Pagi yang penuh takbir
hari yang fitri berbalut gema
asmaNya
langitpun tafakur
hati pun bertalu senang
karena usai bulan ujian
kita memanen senang
suci kembali suci
bagaikan bayi
tiada dosa tiada noda
mengalirkan nada maaf
ke seluruh ruang di jiwa
namun adakah itu sampai
ke hatimu?
Adakah maaf itu hanya seremoni
kalau belum
perbaikilah.mari melukis hati kita
dengan coretan seputih melati
agar hidupmu lebih berarti:)
Selasa, 30 Agustus 2011
Kembali Fitri
Larut malam berlari
mengubur semua kenangan
denyut hati bernyanyi
larikkan asa di jiwa
sebuah hati tertegun
menatap arti kesucian
selama sebulan kita saling
berbagi
saatnya kembali menjadi fitri
semoga khilaf luka kembali murni
jelaga pun tiada lagi
sembah sujud kita kepadaNya
yang maha Suci
Hari kemenangan marilah kita
saling memaafkan
meski sulit bagiku
merekatkan sekedar pedih yang kau semaikan
entah suatu ketika
kuingin bisa jadi sempurna
memaafkan setiap insan
dan saling berbagi dalam kasih
dan sayang
mengubur semua kenangan
denyut hati bernyanyi
larikkan asa di jiwa
sebuah hati tertegun
menatap arti kesucian
selama sebulan kita saling
berbagi
saatnya kembali menjadi fitri
semoga khilaf luka kembali murni
jelaga pun tiada lagi
sembah sujud kita kepadaNya
yang maha Suci
Hari kemenangan marilah kita
saling memaafkan
meski sulit bagiku
merekatkan sekedar pedih yang kau semaikan
entah suatu ketika
kuingin bisa jadi sempurna
memaafkan setiap insan
dan saling berbagi dalam kasih
dan sayang
Cinta Yang Sering Kau Lupa
Kau boleh meratapi luka
merasa hidupmu papa
kau dapat menelan bara
dalam mata yang berpeluh airmata
kau pun bisa menjadi embun
di siang yang terik
bila saja hatimu bertemu cinta
cinta yang tak terkontaminasi udara
penuh propaganda dan kepalsuan
baiknya mari kita bicara
dengan bahasa sederhana
dimana matamu dan mataku
saling berbagi cermin
dari bayang malam gelap
ketika semua rasa syukur merebak
dan kemudian pagi membangunkanmu
dengan binar cahayanya
kau merasa jadi manusia bahagia
menerima cinta
yang tak terduga
namun sering kau lupa
terlalu sering kau lupa
merasa hidupmu papa
kau dapat menelan bara
dalam mata yang berpeluh airmata
kau pun bisa menjadi embun
di siang yang terik
bila saja hatimu bertemu cinta
cinta yang tak terkontaminasi udara
penuh propaganda dan kepalsuan
baiknya mari kita bicara
dengan bahasa sederhana
dimana matamu dan mataku
saling berbagi cermin
dari bayang malam gelap
ketika semua rasa syukur merebak
dan kemudian pagi membangunkanmu
dengan binar cahayanya
kau merasa jadi manusia bahagia
menerima cinta
yang tak terduga
namun sering kau lupa
terlalu sering kau lupa
Senja meluka
Alam biru maya
melintas sekejap saja
beranda hati kini hampa
terjerat sepi
mengiris lazuardi hati
tak ada ampun
mengebiri romansaku
ke ujung rindu
hingga ku berlalu
bersenandung kidung sendu.
Kau dan hatiku
menganyam ragu
mengapa begitu
bukankah hanya engkau
mutiara cinta yang kujaga?
melintas sekejap saja
beranda hati kini hampa
terjerat sepi
mengiris lazuardi hati
tak ada ampun
mengebiri romansaku
ke ujung rindu
hingga ku berlalu
bersenandung kidung sendu.
Kau dan hatiku
menganyam ragu
mengapa begitu
bukankah hanya engkau
mutiara cinta yang kujaga?
