Langit memang masih tak bercorak
Sebab gemintang enggan bersorak
Rembulan pun bak berbalut belarak
Tak terlihat meski mata membelalak
Kesunyian terus meminta satu hak
Untuk singgah lama disebuah barak
Dimana untai kisah dibiarkan berserak
Acuhkan goresan pilu yang kian merebak
Ditempat itu aku tak pernah coba bergerak
Meredam segala lara agar tiada berontak
Meski dinding hati kerap diterjang gejolak
Tertelan sudah rintihku tanpa kuasa berteriak
Dan saat nafas ini mulai terasa menyesak
Kupaksa kelam sejauh mungkin bertolak
Tetapi kesunyian berkeras tak ingin beranjak
Memeluk ku erat setelah cinta sisakan onak
Kemudian aku hanya menunggu waktu berdetak
Berdamai dengan kesendirian tanpa menolak
Menyaksikan hari berganti yang seperti merangkak
Duduk diam disebelah sepi tanpa coba bertindak
Mungkin terhalau jika pedih hanya sebatas gertak
Namun keberadaannya sungguh nyata penuhi petak
jauh tertanam, ketika dicabut tetap tinggalkan jejak
Bahkan bekasnya merata tanpa sejengkalpun jarak
Maka sengaja ku ikat sayap cinta agar tak mengepak
Sebelum terlalu tinggi terbangkan mimpi begitu acak
Bisa saja tak terarah hingga nantinya jatuh tergeletak
Tak kan mampu jika lebih dalam luka memilih letak
Bukan menyerah, hanya menanti penuh bijak
Tak ingin memungut harapan yang kan jadi retak
Percuma memahat asa dengan kerapuhan menguak
Mudah jua hancur jadi warna hitam yang mengerak
Sadari bahagia tak pernah hadir dengan sontak
Ada kesabaran yang mesti dijalankan sebagai bidak
Menanti yang terbaik bagi hati untuk kembali tegak
Hingga dapat mengukir kasih dengan lebih lembut kelak
Rabu, 29 Juni 2011
Sisi lain yang kulihat 3
Ringkih tubuhmu mengayuh
ujung garpu
melahap mie instans dalam
mangkuk putih
bergambar ayam jago
gurih mendekam dikerongkongan
bersiul suara decak lidah
nikmati halal dari dunia
usai kau hela nafas..
Tandas mie instans tanpa bekas
asal kenyangkan lambung
pemudamu
biarlah sisa uang tertabung saja
begitu banyak beban singgahi raga
hati menerawang
teringat akan semua cita
andai engkau berlumpur uang
tentu hidup takkan berasa sekam
namun nasib bagai malam dan siang
kaya miskin bukan aral menghadang
pemuda si pelahap mie instan
tetap tegar meski tak pernah diam
ia sadar hidup hanyalah persinggahan
biar suka duka mengaliri padang
perjalanan masihlah panjang
semoga kisah ini akan menjadi bekal
andai kelak bintang bintang
ada dalam genggaman
takkan kepala harus terus ditegakkan
tapi santunkan hati
sucikan nurani
kepada si miskin janganlah bimbang
ini hanya sekedar celah jalan
pengorbanan
tentu ideal adalah keinginan
namun bila harus memakan
hanya semata mie instan
patutlah semua menjadi rambu ujian
Allah maha penyayang
pasti takkan hilang
segala suara tentu akan didengar
seperti aku yang mudah jatuh kasihan
semut tercelup teh manis..
Telah kubawa ia terbang
agar ia bebas dari samudera kesakitan
meski tak mungkin bisa melisankan
tentu manusia jauh lebih berhati rupawan
sombong hati hanya akan jadi
tabiat syetan
naudzubillahimindzalik...
ujung garpu
melahap mie instans dalam
mangkuk putih
bergambar ayam jago
gurih mendekam dikerongkongan
bersiul suara decak lidah
nikmati halal dari dunia
usai kau hela nafas..
Tandas mie instans tanpa bekas
asal kenyangkan lambung
pemudamu
biarlah sisa uang tertabung saja
begitu banyak beban singgahi raga
hati menerawang
teringat akan semua cita
andai engkau berlumpur uang
tentu hidup takkan berasa sekam
namun nasib bagai malam dan siang
kaya miskin bukan aral menghadang
pemuda si pelahap mie instan
tetap tegar meski tak pernah diam
ia sadar hidup hanyalah persinggahan
biar suka duka mengaliri padang
perjalanan masihlah panjang
semoga kisah ini akan menjadi bekal
andai kelak bintang bintang
ada dalam genggaman
takkan kepala harus terus ditegakkan
tapi santunkan hati
sucikan nurani
kepada si miskin janganlah bimbang
ini hanya sekedar celah jalan
pengorbanan
tentu ideal adalah keinginan
namun bila harus memakan
hanya semata mie instan
patutlah semua menjadi rambu ujian
Allah maha penyayang
pasti takkan hilang
segala suara tentu akan didengar
seperti aku yang mudah jatuh kasihan
semut tercelup teh manis..
Telah kubawa ia terbang
agar ia bebas dari samudera kesakitan
meski tak mungkin bisa melisankan
tentu manusia jauh lebih berhati rupawan
sombong hati hanya akan jadi
tabiat syetan
naudzubillahimindzalik...
Bening suara Kesucian
Bening suaramu
lagukan seruling merdu
aksara yang kau kata
adalah hujan dalam cinta
langit merah saga
sambangi kota
daun hijau sebarkan rangkai
cerita
tentang angin senja
menghujam akar padang nan gersang
melebur
menjadi satu
dalam tasbih tak kenal rima
diantara tangisan dan kasih mesra..
Kau kau memlihnya memiihnya...
lagukan seruling merdu
aksara yang kau kata
adalah hujan dalam cinta
langit merah saga
sambangi kota
daun hijau sebarkan rangkai
cerita
tentang angin senja
menghujam akar padang nan gersang
melebur
menjadi satu
dalam tasbih tak kenal rima
diantara tangisan dan kasih mesra..
Kau kau memlihnya memiihnya...
Sangkakala
Perang bintang
perang udara
perang gunung
perang kehidupan
wajah wajah dingin
dari seantero jagat belukar
aliran dupa
dari Tuhan yang kau cipta
untuk puaskan syahwat
cinta yang patah sayapnya
semua gelombang pasang
hening tanpa berita
kecuali siksa
kecuali airmata
jeritan berganda ganda
memaki sang matahari
tak kunjung pergi
tak berani spekulasi
saat sangkakala tiba
kau berdiri menggenggam bara
dan tercabik diantara percik luka
zaman penuh racun nirwana
perang udara
perang gunung
perang kehidupan
wajah wajah dingin
dari seantero jagat belukar
aliran dupa
dari Tuhan yang kau cipta
untuk puaskan syahwat
cinta yang patah sayapnya
semua gelombang pasang
hening tanpa berita
kecuali siksa
kecuali airmata
jeritan berganda ganda
memaki sang matahari
tak kunjung pergi
tak berani spekulasi
saat sangkakala tiba
kau berdiri menggenggam bara
dan tercabik diantara percik luka
zaman penuh racun nirwana
Meraut syukur
Dibatas senja yang bertunas
lenggang matahari makin temaram
daun daun tampak berkilat
air sungai menampung terang...
kilas cerita aku membaca
siapa iba jangan terlena
biar di muka kugapai semua
karena hidup adalah anugrah
susah senang sama dirasa
seruan hari menjadi sepi
jubah mimpi tak hangat lagi
dingin yang meracuni
pudarkan sekeping warna hati
kemana kaki melangkah
hanya ridho kusampaikan ke angkasa..
Mungkin kita harus terus bersandiwara
berwajah baku balurkan duka
namun satu yang harus tetap setia
keyakinan hati pada lencana cinta
semesta
lenggang matahari makin temaram
daun daun tampak berkilat
air sungai menampung terang...
kilas cerita aku membaca
siapa iba jangan terlena
biar di muka kugapai semua
karena hidup adalah anugrah
susah senang sama dirasa
seruan hari menjadi sepi
jubah mimpi tak hangat lagi
dingin yang meracuni
pudarkan sekeping warna hati
kemana kaki melangkah
hanya ridho kusampaikan ke angkasa..
Mungkin kita harus terus bersandiwara
berwajah baku balurkan duka
namun satu yang harus tetap setia
keyakinan hati pada lencana cinta
semesta
Juwita Rasa siapa berpunya
Kepingan cerita
usang termakan usia
bergetar balurkan lara
mengedip disisa warna
pelangi yang indah nirwana
akankah berganti maya
menunggu satu hati
tiada hingga
dermaga putih
kini sunyi berganti
jingga cahaya
kunikmati secangkir kasih mesra
dari hati merah
beraroma mawar syurga
tersenyum hati
peluk janji yang abadi
tak henti segara
kan ku selami
bilakah langit jadi saksi
ramai jalanku dipenuhi kata
rangkai jemari selalu mesra
andaikan kau takkan kembali
di sepenggalah usia
biar rentaku jadi hiasan
malam nirmala
tempat kita bertukar getaran asa
biar kupeluk sehangat bianglala
kuciumi warna warna mustika
pelangi cintaku
akan tetap ku puja
sehening malam
beranjak tua
seharap rasa setia slamanya
dawai hatiku
kan tetap indah berirama
padukan tujuan
dalam dahaga harap cinta
inikah akhirnya
ku kan terus berdoa
kulum asa
didetak takdirNya
ridho kan segara
berairmata
ku yakin Dia akan berikan
permata..
Hidup selalu harus tegar
setegar karang menjaga ombak
gelombang.
Agar tak hilang dari bayangan
tak sirna
dihempas zaman.
usang termakan usia
bergetar balurkan lara
mengedip disisa warna
pelangi yang indah nirwana
akankah berganti maya
menunggu satu hati
tiada hingga
dermaga putih
kini sunyi berganti
jingga cahaya
kunikmati secangkir kasih mesra
dari hati merah
beraroma mawar syurga
tersenyum hati
peluk janji yang abadi
tak henti segara
kan ku selami
bilakah langit jadi saksi
ramai jalanku dipenuhi kata
rangkai jemari selalu mesra
andaikan kau takkan kembali
di sepenggalah usia
biar rentaku jadi hiasan
malam nirmala
tempat kita bertukar getaran asa
biar kupeluk sehangat bianglala
kuciumi warna warna mustika
pelangi cintaku
akan tetap ku puja
sehening malam
beranjak tua
seharap rasa setia slamanya
dawai hatiku
kan tetap indah berirama
padukan tujuan
dalam dahaga harap cinta
inikah akhirnya
ku kan terus berdoa
kulum asa
didetak takdirNya
ridho kan segara
berairmata
ku yakin Dia akan berikan
permata..
Hidup selalu harus tegar
setegar karang menjaga ombak
gelombang.
Agar tak hilang dari bayangan
tak sirna
dihempas zaman.
Neraka rintihku
Bukan cinta yang warnai setiaku
bukan rindu merebak hati sayu
bukan pualam pencerah nada pilu
bukan bengawan dalam arung laut biru
namun airmata kolam telagaku
kini selalu jadi beku dipadamnya
seribu cahaya merayu
tak bisa kata merangkai nyawa
rasa dilepah bagaikan bisa
terpaku aku diombak mataku
tak henti melaju
diantara datar hening mengaduh
aduhai bungai putik rasaku
kemana kan kusemai diantara larik bersalju
sedang nafas terus tergugu
berbutir nestapa
tak hilang takkan jemu
andaikan malam jadilah hantu
gelap seakan tak berduri laku
kutimang sayang sepenuh rindu
namun jelaga
hisapkan goyah langkahku
namamu
langkahmu
lukaku
menyatu
bisu
diantara
lautan neraka rintihku.
Kurapuh mengenang getirmu.
bukan rindu merebak hati sayu
bukan pualam pencerah nada pilu
bukan bengawan dalam arung laut biru
namun airmata kolam telagaku
kini selalu jadi beku dipadamnya
seribu cahaya merayu
tak bisa kata merangkai nyawa
rasa dilepah bagaikan bisa
terpaku aku diombak mataku
tak henti melaju
diantara datar hening mengaduh
aduhai bungai putik rasaku
kemana kan kusemai diantara larik bersalju
sedang nafas terus tergugu
berbutir nestapa
tak hilang takkan jemu
andaikan malam jadilah hantu
gelap seakan tak berduri laku
kutimang sayang sepenuh rindu
namun jelaga
hisapkan goyah langkahku
namamu
langkahmu
lukaku
menyatu
bisu
diantara
lautan neraka rintihku.
Kurapuh mengenang getirmu.
Membaca senjaku
Telah kulihat senja ini
tak lagi terasa ronanya
mendung selalu bergayut dimata
cakrawala
seperti ingin membagikan isyarat
hening meraja
selimuti kota
batas antara pagi dan gulita
kunikmati detik demi detik
sepi ke sepi
seperti bunga mawarku
yang tepekur
jatuh terinjak bayu
kumelangkah gontai
basuh lelahku diantara pudarnya
senja
tak ingin kusudahi airmata pilu ini
di lembah kelam
yang menjuntai
menguliti kegigihanku
hadapi misteri hati
kau buyarkan rangkai cerita
patah jadi dua
berkeping didinding luka
merebak erat warnai nada
nada sumbang cinta kita
tak lagi terasa ronanya
mendung selalu bergayut dimata
cakrawala
seperti ingin membagikan isyarat
hening meraja
selimuti kota
batas antara pagi dan gulita
kunikmati detik demi detik
sepi ke sepi
seperti bunga mawarku
yang tepekur
jatuh terinjak bayu
kumelangkah gontai
basuh lelahku diantara pudarnya
senja
tak ingin kusudahi airmata pilu ini
di lembah kelam
yang menjuntai
menguliti kegigihanku
hadapi misteri hati
kau buyarkan rangkai cerita
patah jadi dua
berkeping didinding luka
merebak erat warnai nada
nada sumbang cinta kita
Selasa, 28 Juni 2011
Merah itu cinta kamu
Mawar merah untukmu
kan kuhias beranda sejukmu
teduh matamu
teduh hatimu
menyinari tiap bara di mataku
tak kan sepercik pun ku terluka
kau selalu tawarkan tawa
sayap kecilmu
pendarkan pelangi indahmu
bagikan senyuman wangi bidadari
dipelupukku yang kerap lesu
bagiku kau sangat berarti
meski tanya tak cukup merenda kata
tentang warna merah yang kau punya
karena dihatiku yang bunga matahari
selalu mengajariku
kalau merah itu
cinta dan cahaya
kan kusemat didadamu
karena hari ini
hari ulang tahunmu...
Happy birthday capungku:)
kan kuhias beranda sejukmu
teduh matamu
teduh hatimu
menyinari tiap bara di mataku
tak kan sepercik pun ku terluka
kau selalu tawarkan tawa
sayap kecilmu
pendarkan pelangi indahmu
bagikan senyuman wangi bidadari
dipelupukku yang kerap lesu
bagiku kau sangat berarti
meski tanya tak cukup merenda kata
tentang warna merah yang kau punya
karena dihatiku yang bunga matahari
selalu mengajariku
kalau merah itu
cinta dan cahaya
kan kusemat didadamu
karena hari ini
hari ulang tahunmu...
Happy birthday capungku:)
Dan langitpun tahu
Bila saja senja ini abadi
tentulah takkan pernah kan terganti
ronanya yang jingga
penuh warna bidadari
akan menghibur hati pedihku
andai saja malam bertahta
dalam senyum gemintang
pasti akan datang menghampiriku
lalu mengetuk kaki hujan
yang tega merinai dimata sayuku
karena langit pun tahu
harga kesedihanku
adalah seluruh nafas hidupku
sepanjang musim berlalu
ia akan terus mengalir
layaknya matahari gerhana
atau bulan sirna tertutup kelam
sulit menyudahinya
meski semua dunia
tawarkan surga
tentulah takkan pernah kan terganti
ronanya yang jingga
penuh warna bidadari
akan menghibur hati pedihku
andai saja malam bertahta
dalam senyum gemintang
pasti akan datang menghampiriku
lalu mengetuk kaki hujan
yang tega merinai dimata sayuku
karena langit pun tahu
harga kesedihanku
adalah seluruh nafas hidupku
sepanjang musim berlalu
ia akan terus mengalir
layaknya matahari gerhana
atau bulan sirna tertutup kelam
sulit menyudahinya
meski semua dunia
tawarkan surga
Museum hatiku
Aku tahu kau ada disitu
membaca manis seluruh imajiku
aku tahu kau tersenyum
mencari ruang rindu
yang telah kuhanyutkan
kesungai masa lalu
getar penaku
akan selalu jadi bayangmu
menghipnotik degup jantungmu
membawa khayal langitmu
bagai pelangi pendarkan warna setuju
aku tahu kau kerap berlalu
namun hatimu tersisa beku
diujung nama aksaraku
biar pun kau bilang tak mau tahu
tak peduli aku
tak ingin lagi bersama detak manjaku
aku tahu..
Kau ada disitu
mengetuk celah mimpiku
sekedar yakinkan hatimu
aku baik baik saja
setelah badai egomu
nyaris lukaiku
aku tahu kau ada
karena getaran pena
selalu berdahaga senyuman
fatamorganamu.
Meski kutepiskan satu satu
isyarat mata
tak butuh itu.
Kau masa lalu abadiku.
Museum hatiku
membaca manis seluruh imajiku
aku tahu kau tersenyum
mencari ruang rindu
yang telah kuhanyutkan
kesungai masa lalu
getar penaku
akan selalu jadi bayangmu
menghipnotik degup jantungmu
membawa khayal langitmu
bagai pelangi pendarkan warna setuju
aku tahu kau kerap berlalu
namun hatimu tersisa beku
diujung nama aksaraku
biar pun kau bilang tak mau tahu
tak peduli aku
tak ingin lagi bersama detak manjaku
aku tahu..
Kau ada disitu
mengetuk celah mimpiku
sekedar yakinkan hatimu
aku baik baik saja
setelah badai egomu
nyaris lukaiku
aku tahu kau ada
karena getaran pena
selalu berdahaga senyuman
fatamorganamu.
Meski kutepiskan satu satu
isyarat mata
tak butuh itu.
Kau masa lalu abadiku.
Museum hatiku
Daun daun melatiku
Sedih hatiku memandangmu
daun daun melatiku
tampak kusam dan layu
terbakar kemarau
serpihkan pilu
dalam nadiku
angin senja yang dingin
sepoi basah berirama
putri langit biru nirwana
menggoda jiwaku bermuram durja
aduhai melati
janganlah adik bersedih hati
semoga esok pagi
embun pagi menetes
disela jemari mewangi
patahkan kemarau yang arogansi
matikan senyum hangat
si bunga hati
tunggulah bungaku melatiku
siratkan sabarmu
peluk mesra doaku
ingin kudengar suara indahmu
bertasbih syukur
biar daunmu kering
terbakar kemarau yang kian garang
tenanglah bungaku..
Akan kusirami daun keringmu
kuusap manja kelopak wangimu
hingga putikmu tak lagi berduka
hanya menyemai ridho padaNya
daun daun melatiku
tampak kusam dan layu
terbakar kemarau
serpihkan pilu
dalam nadiku
angin senja yang dingin
sepoi basah berirama
putri langit biru nirwana
menggoda jiwaku bermuram durja
aduhai melati
janganlah adik bersedih hati
semoga esok pagi
embun pagi menetes
disela jemari mewangi
patahkan kemarau yang arogansi
matikan senyum hangat
si bunga hati
tunggulah bungaku melatiku
siratkan sabarmu
peluk mesra doaku
ingin kudengar suara indahmu
bertasbih syukur
biar daunmu kering
terbakar kemarau yang kian garang
tenanglah bungaku..
Akan kusirami daun keringmu
kuusap manja kelopak wangimu
hingga putikmu tak lagi berduka
hanya menyemai ridho padaNya
Ibuku yang lucu
Bola mata tuamu
seakan tak pernah pudar
melukiskan kecantikan
dan senyummu bintang
di mataku yang rawan
hatiku selalu terpingkal
mendengar canda tawamu
berceloteh di beranda ruang tamu
kau sungguh lucu ibu
hari ini kau bernyanyi bengawan solo
kau indah dalam lagu nostalgimu
kau biarkan hatimu mengembara
ke barak masa lalu
sementara aku terdiam disisimu
asyik dengan dunia mayaku
mengapa kau sekarang suka sekali
bermain itu anakku?
Protesmu baru saja
apakah kau cemburu ibu?
