaunya tersuling
Melihat segala sisi, arah mentari menyingsing
Tetapi, setiap yang di cipta pasti dengan satu tujuan
Bukan kesia-siaan yang terkurung diantara alasan
Tak perlu peduli seberapa singkat peran dimainkan
Asal mengisi arti sepenuh diri pada nafas kehidupan
Selembar daun, kering menguning bagai tanpa makna
Telusurilah kembali kilas keberadaanya di atas sana
Setia melengkapi menyempurnaan udara untuk dicerna
Menutup celah dahan jadi tempat teduh nyaris sempurna
Sewajarnya bila kelak harus rela menjadi yang gugur
Kemudian terganti oleh yang baru tumbuh dengan subur
Relakan pendeknya waktu barada diatas, jatuh terkubur
Setelahnya melebur jadi penguat akar panjangkan sulur
Selembar daun, jatuh pun bersama alur kehendak-Nya
Hanya harus patuh tanpa menggenggam hak bertanya
Lalu, untuk apa mengingini kebebasan seluas-luasnya
Bila menjadi suatu yang tiada berguna di akhir kisahnya
Cukuplah mengucap syukur dan ungkap terimakasih
Sebab dijadikannya bermanfaat walau setipis repih
Lalu menghapus kufur hingga bagian terkecil serpih
Mengikuti garis-Nya, tiada henti senantiasa bertasbih
Selembar daun menyambut bujuk rayu
Segera lepas dari dahan sebelum layu
Menari ditengah tiupannya yang mendayu
Meski mengerti mungkin akan tiada akhir
Tak kan berhenti jua sesampainya di hilir
Kemudian terbawa arus terus mengalir
Begitu ringan tak terhanyut di bawah air
Kebebasan nyata tak seindah buaian berbisik
Penyesalan telah ada melebihi pedih setitik
Namun pohon besar itu tampak bukan terbaik
Tempat menunggu kering, seperti tak menarik
Lambat laun terpisah juga tinggalkan ranting
Setidaknya bukan hanya diam hingga menguning
Tetap berayun anggun sebelum hijaunya tersuling
Melihat segala sisi, arah mentari menyingsing
Tetapi, setiap yang di cipta pasti dengan satu tujuan
Bukan kesia-siaan yang terkurung diantara alasan
Tak perlu peduli seberapa singkat peran dimainkan
Asal mengisi arti sepenuh diri pada nafas kehidupan
Selembar daun, kering menguning bagai tanpa makna
Telusurilah kembali kilas keberadaanya di atas sana
Setia melengkapi menyempurnaan udara untuk dicerna
Menutup celah dahan jadi tempat teduh nyaris sempurna
Sewajarnya bila kelak harus rela menjadi yang gugur
Kemudian terganti oleh yang baru tumbuh dengan subur
Relakan pendeknya waktu barada diatas, jatuh terkubur
Setelahnya melebur jadi penguat akar panjangkan sulur
Selembar daun, jatuh pun bersama alur kehendak-Nya
Hanya harus patuh tanpa menggenggam hak bertanya
Lalu, untuk apa mengingini kebebasan seluas-luasnya
Bila menjadi suatu yang tiada berguna di akhir kisahnya
Cukuplah mengucap syukur dan ungkap terimakasih
Sebab dijadikannya bermanfaat walau setipis repih
Lalu menghapus kufur hingga bagian terkecil serpih
Mengikuti garis-Nya, tiada henti senantiasa bertasbih
Rabu, 11 Mei 2011
Generasi empedu
By: Ain Saga
Lihatlah ufuk yang keemasan
selalu mengundang tajam mata
buat memandang
dan semua rembulan yang
butuh sinar
berlari deras mengejar bayangnya
tak peduli mahalnya jalan
panjang lagi terjal
tak peduli angin taufan merobek
dinding nyali
semangat tetaplah memerah
seperti bara diatas tungku
kau basuh segenap tekat
hanya untuk antre dipeta lowongan
pekejaan,skill dan pengalaman
selalu saja jadi pertanyaan
dapatkah jalan panjang terlampui
sedang udara negeri ini sudah terlalu kontaminasi
pendidikan adalah emas berlian
atau umpama sehelai warisan
sedang perut kanak kanak selalu
saja berteriak..
Hai...kami malnutrisi
hai..kami busung lapar
sungguh pemandangan menakjubkan
bahkan lebih indah dari
sekedar dibayangkan
apakah bisa kuminta bertukar tempat?