Sampan Biru
Angin pagi menyentuhku
menguraikan anak rambutku
senyum halus
di bawah rindang nyiur melambai
seperti bahagia menanti satu suasana
saat cinta bersampan biru
bawa kita tamasya
ke telaga penuh keteduhan
kenyaman
hingga tak bisa kutahu lagi
udara pedih bermandi airmata
tak rasa lagi kabut dingin
memangsa darah imaji kita
engkau diam
ku tertawa
kau hiasi indah cakrawala
dengan aksara
melukis cinta
hanyutkan jiwa di arung jeram percaya
sampai senja memeluk malam
takkan habis ku berujar
arti sebuah bintang
yang menyala terang
menyentuh rasaku
Dalam seribu getar
Inikah pesona kehidupan
Di lubuk terdalam
Jakarta,290811
menguraikan anak rambutku
senyum halus
di bawah rindang nyiur melambai
seperti bahagia menanti satu suasana
saat cinta bersampan biru
bawa kita tamasya
ke telaga penuh keteduhan
kenyaman
hingga tak bisa kutahu lagi
udara pedih bermandi airmata
tak rasa lagi kabut dingin
memangsa darah imaji kita
engkau diam
ku tertawa
kau hiasi indah cakrawala
dengan aksara
melukis cinta
hanyutkan jiwa di arung jeram percaya
sampai senja memeluk malam
takkan habis ku berujar
arti sebuah bintang
yang menyala terang
menyentuh rasaku
Dalam seribu getar
Inikah pesona kehidupan
Di lubuk terdalam
Jakarta,290811
Lautan kesucian
Tak hanya hati
yang tersucikan
namun juga rumah kita
yang mungil sederhana
kita diam
bercanda dan tertawa
setelah ujian datang mengayuh
tegar
kita lemah
kita mendura
tak guna gamang
dalam belukar
sebab semua telah tertuliskan
dalam pesan takdir illahi
sucikanlah
hati ini
sucikan semua mimpi
segala yang muram durja
biarkanlah berseri
sebab hari ini
matahari idul fitri
menarikan seribu pelangi
*selamat idul fitri
minal aidin wal fa idzin
mohon maaf lahir bathin
yang tersucikan
namun juga rumah kita
yang mungil sederhana
kita diam
bercanda dan tertawa
setelah ujian datang mengayuh
tegar
kita lemah
kita mendura
tak guna gamang
dalam belukar
sebab semua telah tertuliskan
dalam pesan takdir illahi
sucikanlah
hati ini
sucikan semua mimpi
segala yang muram durja
biarkanlah berseri
sebab hari ini
matahari idul fitri
menarikan seribu pelangi
*selamat idul fitri
minal aidin wal fa idzin
mohon maaf lahir bathin
Senin, 29 Agustus 2011
Merajut Malam Dalam Sujud
Kembali kuingat gurat sebuah nama
Saat mata hati mencari wujud purnama
Lalu, dengan mudah keresahan menjelma
Mendekap seluruh rasa dalam dilema
Melepas peredam cinta biar bebas bergema
Menggambarkan satu-satu keindahan irama
Lembut jemari menata anggun susunan rima
Sejenak mewakili makna tiap kasih yang sama
Bukan sedang menoreh catatan waktu percuma
Setia dalam kepatuhan pun pengukuhan darma
Sebab sekecilnya pendustaan kan menuntun karma
Maka bait kerinduanku tak hanya penggalan drama
Dalam kedamaian sujud cahaya-Nya jumpai sukma
Menyapu gundah setelah mengendap begitu lama
Bilamana ada waktu tuk merajut malam bersama
Sampai tak terhitung simpul guratnya berganti tema
Wahai Engkau Kekasih pemilik hidup dalam penakma
Taburilah hati ini dengan benih keindahan kuntum padma
Agar merekah iman sepenuhnya menebar wangi roma
Disepanjang langkah menyuguh ketaatan diri yang utama
Saat mata hati mencari wujud purnama
Lalu, dengan mudah keresahan menjelma
Mendekap seluruh rasa dalam dilema
Melepas peredam cinta biar bebas bergema
Menggambarkan satu-satu keindahan irama
Lembut jemari menata anggun susunan rima
Sejenak mewakili makna tiap kasih yang sama
Bukan sedang menoreh catatan waktu percuma
Setia dalam kepatuhan pun pengukuhan darma
Sebab sekecilnya pendustaan kan menuntun karma
Maka bait kerinduanku tak hanya penggalan drama
Dalam kedamaian sujud cahaya-Nya jumpai sukma
Menyapu gundah setelah mengendap begitu lama
Bilamana ada waktu tuk merajut malam bersama
Sampai tak terhitung simpul guratnya berganti tema
Wahai Engkau Kekasih pemilik hidup dalam penakma
Taburilah hati ini dengan benih keindahan kuntum padma
Agar merekah iman sepenuhnya menebar wangi roma
Disepanjang langkah menyuguh ketaatan diri yang utama
Selamat Jalan Cinta
Dari detik ke detik
bayanganmu tak lepas
dari doaku
kau datang sepenuh asa
membawa Rasa
melukiskan seribu cinta
kaulah keindahan yang kurindu
dalam jengkal hidupku nan fana
kau menjadi duta di aliran airmata
kubahagia menggenggam nafasmu
jalani hari penuh bintang
lautan kelembutan
dari Sang Maha Cinta
kini kau telah kembali
dalam pelukan waktu yang
buat hatiku menggigil rindu
betapa pun jauh jarak yang terbentang
faladz asa dan doaku
selalu menyebut sucimu
putihmu yang menaklukkan
kekerasan jiwaku
kau menjadi mutiara
di jalan ujian taqwaNya.