Aku menangkap kidung sepi di
mata tuamu
baiklah kan kudongengkan
sebuah kisah
untukmu ibu
ada seorang gadis bernama ain saga
hobynya menulis dan memahat aksara
udaranya adalah pena
dan minum dari darah tinta yang
kaya akan warna
kau tertawa mendengarnya
kau bilang itu fatamorgana
siapa ain saga?
Ibuku yang lucu..
Buatku slalu tersipu
menyanyi lagi kali ini
lagu sepasang mata bola
mengajakku berdansa
tertawa
hingga senja hampir tiba..
Kau bilang senang bersamaku
lalu kubalas
senang juga lahir dari rahimmu
ibuku yang ceria..
Amat kucinta.
Sedalam mutiara
di dasar samudera sana..
Love you mother..
Always love you:)
seakan tak pernah pudar
melukiskan kecantikan
dan senyummu bintang
di mataku yang rawan
hatiku selalu terpingkal
mendengar canda tawamu
berceloteh di beranda ruang tamu
kau sungguh lucu ibu
hari ini kau bernyanyi bengawan solo
kau indah dalam lagu nostalgimu
kau biarkan hatimu mengembara
ke barak masa lalu
sementara aku terdiam disisimu
asyik dengan dunia mayaku
mengapa kau sekarang suka sekali
bermain itu anakku?
Protesmu baru saja
apakah kau cemburu ibu?
Aku menangkap kidung sepi di
mata tuamu
baiklah kan kudongengkan
sebuah kisah
untukmu ibu
ada seorang gadis bernama ain saga
hobynya menulis dan memahat aksara
udaranya adalah pena
dan minum dari darah tinta yang
kaya akan warna
kau tertawa mendengarnya
kau bilang itu fatamorgana
siapa ain saga?
Ibuku yang lucu..
Buatku slalu tersipu
menyanyi lagi kali ini
lagu sepasang mata bola
mengajakku berdansa
tertawa
hingga senja hampir tiba..
Kau bilang senang bersamaku
lalu kubalas
senang juga lahir dari rahimmu
ibuku yang ceria..
Amat kucinta.
Sedalam mutiara
di dasar samudera sana..
Love you mother..
Always love you:)
Minggu, 26 Juni 2011
Kumpulan puisi luka
Malam tanpa bintang
hitam dalam keramaian
unggas malam
dingin dalam kebisuan mencekam
mengenang kumpulan luka
yang berani kau torehkan
ke jantung perasaku
padahal kau menyebutku kakak
kau merengek dan kerap
menggenggam erat tanganku
saat jatuh dan terinjak
kau bahkan makan semeja denganku
kau minum susu dari rahim yang sama
kau gamang
dan aku menenangkan
kau bimbang
dan pelukanku menentramkan
saat kau lapar dan kehausan
sedang kemarau begitu mencekam
langit hujan
dan aku membagi bekal rotiku
kepadamu
lalu kau mengaduh lagi
ku masih lapar kakak..
Matamu
ketika itu
adalah mata lugu dan jujur
lalu tanpa berpikir lambat
berhujan hujan
aku belikan lagi dua potong roti diseberang jalan besar itu
kulihat matamu seketika bercahaya
menatap bintang dimanikku
kau lahap roti tanpa malu
kau biarkan aku menatapi
surga di mulutmu
namun kini kau berdiri
lebih kokoh dariku
kau mulai berpaling dari rinduku
menepis kasar uluran tanganku
aku jauh lebih perkasa darimu
kakak..
Begitu celotehmu
bahkan airmata kepedihanku
adalah goresan suaramu
yang menginjak rasa sayangku
dimanakah nuranimu?
bila benar kau memang adikku
yang pernah kutitipkan cinta didalam darah nadimu..?
Dunia dan nama
telah memisahkan gumpalan rasa
rindu dan cintamu..
Atau kau malu memanggil aku kakak
karena pundi pundi disakumu
telah mampu membeli senyuman bidadari kahyangan?
Apakah kau lupa..
Sesungguhnya Dia sangat Maha
Segala.
Jawablah adikku!
Jawablah aksara darahku..
Di jantung merahmu..
hitam dalam keramaian
unggas malam
dingin dalam kebisuan mencekam
mengenang kumpulan luka
yang berani kau torehkan
ke jantung perasaku
padahal kau menyebutku kakak
kau merengek dan kerap
menggenggam erat tanganku
saat jatuh dan terinjak
kau bahkan makan semeja denganku
kau minum susu dari rahim yang sama
kau gamang
dan aku menenangkan
kau bimbang
dan pelukanku menentramkan
saat kau lapar dan kehausan
sedang kemarau begitu mencekam
langit hujan
dan aku membagi bekal rotiku
kepadamu
lalu kau mengaduh lagi
ku masih lapar kakak..
Matamu
ketika itu
adalah mata lugu dan jujur
lalu tanpa berpikir lambat
berhujan hujan
aku belikan lagi dua potong roti diseberang jalan besar itu
kulihat matamu seketika bercahaya
menatap bintang dimanikku
kau lahap roti tanpa malu
kau biarkan aku menatapi
surga di mulutmu
namun kini kau berdiri
lebih kokoh dariku
kau mulai berpaling dari rinduku
menepis kasar uluran tanganku
aku jauh lebih perkasa darimu
kakak..
Begitu celotehmu
bahkan airmata kepedihanku
adalah goresan suaramu
yang menginjak rasa sayangku
dimanakah nuranimu?
bila benar kau memang adikku
yang pernah kutitipkan cinta didalam darah nadimu..?
Dunia dan nama
telah memisahkan gumpalan rasa
rindu dan cintamu..
Atau kau malu memanggil aku kakak
karena pundi pundi disakumu
telah mampu membeli senyuman bidadari kahyangan?
Apakah kau lupa..
Sesungguhnya Dia sangat Maha
Segala.
Jawablah adikku!
Jawablah aksara darahku..
Di jantung merahmu..
Mengapa kau dinginkan hati tapi kau didihkan otakku
Aku bukan matahari
bukan bulan yang sepi
aku juga bukan bom bunuh diri
aku bukan apa apa
dan bukan siapa siapa
kau pun bukan embun pagi
kau bukan angin berlari
atau jejak musim bersemi
kau bukan apap apa
bukan pula siapa siapa
tapi mengapa kau merahkan luka
kau hamburkan sengketa
kau didihkan otakku
sedang hatiku telah semakin beku
lalu kau kau campakkan aku
dalam tawa kemenanganmu
kau korbankan namaku
hanya penutup keegoanmu
baiknya aku menyingkir
sebelum darah dan nadi jadi getir
biar kutunggu kau menuju hilir
kisah kita hanyut tersambar petir
begitukah inginmu???
Biar saja senja mengalir
dan bayangku berlalu
tertiup hujan batu
antara hati saling membeku.
bukan bulan yang sepi
aku juga bukan bom bunuh diri
aku bukan apa apa
dan bukan siapa siapa
kau pun bukan embun pagi
kau bukan angin berlari
atau jejak musim bersemi
kau bukan apap apa
bukan pula siapa siapa
tapi mengapa kau merahkan luka
kau hamburkan sengketa
kau didihkan otakku
sedang hatiku telah semakin beku
lalu kau kau campakkan aku
dalam tawa kemenanganmu
kau korbankan namaku
hanya penutup keegoanmu
baiknya aku menyingkir
sebelum darah dan nadi jadi getir
biar kutunggu kau menuju hilir
kisah kita hanyut tersambar petir
begitukah inginmu???
Biar saja senja mengalir
dan bayangku berlalu
tertiup hujan batu
antara hati saling membeku.
Tertawa bersama dunia maya bersama sahabat setia
By: Ain Saga
Senyum tawamu membuahkan rindu
menabuh rintik gelap dijendela hati yang semu
kini kita berjumpa lagi
dalam ajsara dan kata penuh dinamika dan inspirasi
ada status rindu
ada status sendu
ada gejolak amarah
lekukan gairah
percikkan hikayah
argumentasi dan segala
doa ijabah
semua menyemai dalam satu warna
persahabatan dengan semesta
inilah tawa senyumku
manakah lesung pipitmu
mana senyum indonesiamu?
Karena darah kita sama
indonesia tercinta
seharusnya kita tak banyak
beda dalam warna tawa dan cinta
Senyum tawamu membuahkan rindu
menabuh rintik gelap dijendela hati yang semu
kini kita berjumpa lagi
dalam ajsara dan kata penuh dinamika dan inspirasi
ada status rindu
ada status sendu
ada gejolak amarah
lekukan gairah
percikkan hikayah
argumentasi dan segala
doa ijabah
semua menyemai dalam satu warna
persahabatan dengan semesta
inilah tawa senyumku
manakah lesung pipitmu
mana senyum indonesiamu?
Karena darah kita sama
indonesia tercinta
seharusnya kita tak banyak
beda dalam warna tawa dan cinta
Bila ku adalah senja
By: Ain Saga
Bila ku adalah senja
yang merona dalam hari harimu
aku menyinari tiap kelabu riwayatmu
duduk manis ditepi dermaga penantianmu
andai ku kelopak bunga
kan kubiarkan semua nafasmu menjadi madu diputikku
namun ku tahu kau akan berlalu
menutup layu
menjadi debu tertiup angin sore
ketika senja datang merengkuh
bayangmu
itulah aku
andai aku
tanpa kau lukaiku
tanpa hilangkan namaku
dilubuk terdalammu
karena aku adalah senjamu
menuju malammu jua
lalu menjadi mimpi mimpi perdu diantara udara suci hatiku
kau tak pernah tahu
senja itu aku.
Merona di bayang sepimu.
Meski kau diam
mendenguskan makian.
Mencari pagi
yang hilang dari hatimu
takkan kembali.
Takkan.
Bila ku adalah senja
yang merona dalam hari harimu
aku menyinari tiap kelabu riwayatmu
duduk manis ditepi dermaga penantianmu
andai ku kelopak bunga
kan kubiarkan semua nafasmu menjadi madu diputikku
namun ku tahu kau akan berlalu
menutup layu
menjadi debu tertiup angin sore
ketika senja datang merengkuh
bayangmu
itulah aku
andai aku
tanpa kau lukaiku
tanpa hilangkan namaku
dilubuk terdalammu
karena aku adalah senjamu
menuju malammu jua
lalu menjadi mimpi mimpi perdu diantara udara suci hatiku
kau tak pernah tahu
senja itu aku.
Merona di bayang sepimu.
Meski kau diam
mendenguskan makian.
Mencari pagi
yang hilang dari hatimu
takkan kembali.
Takkan.
Aksara biru untukmu
By: Ain Saga
Lihatlah aku
peluk erat hatiku
disana ada kerlipan bintang
diantara langit dan awan
cermatilah langkahku
hujani aku dengn semangat pagimu
lalu lihatlah akselarinya
begitu super
heroik
melesat
tergoreskan warna cahaya
semesta bicara
lewat cahaya bulan
air sungai mengalir
pohon melambai gemulai
seakan menunggu angin
berdansa ditaman mawar dan melati
hingga harumkan negeri
jayakan bumi pertiwi
dalam aksara biru untukmu
kulayangkan pena tak jemu
meski hanya debu yang membalas semua itu..
*tetap ku sayang kamu*
Puisi ini buat orang orang yang slama ini sudah kasih doa,atensi dan juga support yang ga bisa ain saga sebut satu satu..
Luv u always
makacie:)
Lihatlah aku
peluk erat hatiku
disana ada kerlipan bintang
diantara langit dan awan
cermatilah langkahku
hujani aku dengn semangat pagimu
lalu lihatlah akselarinya
begitu super
heroik
melesat
tergoreskan warna cahaya
semesta bicara
lewat cahaya bulan
air sungai mengalir
pohon melambai gemulai
seakan menunggu angin
berdansa ditaman mawar dan melati
hingga harumkan negeri
jayakan bumi pertiwi
dalam aksara biru untukmu
kulayangkan pena tak jemu
meski hanya debu yang membalas semua itu..
*tetap ku sayang kamu*
Puisi ini buat orang orang yang slama ini sudah kasih doa,atensi dan juga support yang ga bisa ain saga sebut satu satu..
Luv u always
makacie:)
ke Rusia
by : Insan Al Amin
beku, licin, dan bening
sejauh mata memandang
matahari jauh yang kecil
sinarnya tidak terasa terik
pagi jam sembilan
angin menghilangkan jejak
kompas ini jujur
tenaga dari Tuhan
lewat inti pecah nuklir
dari selongsong tabung seukuran aqua 1,5 liter
kacamata besarmu yang kegedean
membuatmu terlihat seperti putri berkacamata
wajah polos tanpa bekas dingin
dua orang kurus berbaju beruang
turun parkir dan berdoa
dan bersyukur bisa melihat warna warni di langit
dan kuku kita sama sama beku
berpegang erat hangat dan mencair lagi
senyuman khas pengembara tukang dibonceng
menari nari seperti tenaga ada banyak melebihi ikan
ouchh.. menubruku keras dan berguling guling
ayo kita memancing disini
menyiapkan penggali lalu menggali hingga air
jangan kita kejut, lihat begini caranya
memperhatikannya memancing ikan dengan kail
tekun ga dapet dapet
tapi lucu pose jongkoknya
ketawa
pembakaran singkat dengan taburan garam
gosong sedikit tapi dimakan berdua
sedikit ingus muncul dari hidungnya
begitu pun dari hidungku
melaju kembali ke arah barat
dengan perut nyaman
kau melingkarkan tangan kembali
meski terlalu tebal jaket kita
hati ini bertaut
pagi ini alam kembali memotret perjalanan bersama
udara album tanpa batas
beku, licin, dan bening
sejauh mata memandang
matahari jauh yang kecil
sinarnya tidak terasa terik
pagi jam sembilan
angin menghilangkan jejak
kompas ini jujur
tenaga dari Tuhan
lewat inti pecah nuklir
dari selongsong tabung seukuran aqua 1,5 liter
kacamata besarmu yang kegedean
membuatmu terlihat seperti putri berkacamata
wajah polos tanpa bekas dingin
dua orang kurus berbaju beruang
turun parkir dan berdoa
dan bersyukur bisa melihat warna warni di langit
dan kuku kita sama sama beku
berpegang erat hangat dan mencair lagi
senyuman khas pengembara tukang dibonceng
menari nari seperti tenaga ada banyak melebihi ikan
ouchh.. menubruku keras dan berguling guling
ayo kita memancing disini
menyiapkan penggali lalu menggali hingga air
jangan kita kejut, lihat begini caranya
memperhatikannya memancing ikan dengan kail
tekun ga dapet dapet
tapi lucu pose jongkoknya
ketawa
pembakaran singkat dengan taburan garam
gosong sedikit tapi dimakan berdua
sedikit ingus muncul dari hidungnya
begitu pun dari hidungku
melaju kembali ke arah barat
dengan perut nyaman
kau melingkarkan tangan kembali
meski terlalu tebal jaket kita
hati ini bertaut
pagi ini alam kembali memotret perjalanan bersama
udara album tanpa batas
Rabu, 22 Juni 2011
Meski Penuh Dengan Luka
Tak perlu diantar pada musim semi
Agar semerbak bunga itu mengharumi
Cukup tertanam di sebagian kecil bumi
kedalam pikiran aromanya menyelami
Ketika tiba saat mekar bagi kuncup melati
Wanginya tersemat hingga ke dasar hati
Melekat disepanjang waktu yang terlewati
Selayaknya pula keteguhan dalam menanti
Walau akui terkadang tangkainya jadi ringkih
Dan semburat bersih warnanya terambil alih
Berharap kesetiaan kan sekuat goresan putih
Namun tak bisa ingkari letih tak jua merepih
Maka sebelum seluruh kelopaknya layu
Kemudian jatuh satu per satu di iring bayu
Hadirlah sejenak hentikan nada mendayu
Kemudian mengangkat sluruh selubung sayu
Disini, hanya pernah dinyanyikan melodi sendu
Semakin pilu bersama sahutan tangis tersedu
Angin itu tak merhembus, kecuali di tiup rindu
Hanya diam dalam kesepian tak mampu mengadu
Kuncup yang tersisa pun enggan untuk terbuka
Sebab dunianya serasa begitu penuh dengan luka
Tetapi wangi udara merayu tuk berbaik sangka
Bahwa memilih hidup, bukanlah kesia-siaan belaka
Agar semerbak bunga itu mengharumi
Cukup tertanam di sebagian kecil bumi
kedalam pikiran aromanya menyelami
Ketika tiba saat mekar bagi kuncup melati
Wanginya tersemat hingga ke dasar hati
Melekat disepanjang waktu yang terlewati
Selayaknya pula keteguhan dalam menanti
Walau akui terkadang tangkainya jadi ringkih
Dan semburat bersih warnanya terambil alih
Berharap kesetiaan kan sekuat goresan putih
Namun tak bisa ingkari letih tak jua merepih
Maka sebelum seluruh kelopaknya layu
Kemudian jatuh satu per satu di iring bayu
Hadirlah sejenak hentikan nada mendayu
Kemudian mengangkat sluruh selubung sayu
Disini, hanya pernah dinyanyikan melodi sendu
Semakin pilu bersama sahutan tangis tersedu
Angin itu tak merhembus, kecuali di tiup rindu
Hanya diam dalam kesepian tak mampu mengadu
Kuncup yang tersisa pun enggan untuk terbuka
Sebab dunianya serasa begitu penuh dengan luka
Tetapi wangi udara merayu tuk berbaik sangka
Bahwa memilih hidup, bukanlah kesia-siaan belaka
Rona senja di bumi persadaku
By: Ain Saga
Kembali senja datang memerah saga
tebarkan angin semilir membawa ruang kenangan
sekuntum deru tak lagi kudengar
biar hanyut di sungai malam
merangkak pelan
menuju peraduan
diiringi kabut tenang
melibas rerumputan
bagaikan selimut alam
dari terpaan dingin mencekam
bunga pun terunduk bisu
burung burung pulang ke sarangnya
menanti malam dengan celoteh syukurnya
alhamdulilah..
Ku telah sampai ke gubuk cintaku
meski sederhana
tapi disinilah ku merasa nyaman dan bahagia
belajar kemandirian
meski jauh dari ibunda
coba tegarkan tiap waktu
beranjak sedepa demi sedepa
kuikuti iramanya secara bersahaja
dan tunas doa
senja ini indah
menyapa hatiku
mungkinkah juga hatimu
sahabat??
Kembali senja datang memerah saga
tebarkan angin semilir membawa ruang kenangan
sekuntum deru tak lagi kudengar
biar hanyut di sungai malam
merangkak pelan
menuju peraduan
diiringi kabut tenang
melibas rerumputan
bagaikan selimut alam
dari terpaan dingin mencekam
bunga pun terunduk bisu
burung burung pulang ke sarangnya
menanti malam dengan celoteh syukurnya
alhamdulilah..
Ku telah sampai ke gubuk cintaku
meski sederhana
tapi disinilah ku merasa nyaman dan bahagia
belajar kemandirian
meski jauh dari ibunda
coba tegarkan tiap waktu
beranjak sedepa demi sedepa
kuikuti iramanya secara bersahaja
dan tunas doa
senja ini indah
menyapa hatiku
mungkinkah juga hatimu
sahabat??
Bayangan hitam namamu
By: Ain Saga
Tiba tiba langit mendung
menggurat warna hujan
saat ku tahu kau masih disitu
bersandar dalam rindu
yang tak lagi utuh
penuh debu
berbakteri
terinfeksi
luka
sakit
dan nyaris mati
apakah masih ada
hangatnya cahaya matahari
sesiang ini untuk menyentuh maafku
kau bertanya seolah malam takkan menggantikan siang
biarkan angin dan hujan yang akan mengetuk
dan cairkan beku ego
didadamu yang sepetak.
Sedang dunia berlomba denganku menjamah langit.
Tiba tiba langit mendung
menggurat warna hujan
saat ku tahu kau masih disitu
bersandar dalam rindu
yang tak lagi utuh
penuh debu
berbakteri
terinfeksi
luka
sakit
dan nyaris mati
apakah masih ada
hangatnya cahaya matahari
sesiang ini untuk menyentuh maafku
kau bertanya seolah malam takkan menggantikan siang
biarkan angin dan hujan yang akan mengetuk
dan cairkan beku ego
didadamu yang sepetak.
Sedang dunia berlomba denganku menjamah langit.