Biarkan ku jadi malam dan kau siang?
Atau ku bulan dan kau mataharinya?
Tapi itu tak kan mengubah garis bencana
kecuali hati kecilmu terbuka
ulurkan setangkup asa
diairmata mungil
ketika habis rinai hujan
karena menanggung rasa kelaparan
dan kehausan
disini..
Di negeri yang konon dilahirkan serba instant ini
kutak yakin kau peduli
karna mereka bukan cinta yang teringinkan
apalagi tertunggu datang senyuman
mereka hanya setitik noda
diputihnya jalan indahmu
mencari ufuk pagi cahaya.
Lihatlah ufuk yang keemasan
selalu mengundang tajam mata
buat memandang
dan semua rembulan yang
butuh sinar
berlari deras mengejar bayangnya
tak peduli mahalnya jalan
panjang lagi terjal
tak peduli angin taufan merobek
dinding nyali
semangat tetaplah memerah
seperti bara diatas tungku
kau basuh segenap tekat
hanya untuk antre dipeta lowongan
pekejaan,skill dan pengalaman
selalu saja jadi pertanyaan
dapatkah jalan panjang terlampui
sedang udara negeri ini sudah terlalu kontaminasi
pendidikan adalah emas berlian
atau umpama sehelai warisan
sedang perut kanak kanak selalu
saja berteriak..
Hai...kami malnutrisi
hai..kami busung lapar
sungguh pemandangan menakjubkan
bahkan lebih indah dari
sekedar dibayangkan
apakah bisa kuminta bertukar tempat?
Biarkan ku jadi malam dan kau siang?
Atau ku bulan dan kau mataharinya?
Tapi itu tak kan mengubah garis bencana
kecuali hati kecilmu terbuka
ulurkan setangkup asa
diairmata mungil
ketika habis rinai hujan
karena menanggung rasa kelaparan
dan kehausan
disini..
Di negeri yang konon dilahirkan serba instant ini
kutak yakin kau peduli
karna mereka bukan cinta yang teringinkan
apalagi tertunggu datang senyuman
mereka hanya setitik noda
diputihnya jalan indahmu
mencari ufuk pagi cahaya.
Sebungkah asa tertera di jiwa
By: Ain Saga
Sebungkah asa tertera
dijiwa yang lara
kadang kabut membunuhnya
atau halilintar meludahinya
aku tak peduli
ku harap kau mengerti
bila kuingin menjadi matahari
atau menjadi sebutir mutiara
berkilau jingga di hangat samudera cinta
aku tak peduli
beribu binar kan kecewa
luka
itu teramat biasa
kukunyah dengan lagu kesabaran
di lentera kencana
hatiku yang tiada sedetikpun membencimu
meski kau tipu aku dengan warnamu
atau kau silap aku diwangimu
tak apa
kuslalu memaafkanmu
karena tak mudah menjadi indah
diantara debu yang menderu
tak mudah merekah
diantara musim meranggas
diantara sungai kekeringan
aku menawarkan lapis senyuman
jauh sebelum engkau merasa kehausan
ku akan tetap benderang
diantara selaksa buih berhempasan
karna bagiku
untuk menjaga alam tetap indah
aku lahir dan dibesarkan
dalam bejana cinta yang tak berkesudahan
Sebungkah asa tertera
dijiwa yang lara
kadang kabut membunuhnya
atau halilintar meludahinya
aku tak peduli
ku harap kau mengerti
bila kuingin menjadi matahari
atau menjadi sebutir mutiara
berkilau jingga di hangat samudera cinta
aku tak peduli
beribu binar kan kecewa
luka
itu teramat biasa
kukunyah dengan lagu kesabaran
di lentera kencana
hatiku yang tiada sedetikpun membencimu
meski kau tipu aku dengan warnamu
atau kau silap aku diwangimu
tak apa
kuslalu memaafkanmu
karena tak mudah menjadi indah
diantara debu yang menderu
tak mudah merekah
diantara musim meranggas
diantara sungai kekeringan
aku menawarkan lapis senyuman
jauh sebelum engkau merasa kehausan
ku akan tetap benderang
diantara selaksa buih berhempasan
karna bagiku
untuk menjaga alam tetap indah
aku lahir dan dibesarkan
dalam bejana cinta yang tak berkesudahan
Selasa, 10 Mei 2011
Denting luka
By: Ain Saga
Tak seorangpun yang kan mau
menuai luka
bila kutanya
pastilah biduk bahagia jadi asa
bukan sekedar duri
atau tsunami dalam jelaga
namun apa mau dikata
tak sebenarnya jiwaku meraba
badai peristiwa di palung terdalamku
birukan semua rasa
tutup tirai cinta
lupakan sengenggam warna
yang kuyakini sebagai pahlawan
dalam semua jerit luka
namun tak ayal
nafasku sesak
udara tak bersih lagi
penuh tuding caci maki
juga alunan sepi
hidupkan bara api
bilakah semua berakhir
hanya waktu yang akan peduli
sampai musim kembali bersemi
ku masih menggali interpretasi
diantara jurang berjuta emosi
ambisi sekaligus mimpi
bagi para pemuja hidup harmoni
cinta mungkin teramat berarti
berarti..