Selamat jalan cinta
bila kau kembali
akan kusambut sepenuh hati
seperti cahaya matahari
tak berhenti sinari bumi
selamat jalan cinta
Ramadhan penuh selaksa makna.
*semoga tahun depan kita dapat
kembali bejumpa.aamiinn..*
jakarta,280811
ain saga
bayanganmu tak lepas
dari doaku
kau datang sepenuh asa
membawa Rasa
melukiskan seribu cinta
kaulah keindahan yang kurindu
dalam jengkal hidupku nan fana
kau menjadi duta di aliran airmata
kubahagia menggenggam nafasmu
jalani hari penuh bintang
lautan kelembutan
dari Sang Maha Cinta
kini kau telah kembali
dalam pelukan waktu yang
buat hatiku menggigil rindu
betapa pun jauh jarak yang terbentang
faladz asa dan doaku
selalu menyebut sucimu
putihmu yang menaklukkan
kekerasan jiwaku
kau menjadi mutiara
di jalan ujian taqwaNya.
Selamat jalan cinta
bila kau kembali
akan kusambut sepenuh hati
seperti cahaya matahari
tak berhenti sinari bumi
selamat jalan cinta
Ramadhan penuh selaksa makna.
*semoga tahun depan kita dapat
kembali bejumpa.aamiinn..*
jakarta,280811
ain saga
Senja biru
Senja ini sungguh biru
hatiku
nafasku
lamunanku
tentangmu merayu waktu
janganlah cepat berlalu
biarkan semua begitu
syahdu dalam musim hatiku
ceria menabuh emosi
dan lafadzkan degup yang merdu
aku tertegun dalam bingkai indahnya
menyanyi diatas cinta yang kupunya
semoga selamanya
hadir dalam sukma
meretaskan asa
menjelmakan romantika
dalam bait lagu inderaloka.
Dihatiku dan hatimu
cinta.
hatiku
nafasku
lamunanku
tentangmu merayu waktu
janganlah cepat berlalu
biarkan semua begitu
syahdu dalam musim hatiku
ceria menabuh emosi
dan lafadzkan degup yang merdu
aku tertegun dalam bingkai indahnya
menyanyi diatas cinta yang kupunya
semoga selamanya
hadir dalam sukma
meretaskan asa
menjelmakan romantika
dalam bait lagu inderaloka.
Dihatiku dan hatimu
cinta.
Hati Selembut Salju
Saat kau berikan aku luka
kuhanya tersenyum
dan berdoa
semoga Allah melimpahkan kesabaran
dalam hidupku yang sebentar
saat kau mencaci makiku
kutahankan airmataku
kuusap peluh di hati kacaku
kuulurkan setangkup maaf
dan berkata
semoga Allah jua yang akan merehabilitasi namaku
aku berdiri di lautan penuh cinta
juga udara berjuta warna
banyak insan merindukanku
namun juga banyak yang iri dan dengki
biarlah tetap begitu
kumaafkan dan segera dilupakan
pada senja merah membara di ufuk jauh
aku simpan semua
sebagai bekal perjalanan panjang
di dinginnya hatiku
selembut salju.
kuhanya tersenyum
dan berdoa
semoga Allah melimpahkan kesabaran
dalam hidupku yang sebentar
saat kau mencaci makiku
kutahankan airmataku
kuusap peluh di hati kacaku
kuulurkan setangkup maaf
dan berkata
semoga Allah jua yang akan merehabilitasi namaku
aku berdiri di lautan penuh cinta
juga udara berjuta warna
banyak insan merindukanku
namun juga banyak yang iri dan dengki
biarlah tetap begitu
kumaafkan dan segera dilupakan
pada senja merah membara di ufuk jauh
aku simpan semua
sebagai bekal perjalanan panjang
di dinginnya hatiku
selembut salju.
WAHAI ANAKKU
Wahai anakku
serasa berabad lalu
aku masih bisa mendengar suaramu
kau yang manja dan pemalu
selalu memeluk bunda
saat kau sedih atau pun luka
kau berikan kehangatan
dalam lubuk tua ini
prestasi yang membanggakan
dan pertemanan menyenangkan
wahai anakku
adakaha deru bayu senja ini
dapat mengetuk hatimu?
Lihatlah senyum bunda telah kian keriput
mata bunda yang tak lagi awas
dan suara bunda yang parau dan lemah
bunda sudah rapuh sayang
tak inginkah kau pulang?