Selasa, 21 Juni 2011
Hujan airmata dibumi cinta
By: Ain Saga
Kelopak mataku menyimpan hujan
saat bayang kehilangan
bertandang datang dijendela kalbu
terbayang semua udara rindu
yang menyentuh kedekatan kita
terbayang pelukan nyaman
saat kita saling sapa
kita selalu tertawa bersama
menghirup aksara canda
melaju dalam irama kehidupan
tak pernah terguris dalam ingatan
kita kita terpisah ruang dan waktu
seribu kali kupanggil namamu
hanya sapa angin malam
menangisi kebisuan
bumi membeku
cakrawala pun sendu
mengenang matahari yang pergi
tinggalkan pagi cerah berharum mawar..
Suka dan duka hanyalah lukisan
kita ini adalah lemah
karena bukan adanya kita bahagia
namun karenaNya
kita mendapat rasa..
Maka syukurilah rasamu
bila senja telah lelah memeluk pagi
ijinkan malam sepi mendampingi
agar semesta dapat terus berotasi
berkaca pada kehidupan
yang tak mungkin kekal abadi
nikmati saja iramanya
maka kau akan mengerti.
Kelopak mataku menyimpan hujan
saat bayang kehilangan
bertandang datang dijendela kalbu
terbayang semua udara rindu
yang menyentuh kedekatan kita
terbayang pelukan nyaman
saat kita saling sapa
kita selalu tertawa bersama
menghirup aksara canda
melaju dalam irama kehidupan
tak pernah terguris dalam ingatan
kita kita terpisah ruang dan waktu
seribu kali kupanggil namamu
hanya sapa angin malam
menangisi kebisuan
bumi membeku
cakrawala pun sendu
mengenang matahari yang pergi
tinggalkan pagi cerah berharum mawar..
Suka dan duka hanyalah lukisan
kita ini adalah lemah
karena bukan adanya kita bahagia
namun karenaNya
kita mendapat rasa..
Maka syukurilah rasamu
bila senja telah lelah memeluk pagi
ijinkan malam sepi mendampingi
agar semesta dapat terus berotasi
berkaca pada kehidupan
yang tak mungkin kekal abadi
nikmati saja iramanya
maka kau akan mengerti.
Senin, 20 Juni 2011
Menyambut Hadirnya Harapan Baru
Ketika langit menanggalkan tabir malam
Dan mempersilahkan biru bersemayam
Tak terhingga pinta yang coba di tanam
Percaya bahwa Dia tak pernah hanya diam
Pagi ini, menggelar doa dipelataran jiwa
Menghalau lembut terpaan topan kecewa
Meski tak sepenuhnya tilas luka terbawa
Serpihan getirnya masih terasa dalam hawa
Benahi gubuk kecil yang porak-poranda
Setelah lama menanti desir pilu mereda
Menata perniknya dengan pola berbeda
Didalamnya hati akan tinggal sebagai bida
Mungkin aku telah banyak kehilangan
Satu per satu mimpi menuju kehancuran
Berkali keliru menyematkan kepercayaan
Dikembalikan dalam bungkusan kebohongan
Sekali berkunjung, kepalsuan berjubah badai
Luluh lantak yang ada sebelum riuhnya usai
Saat itu, inggalkan begitu saja kepingnya terkulai
Menolak tangan lain yang mengulur membelai
Memilih kesendirian jadi pendamping setia
Yang tak kan tumpahkan duka dengan sia-sia
Biar tak lagi airmata jadi pembasuh jenjang usia
Tiada pernah menyakini kecuali hanya pada Dia
Akhirnya kini pahami yang hilang itu bukan cinta
Sebab tiada bahagia dalam kebersamaan tercipta
Sadari yang pernah direguk tak lebih dari tetes derita
Teramu sempurna dengan sejuta macam buih dusta
Tak pantas lagi terus melemah sembari meratapi
Karena telah tiba waktu bagi gelap untuk menepi
Menyambut hadirnya harapan baru tanpa kata tetapi
Agar makna perjalanan hidup sepenuhnya terlengkapi
Dan mempersilahkan biru bersemayam
Tak terhingga pinta yang coba di tanam
Percaya bahwa Dia tak pernah hanya diam
Pagi ini, menggelar doa dipelataran jiwa
Menghalau lembut terpaan topan kecewa
Meski tak sepenuhnya tilas luka terbawa
Serpihan getirnya masih terasa dalam hawa
Benahi gubuk kecil yang porak-poranda
Setelah lama menanti desir pilu mereda
Menata perniknya dengan pola berbeda
Didalamnya hati akan tinggal sebagai bida
Mungkin aku telah banyak kehilangan
Satu per satu mimpi menuju kehancuran
Berkali keliru menyematkan kepercayaan
Dikembalikan dalam bungkusan kebohongan
Sekali berkunjung, kepalsuan berjubah badai
Luluh lantak yang ada sebelum riuhnya usai
Saat itu, inggalkan begitu saja kepingnya terkulai
Menolak tangan lain yang mengulur membelai
Memilih kesendirian jadi pendamping setia
Yang tak kan tumpahkan duka dengan sia-sia
Biar tak lagi airmata jadi pembasuh jenjang usia
Tiada pernah menyakini kecuali hanya pada Dia
Akhirnya kini pahami yang hilang itu bukan cinta
Sebab tiada bahagia dalam kebersamaan tercipta
Sadari yang pernah direguk tak lebih dari tetes derita
Teramu sempurna dengan sejuta macam buih dusta
Tak pantas lagi terus melemah sembari meratapi
Karena telah tiba waktu bagi gelap untuk menepi
Menyambut hadirnya harapan baru tanpa kata tetapi
Agar makna perjalanan hidup sepenuhnya terlengkapi
Menggema Menjadi Balada
by : Insan Al Amin
membelah dada ketika cerita cinta kita dimulai, sayang
lalu seiring waktu kepercayaanku terhadapmu naik
titik demi titik hingga kupercayakan perasaan ini
tanpa ada niat untuk mempermasalahkan
dan hujan melodi kerinduan saling terpatri terhadap waktu
lalu ketika tanah ini dilanda kering
semudah itu kau lepas dan menghilang ke batas luas
tepian dunia ceria kita
menggema menjadi balada
membelah dada ketika cerita cinta kita dimulai, sayang
lalu seiring waktu kepercayaanku terhadapmu naik
titik demi titik hingga kupercayakan perasaan ini
tanpa ada niat untuk mempermasalahkan
dan hujan melodi kerinduan saling terpatri terhadap waktu
lalu ketika tanah ini dilanda kering
semudah itu kau lepas dan menghilang ke batas luas
tepian dunia ceria kita
menggema menjadi balada
Ibu
by : Insan Al Amin
ibu..
kenapa sayang
itu gak terbatas
walau anakmu ini bandel
sering menjerit jerit ketika bayi
buang air seenaknya padahal baju itu baru
tapi engkau hanya diam dan tersenyum
hingga umur makin naik ke atas tangga2 kehidupan
kasih sayangmu ga kenal batas
ga kenal lelah
ga pernah ambil pusing
tulus melebihi tulusnya talas kepada karbohidrat
atau panci kepada panas
ibu..
kenapa sayang
itu gak terbatas
walau anakmu ini bandel
sering menjerit jerit ketika bayi
buang air seenaknya padahal baju itu baru
tapi engkau hanya diam dan tersenyum
hingga umur makin naik ke atas tangga2 kehidupan
kasih sayangmu ga kenal batas
ga kenal lelah
ga pernah ambil pusing
tulus melebihi tulusnya talas kepada karbohidrat
atau panci kepada panas
Buas Aw
y : Insan Al Amin
rokok itu
buas
sebuas neraka kecil
yg senang bermain di sekitar saluran napas kamu
mereka seneng longmarch menuju kental encer darah
untuk merebut darah dari pasangan setianya
oksigen
seneng bikin kekacauan di kamar kamar otak
ngotorin paru
bikin lari tersengal
susah gembira
rokok itu
buas
sebuas neraka kecil
yg senang bermain di sekitar saluran napas kamu
mereka seneng longmarch menuju kental encer darah
untuk merebut darah dari pasangan setianya
oksigen
seneng bikin kekacauan di kamar kamar otak
ngotorin paru
bikin lari tersengal
susah gembira
Minggu, 19 Juni 2011
Dibalik Ruas Kehampaan
Di dimensi mana jiwa sekarang
Tak kenali tempatku melayang
Terbang sebebas kunang-kunang
Atau justru ditelan gelombang
Namun tak kurasa percikan air
Tidak pula sentuhan angin semilir
Hampa tanpa ada nuansa terukir
Asing terhadap waktu yang bergulir
Begitu jauh seringai senyum dikejar
Tetapi berujung sepi luas menjalar
Kosong, terkuras habis hingar bingar
Menyisakan kesendirian sebagai pilar
Bagaimana mulanya memetakan arah
Sebelum diputuskan tuk melangkah
Tak ada jawaban yang dapat di jamah
Meski semua tanya bergantian singgah
Tak ubahnya tenggelam di lain dimensi
Terjebak dalam ruang tanpa gravitasi
Tiada mampu menjejak kaki pada sisi
Seperti telah usai hela nafas intuisi
Kini, coba temukan jalan tuk kembali
Ke tengah hidup yang pernah kusesali
Melempar harap berbentuk tali-temali
Terangkai dengan teguh hati membekali
Saat ini sungguh aku begitu ingin pulang
Ke satu tempat dimana mestinya berjuang
Walau disana seribu rintang menghadang
Dan rajam penuh rasa sakit jelas terulang
Tak kan lagi lari dari segala kepedihan
Atau sembunyi dibalik ruas kehampaan
Runtuhkan kokohnya bilik-bilik pelarian
Yang kubangun dengan semunya hiasan
Cukup sudah kebodohan untuk merajuk
Tak berubah takdir bila hanya diam tertunduk
Tak pula bermakna cerita yang hanya tajuk
Tanpa alur kisah yang dibuat saling merujuk
Perbaiki hari dengan syukur kian menderas
Agar hujan kasih-Nya pun turun tanpa batas
Yakini akhirnya rinai senyum yang jadi balas
Untuk terselesaikannya pahatan kerja keras
Tak kenali tempatku melayang
Terbang sebebas kunang-kunang
Atau justru ditelan gelombang
Namun tak kurasa percikan air
Tidak pula sentuhan angin semilir
Hampa tanpa ada nuansa terukir
Asing terhadap waktu yang bergulir
Begitu jauh seringai senyum dikejar
Tetapi berujung sepi luas menjalar
Kosong, terkuras habis hingar bingar
Menyisakan kesendirian sebagai pilar
Bagaimana mulanya memetakan arah
Sebelum diputuskan tuk melangkah
Tak ada jawaban yang dapat di jamah
Meski semua tanya bergantian singgah
Tak ubahnya tenggelam di lain dimensi
Terjebak dalam ruang tanpa gravitasi
Tiada mampu menjejak kaki pada sisi
Seperti telah usai hela nafas intuisi
Kini, coba temukan jalan tuk kembali
Ke tengah hidup yang pernah kusesali
Melempar harap berbentuk tali-temali
Terangkai dengan teguh hati membekali
Saat ini sungguh aku begitu ingin pulang
Ke satu tempat dimana mestinya berjuang
Walau disana seribu rintang menghadang
Dan rajam penuh rasa sakit jelas terulang
Tak kan lagi lari dari segala kepedihan
Atau sembunyi dibalik ruas kehampaan
Runtuhkan kokohnya bilik-bilik pelarian
Yang kubangun dengan semunya hiasan
Cukup sudah kebodohan untuk merajuk
Tak berubah takdir bila hanya diam tertunduk
Tak pula bermakna cerita yang hanya tajuk
Tanpa alur kisah yang dibuat saling merujuk
Perbaiki hari dengan syukur kian menderas
Agar hujan kasih-Nya pun turun tanpa batas
Yakini akhirnya rinai senyum yang jadi balas
Untuk terselesaikannya pahatan kerja keras
Sabtu, 18 Juni 2011
Larasati
By: Ain Saga
Sebuah bayang melayang
melintas ujung kenangan
tempat semua luka kutanam dengan berani
tempat semai kelopak tertusuk duri
larasati...
Kau mengukir degupku yang penuh aroma zigzag
melawan tiap musim yang penuh badai dan angin purbakala
kau patahkan seulas luka
yang menyayat nada di tinta
berkisahmu
larasati..
Tak pernah terbayangkan
lenteramu begitu jauh bersinar
meski tak sebiru pedasnya gurat warnaku
namun mampu jadi tsunami didada
para pelaku kata..
Engkau sungguh berani adekku
dan kau belajar jadi pahlawan ditanahmu sendiri
sayang kau terlalu cepat berpuas hati
hingga tak terbiasa berdiri
berjalan dalam remang gelap
malam
kau rapuh namun riuh
kau masih harus belajar mendengar denting yang memukau
hingga warnamu akan seterang matahari
belajarlah adekku
cuma itu ramuan jitu kalahkan sendu
diakhir kisah indahmu
andai..
Salam sepenuh indah malam
melintas ujung kenangan
tempat semua luka kutanam dengan berani
tempat semai kelopak tertusuk duri
larasati...
Kau mengukir degupku yang penuh aroma zigzag
melawan tiap musim yang penuh badai dan angin purbakala
kau patahkan seulas luka
yang menyayat nada di tinta
berkisahmu
larasati..
Tak pernah terbayangkan
lenteramu begitu jauh bersinar
meski tak sebiru pedasnya gurat warnaku
namun mampu jadi tsunami didada
para pelaku kata..
Engkau sungguh berani adekku
dan kau belajar jadi pahlawan ditanahmu sendiri
sayang kau terlalu cepat berpuas hati
hingga tak terbiasa berdiri
berjalan dalam remang gelap
malam
kau rapuh namun riuh
kau masih harus belajar mendengar denting yang memukau
hingga warnamu akan seterang matahari
belajarlah adekku
cuma itu ramuan jitu kalahkan sendu
diakhir kisah indahmu
andai..
Salam sepenuh indah malam
Bening irama hati
By: Ain Saga
Semua jalan tak ada yang mudah
terluka..
Berduka
nestapa
adalah satu bentuk karunia
ia menitis tapak dan jejak ksatria
memahat podium kesuksesan
tanpa pernah tersentuh imaji
bila matahari telah naik sepenggalah
ombak ditepi pantai bermain hati
dengan tanah dan udara
enkau dan aku akan saling bercerita
kenapa mimpi indah akan jadi terasa cepat pergi
dibanding sejuta mimpi burukmu
bening hati..
Seperti bercermin pada akhlak dan pelangi
semua orang mungkin suka dipuji
disanjung ramah bak kejora gemerlap
namun kita tak bisa menagkap nadinya didalam hati kita..
Sebab kita bukan dewa
atau siapa siapa..
Tunggu instruksi para Raja..
Biar langkah lebih perkasa
atau larikan saja semua duka
pada pelepah pohon
di dalam aksara..
Lalu diam..
Menghindar sepanjang musim laga
menanam akar baru rasa
ramu dan sembuhkan..
Karena sehat itu cahaya
sehat itu nyawa..
Semua jalan tak ada yang mudah
terluka..
Berduka
nestapa
adalah satu bentuk karunia
ia menitis tapak dan jejak ksatria
memahat podium kesuksesan
tanpa pernah tersentuh imaji
bila matahari telah naik sepenggalah
ombak ditepi pantai bermain hati
dengan tanah dan udara
enkau dan aku akan saling bercerita
kenapa mimpi indah akan jadi terasa cepat pergi
dibanding sejuta mimpi burukmu
bening hati..
Seperti bercermin pada akhlak dan pelangi
semua orang mungkin suka dipuji
disanjung ramah bak kejora gemerlap
namun kita tak bisa menagkap nadinya didalam hati kita..
Sebab kita bukan dewa
atau siapa siapa..
Tunggu instruksi para Raja..
Biar langkah lebih perkasa
atau larikan saja semua duka
pada pelepah pohon
di dalam aksara..
Lalu diam..
Menghindar sepanjang musim laga
menanam akar baru rasa
ramu dan sembuhkan..
Karena sehat itu cahaya
sehat itu nyawa..
Jangan...begitu
By: Ain Saga
Sepagi buta kubuka mata
jendela serta merta terkuak wangi cahaya
udara bening menyapa mata
hembuskan senyum di putik mekar bunga
sekilas lintas tawamu menggoda
balutkan rasa disegala cuaca
suasana hati jadi ceria
berbagi canda
padamkan duka lara
segala kisah kau tukar cerita
tentang si lucu juga si buta
tentang maling hati dan kucing tetangga
dunia maya kau penuhi udara
aku tersenyum hangatkan semua
pesona
kupikir tak perlulah sebegitunya
jangan mudah heran
jangan mudah kagum
jangan tertipu warna
dunia maya memang selalu penuh
asa asa
fantasi mata takkan ada mati gaya
di dunia maya semua akan bisa
jangan kau jadi pecundang
dialam nyata cemerlang
tak ada hasil tuaikan harum
bila ragamu masih saja bingung..
Bukan maksud melerai kata
bukan karena ingin menggurui
tapi sekedar berbagi
dunia maya..
Dunia glamournya sejuta kata dan aksara
Sepagi buta kubuka mata
jendela serta merta terkuak wangi cahaya
udara bening menyapa mata
hembuskan senyum di putik mekar bunga
sekilas lintas tawamu menggoda
balutkan rasa disegala cuaca
suasana hati jadi ceria
berbagi canda
padamkan duka lara
segala kisah kau tukar cerita
tentang si lucu juga si buta
tentang maling hati dan kucing tetangga
dunia maya kau penuhi udara
aku tersenyum hangatkan semua
pesona
kupikir tak perlulah sebegitunya
jangan mudah heran
jangan mudah kagum
jangan tertipu warna
dunia maya memang selalu penuh
asa asa
fantasi mata takkan ada mati gaya
di dunia maya semua akan bisa
jangan kau jadi pecundang
dialam nyata cemerlang
tak ada hasil tuaikan harum
bila ragamu masih saja bingung..
Bukan maksud melerai kata
bukan karena ingin menggurui
tapi sekedar berbagi
dunia maya..
Dunia glamournya sejuta kata dan aksara
Biar angan melaju
By: Ain Saga
Biarlah angan melaju
diantara rumput kenangan
yang hadir pagi ini
biarkan bungaku mekar
diantara hening malam detik ini
semua warna kembali sepi
tiada ringkik hati keluhkan kemarau hari
tak ada rona gelisah
dibibir merah merekah
senyuman cinta menyentuhku
kenangan rindu membelah prasangkaku
meluapkan sesal
membanjiri kanal mimpi
ah..sepagi tunas ini
aku telah bernyanyi
padahal pena masih belum tersaji
terasah di bathin kesturi
membias warna sepi
buat rangkai imajinasi
lalu melukis mimpi baru
lebih berani
lebih kaya imaji
Biarlah angan melaju
diantara rumput kenangan
yang hadir pagi ini
biarkan bungaku mekar
diantara hening malam detik ini
semua warna kembali sepi
tiada ringkik hati keluhkan kemarau hari
tak ada rona gelisah
dibibir merah merekah
senyuman cinta menyentuhku
kenangan rindu membelah prasangkaku
meluapkan sesal
membanjiri kanal mimpi
ah..sepagi tunas ini
aku telah bernyanyi
padahal pena masih belum tersaji
terasah di bathin kesturi
membias warna sepi
buat rangkai imajinasi
lalu melukis mimpi baru
lebih berani
lebih kaya imaji
Dibatas angkuh rasamu
By: Ain Saga
Diam diam kau baca sirat aksara
dalam getar catatan kupunya
diam diam kau tertawa
kagum jadi balutan cinta
menuju semesta kata
menuju jingga penuh asa
juga hantaran samudra jiwa
yang rindu sentuhanku
rindu kelopak dimawar hatiku
siraman hujan tawaku
indahnya manjaku
aku tahu kau akan bilang narsis
sadis
imajis
dan sejenis kata sepadan
namun urai tak kuatkan yakin
ku lebih kenal detakmu
saat cinta dan rindu
daripada kecupan egomu
di angkuh gaya sok manismu..
Heeemmm...
Itu saja misteri warnamu
yang kutahu
Diam diam kau baca sirat aksara
dalam getar catatan kupunya
diam diam kau tertawa
kagum jadi balutan cinta
menuju semesta kata
menuju jingga penuh asa
juga hantaran samudra jiwa
yang rindu sentuhanku
rindu kelopak dimawar hatiku
siraman hujan tawaku
indahnya manjaku
aku tahu kau akan bilang narsis
sadis
imajis
dan sejenis kata sepadan
namun urai tak kuatkan yakin
ku lebih kenal detakmu
saat cinta dan rindu
daripada kecupan egomu
di angkuh gaya sok manismu..
Heeemmm...
Itu saja misteri warnamu
yang kutahu
Bila sunyimu bicara..aku pun bersapa..