Tak seorangpun yang kan mau
menuai luka
bila kutanya
pastilah biduk bahagia jadi asa
bukan sekedar duri
atau tsunami dalam jelaga
namun apa mau dikata
tak sebenarnya jiwaku meraba
badai peristiwa di palung terdalamku
birukan semua rasa
tutup tirai cinta
lupakan sengenggam warna
yang kuyakini sebagai pahlawan
dalam semua jerit luka
namun tak ayal
nafasku sesak
udara tak bersih lagi
penuh tuding caci maki
juga alunan sepi
hidupkan bara api
bilakah semua berakhir
hanya waktu yang akan peduli
sampai musim kembali bersemi
ku masih menggali interpretasi
diantara jurang berjuta emosi
ambisi sekaligus mimpi
bagi para pemuja hidup harmoni
cinta mungkin teramat berarti
berarti..
Allah tempat mengadu
By; Ain Saga
Malam kian larut
percikkan kelam kabut
hitam dahaga cahaya
serasa hati menagih rahasia
inikah satu pertanda
diri lemah tiada berdaya
telah penuh nafas kuhela
sepi sedih seakan tak sirna
entah mungkin apa terjadi
diriku tak kuasa bertanya lagi
kala mata terpejam
airmata bercucuran
hitungan dosa seakan jadi samudera
tiada kuasa diri merasa papa
Allah..
Mudahkanlah hamba
menyetir segala
susang senang agar hangat dirasa
meski hati selalu cemas membara
galau hati tak boleh bertahta
biarkan semua hilang dan
hinggap di hati menjadi mimpi
atau bait bait kesetiaan semakin tajam
binarkan puji..
Kuharap ini hanya satu sugesti
hanya Allah tempatku bersandar
dalam hidup sebentar..
Ku tak ingin membeli masalah
dengan racun masalah
karena hidup telah demikian susah
susah senang mari nikmati
dan percaya satu hal dengan faqih
hanya Allah tempat mengadu
saat ku jatuh
atau beku
diantara debu waktu.
Malam kian larut
percikkan kelam kabut
hitam dahaga cahaya
serasa hati menagih rahasia
inikah satu pertanda
diri lemah tiada berdaya
telah penuh nafas kuhela
sepi sedih seakan tak sirna
entah mungkin apa terjadi
diriku tak kuasa bertanya lagi
kala mata terpejam
airmata bercucuran
hitungan dosa seakan jadi samudera
tiada kuasa diri merasa papa
Allah..
Mudahkanlah hamba
menyetir segala
susang senang agar hangat dirasa
meski hati selalu cemas membara
galau hati tak boleh bertahta
biarkan semua hilang dan
hinggap di hati menjadi mimpi
atau bait bait kesetiaan semakin tajam
binarkan puji..
Kuharap ini hanya satu sugesti
hanya Allah tempatku bersandar
dalam hidup sebentar..
Ku tak ingin membeli masalah
dengan racun masalah
karena hidup telah demikian susah
susah senang mari nikmati
dan percaya satu hal dengan faqih
hanya Allah tempat mengadu
saat ku jatuh
atau beku
diantara debu waktu.