By: Ain Saga
Akhirnya kau berkata juga
sepi..katamu kepada pohon yang diam mematung
menghitung daunnya yang gugur
gemericik letih
kuninabobokan di sandar kursi tua
langit tampak tenang
payungi hawa malam
dendangkan butir kenangan
dalam laju darahku memetik sekuntum rindu
di benak yang senyap
tiada sapamu kukulum jadi mutiara
hanya tanda tanya
kau hadiahkan saat hati hati
kubertanya
apakah cubitan aksaraku
menyentuh beku egomu
semoga putih mu kembali beningkan segara waktu
yang pernah tercemar pisau luka
dijantungku yang perasa.
Sadarlah..
Sekali saja
bukankah kau raja dan aku sahaya
namun aku dan hatiku
adalah milikku sendiri
tak bisa kau beli
meski dengan airmatamu.
Akhirnya kau berkata juga
sepi..katamu kepada pohon yang diam mematung
menghitung daunnya yang gugur
gemericik letih
kuninabobokan di sandar kursi tua
langit tampak tenang
payungi hawa malam
dendangkan butir kenangan
dalam laju darahku memetik sekuntum rindu
di benak yang senyap
tiada sapamu kukulum jadi mutiara
hanya tanda tanya
kau hadiahkan saat hati hati
kubertanya
apakah cubitan aksaraku
menyentuh beku egomu
semoga putih mu kembali beningkan segara waktu
yang pernah tercemar pisau luka
dijantungku yang perasa.
Sadarlah..
Sekali saja
bukankah kau raja dan aku sahaya
namun aku dan hatiku
adalah milikku sendiri
tak bisa kau beli
meski dengan airmatamu.
Kamis, 16 Juni 2011
Hanya mata bicara
By: Ain Saga
Diantara kepingan luka
yang kini berasap nyeri
berudara hitam merobek
seguris angan
kumenapak namamu
dengan rasaku
dengan hela nafas sayang
yang telah koyak disapu waktu
tanpa pernah berikan kesempatan
bagiku melukis sebuah bintang
dijantung malam
saat malam bergayut sepi
hening pun jadi saksi
mata hati kita saling bicara
walau banyak gurat luka meredam tawa
semaikan semua diatas bahuku
yang selalu berat untuk perpisahan
antara jalan yang tertangisi
tumpukan resah
gelisah
dan juga kenangan maya
menghakimi hatiku
sepercik demi sepercik
hingga jadi lautan keluh
bercampur derai rindu
yang tak pernah sempat kukatakan
disetiap musim kau ada
disitu.tak tahu kenapa.
Kini kau pun menangis
dalam labuhan kosong
karena sampanku telah lepas menempuh panjang perjalanan
berbekal kesedihan
diatas kegetiran
ucapanmu buahkan tangis di segenap bayanganku..
yang kini berasap nyeri
berudara hitam merobek
seguris angan
kumenapak namamu
dengan rasaku
dengan hela nafas sayang
yang telah koyak disapu waktu
tanpa pernah berikan kesempatan
bagiku melukis sebuah bintang
dijantung malam
saat malam bergayut sepi
hening pun jadi saksi
mata hati kita saling bicara
walau banyak gurat luka meredam tawa
semaikan semua diatas bahuku
yang selalu berat untuk perpisahan
antara jalan yang tertangisi
tumpukan resah
gelisah
dan juga kenangan maya
menghakimi hatiku
sepercik demi sepercik
hingga jadi lautan keluh
bercampur derai rindu
yang tak pernah sempat kukatakan
disetiap musim kau ada
disitu.tak tahu kenapa.
Kini kau pun menangis
dalam labuhan kosong
karena sampanku telah lepas menempuh panjang perjalanan
berbekal kesedihan
diatas kegetiran
ucapanmu buahkan tangis di segenap bayanganku..
Tak bosan ku mendengar
By: Ain Saga
Suara kicauan burung
diatas dahan dan ranting pohon
selalu indah di semesta bathinku
melahirkan sejumput rindu
kesan biru merebak syahdu
di sela sela sungai kecil mengalir
di tengah rimba yang sakral
ikan ikan berenang dalam kolam
yang sejuk segar
membasahkan mataku
akan indahnya perdamaian
alam jadi jelmaan taman sepoi sepoi
tempat ku semai sejuta rahasia diantara seribu rahasia
kuteruskan langkah
susuri rumput hijau dikakiku
sambil selalu bergumam takjub rindu
dan seluruh rasa syukur
terapung di sungai damai imajiku.
Kurindu tanah kolam susu dan
hutannya yang beledru..
Disini..
Suara kicauan burung
diatas dahan dan ranting pohon
selalu indah di semesta bathinku
melahirkan sejumput rindu
kesan biru merebak syahdu
di sela sela sungai kecil mengalir
di tengah rimba yang sakral
ikan ikan berenang dalam kolam
yang sejuk segar
membasahkan mataku
akan indahnya perdamaian
alam jadi jelmaan taman sepoi sepoi
tempat ku semai sejuta rahasia diantara seribu rahasia
kuteruskan langkah
susuri rumput hijau dikakiku
sambil selalu bergumam takjub rindu
dan seluruh rasa syukur
terapung di sungai damai imajiku.
Kurindu tanah kolam susu dan
hutannya yang beledru..
Disini..
Hitam putih hati
By: Ain Saga
Ku peluk lukamu
saat habis airmata
membunuh tawa
kudekap hangat cintamu
saat tangan lemahmu
terulur padaku
kukubur ambisiku
demi namamu tak lagi beku
kupatahkan benci
bila telaga akan kembali bening dan suci
lalu kusihir waktu
jadi pelangi di hatimu
kusulap mawar
jadi selimut malammu
kubersihkan selaksa debu
yang biasa kau hirup
di detak jalanmu
kumandikan kau dengan cahayaku
agar terus bersinar
hati dan pikiranmu
namun pintu hatimu kini tak lagi
seperti dulu
kau menjauh dan berlalu
seperti kau lupakan matahari pagi
saat malam datang memberi tenang
atau kau lupakan sepi malam
saat matahari riang membayang
langit akan tetap biru kawan
apapun jejakmu
biar kuangkat setinggi bahu topiku
takkan berarti itu
hanya yang perlu kau tahu
takkan sempurna kau berlabuh
bila hatimu hati batu
beku yang melumurkan cintaku
senyumku
dan sejuta cemburu kalbu
maaf kawan..
Aku bukan sahayamu
bukan peri cintamu
aku juga bukan surga firdausmu
tapi mengapa kau mencuri waktuku
setelah itu dapat terbahak senang
dimanakah nuranimu??
Atau begitukah warnamu
melukai warnaku???
Ku peluk lukamu
saat habis airmata
membunuh tawa
kudekap hangat cintamu
saat tangan lemahmu
terulur padaku
kukubur ambisiku
demi namamu tak lagi beku
kupatahkan benci
bila telaga akan kembali bening dan suci
lalu kusihir waktu
jadi pelangi di hatimu
kusulap mawar
jadi selimut malammu
kubersihkan selaksa debu
yang biasa kau hirup
di detak jalanmu
kumandikan kau dengan cahayaku
agar terus bersinar
hati dan pikiranmu
namun pintu hatimu kini tak lagi
seperti dulu
kau menjauh dan berlalu
seperti kau lupakan matahari pagi
saat malam datang memberi tenang
atau kau lupakan sepi malam
saat matahari riang membayang
langit akan tetap biru kawan
apapun jejakmu
biar kuangkat setinggi bahu topiku
takkan berarti itu
hanya yang perlu kau tahu
takkan sempurna kau berlabuh
bila hatimu hati batu
beku yang melumurkan cintaku
senyumku
dan sejuta cemburu kalbu
maaf kawan..
Aku bukan sahayamu
bukan peri cintamu
aku juga bukan surga firdausmu
tapi mengapa kau mencuri waktuku
setelah itu dapat terbahak senang
dimanakah nuranimu??
Atau begitukah warnamu
melukai warnaku???
Rabu, 15 Juni 2011
Bait Tentang Cinta
Dipelukan hening hati membaca
Goresan masa dari pantulan kaca
Berserak aksara layaknya sisa perca
Yang kian lengkap berlumuran anca
Apa guna media itu di buat retak
Tak menghapus banyaknya bercak
Kaca hanya penjelas isi dalam benak
Karna tanpanya kealpaan tak tampak
Mata telah keliru saat coba telusuri
Sesuatu yang hanya teraba oleh naluri
Percuma kunci sebuah ruang diberi
Justru di udara tersimpan yang dicari
Tak mungkin tangan ini menyentuh
Tidak satupun sanggup merengkuh
Wujudnya bukan sebuah benda utuh
Seperti bagian terkecil dalam pembuluh
Dengan tenang mengikuti aliran darah
Tetap bersama menuju segala arah
Melewati jelaga raga tanpa sisa celah
Tanpa henti karna tak punya lelah
Seketika jantung berdegup kencang
Seolah ingin bersuara dengan lantang
Tentang kebenaran yang mengguncang
Sebab lisan enggan berterus terang
Kau ketuk pintuku sebagai sahabat
Mengikat kebersamaan begitu erat
Mengangkat beban nan memberat
Mencairkan duka tiada lagi pekat
Waktu telah mengabadikan cerita
Mengubah kenangan menjadi tinta
Kemudian membentuk kata demi kata
Hingga terangkai bait-bait tentang cinta
Inilah sebenar-benarnya kebenaran
Dari aksara yang terlihat tak beraturan
Yang dinilai sebagai satu kesalahan
justru menyimpan sebuah kemurnian
Tak ingin terus hindari ulur tanganmu
Tak kan lagi menyangkal ungkap tulusmu
Membagi hidup, menabur kasih tanpa jemu
Agar kebahagiaan saja yang hadir bertamu
Goresan masa dari pantulan kaca
Berserak aksara layaknya sisa perca
Yang kian lengkap berlumuran anca
Apa guna media itu di buat retak
Tak menghapus banyaknya bercak
Kaca hanya penjelas isi dalam benak
Karna tanpanya kealpaan tak tampak
Mata telah keliru saat coba telusuri
Sesuatu yang hanya teraba oleh naluri
Percuma kunci sebuah ruang diberi
Justru di udara tersimpan yang dicari
Tak mungkin tangan ini menyentuh
Tidak satupun sanggup merengkuh
Wujudnya bukan sebuah benda utuh
Seperti bagian terkecil dalam pembuluh
Dengan tenang mengikuti aliran darah
Tetap bersama menuju segala arah
Melewati jelaga raga tanpa sisa celah
Tanpa henti karna tak punya lelah
Seketika jantung berdegup kencang
Seolah ingin bersuara dengan lantang
Tentang kebenaran yang mengguncang
Sebab lisan enggan berterus terang
Kau ketuk pintuku sebagai sahabat
Mengikat kebersamaan begitu erat
Mengangkat beban nan memberat
Mencairkan duka tiada lagi pekat
Waktu telah mengabadikan cerita
Mengubah kenangan menjadi tinta
Kemudian membentuk kata demi kata
Hingga terangkai bait-bait tentang cinta
Inilah sebenar-benarnya kebenaran
Dari aksara yang terlihat tak beraturan
Yang dinilai sebagai satu kesalahan
justru menyimpan sebuah kemurnian
Tak ingin terus hindari ulur tanganmu
Tak kan lagi menyangkal ungkap tulusmu
Membagi hidup, menabur kasih tanpa jemu
Agar kebahagiaan saja yang hadir bertamu
Menyibak Esok Dari Masa Silam
Bisakah melepaskan alam
Dari bingkai serutan kelam
Netra jadi berpelupuk buram
Tak melihat kecuali suram
Maka dirasa rindu kian dalam
Pada setitik sorot temaram
Yang dulu pernah terekam
Saat ulu cahaya belum padam
Mencari dihamparan legam
Terkadang perih sontak menikam
Tanpa tau salah apa digenggam
Tertuduh atas pudar kilau pualam
Rintih batin segera diredam
Sebelum nyaring berdentam
Benang harap lebur di sekam
Tak pernah sempat tersulam
Lembar hidup lebih dulu kusam
Dihadapan setengah gurindam
Tiada sempuna kata yang dianyam
Sebab surya terlanjur terbenam
Bila tiada akhir bagi malam
Bagaimana asa dapat kutanam
Sedang ketidakberdayaan mendekam
Bersuara tak ubahnya seperti diam
Mengakui diri yang selalu awam
Acap kali keliru meletakkan paham
Merunduk disaat nada uji berdegam
Bodohnya biarkan sirna segala azam
Sunyi temani hati mengais kalam
Sebelum luka bak bertabur garam
Menyusun doa tuk dapat jumpai ilham
Agar tersibak esok dari gelap masa silam
Tiada ingin segenap kalbu jadi iram
Apalagi jika sepenuhnya menghitam
Maka kepada-Nya pinta tak membekam
Tak lagi dalam putus asa tenggelam
Dari bingkai serutan kelam
Netra jadi berpelupuk buram
Tak melihat kecuali suram
Maka dirasa rindu kian dalam
Pada setitik sorot temaram
Yang dulu pernah terekam
Saat ulu cahaya belum padam
Mencari dihamparan legam
Terkadang perih sontak menikam
Tanpa tau salah apa digenggam
Tertuduh atas pudar kilau pualam
Rintih batin segera diredam
Sebelum nyaring berdentam
Benang harap lebur di sekam
Tak pernah sempat tersulam
Lembar hidup lebih dulu kusam
Dihadapan setengah gurindam
Tiada sempuna kata yang dianyam
Sebab surya terlanjur terbenam
Bila tiada akhir bagi malam
Bagaimana asa dapat kutanam
Sedang ketidakberdayaan mendekam
Bersuara tak ubahnya seperti diam
Mengakui diri yang selalu awam
Acap kali keliru meletakkan paham
Merunduk disaat nada uji berdegam
Bodohnya biarkan sirna segala azam
Sunyi temani hati mengais kalam
Sebelum luka bak bertabur garam
Menyusun doa tuk dapat jumpai ilham
Agar tersibak esok dari gelap masa silam
Tiada ingin segenap kalbu jadi iram
Apalagi jika sepenuhnya menghitam
Maka kepada-Nya pinta tak membekam
Tak lagi dalam putus asa tenggelam
Semangat terbang
By: Ain Saga
Aku pun terbang bersama si putih
ringkikannya yang khas
seolah menerbangkan setengah lamunan
si jelajah pamungkas, begitu kutulis namanya
kuda yang putih bulu dan heibat mendaki dengan hanya sekali berlari..
Sampai di jamah tanah kutuju
semua lengang sepi
seolah mati
dan tinggalkan desir angin pagi
aku dan si putih kembali jadi misteri.
Untuk semua cinta
By: Ain Saga
Burung pagi yang berkicau
seolah menyapa alam
selamat pagi...
Tak ada lagi sisa luka kemin
semua telah terbakar sepi
tersungging senyum melati
disudut bibir yang rekah berseri
menyambut hangat matahari
membuai langit dan bumi
untuk membagi cahayanya
kepada tanah tempat tertanam akar pohon nan kokoh
kepada hutan yang rimbun..
Disertai tarian bunga bunga mekar nan asri
menambah elok rancangan sang maha kuasa
kita tak perlu berkecil hati
selama kita masih miliki
seribu mimpi yang berebut untuk dinikmati..
Sabarlah..
Sabar itu kan disayang illahi
seolah menyapa alam
selamat pagi...
Tak ada lagi sisa luka kemin
semua telah terbakar sepi
tersungging senyum melati
disudut bibir yang rekah berseri
menyambut hangat matahari
membuai langit dan bumi
untuk membagi cahayanya
kepada tanah tempat tertanam akar pohon nan kokoh
kepada hutan yang rimbun..
Disertai tarian bunga bunga mekar nan asri
menambah elok rancangan sang maha kuasa
kita tak perlu berkecil hati
selama kita masih miliki
seribu mimpi yang berebut untuk dinikmati..
Sabarlah..
Sabar itu kan disayang illahi
Tanaman obat
By: Ain Saga
Imajiku
menanam tanaman obat
apotik hidup sehat
agar semua dapat selamat
apotik tanaman obat
dari rempah sampai mahkota dewa
dari biji matahari
hingga biji buah kenari
dari daun teh hijau
sampai bunga cantik rosella
semua tertata indah
ditamn sederhana
tak perlu harus ke negeri china
di tanah kita pun bisa
lengkoas,kunyit,jahe merah
bawang putih bawang merah
seledri dan juga simungil kencur
tak lupa kutanam dengan ikhlasnya
inilah obsesi
inilah imaji
tentu harus terus pancarkan niat dalam hati
agarmengerti
sekali gus mandiri
terlebih taman obat ini
memang apotik hidup
menyangga nyawa
sebelum ajal menjemput:)
Imajiku
menanam tanaman obat
apotik hidup sehat
agar semua dapat selamat
apotik tanaman obat
dari rempah sampai mahkota dewa
dari biji matahari
hingga biji buah kenari
dari daun teh hijau
sampai bunga cantik rosella
semua tertata indah
ditamn sederhana
tak perlu harus ke negeri china
di tanah kita pun bisa
lengkoas,kunyit,jahe merah
bawang putih bawang merah
seledri dan juga simungil kencur
tak lupa kutanam dengan ikhlasnya
inilah obsesi
inilah imaji
tentu harus terus pancarkan niat dalam hati
agarmengerti
sekali gus mandiri
terlebih taman obat ini
memang apotik hidup
menyangga nyawa
sebelum ajal menjemput:)
Hidupku yang sederhana
By: Ain Saga
Tak ada lagi bibi
asisten rumah tangga
seperti saat ku kanak kanak
tak ada sapa bangunlah Nak..
Sholat shubuh dulu dua rakaat..
Seperti ketika ibu bangunkan
lelapku...
Udara kedewasaan telah kureguk
hangat suam kuku
aku hidup belajar mandiri
jauh dari team dan birokrasi
tiap pagi kubangun dan berkemas diri
bergegas mandi dan menggosok gigi
semua jadwal sehari sampai
seminggu telah harus kususun rapi
senja kan turun bagai kilat
waktu berlalu bagai sekejap
ku tak busa lagi bermain dengannya
tak bisa lagi berenang dialam kemalasan
pagi matari menyapa
saat itulah ku sudah harus bergegas lagi
meluncur diawan mencari sesuap nasi
ingat kanak kanakku yang indah
ingin ku bagi dengan mereka
namun semua jauh dimata
ah nikmati saja
proses sempurna ini
tentu banyak hikmah disudutnya
Tak ada lagi bibi
asisten rumah tangga
seperti saat ku kanak kanak
tak ada sapa bangunlah Nak..
Sholat shubuh dulu dua rakaat..
Seperti ketika ibu bangunkan
lelapku...
Udara kedewasaan telah kureguk
hangat suam kuku
aku hidup belajar mandiri
jauh dari team dan birokrasi
tiap pagi kubangun dan berkemas diri
bergegas mandi dan menggosok gigi
semua jadwal sehari sampai
seminggu telah harus kususun rapi
senja kan turun bagai kilat
waktu berlalu bagai sekejap
ku tak busa lagi bermain dengannya
tak bisa lagi berenang dialam kemalasan
pagi matari menyapa
saat itulah ku sudah harus bergegas lagi
meluncur diawan mencari sesuap nasi
ingat kanak kanakku yang indah
ingin ku bagi dengan mereka
namun semua jauh dimata
ah nikmati saja
proses sempurna ini
tentu banyak hikmah disudutnya
Siluet persahabatan
By: Ain Saga
Hati persahabatan
yang tak slalu berasa manis itu
menyentuh sepiku
dalam kidung doa di jeda waktu
kau mengembarakan sekuntum
luka
luka yang tak pernah kupinta padaNya
tapi dingin menyeruak di datar tebing percaya
engkaukah yang berjubah sahabat
berkalung untai manikam surga
berdesis cumbu cinta
ternyata hanya serakan bayang
yang singgah diantara senyuman mawar
atau udara melatiku
ditiap aku bermimpi
telusuri rimba kata penuh imaji sempurna menyemai luka
salahkah aku bila kini
kuhapus dengan rapuh
aku tak bisa hidup di maya senyummu
atau asa kosong dijelaga hatimu?
Tak pernah tahu apa yang
tersurat
dan tersirat diantara sel darah merahmu
aku hanya mencintaimu
karena kau sahabatku
tak lebih dari itu.