Lazuardi hati kaca
By: ain saga
Kalau kau pernah bermimpi
indah
berharap segalanya jadi nyata
mungkin inilah kisah pecundang
yang tak pernah temukan mimpi
seluruh udara dilangit hati
adalah merah
merah yang bukan amarah
atau dendam pagi yang lesi
namun isyaratkan nyala kalah
seperti bunga dalam belukar
kemana kan beradu kesah
jika kabut selimuti masa
kaki mungil yang mengaduh
sungguh perih kerikil jalan
tempat langkah tajam menghujam
berjalan mencari satu tujuan
namun terhempas aroma pahit kehidupan
kalau kau pernah merasa
luka
mungkin akan sama rasa sakitnya
pada lazuardi hati kaca
tempat kuhias dengan selaksa tawa
namun mengapa gelap seakan bersuara
rindu menerpa hanya dibibir saja
tak ada angin bertiup
bangunkan semangad
hidup segan mati enggan
tak ada nafsu temukan pelukan
harumkan isi hati dengan cahaya
mungkin terlalu dalam kalam
patahkan angan
hancurkan segala rindu dendam
dalam rimbunnya lelah menghujam
matikan kenangan berdesiran
ku berserah dalam garisNya
tak ada setitik asa yang mampu
menghela
separuh nafasku pun turut terbawa
cuaca mendung
sungguh dingin menerpa
lazuardi sukma
tak henti bercerita
tentang rasa yang luar biasa
bentangkan gurat cinta
diudara
hanya maya
fatamorgana
sia sia
tanpa warna
selasih panorama
bumiku luka
namun tak ada roman terbaca
kecuali lewat darah syairmu
menakar rindu
tak kunjung menyatu
sedang lazuardiku
pusarakan beku
pendam rindumu
berdebu
setengah pilu
Kalau kau pernah bermimpi
indah
berharap segalanya jadi nyata
mungkin inilah kisah pecundang
yang tak pernah temukan mimpi
seluruh udara dilangit hati
adalah merah
merah yang bukan amarah
atau dendam pagi yang lesi
namun isyaratkan nyala kalah
seperti bunga dalam belukar
kemana kan beradu kesah
jika kabut selimuti masa
kaki mungil yang mengaduh
sungguh perih kerikil jalan
tempat langkah tajam menghujam
berjalan mencari satu tujuan
namun terhempas aroma pahit kehidupan
kalau kau pernah merasa
luka
mungkin akan sama rasa sakitnya
pada lazuardi hati kaca
tempat kuhias dengan selaksa tawa
namun mengapa gelap seakan bersuara
rindu menerpa hanya dibibir saja
tak ada angin bertiup
bangunkan semangad
hidup segan mati enggan
tak ada nafsu temukan pelukan
harumkan isi hati dengan cahaya
mungkin terlalu dalam kalam
patahkan angan
hancurkan segala rindu dendam
dalam rimbunnya lelah menghujam
matikan kenangan berdesiran
ku berserah dalam garisNya
tak ada setitik asa yang mampu
menghela
separuh nafasku pun turut terbawa
cuaca mendung
sungguh dingin menerpa
lazuardi sukma
tak henti bercerita
tentang rasa yang luar biasa
bentangkan gurat cinta
diudara
hanya maya
fatamorgana
sia sia
tanpa warna
selasih panorama
bumiku luka
namun tak ada roman terbaca
kecuali lewat darah syairmu
menakar rindu
tak kunjung menyatu
sedang lazuardiku
pusarakan beku
pendam rindumu
berdebu
setengah pilu
Takluk Belanda Kepada Asep
by : Insan Al Amin
belanda itu dulu ngejajah indonesia dengan penuh rasa haru
terharu karena setelah perjalanan jauh
dihantam ombak
dimakan cumi raksasa
akhirnya sampai di surga rempah penuh buah buahan segar
yang orangnya itu dulu masih cupu cupu dibanding mereka
akhirnya belanda pun menjajah indonesia
dan akhirnya dimulailah perang perkepanjangan 350 tahun
yang mana orang indonesia berjuang dengan penuh kegigihan dan tanggung jawab
tanggung jawab anak, istri, keluarga, agama, dan harga dirinya
namun dibalik itu semua terdapatlah sebuah kisah cinta
yang tumbuh mekar subur ibarat panci yang ditumbuhi dedaunan hasil kloning
antara nicoline dengan asep
asep yang ayahnya pejuang garis depan
kabur dari rumah memburu pesona gadis gadis belanda yang terpencar di kota kota besar
mengelabui musuh naik ke atap rumah none belanda bernama nicoline
menghantui malam malamnya dengan puisi bak kerbau
yang berlumpur tetapi renyah dagingnya
yang membuat nicoline candu
candu merpati yang hatinya tercandu
kaburlah mereka berdua atas kehendak asep
ke pedalaman australia
memadu bulan di tanah aborigin tanpa jeda kesepian
belanda itu dulu ngejajah indonesia dengan penuh rasa haru
terharu karena setelah perjalanan jauh
dihantam ombak
dimakan cumi raksasa
akhirnya sampai di surga rempah penuh buah buahan segar
yang orangnya itu dulu masih cupu cupu dibanding mereka
akhirnya belanda pun menjajah indonesia
dan akhirnya dimulailah perang perkepanjangan 350 tahun
yang mana orang indonesia berjuang dengan penuh kegigihan dan tanggung jawab
tanggung jawab anak, istri, keluarga, agama, dan harga dirinya
namun dibalik itu semua terdapatlah sebuah kisah cinta
yang tumbuh mekar subur ibarat panci yang ditumbuhi dedaunan hasil kloning
antara nicoline dengan asep
asep yang ayahnya pejuang garis depan
kabur dari rumah memburu pesona gadis gadis belanda yang terpencar di kota kota besar
mengelabui musuh naik ke atap rumah none belanda bernama nicoline
menghantui malam malamnya dengan puisi bak kerbau
yang berlumpur tetapi renyah dagingnya
yang membuat nicoline candu
candu merpati yang hatinya tercandu
kaburlah mereka berdua atas kehendak asep
ke pedalaman australia
memadu bulan di tanah aborigin tanpa jeda kesepian
Minggu, 08 Mei 2011
Bias
By: Insan Al Amin
rambutan
rontok rambutnya
telanjang
kedinginan
melamun sendiri dipinggir jalan supratman
tengadah ke atas mencari
uang atau ramuan
rakus
jiwaku rakus
tak ingin seperti babi di sana
menyendiri di ladang ranjau
bersama tentara yang lupa pulang
teringat akan uang kembalian yang belum ku ambil
mama,, papa,,
dan keluarga besar yang ada di utara
dan hutan di seberang jalan
yang terasing dari cinta dan kebohongan
pejuang
bersama larasnya
yang tak takut untuk membunuh kegalauan
janjimu janjiku
akan ada damai di atas tembikar tembikar
dosaku
biar tersepuh menjadi sesuatu yang menurutmu bernilai
walau hanya satu helai nafas
namun raga ini
rambutan
rontok rambutnya
telanjang
kedinginan
melamun sendiri dipinggir jalan supratman
tengadah ke atas mencari
uang atau ramuan
rakus
jiwaku rakus
tak ingin seperti babi di sana
menyendiri di ladang ranjau
bersama tentara yang lupa pulang
teringat akan uang kembalian yang belum ku ambil
mama,, papa,,
dan keluarga besar yang ada di utara
dan hutan di seberang jalan
yang terasing dari cinta dan kebohongan
pejuang
bersama larasnya
yang tak takut untuk membunuh kegalauan
janjimu janjiku
akan ada damai di atas tembikar tembikar
dosaku
biar tersepuh menjadi sesuatu yang menurutmu bernilai
walau hanya satu helai nafas
namun raga ini
Bahagia Berdarah Darah
by: Insan Al Amin
segala yang berdarah
mensyukurkan rasa bahagia
karena berjalan bersama tunas tunas taqwa
di jalan yang dicermati nabi
memberi cinta kepada setiap yang bernyawa
kepada setiap pikiran di tiap tiap derajat lingkaran emosi
kepada bumi, langit dan tiap kebaikan yang dititip
ketidaktahuan akan ajal
menjadikannya semakin merunduk bersimpuh malu
semakin bersyukur dan bahagia
segala yang berdarah
mensyukurkan rasa bahagia
karena berjalan bersama tunas tunas taqwa
di jalan yang dicermati nabi
memberi cinta kepada setiap yang bernyawa
kepada setiap pikiran di tiap tiap derajat lingkaran emosi
kepada bumi, langit dan tiap kebaikan yang dititip
ketidaktahuan akan ajal
menjadikannya semakin merunduk bersimpuh malu
semakin bersyukur dan bahagia
GEOCENTRUM
By: Insan Al Amin
ketika kamu duduk sendiri tanpa ada kawan untuk diajak bicara
siang itu di pinggiran tangga ke lantai dua
dibuai angin yang sesekali menyapa rok panjang putih abu mu