Butir kenangan
By: Ain Saga
Perjalanan biru
hingga menuju langit tujuh
kunikmati penuh senyum bidadari
tak ada luka
tak ada prahara
mencekam di batas penantian
hanya sedikit bimbang
mengapa langit tak jua berhujan
sedang pepohonan sudah mulai
meranggas dan melolong
kehausan
aku meniti langkah di bara lain,
meniup sisa luka agar tak jatuh dilubang sama
aku mengeja baitku manja
namun tak berlebihan
Perjalanan biru
hingga menuju langit tujuh
kunikmati penuh senyum bidadari
tak ada luka
tak ada prahara
mencekam di batas penantian
hanya sedikit bimbang
mengapa langit tak jua berhujan
sedang pepohonan sudah mulai
meranggas dan melolong
kehausan
aku meniti langkah di bara lain,
meniup sisa luka agar tak jatuh dilubang sama
aku mengeja baitku manja
namun tak berlebihan
Bandung berikan senyummu
By: Ain Saga
Menapak langitmu
telusuri jalan jalan diatas tanah dinginmu
terpana ku atas keindahanmu
kota kembang mewangi
harumkan imaji yang tengah menari
di lubuk hatiku yang sepi
kini kau tampak kian berseri
kubayangkan jakartaku
hiruk pikuk manusia silih berganti
tak seperti disini
dimana bunga dan kupu bebas berpeluk rindu.memahatkan manis madu
dan indahnya saling berbagi
bandung..kupastikan diriku kembali lagi
dengan kenangan lestari
Menapak langitmu
telusuri jalan jalan diatas tanah dinginmu
terpana ku atas keindahanmu
kota kembang mewangi
harumkan imaji yang tengah menari
di lubuk hatiku yang sepi
kini kau tampak kian berseri
kubayangkan jakartaku
hiruk pikuk manusia silih berganti
tak seperti disini
dimana bunga dan kupu bebas berpeluk rindu.memahatkan manis madu
dan indahnya saling berbagi
bandung..kupastikan diriku kembali lagi
dengan kenangan lestari
Selasa, 14 Juni 2011
Doa aksara Ksatria
By: Ain Saga
Kureguk basmalah
meniti seribu hikayah
dalam hidupku yang kerap berawan
bimbang
berlangit dendam
aral dan batu lara saling bersahutan
kunikmati pagi dengan seloka
alhamdulilah
menafsir segala pedih..
Buah ikhlas sempurna
adalah permadani cinta
kututup disemburat keyakinan
aamiinn
melaburi semua pelangi hati
menyejukkan
selamanya semoga terpatrikan
disepanjang jalan citaku
Kureguk basmalah
meniti seribu hikayah
dalam hidupku yang kerap berawan
bimbang
berlangit dendam
aral dan batu lara saling bersahutan
kunikmati pagi dengan seloka
alhamdulilah
menafsir segala pedih..
Buah ikhlas sempurna
adalah permadani cinta
kututup disemburat keyakinan
aamiinn
melaburi semua pelangi hati
menyejukkan
selamanya semoga terpatrikan
disepanjang jalan citaku
Jingga senyum pagi
By: Ain Saga
Pertama kubuka jendela
langit memberiku satu pertanda
pelangi menari diantara jiwa
bertahta indah diantara rasa merdeka
kini kita membuka mata
pagi cahaya menggurat asa
memanggil aroma khas untuk bernyanyi
dalam senandung harmoni cinta
semburat pagi kuingin kembali
sajikan seruni bunga bunga lestari
yang kutunggu
menanti hari
cinta tak selamanya rahasia
bila saja kita mampu saling percaya
dalam selimut setia
yang merona jingga.
Pertama kubuka jendela
langit memberiku satu pertanda
pelangi menari diantara jiwa
bertahta indah diantara rasa merdeka
kini kita membuka mata
pagi cahaya menggurat asa
memanggil aroma khas untuk bernyanyi
dalam senandung harmoni cinta
semburat pagi kuingin kembali
sajikan seruni bunga bunga lestari
yang kutunggu
menanti hari
cinta tak selamanya rahasia
bila saja kita mampu saling percaya
dalam selimut setia
yang merona jingga.
Pahlawan keluarga
By: Ain Saga
Angin pagi yang nyaris bekukan syaraf
tak kau hirau demi satu nafas asa
yang harus kau penuhi
pagi bernas selimutimu..
Kau bangun dan berlari
tak peduli jalan begitu lengang
sepi
kau nikmati sendiri
kicauan burung pagi yang mencicit
manja mainkan dahan dan ranting tinggi
kaulah lelaki pagi
pejaja koran pagi
pengedar info terkini
bagi semesta hati
yang peduli hari esok lebih baik
peduli nasib sumbang negeri ini
kau melawan udara dingin pagi
berbekal sepeda motormu
kau sambut semburat pagi
indah dan ceria selalu payungi
hati yang suci mengais tizki
demi anak dan istri menanti
selamanya kau setia
jadi pahlawan keluarga
Angin pagi yang nyaris bekukan syaraf
tak kau hirau demi satu nafas asa
yang harus kau penuhi
pagi bernas selimutimu..
Kau bangun dan berlari
tak peduli jalan begitu lengang
sepi
kau nikmati sendiri
kicauan burung pagi yang mencicit
manja mainkan dahan dan ranting tinggi
kaulah lelaki pagi
pejaja koran pagi
pengedar info terkini
bagi semesta hati
yang peduli hari esok lebih baik
peduli nasib sumbang negeri ini
kau melawan udara dingin pagi
berbekal sepeda motormu
kau sambut semburat pagi
indah dan ceria selalu payungi
hati yang suci mengais tizki
demi anak dan istri menanti
selamanya kau setia
jadi pahlawan keluarga
Genting
By: Ain Saga
Mataku telah tinggal sekedip
senyumku segaris lancip
semangad semakin tipis
tak bisa segera lelap dipeluk langit mimpi.semua tampak usang
tinggalkan endap hitam
di lubuk jalan
tak ingin telan sepi
tapi ia menghampiri
dan ku memilih sendiri
sampai nanti ku dapat inspirasi
menanam butir aksara diberada kusuka..
Aku biarkan semua hinggap dan
menjalin asa..
Rinduku menyentuh namamu dalam hela nafas jingga
malam bertabir rahasia..
Sang bintang kejora
Mataku telah tinggal sekedip
senyumku segaris lancip
semangad semakin tipis
tak bisa segera lelap dipeluk langit mimpi.semua tampak usang
tinggalkan endap hitam
di lubuk jalan
tak ingin telan sepi
tapi ia menghampiri
dan ku memilih sendiri
sampai nanti ku dapat inspirasi
menanam butir aksara diberada kusuka..
Aku biarkan semua hinggap dan
menjalin asa..
Rinduku menyentuh namamu dalam hela nafas jingga
malam bertabir rahasia..
Sang bintang kejora
Senin, 13 Juni 2011
Kembali Pada Naungan-Nya
Tak akan sanggup jiwa merengkuh zuhud
Sebatas keras mencoba khusyu' dalam sujud
Masih menggunung harapan ingin terwujud
Tiada mampu lepas duniawi sebagai maksud
Menyelami pemikiran nyatanya begitu dangkal
Menyemai benih-benih kesombongan atas akal
Padahal tak satupun kebenaran-Nya tersangkal
Terliup kesadaran pada keberadaan yang tak kekal
Betapa mudah tersesat dalam perjalanan hati
Terus terlena kepura-puraan seolah tak mengerti
Perlahan terbiasa dengan nurani yang terkhianati
Seperti terhinggapi setitik debu, sungguh tak berarti
Keruh aliran dari hujan kehidupan masih berpacu
Tanpa tau di muara yang mana airnya mengacu
Segala guruh gemuruh riuh keduniawian ini rancu
Ketika diam pun menyulut nafsu meski tanpa pemicu
Mestinya mengucap syukur untuk tiap helai nafas
Bukan menuruti tamak diri dan membuang ikhlas
Sulit menahan lemah hati saat iman mudah terbilas
Sedikit terhimpit, lalu berontak ingin lepas nan bebas
Mencoba lari dari dekap kasih-Nya dengan begitu pongah
Mempersalahkan ketetapan-Nya saat menyandang kata kalah
Tak menyadari, bukan dengan percuma goresan nasib di ubah
Harus siap ditukar lirik-lirik penuh kerja keras yang di gubah
Maka diujung keterbatasan, kepada_Nyalah menitip asa
Mengurai keangkuhan batin yang diracuni pertentangan rasa
Melerai berkecamuknya emosi yang tak terangkum bahasa
Menutup hidup akhirnya, kembali pada naungan Sang Maha Esa
Sebatas keras mencoba khusyu' dalam sujud
Masih menggunung harapan ingin terwujud
Tiada mampu lepas duniawi sebagai maksud
Menyelami pemikiran nyatanya begitu dangkal
Menyemai benih-benih kesombongan atas akal
Padahal tak satupun kebenaran-Nya tersangkal
Terliup kesadaran pada keberadaan yang tak kekal
Betapa mudah tersesat dalam perjalanan hati
Terus terlena kepura-puraan seolah tak mengerti
Perlahan terbiasa dengan nurani yang terkhianati
Seperti terhinggapi setitik debu, sungguh tak berarti
Keruh aliran dari hujan kehidupan masih berpacu
Tanpa tau di muara yang mana airnya mengacu
Segala guruh gemuruh riuh keduniawian ini rancu
Ketika diam pun menyulut nafsu meski tanpa pemicu
Mestinya mengucap syukur untuk tiap helai nafas
Bukan menuruti tamak diri dan membuang ikhlas
Sulit menahan lemah hati saat iman mudah terbilas
Sedikit terhimpit, lalu berontak ingin lepas nan bebas
Mencoba lari dari dekap kasih-Nya dengan begitu pongah
Mempersalahkan ketetapan-Nya saat menyandang kata kalah
Tak menyadari, bukan dengan percuma goresan nasib di ubah
Harus siap ditukar lirik-lirik penuh kerja keras yang di gubah
Maka diujung keterbatasan, kepada_Nyalah menitip asa
Mengurai keangkuhan batin yang diracuni pertentangan rasa
Melerai berkecamuknya emosi yang tak terangkum bahasa
Menutup hidup akhirnya, kembali pada naungan Sang Maha Esa
Minggu, 12 Juni 2011
Berjuta Warna Harap
Ketika yang lain sibuk menentukan arah
Dia telah lebih dulu melebarkan langkah
Saat mereka membentuk kerangka denah
Mulai tertata balok mimpinya dari bawah
Sesekali tertiup mendekat kepulan gundah
Yang membingkis kelam tanpa terbantah
Tapi tak rela hanyut oleh kalut membuncah
Airmata tak peenah jadi jawab atas resah
Dari kenyamanan, mungkin dia jauh terpisah
Tak satu pun jalan terlewati dengan mudah
Namun, utuh keteguhan hati, tiada punah
Walau rintang menamcap tak cukup sebilah
Semangatnya memenjarakan teriakan lelah
Hingga tertutup bungkam semua keluh kesah
Bejuta warna harap membaur dalam darah
Tetap yakini bahwa esok kan terlukis indah
Senyum tulusnya kian elok menggurat wajah
Lebih dari pesona ribuan mawar yang merekah
Sebab sekian cita yang ia coba tegakkan hanyalah
Berisi harap agar mimpi ribuan jiwa semakin cerah
"untuk seorang sahabat yang kini sedang berjuang untuk memberikan pendidikan yang layak bagi anak2 yang tinggal dipedalaman kalimantan..TETAPLAH SEMANGAT SOBAT...
Dia telah lebih dulu melebarkan langkah
Saat mereka membentuk kerangka denah
Mulai tertata balok mimpinya dari bawah
Sesekali tertiup mendekat kepulan gundah
Yang membingkis kelam tanpa terbantah
Tapi tak rela hanyut oleh kalut membuncah
Airmata tak peenah jadi jawab atas resah
Dari kenyamanan, mungkin dia jauh terpisah
Tak satu pun jalan terlewati dengan mudah
Namun, utuh keteguhan hati, tiada punah
Walau rintang menamcap tak cukup sebilah
Semangatnya memenjarakan teriakan lelah
Hingga tertutup bungkam semua keluh kesah
Bejuta warna harap membaur dalam darah
Tetap yakini bahwa esok kan terlukis indah
Senyum tulusnya kian elok menggurat wajah
Lebih dari pesona ribuan mawar yang merekah
Sebab sekian cita yang ia coba tegakkan hanyalah
Berisi harap agar mimpi ribuan jiwa semakin cerah
"untuk seorang sahabat yang kini sedang berjuang untuk memberikan pendidikan yang layak bagi anak2 yang tinggal dipedalaman kalimantan..TETAPLAH SEMANGAT SOBAT...
Keluarga..dunia nyata yang indah
By: Ain Saga
Sampai detik ini ku selalu rindu
pohon jambu air depan rumahku
apakah ia telah berbuah ranum
atau hanya daunnya saja yang rimbun tersapu angin pagi
daun daun ditaman depan mulai
berbunga
melati mekar malu malu
pohon mangga hanya tinggal batang saja yang berdiri kokoh ditiup hujan semalaman..
Sampah daun berserak..
Disapu ibuku yang tersenyum menagih rindu
dua minggu sudah ku belum
jejakkan kaki lagi di rumahku
ah,kuhela nafas berat
berharap semua keluarga memafkan kesibukan quliahku belakangan ini
adakah adek adekku sehat dan tersenyum manja..
Aha aku lupa..aku mau bereskan isi kulkas
akan kukuras bak mandi sampai bersih
semua harus diservis..
Meski salah satu adekku bungsu kerap gaduh bila ku datang
apa pasal??
Biasalah..selalu ingin ada cerita
yang kubagi..
Kumengerti
tapi ku senang disini
keluarga yang selalu balutkan rindu dan keluarga.
Tak peduli harga jarak yang harus kubayar.
Kadang melanturkan imaji.sepi.
Sampai detik ini ku selalu rindu
pohon jambu air depan rumahku
apakah ia telah berbuah ranum
atau hanya daunnya saja yang rimbun tersapu angin pagi
daun daun ditaman depan mulai
berbunga
melati mekar malu malu
pohon mangga hanya tinggal batang saja yang berdiri kokoh ditiup hujan semalaman..
Sampah daun berserak..
Disapu ibuku yang tersenyum menagih rindu
dua minggu sudah ku belum
jejakkan kaki lagi di rumahku
ah,kuhela nafas berat
berharap semua keluarga memafkan kesibukan quliahku belakangan ini
adakah adek adekku sehat dan tersenyum manja..
Aha aku lupa..aku mau bereskan isi kulkas
akan kukuras bak mandi sampai bersih
semua harus diservis..
Meski salah satu adekku bungsu kerap gaduh bila ku datang
apa pasal??
Biasalah..selalu ingin ada cerita
yang kubagi..
Kumengerti
tapi ku senang disini
keluarga yang selalu balutkan rindu dan keluarga.
Tak peduli harga jarak yang harus kubayar.
Kadang melanturkan imaji.sepi.
Cintaku semeru
By: Ain Saga
Puncak yang selalu berkabut
hatiku pun turut berkabut
menelusuri perjalanan sepi
namun terjal berbukit aral
nyanyian pagi menyentuh nafasku
memaksaku tersenyum diatantara embun pagi
menyelinap diantara sinar matari
membayang disegara darah cintaku
alam..
Manjakan aku dengan kicau burung pagimu
manjakan aku dengan binar sinar
terangmu
manjakan aku dengan dingin tanah basah
tempat kusemaikan serumpun asa..
Memeluk segala ciptaan Allah yang Esa
melestarikannya meski dengan
amal tak seberapa
tak sesempurna malaikat dan
penjaga pintu syurga
Puncak yang selalu berkabut
hatiku pun turut berkabut
menelusuri perjalanan sepi
namun terjal berbukit aral
nyanyian pagi menyentuh nafasku
memaksaku tersenyum diatantara embun pagi
menyelinap diantara sinar matari
membayang disegara darah cintaku
alam..
Manjakan aku dengan kicau burung pagimu
manjakan aku dengan binar sinar
terangmu
manjakan aku dengan dingin tanah basah
tempat kusemaikan serumpun asa..
Memeluk segala ciptaan Allah yang Esa
melestarikannya meski dengan
amal tak seberapa
tak sesempurna malaikat dan
penjaga pintu syurga
Menangislah jika itu bisa membuatmu tenang
By: Ain Saga
Dunia..
Tak pernah dapat kau buat
seperti mainan kecilmu
terlalu kotor penuh debu
udara didalam nafasmu
dunia memonopoli semua
gerak hidupmu
mencintai..dicintai
keduanya kerap datangkan ilusi
menangislah..
Bila tangisanmu dapat meredam luka
menangislah bila memang
tak kuasa jiwa menanggung prahara
hidup ini tak luput dari rangkai luka
pejamkan mata dan berdoalah
melaluinya
kita tak mungkin bisa menjadi
seperti apa yang kita mau
bila Allah tak menghendaki
kita terlalu lemah bagai bayi baru meretas
dari rahim ibu pecinta
pernahkah kau berfikir
mengapa ketika kau lahir
kau harus menghabiskan berliter
susu ibumu
pernahkah terlintas..
Mengapa saat kau datang kau menangis dan sedih?
Bayangkan
resapkan kedalam pikiran
artinya kau tak kan selalu hidup bahagia di dunia..
Maka ikhlaskanlah kehadiranmu
kedukaanmu
hidup cuma sebentar
menangislah bila itu jadi penyempurna jarak mimpimu
yang belum melandai
dipantai hati.
Dunia..
Tak pernah dapat kau buat
seperti mainan kecilmu
terlalu kotor penuh debu
udara didalam nafasmu
dunia memonopoli semua
gerak hidupmu
mencintai..dicintai
keduanya kerap datangkan ilusi
menangislah..
Bila tangisanmu dapat meredam luka
menangislah bila memang
tak kuasa jiwa menanggung prahara
hidup ini tak luput dari rangkai luka
pejamkan mata dan berdoalah
melaluinya
kita tak mungkin bisa menjadi
seperti apa yang kita mau
bila Allah tak menghendaki
kita terlalu lemah bagai bayi baru meretas
dari rahim ibu pecinta
pernahkah kau berfikir
mengapa ketika kau lahir
kau harus menghabiskan berliter
susu ibumu
pernahkah terlintas..
Mengapa saat kau datang kau menangis dan sedih?
Bayangkan
resapkan kedalam pikiran
artinya kau tak kan selalu hidup bahagia di dunia..
Maka ikhlaskanlah kehadiranmu
kedukaanmu
hidup cuma sebentar
menangislah bila itu jadi penyempurna jarak mimpimu
yang belum melandai
dipantai hati.
Menatap Wangi Pagi
By: Ain Saga
Binar mataku seakan tiada
pernah jemu
pandang hinggap di bunga merah
dicium kupu..
Sayapnya yang hijau seakan kelabu
namun ia terus mencari
bunga ranum bermadu
pagi ini cuaca tersiram surya kencana
matahari hampir saja sempurna
kicau burung pagi
kudengar begitu syahdu dalam jiwa
menoreh cinta berjubah damai disetiap salam sapanya.
Pagi telah bermandi cahaya?
Bagaimana denganmu?
Binar mataku seakan tiada
pernah jemu
pandang hinggap di bunga merah
dicium kupu..
Sayapnya yang hijau seakan kelabu
namun ia terus mencari
bunga ranum bermadu
pagi ini cuaca tersiram surya kencana
matahari hampir saja sempurna
kicau burung pagi
kudengar begitu syahdu dalam jiwa
menoreh cinta berjubah damai disetiap salam sapanya.
Pagi telah bermandi cahaya?
Bagaimana denganmu?
Rasakan sentuhannya
By: Ain Saga
Meski bait syair kehidupan
telah lunas tertulis zaman
alam fikiranku tetap saja masih
lekat terbayang
suara suara semesta kehidupan
alunan deburan ombak yang
jatuh disisi karang terjal
atau gemericik air di curug seribu
tanah basah seperti berkilat
diterpa cahaya matari
udara bersemai sinar elok keemasan
menggugah setiap musim
yang mengalir dalam darah mimpiku
mimpi bersahaja
mimpi sederhana
tentang pepohonan hijau di desa
tanah tumpah darahku
bagaimana nasib mereka?
Pernahkan kau merasakan sentuhannya
pernahkah daun daunnya kau kagumi corak warna maupun
motifnya..
Kuasa illahi..
Selalu beserta jasad raganya
akarnya yang kokoh menghujam bumi
sulur sulurnya yang misteri
seakan berbisik selamat pagi kawan
bersyukur dapat bertemu kami
karena jauh dari peradaban
nama kami hanya tinggal serpih
kenangan
semua menjelma jadi beton dan cadas industri
perih..
Hatiku tersayat luka
sedih..
Jiwaku nelangsa
maka bila kau bersama pepohonan disepanjang jalanmu
rasakanlah sentuhannya..
Nikmati uap teduhnya
embun bernasnya
iringi lambaian jemari daunnya
semuanya bernafas cinta
meski manusia membalasnya
dengan penebangan illegal
liar..
Tak berperikehidupan
Sakit..
Itu pasti ungkapannya..
Kita mungkin akan tertawa
ini hal biasa
tapi tidak bagi hati
yang mencintai generasi sesudah kita.
Tanyalah saja kebenarannya
pada hati beningmu.
Itu cukup menghibur luka.
Luka yang tercabik karena kita.
Membunuh cikal bakal kehidupan semesta...
Meski bait syair kehidupan
telah lunas tertulis zaman
alam fikiranku tetap saja masih
lekat terbayang
suara suara semesta kehidupan
alunan deburan ombak yang
jatuh disisi karang terjal
atau gemericik air di curug seribu
tanah basah seperti berkilat
diterpa cahaya matari
udara bersemai sinar elok keemasan
menggugah setiap musim
yang mengalir dalam darah mimpiku
mimpi bersahaja
mimpi sederhana
tentang pepohonan hijau di desa
tanah tumpah darahku
bagaimana nasib mereka?
Pernahkan kau merasakan sentuhannya
pernahkah daun daunnya kau kagumi corak warna maupun
motifnya..
Kuasa illahi..
Selalu beserta jasad raganya
akarnya yang kokoh menghujam bumi
sulur sulurnya yang misteri
seakan berbisik selamat pagi kawan
bersyukur dapat bertemu kami
karena jauh dari peradaban
nama kami hanya tinggal serpih
kenangan
semua menjelma jadi beton dan cadas industri
perih..
Hatiku tersayat luka
sedih..
Jiwaku nelangsa
maka bila kau bersama pepohonan disepanjang jalanmu
rasakanlah sentuhannya..
Nikmati uap teduhnya
embun bernasnya
iringi lambaian jemari daunnya
semuanya bernafas cinta
meski manusia membalasnya
dengan penebangan illegal
liar..
Tak berperikehidupan
Sakit..
Itu pasti ungkapannya..
Kita mungkin akan tertawa
ini hal biasa
tapi tidak bagi hati
yang mencintai generasi sesudah kita.
Tanyalah saja kebenarannya
pada hati beningmu.
Itu cukup menghibur luka.
Luka yang tercabik karena kita.
Membunuh cikal bakal kehidupan semesta...
Melayang dalam lamunan
By: Ain Saga
Kidung malam nan sunyi
seperti nyanyian gunung
disaat senja merebak
permadani alam telah terselimut kabut
gelap kurasakan jalan
yang kudaki
namun tetap kusatukan niat hati
kutasbihkan asma illahi
dalam sepi
dalam gemerisik suara unggas malam
dingin mencekam hati
nafas nafas bergetar menekuri
betapa agung ciptaan yang Maha Suci
andai malam tiada pernah berganti siang
tentu kehidupan takkan pernah
berjalan lapang
warna warni aneka bunga
tiada dapat kusentuh mata
andai siang berjalan selamanya
kemana tempat teduh yang akan
tenangkan lubukmu dari penat perjalanan
kita semua selalu senyum dan
tertawa
kita bisa merasa..
Melihat dan mendengar seksama
namun..perjalanan ini kadang
tak tebetik keinsyafan
syukur dan tawadhu sering kali
kita abaikan..
Kalau bukan sekarang kapan lagi?
Waktu bukanlah milik kita
mari lestarikan syukur dan kasih sayang
pada semua bulir bulir kehidupan..
Disetiap siang dan malam menyapa.
Sebelum alam mengakhiri sentuhannya dalam hati dan
pikiran kita.
Kidung malam nan sunyi
seperti nyanyian gunung
disaat senja merebak
permadani alam telah terselimut kabut
gelap kurasakan jalan
yang kudaki
namun tetap kusatukan niat hati
kutasbihkan asma illahi
dalam sepi
dalam gemerisik suara unggas malam
dingin mencekam hati
nafas nafas bergetar menekuri
betapa agung ciptaan yang Maha Suci
andai malam tiada pernah berganti siang
tentu kehidupan takkan pernah
berjalan lapang
warna warni aneka bunga
tiada dapat kusentuh mata
andai siang berjalan selamanya
kemana tempat teduh yang akan
tenangkan lubukmu dari penat perjalanan
kita semua selalu senyum dan
tertawa
kita bisa merasa..
Melihat dan mendengar seksama
namun..perjalanan ini kadang
tak tebetik keinsyafan
syukur dan tawadhu sering kali
kita abaikan..
Kalau bukan sekarang kapan lagi?
Waktu bukanlah milik kita
mari lestarikan syukur dan kasih sayang
pada semua bulir bulir kehidupan..
Disetiap siang dan malam menyapa.
Sebelum alam mengakhiri sentuhannya dalam hati dan
pikiran kita.
Sisi lain yang kulihat 2
By: Ain Saga
Waktu istirahat tiba
saatnya kita saling bersegera
menggelar tikar makan siang kita
diantara hiruk pikuk aktifitas
hari ini..
Kucoba perhatikan
lima orang pemuda..
Masing masing menghadapi sebungkus nasi dan minuman gelas bermerk
saling duduk mengitari
ditengah deru bising mengalir
tak peduli
kulihat semua komat kamit
membaca doa
tak sampai lima menit..
Nasi,ikan dan sayur ala kadarnya disikat semua
tinggal tilang saja..
Siapa mau ikut seperti mereka
hai..kamu..ayo maju..
Buktikan empatimu
raihlah asa dari mereka yang kerap
dianggap 'pinggiran'.
Meski mereka sesungguhnya kaya dengan ribuan senyuman
ribuan asa pula
hanya waktu dan keadaan
laburi cita mereka..
Rehatlah bersama mereka.
Waktu istirahat tiba
saatnya kita saling bersegera
menggelar tikar makan siang kita
diantara hiruk pikuk aktifitas
hari ini..
Kucoba perhatikan
lima orang pemuda..
Masing masing menghadapi sebungkus nasi dan minuman gelas bermerk
saling duduk mengitari
ditengah deru bising mengalir
tak peduli
kulihat semua komat kamit
membaca doa
tak sampai lima menit..
Nasi,ikan dan sayur ala kadarnya disikat semua
tinggal tilang saja..
Siapa mau ikut seperti mereka
hai..kamu..ayo maju..
Buktikan empatimu
raihlah asa dari mereka yang kerap
dianggap 'pinggiran'.
Meski mereka sesungguhnya kaya dengan ribuan senyuman
ribuan asa pula
hanya waktu dan keadaan
laburi cita mereka..
Rehatlah bersama mereka.
Sabtu, 11 Juni 2011
Pesona bahagia
By: Ain Saga
Mentari semakin garang
melebur cahayanya
ke dalam darahku
butiran peluh kecil
menapak sempurna dikening
kuhapus perlahan dengan saputangan
kuhirup sebotol air bening segar
seakan kularutkan segala penat
didalam buihnya
kipas kipas sejenak
rehatkan mata
cukup sepuluh menit saja
setelah itu..
Kujamah dengan khusyu
semua pekerjaan rumah
masakan sayur asam favoriet
bagai bunga harum didalam
taman..
Kucicipi aromanya yang sexi menggoda
aha..
Ada kerupuk udang garing
rasanya tak jauh beda dengan kuah si sayur asam
enak dan mengejutkan lidah indonesiaku
jangan bilang aku norak
karena ini bukan mainan
jangan pikirkan aku terlalu
karena benar ini bahagiaku
Libur yang menyenangkan
meski tak ada hiasan permata
apalagi berlian mutiara
tapi ku sangat menikmatinya
karena disana kutemukan
telaga cinta
dingin dan meluluhkan luka...
Apakah kau juga ingin mencoba?
Kukabarkan angin
biar membawanya kerahim rasamu..
Mau??
*Happy Nice weekend sahabat semua..:)
Mentari semakin garang
melebur cahayanya
ke dalam darahku
butiran peluh kecil
menapak sempurna dikening
kuhapus perlahan dengan saputangan
kuhirup sebotol air bening segar
seakan kularutkan segala penat
didalam buihnya
kipas kipas sejenak
rehatkan mata
cukup sepuluh menit saja
setelah itu..
Kujamah dengan khusyu
semua pekerjaan rumah
masakan sayur asam favoriet
bagai bunga harum didalam
taman..
Kucicipi aromanya yang sexi menggoda
aha..
Ada kerupuk udang garing
rasanya tak jauh beda dengan kuah si sayur asam
enak dan mengejutkan lidah indonesiaku
jangan bilang aku norak
karena ini bukan mainan
jangan pikirkan aku terlalu
karena benar ini bahagiaku
Libur yang menyenangkan
meski tak ada hiasan permata
apalagi berlian mutiara
tapi ku sangat menikmatinya
karena disana kutemukan
telaga cinta
dingin dan meluluhkan luka...
Apakah kau juga ingin mencoba?
Kukabarkan angin
biar membawanya kerahim rasamu..
Mau??
*Happy Nice weekend sahabat semua..:)
Arjuna Kata
By: Ain Saga
Embun pagi
biar kupinjam lembutmu
buat kurangkai aksara madu
mencintaimu
menyayangimu
seperti ibu sayang kepada putranya
aku menitis dalam kata luka
menitis dipecah perang dunia
menitis ke seluruh langit maya
aku terbang
melintasi seribu cakrawala
menginggapi selaksa wangi bunga
dan jutaan pendar kehidupan
aku akan ada
dibilik gelap malam
atau sinar jingga matahari
rembulan
atau sekedar melepas lelah
bersama cemilan dan secangkir teh hangat
aku ada disitu
menunggu waktu
inna lillah...
Embun pagi
biar kupinjam lembutmu
buat kurangkai aksara madu
mencintaimu
menyayangimu
seperti ibu sayang kepada putranya
aku menitis dalam kata luka
menitis dipecah perang dunia
menitis ke seluruh langit maya
aku terbang
melintasi seribu cakrawala
menginggapi selaksa wangi bunga
dan jutaan pendar kehidupan
aku akan ada
dibilik gelap malam
atau sinar jingga matahari
rembulan
atau sekedar melepas lelah
bersama cemilan dan secangkir teh hangat
aku ada disitu
menunggu waktu
inna lillah...
Suara sampah..abaikan saja
By: Ain Saga
Tak pernah sekalipun
aku menebar benih amarah
semua lukamu
kubalut kasih sayang
bahkan langit kujadikan benang
kupintal jadi kain kasa
buat kubungkus luka
jadi lebih baik
dan akhirnya seperti sedia kala
tapi kau kini berbeda
kau dengarkan suara suara sampah
disetiap kau melangkah
lalu kau campakkan aku disudut benakkmu..
Mungkin banyak yang ingin tahu
atau sekedar menguji waktu
memprediksi hari hariku
entah apa isi kepala itu
suara sampah mengalirkan bau menusuk
sampai ke dalam dasar kalbu
ku berlari
ku sembunyi
tapi untuk apa
begitu banyak tong sampah disepanjang jalan merpatiku
buang saja
suara sampah..
Selesai.untuk apa saling bisu
udara tak lagi penuh polusi.
Teriakanku habis dikebiri angkuhmu.
Menyebalkan hati.
Sungguh terlaluuuhh...!
Kamu!
Tak pernah sekalipun
aku menebar benih amarah
semua lukamu
kubalut kasih sayang
bahkan langit kujadikan benang
kupintal jadi kain kasa
buat kubungkus luka
jadi lebih baik
dan akhirnya seperti sedia kala
tapi kau kini berbeda
kau dengarkan suara suara sampah
disetiap kau melangkah
lalu kau campakkan aku disudut benakkmu..
Mungkin banyak yang ingin tahu
atau sekedar menguji waktu
memprediksi hari hariku
entah apa isi kepala itu
suara sampah mengalirkan bau menusuk
sampai ke dalam dasar kalbu
ku berlari
ku sembunyi
tapi untuk apa
begitu banyak tong sampah disepanjang jalan merpatiku
buang saja
suara sampah..
Selesai.untuk apa saling bisu
udara tak lagi penuh polusi.
Teriakanku habis dikebiri angkuhmu.
Menyebalkan hati.
Sungguh terlaluuuhh...!
Kamu!
Mengapa kau bunuh karakterku
By: Ain Saga
Udara pagi ini terasa sekam
untuk hatiku yang bergelombang
sejak semalam
hanya gelap menghibur alam
bawah sadarku
kudengar suara suara tawamu
riuh ditelingaku
mabukkan darah pertemananku
semburatkan cawan madu
dihatiku
tapi hatiku terlanjur beku
karena engkau bukan sahabat
pelipurku
kau tikam karakterku
dengan lugas persetanmu
seolah aku tak pernah ada
dalam duniamu
hari ini aku ingin berlalu
melintas jalan tanpa engkau tahu
biar langitku tetap muram
akan kubawa jauh hatiku yang karam
akan kupadamkan perhatian
akan kubunuh selaksa pengertian
karena engkau bukan sahabat impian
kau hanya sepenggal bayangan
tempat kukayuh sampanku pulang
saat ku terluka
saat berlara
saat ku mendura
kau bahkan mencemooh kecengenganku
ini dunia bukanlah surga
begitu katamu
menohok nyeriku
mencincai ambisiku
habisi semangatku
kini biarkan saja semua jadi serpihan
berserakan
mengapung diam diantara udara pagi.yang mati suri
ditikam
segala maumu.
Akupun berlalu
ikuti anganku
persetan dengan maumu.
Tak kan ada dalam mimpiku.
Mengering.bagai daun yang jatuh
saat musim gugur datang.
Udara pagi ini terasa sekam
untuk hatiku yang bergelombang
sejak semalam
hanya gelap menghibur alam
bawah sadarku
kudengar suara suara tawamu
riuh ditelingaku
mabukkan darah pertemananku
semburatkan cawan madu
dihatiku
tapi hatiku terlanjur beku
karena engkau bukan sahabat
pelipurku
kau tikam karakterku
dengan lugas persetanmu
seolah aku tak pernah ada
dalam duniamu
hari ini aku ingin berlalu
melintas jalan tanpa engkau tahu
biar langitku tetap muram
akan kubawa jauh hatiku yang karam
akan kupadamkan perhatian
akan kubunuh selaksa pengertian
karena engkau bukan sahabat impian
kau hanya sepenggal bayangan
tempat kukayuh sampanku pulang
saat ku terluka
saat berlara
saat ku mendura
kau bahkan mencemooh kecengenganku
ini dunia bukanlah surga
begitu katamu
menohok nyeriku
mencincai ambisiku
habisi semangatku
kini biarkan saja semua jadi serpihan
berserakan
mengapung diam diantara udara pagi.yang mati suri
ditikam
segala maumu.
Akupun berlalu
ikuti anganku
persetan dengan maumu.
Tak kan ada dalam mimpiku.
Mengering.bagai daun yang jatuh
saat musim gugur datang.
Nyatanya Dalam Kekaburan
by Muhammad Shahid Boy Ahmad

Biar Mengalir Tetes Air Mata Ini,
Tak Calar Maruah Pria Jauhari,
Pilu Terhunjam Tubirnya Hati,
Nyata Tak Terbendung Lagi.
Derap Longlai Langkah Tertuju,
Sebalik Kelam Nestapa Tersipu ,
Sedar Tertampuk Zalim Berbuku,
Mengirai Sendu Gurindam Rindu.
Galau Benak Soal Bertubi Mati,
Terasuk Rusuh Dasar Materi,
Dijulang Baiduri Terhakis Suci,
Sorak Penentu Maruah Kendiri.
Pudar Ingat Digiring Detik Berlalu,
Desak Ratap Menghadir Sembilu,
Coret Terukir Buat Tamu Berjamu,
Sedang Silau Mengaburi Pandu.
Mendampar Hanyut Tiang Seri,
Tewas Bahtera Buat Julung Kali,
Korbanlah Jiwa Hapuslah Impi,
Jikalau Suratan Kehendak Ilahi.
Sememang Pelangi Bukan Kelabu,
Ilusi Warna Sememangnya Begitu,
Embun Kabus Kadangnya Bersatu,
Akhirnya Relai Bila Terik Tertandu.
Namun Kan Suria Bersinar Lagi,
Kerna Jiwa Ini Telah Bersaksi,
Kembali Melaung Asma' Ilahi,
Meski Sendiri Menghitung Hari.
Biar Mengalir Tetes Air Mata Ini,
Tak Calar Maruah Pria Jauhari,
Pilu Terhunjam Tubirnya Hati,
Nyata Tak Terbendung Lagi.
Derap Longlai Langkah Tertuju,
Sebalik Kelam Nestapa Tersipu ,
Sedar Tertampuk Zalim Berbuku,
Mengirai Sendu Gurindam Rindu.
Galau Benak Soal Bertubi Mati,
Terasuk Rusuh Dasar Materi,
Dijulang Baiduri Terhakis Suci,
Sorak Penentu Maruah Kendiri.
Pudar Ingat Digiring Detik Berlalu,
Desak Ratap Menghadir Sembilu,
Coret Terukir Buat Tamu Berjamu,
Sedang Silau Mengaburi Pandu.
Mendampar Hanyut Tiang Seri,
Tewas Bahtera Buat Julung Kali,
Korbanlah Jiwa Hapuslah Impi,
Jikalau Suratan Kehendak Ilahi.
Sememang Pelangi Bukan Kelabu,
Ilusi Warna Sememangnya Begitu,
Embun Kabus Kadangnya Bersatu,
Akhirnya Relai Bila Terik Tertandu.
Namun Kan Suria Bersinar Lagi,
Kerna Jiwa Ini Telah Bersaksi,
Kembali Melaung Asma' Ilahi,
Meski Sendiri Menghitung Hari.
Jumat, 10 Juni 2011
Hilangnya Sepenggal Nurani
Senggang waktu namun tak mau bercermin
Berkilau saat hasrat dipakai layaknya cincin
Tak peduli kanan kiri arah dari berjuta ingin
Benar dan salah bersanding sebagai pengantin
Entah kemana sepenggal nurani di bawa pergi
Hilang atau telah sengaja disembunyikan lagi
Bahkan tak dirisaukan bila remuk dilibas gerigi
Yang terbuat dari besi keegoisan seorang pendagi
Ringan menyungging senyum berlama-lama
Meski menjadi tajam pisau menyayat sesama
Sebab hanya milik pribadinya saja paling utama
Maka tangis mereka pun hanya bagian pemain irama
Airmata milik yang terpinggirkan tak kan punya arti
Tak sedikitpun mengulas alasan tuk menggerak hati
Kuasa membumbung dengan melempar jutaan belati
Acuh pada tumpukan raga tanpa daya yang tersakiti
Diambil, dirampas, hak begitu mudah dipindahkan
Cukup tunjukkan kekuatan sebagai wujud kebenaran
Kemarin, mereka masih tenang di sederhananya peraduan
Sekejap hancur, tersisa hamparan langit sebagai naungan
Berkilau saat hasrat dipakai layaknya cincin
Tak peduli kanan kiri arah dari berjuta ingin
Benar dan salah bersanding sebagai pengantin
Entah kemana sepenggal nurani di bawa pergi
Hilang atau telah sengaja disembunyikan lagi
Bahkan tak dirisaukan bila remuk dilibas gerigi
Yang terbuat dari besi keegoisan seorang pendagi
Ringan menyungging senyum berlama-lama
Meski menjadi tajam pisau menyayat sesama
Sebab hanya milik pribadinya saja paling utama
Maka tangis mereka pun hanya bagian pemain irama
Airmata milik yang terpinggirkan tak kan punya arti
Tak sedikitpun mengulas alasan tuk menggerak hati
Kuasa membumbung dengan melempar jutaan belati
Acuh pada tumpukan raga tanpa daya yang tersakiti
Diambil, dirampas, hak begitu mudah dipindahkan
Cukup tunjukkan kekuatan sebagai wujud kebenaran
Kemarin, mereka masih tenang di sederhananya peraduan
Sekejap hancur, tersisa hamparan langit sebagai naungan
"Dalam tayangan berita disebuah stasiun TV swasta, sekelompok orang kehilangan tempat tinggalnya karna tanah tempat mereka berpijak di klaim sebagai tanah negara. Bersyukurlah kita yg masih bisa tinggal disebuah rumah tanpa terusik.."