ditemani novel yang telah lama kau ingin baca
dan kini kau membaca tiap lembaran,
sesekali kau merasakan bagaimana tokoh utama novel itu menangis
karena kehilangan orang yang selalu membuatnya tertawa
kadang kau tertawa melihat dia salah tingkah
pipimu ikut memerah
aku pun datang dengan membawakanmu es krim cone
dibuat sendiri oleh ibu kantin
wadahnya terbuat dari wafer aroma vanilla
ice creamnya berwarna pink dan cokelat
seperti warna valentine dan kulit beruang
dingin, membuat gigimu geraham mu menggigil
kau tertawa
kita bercerita tentang kisah sepasang kakek nenek
yang ketika mudanya mereka berdua pingin jadi astronaut
subuh hari sebelum mentari, ketika titik embun menetes
berdua jalan kaki di tengah perkebunan teh
sesekali berlari,
saling menyipratkan air dingin yang berkumpul menggenang tiap daun
kita bercanda tentang guru yang motornya sering mogok
mempertanyakan kenapa dia mencat motornya dengan warna merah kusam
dan kau berkata, pasti itu karena debu
dan aku berkata, itu memang style seorang pemberani yang tidak ingin tampil
kita melupakan bel jam kedua
karena saat itu menjilat ice cream lebih penting bagi kita
daripada asuhan lembut tutur kata guru biologi
dan kita terus berbicara tentang masa depan
tentang kamu, tentang aku, tentang indonesia
ketika kamu duduk sendiri tanpa ada kawan untuk diajak bicara
siang itu di pinggiran tangga ke lantai dua
dibuai angin yang sesekali menyapa rok panjang putih abu mu
ditemani novel yang telah lama kau ingin baca
dan kini kau membaca tiap lembaran,
sesekali kau merasakan bagaimana tokoh utama novel itu menangis
karena kehilangan orang yang selalu membuatnya tertawa
kadang kau tertawa melihat dia salah tingkah
pipimu ikut memerah
aku pun datang dengan membawakanmu es krim cone
dibuat sendiri oleh ibu kantin
wadahnya terbuat dari wafer aroma vanilla
ice creamnya berwarna pink dan cokelat
seperti warna valentine dan kulit beruang
dingin, membuat gigimu geraham mu menggigil
kau tertawa
kita bercerita tentang kisah sepasang kakek nenek
yang ketika mudanya mereka berdua pingin jadi astronaut
subuh hari sebelum mentari, ketika titik embun menetes
berdua jalan kaki di tengah perkebunan teh
sesekali berlari,
saling menyipratkan air dingin yang berkumpul menggenang tiap daun
kita bercanda tentang guru yang motornya sering mogok
mempertanyakan kenapa dia mencat motornya dengan warna merah kusam
dan kau berkata, pasti itu karena debu
dan aku berkata, itu memang style seorang pemberani yang tidak ingin tampil
kita melupakan bel jam kedua
karena saat itu menjilat ice cream lebih penting bagi kita
daripada asuhan lembut tutur kata guru biologi
dan kita terus berbicara tentang masa depan
tentang kamu, tentang aku, tentang indonesia
Diri Matahari
by Insan Al Amin
kenapa aku harus menghitung beras beras putih ini
butir demi butir di pinggiran dermaga
sambil melihat lalu lintas perahu nelayan
yang cat perahunya sudah tidak lagi baru
tetapi melihat laut
seakan membantuku melupakan rasa jenuh
melihat kejernihan airnya
sejuknya udara
hangatnya sinar matahari yang menyapa beberapa bagian tubuh
setiap beras yang telah ku hitung memudar di udara
menjadi cahaya
terbang ke langit
kembali ke matahari
matahari kembali memantulkan kerinduannya kepada bumi
keinginan untuk memberikan yang terbaik
untuk kalian, untuk dirimu, untuk diriku, untuk alam semesta
dengan segala yang di kandungnya
dan kepada Sang Pencipta
kenapa aku harus menghitung beras beras putih ini
butir demi butir di pinggiran dermaga
sambil melihat lalu lintas perahu nelayan
yang cat perahunya sudah tidak lagi baru
tetapi melihat laut
seakan membantuku melupakan rasa jenuh
melihat kejernihan airnya
sejuknya udara