Kamis, 09 Juni 2011
Menabur Senyum
Coba resapi sekali lagi nuansa kelembutan
Saat sentuh angin melambai dalam belaian
Kali ini biarlah melebur segala kerisauan
Tak melemah karna berkecamuk perasaan
Surya yang menguning adalah warna pasti
Demikian adanya meski tak pernah di nanti
Jika sejenak beralih bukan selamanya mati
Hanya beranjak tiada kehendak hapus arti
Sejenak pergi sebab telah terikat lajur rotasi
Tak bisa memberi sinar hanya pada satu sisi
Tiap titik terangnya diharap sejuta dimensi
Lembaran hidup beraneka juga butuh terisi
Masih setia rembulan menyimpan cahaya kecil
Sedikit dari kemegahan mentari yang diambil
Untuk membagi sketsa keindahan meski secuil
Hingga terselesaikan tugas malam memasang kail
Ketika pagi datang lagi menuntun sang surya
Telah terjaring ribuan impian bertabur percaya
Keyakinan pada nyata bahagia memecah cahaya
Cerah mengukir senyum hingga akhir usia baya
Nikmati saja putaran waktu seperti melukis senja
Sedikit menggores jingganya dengan makna bersahaja
Siap, menyambut gelap tanpa pucuk resah meraja
Sebab sepanjang siang menabur senyum dengan sengaja
Saat sentuh angin melambai dalam belaian
Kali ini biarlah melebur segala kerisauan
Tak melemah karna berkecamuk perasaan
Surya yang menguning adalah warna pasti
Demikian adanya meski tak pernah di nanti
Jika sejenak beralih bukan selamanya mati
Hanya beranjak tiada kehendak hapus arti
Sejenak pergi sebab telah terikat lajur rotasi
Tak bisa memberi sinar hanya pada satu sisi
Tiap titik terangnya diharap sejuta dimensi
Lembaran hidup beraneka juga butuh terisi
Masih setia rembulan menyimpan cahaya kecil
Sedikit dari kemegahan mentari yang diambil
Untuk membagi sketsa keindahan meski secuil
Hingga terselesaikan tugas malam memasang kail
Ketika pagi datang lagi menuntun sang surya
Telah terjaring ribuan impian bertabur percaya
Keyakinan pada nyata bahagia memecah cahaya
Cerah mengukir senyum hingga akhir usia baya
Nikmati saja putaran waktu seperti melukis senja
Sedikit menggores jingganya dengan makna bersahaja
Siap, menyambut gelap tanpa pucuk resah meraja
Sebab sepanjang siang menabur senyum dengan sengaja
Rabu, 08 Juni 2011
Mati Dipangkuan Beku Sanubari
Memang tak pernah berlomba sang mentari
Tapi perlahan kan tiba pula saatnya ganti hari
Dan sudah terlambat meski datang dengan berlari
Karna aku mulai letih menadah airmata sendiri
Tak dapat letakkan kepalaku diatas bahu kiri
Yang ingin kau pinjamkan sebagai pelipur diri
Bukan lagi dapati waktu hanya untuk berdiri
Apalagi hanya diam menanti keheningan diakhiri
Rasa takut pada kelam itu tak kuasa dipungkiri
Maka jika malam bertandang gelisah melumuri
Hati berselubung bayang maya hitam menaburi
Genggammu tak lebih baik dari selaput berduri
Wajar bila menepis harapan kosong menghampiri
Bertahta ukiran luka yang semestinya dihindari
Walau dimata itu terlihat gemerlap dunia mengitari
Tampak seperti pemakaman yang ramai dihadiri
Langkah melaju meski di rasa telapak sangat nyeri
Adanya jeda tak kan kurangi pedih perih tak terperi
Jangan coba hentikan petikan dawai dari jemari
Yang temani wujud kesepian terus gemulai menari
Senyumku telah mati dipangkuan beku sanubari
Tiada yang sanggup membawanya kembali kemari
Biar ia tenang di dalam hangat samar melingkari
Jangan diusik dengan rayu manis asa semu kau beri
Katakan bila benar kau miliki cahya yang kucari
Yakin ku tak mudah dibuka layaknya biji kenari
Bebas atas gelap ku ingini saat terima janji berseri
Bukan sekali lagi menetes titik tangis membanjiri
Tapi perlahan kan tiba pula saatnya ganti hari
Dan sudah terlambat meski datang dengan berlari
Karna aku mulai letih menadah airmata sendiri
Tak dapat letakkan kepalaku diatas bahu kiri
Yang ingin kau pinjamkan sebagai pelipur diri
Bukan lagi dapati waktu hanya untuk berdiri
Apalagi hanya diam menanti keheningan diakhiri
Rasa takut pada kelam itu tak kuasa dipungkiri
Maka jika malam bertandang gelisah melumuri
Hati berselubung bayang maya hitam menaburi
Genggammu tak lebih baik dari selaput berduri
Wajar bila menepis harapan kosong menghampiri
Bertahta ukiran luka yang semestinya dihindari
Walau dimata itu terlihat gemerlap dunia mengitari
Tampak seperti pemakaman yang ramai dihadiri
Langkah melaju meski di rasa telapak sangat nyeri
Adanya jeda tak kan kurangi pedih perih tak terperi
Jangan coba hentikan petikan dawai dari jemari
Yang temani wujud kesepian terus gemulai menari
Senyumku telah mati dipangkuan beku sanubari
Tiada yang sanggup membawanya kembali kemari
Biar ia tenang di dalam hangat samar melingkari
Jangan diusik dengan rayu manis asa semu kau beri
Katakan bila benar kau miliki cahya yang kucari
Yakin ku tak mudah dibuka layaknya biji kenari
Bebas atas gelap ku ingini saat terima janji berseri
Bukan sekali lagi menetes titik tangis membanjiri
Pagi yang dingin
By: Ain Saga
Pagi ini dingin sekali
nyaris beku
padahal hujan telah turun semalam
bukan pagi ini
sepasang mataku masih bercakap
dengan kantuk...
Bantal menawarkan harapan
akupun lelap sejenak
mengusir kantuk yang datang
tak terundang
Pagi ini dingin sekali
nyaris beku
padahal hujan telah turun semalam
bukan pagi ini
sepasang mataku masih bercakap
dengan kantuk...
Bantal menawarkan harapan
akupun lelap sejenak
mengusir kantuk yang datang
tak terundang
Mungkin ku keliru mencintaimu
By: Ain Saga
Tak mudah untuk melupakan
bila saja mampu kuulang
akan kubuang semua bayangmu
yang telah mengiris hati ini
tak mudah ku padamkan bara
saat cintaku begitu mekar bak mawar merah ditaman syurga
hadirmu memberi seguris makna
membangkitkan asa
yang layu dihempas sembilu
namun haruskah ku menepi dari cintamu?
Haruskah secepat ini ku pergi dan berlalu
menjauhimu
melupakanmu
memadamkan api cemburu
tentang dirinya dihatimu
sungguh semua tak bisa kucerna
dusta dan cinta memendam dendamku
sulutkan kembara jalanku
pedih
perih
tak kuasa kutahan salju yang mencair bisu
menemani sepi laraku
biarkan
kusimpan namamu sebagai kenangan
sampai saat kau sendiri
ingin kuajak kau pulang
merenda lagi biduk cinta yang pernah patah karena dia
orang yang kau cinta
sebelum kucinta
salahkah hatiku mencintaimu juga??
Angin malam..
Jawablah tangisanku.
Jangan hanya diam.
Tak mudah untuk melupakan
bila saja mampu kuulang
akan kubuang semua bayangmu
yang telah mengiris hati ini
tak mudah ku padamkan bara
saat cintaku begitu mekar bak mawar merah ditaman syurga
hadirmu memberi seguris makna
membangkitkan asa
yang layu dihempas sembilu
namun haruskah ku menepi dari cintamu?
Haruskah secepat ini ku pergi dan berlalu
menjauhimu
melupakanmu
memadamkan api cemburu
tentang dirinya dihatimu
sungguh semua tak bisa kucerna
dusta dan cinta memendam dendamku
sulutkan kembara jalanku
pedih
perih
tak kuasa kutahan salju yang mencair bisu
menemani sepi laraku
biarkan
kusimpan namamu sebagai kenangan
sampai saat kau sendiri
ingin kuajak kau pulang
merenda lagi biduk cinta yang pernah patah karena dia
orang yang kau cinta
sebelum kucinta
salahkah hatiku mencintaimu juga??
Angin malam..
Jawablah tangisanku.
Jangan hanya diam.
Dua yang berbeda
By: Ain Saga
Kini kau dan aku
berada dipersimpangan
dilema panjang melelahkan
semakin coba untuk kuuraikan
semakin kusut masai
tak terkompromikan
bukan hatiku yang menolak
bukan pula hatimu
namun takdir mungkin harus
dimengerti
meski kutahu hatimu
telah berkeping jauh sebelum
aku mengungkapkannya
maafkan aku cinta..
Bila dilema perbedaan ini
menyudutkan kau dan aku
tak pernah ingin kumelihat
embun turun dimatamu
namun semua adalah kehendak
dari yang maha pemberi cinta
kau dan aku berbeda jalan
kau dan aku tak sama cara memandang bintang
meski nyala dan pendarny sama
namun ku merasa
persimpangan luka
harus kita terima
sabarlah cinta
mungkin bukan aku
yang akan menjadi payung dihidupmu
bukan aku yang akan menjaga
saat lelap dan terjagamu
aku yakin..
Cintamu akan bersemi
dan singgah dihati sewarna dengan keyakinanmu
maka biarlah kutentukan jalanku
dan segera berlalu
tanpa lambaikan tangan lagi
ini saja sudah luka
tak perlu ada luka baru..
Bila saja kita percaya
akan kehadiranNya
dalam kisah cinta mendua
berdilema ini.
Sungguh menyiksa
namun janganlah terlalu kau rasa
karena kita masih dapat bersaudara
sampai putik hati kita
menemukan sandaran hati
yang senada sewarna
dan seirama.ku berdoa.
Untukmu cinta..
Meski cinta ku terkikis dilema.
Kini kau dan aku
berada dipersimpangan
dilema panjang melelahkan
semakin coba untuk kuuraikan
semakin kusut masai
tak terkompromikan
bukan hatiku yang menolak
bukan pula hatimu
namun takdir mungkin harus
dimengerti
meski kutahu hatimu
telah berkeping jauh sebelum
aku mengungkapkannya
maafkan aku cinta..
Bila dilema perbedaan ini
menyudutkan kau dan aku
tak pernah ingin kumelihat
embun turun dimatamu
namun semua adalah kehendak
dari yang maha pemberi cinta
kau dan aku berbeda jalan
kau dan aku tak sama cara memandang bintang
meski nyala dan pendarny sama
namun ku merasa
persimpangan luka
harus kita terima
sabarlah cinta
mungkin bukan aku
yang akan menjadi payung dihidupmu
bukan aku yang akan menjaga
saat lelap dan terjagamu
aku yakin..
Cintamu akan bersemi
dan singgah dihati sewarna dengan keyakinanmu
maka biarlah kutentukan jalanku
dan segera berlalu
tanpa lambaikan tangan lagi
ini saja sudah luka
tak perlu ada luka baru..
Bila saja kita percaya
akan kehadiranNya
dalam kisah cinta mendua
berdilema ini.
Sungguh menyiksa
namun janganlah terlalu kau rasa
karena kita masih dapat bersaudara
sampai putik hati kita
menemukan sandaran hati
yang senada sewarna
dan seirama.ku berdoa.
Untukmu cinta..
Meski cinta ku terkikis dilema.
pecundang hatimu
By: Ain Saga
Masih hangat dimemoriku
seguris senyum beku
yang kau titipkan ke jantung merahku
penuh duri
pedih dan nyeri
tak sanggup lagi kakiku bertahan
di tempat ini
semesta yang penuh pendar bintang
jadi gulita dalam senandung sakitku
kutahu..
Ku tak pernah berarti untukmu
cintaku..
Hanya sepi dan akan tetap jadi luka hidupmu
senyum cibirmu
terasa menusuk saraf hatiku
seperti racun yang kuhirup
diudara penuh kabut
tak kusangka dewi..
Kau teramat kejam membunuh
anganku
seakan aku telah mencuri sekeping hati berhargamu
kau begitu benci aku
kau campakkan aku
dalam rindu penuh elegi
harusnya kau tahu
meski kau telah meludahi cintaku
kutetap menyimpan warnamu
disudut lubuk terdalamku
tak henti kubermohon
agar hati bekumu mencair
sebentar saja
untuk melihat kesungguhanku
menyayangimu
melebihi pagi menyayangi matari
namun semua asa telah usai
sampai disini
kuputuskan berlalu
pupuskan bayangmu
didinding kamar hatiku
dan kukunci sepanjang umurku.
Biar beku bersama senyummu..
Masih hangat dimemoriku
seguris senyum beku
yang kau titipkan ke jantung merahku
penuh duri
pedih dan nyeri
tak sanggup lagi kakiku bertahan
di tempat ini
semesta yang penuh pendar bintang
jadi gulita dalam senandung sakitku
kutahu..
Ku tak pernah berarti untukmu
cintaku..
Hanya sepi dan akan tetap jadi luka hidupmu
senyum cibirmu
terasa menusuk saraf hatiku
seperti racun yang kuhirup
diudara penuh kabut
tak kusangka dewi..
Kau teramat kejam membunuh
anganku
seakan aku telah mencuri sekeping hati berhargamu
kau begitu benci aku
kau campakkan aku
dalam rindu penuh elegi
harusnya kau tahu
meski kau telah meludahi cintaku
kutetap menyimpan warnamu
disudut lubuk terdalamku
tak henti kubermohon
agar hati bekumu mencair
sebentar saja
untuk melihat kesungguhanku
menyayangimu
melebihi pagi menyayangi matari
namun semua asa telah usai
sampai disini
kuputuskan berlalu
pupuskan bayangmu
didinding kamar hatiku
dan kukunci sepanjang umurku.
Biar beku bersama senyummu..
Rinduku Bintang
By: Ain Saga
Hatiku tak tenang
memikirkanmu bintang
seluruh langit kamar
terserak senyumanmu
terbias warna renyah suaramu
manjamu..
Mata kejoramu
alismu yang semut beriring itu
meneduh didalam fikiranku
adakah engkaupun rindukanku
sedang perahu cintamu cintaku
tak saling bertemu
dermaga persinggahan
terlalu kelam untuk kudamparkan
hanya gelombang pasang bercerita
cintaku nan jauh disana
menghempasku pada kebimbangan meraja
kapan semua kan sirna
hanya waktu membalut jawabnya.
Dan seluruh bayangmu
menghujan tangis dipelukan mimpiku.
Aku rindu kamu, bisikmu tergugu
namun kita tak pernah bertemu..
Sesalku memburu..
Terus memburui..
Dikecupan waktu.
Merebak dilema.bisu.
Hatiku tak tenang
memikirkanmu bintang
seluruh langit kamar
terserak senyumanmu
terbias warna renyah suaramu
manjamu..
Mata kejoramu
alismu yang semut beriring itu
meneduh didalam fikiranku
adakah engkaupun rindukanku
sedang perahu cintamu cintaku
tak saling bertemu
dermaga persinggahan
terlalu kelam untuk kudamparkan
hanya gelombang pasang bercerita
cintaku nan jauh disana
menghempasku pada kebimbangan meraja
kapan semua kan sirna
hanya waktu membalut jawabnya.
Dan seluruh bayangmu
menghujan tangis dipelukan mimpiku.
Aku rindu kamu, bisikmu tergugu
namun kita tak pernah bertemu..
Sesalku memburu..
Terus memburui..
Dikecupan waktu.
Merebak dilema.bisu.
Karam ku karena dicintai
By: Ain Saga
Detak hatiku bimbang
meradang dalam sekam
terpuruk cinta penuh godaan
seakan tak mungkin ku terbang
menangisi bintang bintang
untuk tetap penuhi lembar malam
agar diriku jadi tenang
setelah deru badai gelombang
patahkan sayap sayap mungilku
andaiku mampu bertahan
kan kularung tangis kepedihan
kuhunus saja bayang bayang hitam
yang kerap tertawa saat ku mulai berang
gaduh suara hatiku diam
namun penuh penentangan
lembar demi lembar kesabaran
kubasuh dari mata air kasih sayang
namun hujan tak kunjung hilang
senjapun jadi gerhana
hatiku yang hampa disiksa luka
semua hanya karna kuterlalu dicinta
meski aku bukanlah gemintang
ku bukan pangeran negeri impian
ku hanya lelaki sederhana
yang mencintaimu sebatas kejujuran
janganlah cinta ini buatku
bimbang
melayang diserpih kelam
padahal kau tahu betapa
harummu tak mungkin hilang
dipelukan kan kudekap kau selalu
jingga luka berakhir dibatas sendu
hati lara bercampur rindu
tak kuasa dingin ku membeku
adakah cinta mu hanya seruling
kalbu
yang bersenandung penuhi mimpimu
yang menyanyi diatas keluhku
mengapa kau tak bisa mengerti aku
sejenak saja ku ingin kau tahu
hidupku tak hanya ada kamu
dan cinta cemburumu
*buat sahabatku lautan..
Semoga damai dihatimu
salam persahabatan selalu.
Detak hatiku bimbang
meradang dalam sekam
terpuruk cinta penuh godaan
seakan tak mungkin ku terbang
menangisi bintang bintang
untuk tetap penuhi lembar malam
agar diriku jadi tenang
setelah deru badai gelombang
patahkan sayap sayap mungilku
andaiku mampu bertahan
kan kularung tangis kepedihan
kuhunus saja bayang bayang hitam
yang kerap tertawa saat ku mulai berang
gaduh suara hatiku diam
namun penuh penentangan
lembar demi lembar kesabaran
kubasuh dari mata air kasih sayang
namun hujan tak kunjung hilang
senjapun jadi gerhana
hatiku yang hampa disiksa luka
semua hanya karna kuterlalu dicinta
meski aku bukanlah gemintang
ku bukan pangeran negeri impian
ku hanya lelaki sederhana
yang mencintaimu sebatas kejujuran
janganlah cinta ini buatku
bimbang
melayang diserpih kelam
padahal kau tahu betapa
harummu tak mungkin hilang
dipelukan kan kudekap kau selalu
jingga luka berakhir dibatas sendu
hati lara bercampur rindu
tak kuasa dingin ku membeku
adakah cinta mu hanya seruling
kalbu
yang bersenandung penuhi mimpimu
yang menyanyi diatas keluhku
mengapa kau tak bisa mengerti aku
sejenak saja ku ingin kau tahu
hidupku tak hanya ada kamu
dan cinta cemburumu
*buat sahabatku lautan..
Semoga damai dihatimu
salam persahabatan selalu.
Detak rindu yang perdu
By: Ain Saga
Detak rindu ini
perdu merindu
disinggasana ranahku
bumi menjadi terguncang
dedaunan menangis lantang
semut semut rapi beriringan
saling berbagi kehidupan
memberi warna dialam fana
sepercik rasa telah kugoreskan
untuk semua yang pernah mencinta
dan dicintai cinta
detak rinduku bersahutan
dari musim tak bisa kurangkaikan
jernih mengalir bagai air hujan
basah dikelopak
tiada dapat kutahankan
pelukan yang terbayang
adalah musafir perjalanan
apakah kau ingat kami
wahai anak..
Kulepas kau pergi
mencari ilmu dinegeri rantau yang jauh
ku hanya miliki fotomu
dan seuntai kenangan
tercelup rindu yang berdetak
bertalu
mengerjap didalam kalbu
berguliran tak henti dan tak jemu.
Selalu menunggu kau kembali
menyemai kebersamaan keluarga
kita yang sempat terpenggal zaman.
Detak rindu ini
perdu merindu
disinggasana ranahku
bumi menjadi terguncang
dedaunan menangis lantang
semut semut rapi beriringan
saling berbagi kehidupan
memberi warna dialam fana
sepercik rasa telah kugoreskan
untuk semua yang pernah mencinta
dan dicintai cinta
detak rinduku bersahutan
dari musim tak bisa kurangkaikan
jernih mengalir bagai air hujan
basah dikelopak
tiada dapat kutahankan
pelukan yang terbayang
adalah musafir perjalanan
apakah kau ingat kami
wahai anak..
Kulepas kau pergi
mencari ilmu dinegeri rantau yang jauh
ku hanya miliki fotomu
dan seuntai kenangan
tercelup rindu yang berdetak
bertalu
mengerjap didalam kalbu
berguliran tak henti dan tak jemu.
Selalu menunggu kau kembali
menyemai kebersamaan keluarga
kita yang sempat terpenggal zaman.
Dunia ibarat terminal
By: Ain Saga
Musim demi musim menghampiri
menorehkan jejak yang kadang anyir penuh misteri
kaki yang lelah berjalan
tertatih menopang langkah
bagai merejam warna hari
namun tak perlu kau tangisi
meski kerikil menembus dingin kulit porimu
mengaduhlah
sakit mungkin terasa..
Namun janganlah berhenti apalagi mengakhiri
dunia ibarat terminal
persinggahan sementara
dimana kau selalu dapat tersenyum
lalu menyeka airmata sejenak
dan berlari lagi
mengejar lautan mimpi
memang tak mudah menjadi kuat
asa dan rasa seakan saling berebut hati
namun tetap tegarlah wahai
pengabdi negeri
bergeraklah untuk menjadi yang terbaik
suatu hari nanti
akan kau dapati serpihan ini
akan menyalamimu
memeluk
dan mencium
hanya untuk ucapkan selamat wahai kelana
engkau telah menjadi pahlawan bagi hati mu yang terpenjara
inilah ujian..
Dan kau berhasil melewatinya dengan darah dan airmata.
Begitulah cara Dia menyayangi kita
tak selalu dengan puja dan puji.
Tetapi dengan kesakitan dan ketegaran.
Agar hatimu lapang diantara
para dermawan kehidupan.
Musim demi musim menghampiri
menorehkan jejak yang kadang anyir penuh misteri
kaki yang lelah berjalan
tertatih menopang langkah
bagai merejam warna hari
namun tak perlu kau tangisi
meski kerikil menembus dingin kulit porimu
mengaduhlah
sakit mungkin terasa..
Namun janganlah berhenti apalagi mengakhiri
dunia ibarat terminal
persinggahan sementara
dimana kau selalu dapat tersenyum
lalu menyeka airmata sejenak
dan berlari lagi
mengejar lautan mimpi
memang tak mudah menjadi kuat
asa dan rasa seakan saling berebut hati
namun tetap tegarlah wahai
pengabdi negeri
bergeraklah untuk menjadi yang terbaik
suatu hari nanti
akan kau dapati serpihan ini
akan menyalamimu
memeluk
dan mencium
hanya untuk ucapkan selamat wahai kelana
engkau telah menjadi pahlawan bagi hati mu yang terpenjara
inilah ujian..
Dan kau berhasil melewatinya dengan darah dan airmata.
Begitulah cara Dia menyayangi kita
tak selalu dengan puja dan puji.
Tetapi dengan kesakitan dan ketegaran.
Agar hatimu lapang diantara
para dermawan kehidupan.
Kembangkan layarmu
By: Ain Saga
Bila udara telah cerah
matahari mulai merekah
saatnya kita bergegas
kembangkan layar
berjalan dalam gelombang
mencari ikan ditengah lautan
langit biru yang menawan
akan jadi kawan perjalanan
diiringi kepak camar terbang
saling bersahutan
membentuk suara indah nyanyian alam
hingga senja menjelang kini
sampan telah tertambatkan
perlahan dan pasti
kita beranjak pulang
tersenyum penuh kenangan
disambut haru istri dan sanak kadang
o nelayan negeri
kini kau mulai dapat berkawan senang
ikan ikanmu dapat ditukar
dengan uang dan lauk pauk
hingga kau dapat menggarami
hidup meski jauh dari cita dan
makmur
syukurmu pada semesta raya
melebihi untaian tenaga
tempat dimana peluh setiap hari kau regang demi butiran nasi
dan keperluan sandang diri
sekeluarga
sungguh pengorbananmu
menyentuh naluri hatiku
jauh...meniti hari lewati
seribu balas budi..
Engkaulah pahlawan keluarga dalam arti hakiki.
Ku angkat topi atas
pengabdian tak terperi
hidup sekali dan selalu jadi berarti.berarti.
Bila udara telah cerah
matahari mulai merekah
saatnya kita bergegas
kembangkan layar
berjalan dalam gelombang
mencari ikan ditengah lautan
langit biru yang menawan
akan jadi kawan perjalanan
diiringi kepak camar terbang
saling bersahutan
membentuk suara indah nyanyian alam
hingga senja menjelang kini
sampan telah tertambatkan
perlahan dan pasti
kita beranjak pulang
tersenyum penuh kenangan
disambut haru istri dan sanak kadang
o nelayan negeri
kini kau mulai dapat berkawan senang
ikan ikanmu dapat ditukar
dengan uang dan lauk pauk
hingga kau dapat menggarami
hidup meski jauh dari cita dan
makmur
syukurmu pada semesta raya
melebihi untaian tenaga
tempat dimana peluh setiap hari kau regang demi butiran nasi
dan keperluan sandang diri
sekeluarga
sungguh pengorbananmu
menyentuh naluri hatiku
jauh...meniti hari lewati
seribu balas budi..
Engkaulah pahlawan keluarga dalam arti hakiki.
Ku angkat topi atas
pengabdian tak terperi
hidup sekali dan selalu jadi berarti.berarti.
Tulisan hati siapa bisa mengerti
By: Ain Saga
Urusan hati
adalah urusan nurani
timbang sana timbang sini
serasa menggoda dan digoda
menghanyutkan
sekaligus menggetarkan
ini hatiku
berdera dengan baris kata menyayat
menghiba
dalam senyuman putihku
andai saja semua hati seharum melati...
Kan kucium dan pelukmu
disinggasana kalbu
Urusan hati
adalah urusan nurani
timbang sana timbang sini
serasa menggoda dan digoda
menghanyutkan
sekaligus menggetarkan
ini hatiku
berdera dengan baris kata menyayat
menghiba
dalam senyuman putihku
andai saja semua hati seharum melati...
Kan kucium dan pelukmu
disinggasana kalbu
Tak selamanya langit biru
By: Ain Saga
Tak selamanya
langit itu biru
bila ada kamu..
Embunpun dingin dan beku
seperti tahu
cintamu adalah semu
tak selalu pelangi itu indah
bila ada kamu
tiba tiba hujan rintu membatu
diatas tanah hatiku
mengadu pada waktu
agar masa lalu kembali melagu
melambung
terbangkan segala mimpiku
ke langit yang elok
diantara cahaya hari esok
yang lebih kokoh
pijarkan
luruskan
jangan lagi berkelok
jalan ini.
Tak selamanya
langit itu biru
bila ada kamu..
Embunpun dingin dan beku
seperti tahu
cintamu adalah semu
tak selalu pelangi itu indah
bila ada kamu
tiba tiba hujan rintu membatu
diatas tanah hatiku
mengadu pada waktu
agar masa lalu kembali melagu
melambung
terbangkan segala mimpiku
ke langit yang elok
diantara cahaya hari esok
yang lebih kokoh
pijarkan
luruskan
jangan lagi berkelok
jalan ini.
Dalam 3 in 1
By: Ain Saga
Tiga cinta dalam satu cawan
tiga cinta membelah lubuk kacaku
binar binar yang bicara
langit rindu yang kerap menggoda
meresahkan sukma
harakirikan rasa
cintaku pada agama
keyakinan tak bisa jeda
selalu jadi permata
laburi segala cuaca
dari maya hingga kepak nyataku
semua bentuk rima dan tanda baca
cintaku pada bunda
adalah laskar primadona
penggugah aroma
pencitra sukma
halalkan sepak di rimba
jadikan sandaran dan sinaran
yang mengalir riuh ke muara bening
indah cintaNya
aku terpana
tergoda
rasa yang selaksa
berkata namun lembut seroja
marah dengan etika
cemburu hati hati
namun bijak bestari
cinta ketiga adalah istana kacaku
hatiku yang kerap berembun dini
sebelum hujan membawa arti
ia jauh lebih complicated
aku terantuk linu antara deskriptif
dan argumentatif
yang membuat kepala pening
pecahkan hening yang menelan segala kering
tawaku jadi bising di udara
rehat saja
kupinta..
Agar tenang jiwa raga
dipelupuk mata
dipagi permata
Tiga cinta dalam satu cawan
tiga cinta membelah lubuk kacaku
binar binar yang bicara
langit rindu yang kerap menggoda
meresahkan sukma
harakirikan rasa
cintaku pada agama
keyakinan tak bisa jeda
selalu jadi permata
laburi segala cuaca
dari maya hingga kepak nyataku
semua bentuk rima dan tanda baca
cintaku pada bunda
adalah laskar primadona
penggugah aroma
pencitra sukma
halalkan sepak di rimba
jadikan sandaran dan sinaran
yang mengalir riuh ke muara bening
indah cintaNya
aku terpana
tergoda
rasa yang selaksa
berkata namun lembut seroja
marah dengan etika
cemburu hati hati
namun bijak bestari
cinta ketiga adalah istana kacaku
hatiku yang kerap berembun dini
sebelum hujan membawa arti
ia jauh lebih complicated
aku terantuk linu antara deskriptif
dan argumentatif
yang membuat kepala pening
pecahkan hening yang menelan segala kering
tawaku jadi bising di udara
rehat saja
kupinta..
Agar tenang jiwa raga
dipelupuk mata
dipagi permata
Dini hari
By: Ain Saga
Dini hari
sepi tetap jadi ratu dalam hati
menganyam satu satu mimpi
indahku
tentang semua yang bernama
bahagia
ceria
sukses
dan berjuta ungkap lainnya
dini hari
angin pagipun siratkan hening
hanya getar lembut bibirku
mengayuh senyum
lambatkan pusaranya
ke dinding penuh khayal dan janji cinta
ada bius rindu
cuka cemburu
titik noda yang merepih sukma
juga saputan tawa canda
semua pelangikan jiwa
menabuh makna di alam langit
getarkan jantungku yang melankolik
kubiarkan sepi temaniku menjemputdingin pagi.
Sambil memintal lagi
harapan yang nyaris pergi
ditelan perasaan dan keadaan
tak cukup hanya menyentuh mimpi.
Tapi pusaka hati kesturi
akan jadi mesin jelajah yang abadi
menaburi irama kidung sepi
Dini hari
sepi tetap jadi ratu dalam hati
menganyam satu satu mimpi
indahku
tentang semua yang bernama
bahagia
ceria
sukses
dan berjuta ungkap lainnya
dini hari
angin pagipun siratkan hening
hanya getar lembut bibirku
mengayuh senyum
lambatkan pusaranya
ke dinding penuh khayal dan janji cinta
ada bius rindu
cuka cemburu
titik noda yang merepih sukma
juga saputan tawa canda
semua pelangikan jiwa
menabuh makna di alam langit
getarkan jantungku yang melankolik
kubiarkan sepi temaniku menjemputdingin pagi.
Sambil memintal lagi
harapan yang nyaris pergi
ditelan perasaan dan keadaan
tak cukup hanya menyentuh mimpi.
Tapi pusaka hati kesturi
akan jadi mesin jelajah yang abadi
menaburi irama kidung sepi
Senin, 06 Juni 2011
SENANDUNG RINDU DARI KEJAUHAN
Sepintas paras membentuk dihamparan kebiruan
Endapan dari semua untaian bayang kenangan
Nanar mata penuh hasrat menangkap gerakan
Angkasa seolah membingkai tiap langkah awan
Namun sadari sungguh panjangnya perpisahan
Direntangkam jarak sedemikian menyakitkan
Ungkap gundah pun menjadi sia-sia diutarakan
Nyanyiannya hanya terpendam dalam kebisuan
Gamang antara remang tiada temui keberadaan
Ruang hati biar saja kosong tak akan lagi terisi
Isyaratkan ingin buka tirai hari denganmu di sisi
Nantikan saat diri mampu kembali tebarkan resi
Dibawah naungan mimpi yang terukir nan serasi
Untuk pengindahan hidup dari pendar satuan rasi
Deru sang bayu menuliskan dengan tepat lepuh jiwa
Alunan nada yang sarat akan kesepian tanpa tawa
Resapi benar kesendirian disegala dimensi terbawa
Inilah dalamnya kehilangan yang mematri kecewa
Kerinduan kian membelenggu hembusan nafas
Elegi pilu teramat sangat tiada henti menghempas
Jejaki nuansa rasa ditengah jarak terbentang luas
Adakah hak kuminta mentari berputar lebih lekas
Untuk alihkan waktu dimana rindu dapat dilepas
Hingga saatnya tiba kita pada pertemuan mengaras
Akan terus kumainkan senandung rindu acuhkan batas
Naif iramanya belai kalbumu meski dari kejauhan membidas
Endapan dari semua untaian bayang kenangan
Nanar mata penuh hasrat menangkap gerakan
Angkasa seolah membingkai tiap langkah awan
Namun sadari sungguh panjangnya perpisahan
Direntangkam jarak sedemikian menyakitkan
Ungkap gundah pun menjadi sia-sia diutarakan
Nyanyiannya hanya terpendam dalam kebisuan
Gamang antara remang tiada temui keberadaan
Ruang hati biar saja kosong tak akan lagi terisi
Isyaratkan ingin buka tirai hari denganmu di sisi
Nantikan saat diri mampu kembali tebarkan resi
Dibawah naungan mimpi yang terukir nan serasi
Untuk pengindahan hidup dari pendar satuan rasi
Deru sang bayu menuliskan dengan tepat lepuh jiwa
Alunan nada yang sarat akan kesepian tanpa tawa
Resapi benar kesendirian disegala dimensi terbawa
Inilah dalamnya kehilangan yang mematri kecewa
Kerinduan kian membelenggu hembusan nafas
Elegi pilu teramat sangat tiada henti menghempas
Jejaki nuansa rasa ditengah jarak terbentang luas
Adakah hak kuminta mentari berputar lebih lekas
Untuk alihkan waktu dimana rindu dapat dilepas
Hingga saatnya tiba kita pada pertemuan mengaras
Akan terus kumainkan senandung rindu acuhkan batas
Naif iramanya belai kalbumu meski dari kejauhan membidas
Suara senja
By: Ain Saga
Suara senja
menari diudara
mengajak kita bersujud sejenak
nikmati harum kalam illahi Robby
sambil curahkan jejak diri
pad hari penuh peluh dan pintu gaduh
mari sholat!
Suara senja
menari diudara
mengajak kita bersujud sejenak
nikmati harum kalam illahi Robby
sambil curahkan jejak diri
pad hari penuh peluh dan pintu gaduh
mari sholat!
Cintamu mustika
By: Ain Saga
Segalanya pun luruh
menghitung makna rasa
yang terayun di segenap aliran
lubukmu
indah bak mustika
sempuna dalam getar serasa
seakan segala merapat
menyatu untuk satu kata
namun kaya makna
selimuti jiwa
seharum nafas seroja
c i n t a i t u b u t a
Segalanya pun luruh
menghitung makna rasa
yang terayun di segenap aliran
lubukmu
indah bak mustika
sempuna dalam getar serasa
seakan segala merapat
menyatu untuk satu kata
namun kaya makna
selimuti jiwa
seharum nafas seroja
c i n t a i t u b u t a
Semaput rasa
By: Ain Saga
Sepercik doa
kutambatkan
saat purnama lima belas
malam yang binal
gulitakan cuaca
disepanjang gelisah meraja
tak ada siapa siapa
hanya aku dan bintang
mengembara dalam sekam
mencoba alirkan luka
dibumi muda dan berbisa
namun yang kupunya airmata
ya hanya airmata
yang tersisa
setelah gelap menawan hatiku rawan
pusarakan kehangatan
pecahkan senyuman
Sepercik doa
kutambatkan
saat purnama lima belas
malam yang binal
gulitakan cuaca
disepanjang gelisah meraja
tak ada siapa siapa
hanya aku dan bintang
mengembara dalam sekam
mencoba alirkan luka
dibumi muda dan berbisa
namun yang kupunya airmata
ya hanya airmata
yang tersisa
setelah gelap menawan hatiku rawan
pusarakan kehangatan
pecahkan senyuman
Hujan dibawah kakiku
By: Ain Saga
Seraut wajah mungil itu
menatap tajam mataku
merengkuh tanya yang sembunyikan waktu
tentang hidupku yang selalu merah jambu
tiada kerikil dan badai di muara hati
namun mata mungil itu bertanya penuh selidik
binar beningnya ingin berkata
bolehkah kumiliki
semua senyumanmu?
Yang bagiku hanyalah bunga mimpi dalam tragedi
sepi hatiku
sepi ragaku
terpenjara sang waktu
hingga jatuh terbawa hujan
yang mengintai malu sejak tadi
kau tetap tak percaya..
Kau bukan lagi pemulung kata
tapi juga penyubur taman maya
berbunga daun aksara
yang pendarnya selalu ada
untuk semua hati lara
Seraut wajah mungil itu
menatap tajam mataku
merengkuh tanya yang sembunyikan waktu
tentang hidupku yang selalu merah jambu
tiada kerikil dan badai di muara hati
namun mata mungil itu bertanya penuh selidik
binar beningnya ingin berkata
bolehkah kumiliki
semua senyumanmu?
Yang bagiku hanyalah bunga mimpi dalam tragedi
sepi hatiku
sepi ragaku
terpenjara sang waktu
hingga jatuh terbawa hujan
yang mengintai malu sejak tadi
kau tetap tak percaya..
Kau bukan lagi pemulung kata
tapi juga penyubur taman maya
berbunga daun aksara
yang pendarnya selalu ada
untuk semua hati lara
Diantara rasa sakitku
By: Ain Saga
Kuhitung waktu terasa sembilu
seakan semua anak panah
tertanam tajam tusuk jantungku
langit yang rupawan
terasa maya dimataku
kawanan burung kecil terbang
diatas pohon rindang
memaku perhatian
sandarkan kepedihan
dibawah rindangnya yang sunyi
meranggas daun daun dihempas
kemarau
jalan lengang tiada tanda kehidupan
kubiarkan raga terduduk
dalam renungan
kutahankan sakit di tasbih
keinginan..
Aku terdiam
lemah tiada cahaya
hanya desau angin jadi kawan
menyibak lamunan
antara asa dan putus asa
kumeringis sadapkan luka
bisakan lara di jelaga muram
tak tahu arah pulang
selain dengan kiblat doaku
mengaduh dan tertegun
saat kutemukan gubuk kumuh
diantara gulita malam
kuketuk sesaat dan tunggu sajian
seorang nenek menyapaku hangat
masukkah cucuku
bukankah udara tak bisa membaca hatimu??
Airmataku turun tanpa kuundang
terkenang ayahku
terkenang ibuku
adakah mereka akan kehilangan
saat kujauh dari dekap kasihnya
ataukah hanya sesaris lagu rindu
terselip diantara diari mimpiku
aku tak tahu
seperti apa wajah meraka
karena semua hanya reka belaka
ah..andai saja aku punya..
Kuhitung waktu terasa sembilu
seakan semua anak panah
tertanam tajam tusuk jantungku
langit yang rupawan
terasa maya dimataku
kawanan burung kecil terbang
diatas pohon rindang
memaku perhatian
sandarkan kepedihan
dibawah rindangnya yang sunyi
meranggas daun daun dihempas
kemarau
jalan lengang tiada tanda kehidupan
kubiarkan raga terduduk
dalam renungan
kutahankan sakit di tasbih
keinginan..
Aku terdiam
lemah tiada cahaya
hanya desau angin jadi kawan
menyibak lamunan
antara asa dan putus asa
kumeringis sadapkan luka
bisakan lara di jelaga muram
tak tahu arah pulang
selain dengan kiblat doaku
mengaduh dan tertegun
saat kutemukan gubuk kumuh
diantara gulita malam
kuketuk sesaat dan tunggu sajian
seorang nenek menyapaku hangat
masukkah cucuku
bukankah udara tak bisa membaca hatimu??
Airmataku turun tanpa kuundang
terkenang ayahku
terkenang ibuku
adakah mereka akan kehilangan
saat kujauh dari dekap kasihnya
ataukah hanya sesaris lagu rindu
terselip diantara diari mimpiku
aku tak tahu
seperti apa wajah meraka
karena semua hanya reka belaka
ah..andai saja aku punya..
Langganan:
Postingan (Atom)
Senandung Rindu untuk Ibu
Ibu.. Ribuan hari berlalu Tanpa hadirmu Namun rindu Masih menderu Penuhi ruang kalbu Dan netraku Masih pantulkan kelabu Sekalipun langit itu...
-
Senja yang terbakar oleh uap panas matahari mematikan daun daun mungilku burungpun enggan singgah di dahannya yang batu pucat maya bayan...
-
Oh Cinta... Aku dengar keluh kesahmu dalam wahana yang begitu sempit Duniamu tersangkut pada khayangan dilema Ingin menari, tapi kata hat...
-
Oleh Pakde Azir Raja Ali Haji bin Raja Haji Ahmad atau cukup dengan nama pena-nya Raja Ali Haji (lahir di Selangor, 1808 — meninggal di ...