hangatnya sinar matahari yang menyapa beberapa bagian tubuh
setiap beras yang telah ku hitung memudar di udara
menjadi cahaya
terbang ke langit
kembali ke matahari
matahari kembali memantulkan kerinduannya kepada bumi
keinginan untuk memberikan yang terbaik
untuk kalian, untuk dirimu, untuk diriku, untuk alam semesta
dengan segala yang di kandungnya
dan kepada Sang Pencipta
Suatu Hari Di Sebuah Bar
by Insan Al Amin
melihat dirinya meneguk segelas fanta merah
sedikit bercucur ke dagunya
melihat gigi taringnya ketika dia tersenyum
tidak panjang
tidak tajam
menyeringai tidak menakutkan
tertawa sedikit berdenyit cekikik
namun tetap dalam batas wajar
rambut yang terurai
sejuta kisah hidupnya
bisa dibilang 40% tentang irama hidup menjalani titik titik penderitaan
35% tentang petualangannya mencicipi minuman minuman berkelas
tanpa alkohol
20% tentang kesucian niat memberi cahaya dan penerangan kepada halaman halaman gelap
5% bagian yang menyerupai lautan tanpa nama, biru, penuh oksigen dan rerumput lautan, petualangan laut yang memberi jiwa ilham
melihat dirinya meneguk segelas fanta merah
sedikit bercucur ke dagunya
melihat gigi taringnya ketika dia tersenyum
tidak panjang
tidak tajam
menyeringai tidak menakutkan
tertawa sedikit berdenyit cekikik
namun tetap dalam batas wajar
rambut yang terurai
sejuta kisah hidupnya
bisa dibilang 40% tentang irama hidup menjalani titik titik penderitaan
35% tentang petualangannya mencicipi minuman minuman berkelas
tanpa alkohol
20% tentang kesucian niat memberi cahaya dan penerangan kepada halaman halaman gelap
5% bagian yang menyerupai lautan tanpa nama, biru, penuh oksigen dan rerumput lautan, petualangan laut yang memberi jiwa ilham
Prasangka
by Insan Al Amin
menyangka
sebelum sesuatu menjadi apa
dan pikiran tentang kejadian paling tak disukai
seperti melintas dari ruam ilusi ke sekujur syaraf pemahaman
lebih cepat dari kecepatan panggilan telepon genggam anak abg
menuduh
tertuduh yang tidak tau tentang apa yang dituduh
membiarkan ilusi bertransformasi menjadi kejadian
yang eksis hanya di dalam kepala
hati menjadi seperti gorden rumah yang ditinggalkan
di kota pripyat ukraina
berdebu menumpuk, kelam, gelap, teradiasi
dunia menjadi terlalu menakutkan
tanah seperti menjadi lumpur hisap
jika udara adalah kebahagiaan, maka seperti hidup di luar angkasa
pikiranmu, adalah kenyataanmu
berprasangka baik lah atas hidupmu
menyangka
sebelum sesuatu menjadi apa
dan pikiran tentang kejadian paling tak disukai
seperti melintas dari ruam ilusi ke sekujur syaraf pemahaman
lebih cepat dari kecepatan panggilan telepon genggam anak abg
menuduh
tertuduh yang tidak tau tentang apa yang dituduh
membiarkan ilusi bertransformasi menjadi kejadian
yang eksis hanya di dalam kepala
hati menjadi seperti gorden rumah yang ditinggalkan
di kota pripyat ukraina
berdebu menumpuk, kelam, gelap, teradiasi
dunia menjadi terlalu menakutkan
tanah seperti menjadi lumpur hisap
jika udara adalah kebahagiaan, maka seperti hidup di luar angkasa
pikiranmu, adalah kenyataanmu
berprasangka baik lah atas hidupmu
Langganan:
Postingan (Atom)
Senandung Rindu untuk Ibu
Ibu.. Ribuan hari berlalu Tanpa hadirmu Namun rindu Masih menderu Penuhi ruang kalbu Dan netraku Masih pantulkan kelabu Sekalipun langit itu...
-
Senja yang terbakar oleh uap panas matahari mematikan daun daun mungilku burungpun enggan singgah di dahannya yang batu pucat maya bayan...
-
Oh Cinta... Aku dengar keluh kesahmu dalam wahana yang begitu sempit Duniamu tersangkut pada khayangan dilema Ingin menari, tapi kata hat...
-
Oleh Pakde Azir Raja Ali Haji bin Raja Haji Ahmad atau cukup dengan nama pena-nya Raja Ali Haji (lahir di Selangor, 1808 — meninggal di ...