Memeluk tubuh renta ini?
Aku merindukanmu
menyayangimu
meski kadang kau lupakan aku
dan benamkan doaku di sudut akumu
bunda yang merindu
hanya selimut doa menjaga
cinta kita anakku..
Kapan kau pulang?
Bunda merindumu
serasa berabad lalu
aku masih bisa mendengar suaramu
kau yang manja dan pemalu
selalu memeluk bunda
saat kau sedih atau pun luka
kau berikan kehangatan
dalam lubuk tua ini
prestasi yang membanggakan
dan pertemanan menyenangkan
wahai anakku
adakaha deru bayu senja ini
dapat mengetuk hatimu?
Lihatlah senyum bunda telah kian keriput
mata bunda yang tak lagi awas
dan suara bunda yang parau dan lemah
bunda sudah rapuh sayang
tak inginkah kau pulang?
Memeluk tubuh renta ini?
Aku merindukanmu
menyayangimu
meski kadang kau lupakan aku
dan benamkan doaku di sudut akumu
bunda yang merindu
hanya selimut doa menjaga
cinta kita anakku..
Kapan kau pulang?
Bunda merindumu
BINTANG REDUP
Aku bintang malam yang luka
tersayat duri cinta sang dewi langit
telah kuberikan seluruh hati cahayaku
kuberikan senyuman maduku
ternyata kau buat hariku selalu mendung dan hujan
dulu pernah kau ungkapkan kata cinta
merajut malam jadi binar ceria
tawa kita melambung begitu digjaya
sayap sayapku saling beradu rindu
namun semua hanyalah dusta
padang hatimu ternyata penuh bisa
kau bohongi aku
kau khianati ikrar setia ku
kau campakkan pendar sinarku
di sudut malam membisu
membatu
hingga jasadku nyaris beku
adakah kau kini bahagia diatas tangisanku??
Kuingin kau tahu..
Betapapun
kutetap mencintaimu.
Sepenuh pendar sinar bintangku
yang kini redup
dan sebentar akan mati
tersayat luka darimu.
tersayat duri cinta sang dewi langit
telah kuberikan seluruh hati cahayaku
kuberikan senyuman maduku
ternyata kau buat hariku selalu mendung dan hujan
dulu pernah kau ungkapkan kata cinta
merajut malam jadi binar ceria
tawa kita melambung begitu digjaya
sayap sayapku saling beradu rindu
namun semua hanyalah dusta
padang hatimu ternyata penuh bisa
kau bohongi aku
kau khianati ikrar setia ku
kau campakkan pendar sinarku
di sudut malam membisu
membatu
hingga jasadku nyaris beku
adakah kau kini bahagia diatas tangisanku??
Kuingin kau tahu..
Betapapun
kutetap mencintaimu.
Sepenuh pendar sinar bintangku
yang kini redup
dan sebentar akan mati
tersayat luka darimu.
Menantang Badai Kehidupan
Pekikkan satu semangat juang
saat jiwa mulai lemah dan terbenam
badai dan aral begitu menghempas
menerawang segala luka hati
kita tidaklah sesempurna malaikat
kita hamba yang dipercaya
aduhai sungguh berat beban disandang
namun harapan haruslah tetap
terpancang
kau,aku, dia dan semua
terlahir untuk menang
dan di kenang
bukan mati di lumbung penuh padi
atau pergi setelah terlukai
saat jiwa mulai lemah dan terbenam
badai dan aral begitu menghempas
menerawang segala luka hati
kita tidaklah sesempurna malaikat
kita hamba yang dipercaya
aduhai sungguh berat beban disandang
namun harapan haruslah tetap
terpancang
kau,aku, dia dan semua
terlahir untuk menang
dan di kenang
bukan mati di lumbung penuh padi
atau pergi setelah terlukai
Kangen
Matamu
hidungmu
senyummu
mengurung jiwaku
dalam lorong waktu
saat kau dan aku saling berikrar
sehidup semati menjalin cinta
diliputi nuansa maya membidik sukma
menadahkan rasaku
pada tanah yang kurindu
pada padang yang kutuju
namun tak dapat kubertemu
aku menelan piluku
di atas segala yang melarik resah
menunggu keajaiban datang
mengetuk pintu di sudut waktu
yang hilang
hidungmu
senyummu
mengurung jiwaku
dalam lorong waktu
saat kau dan aku saling berikrar
sehidup semati menjalin cinta
diliputi nuansa maya membidik sukma
menadahkan rasaku
pada tanah yang kurindu
pada padang yang kutuju
namun tak dapat kubertemu
aku menelan piluku
di atas segala yang melarik resah
menunggu keajaiban datang
mengetuk pintu di sudut waktu
yang hilang
Minggu, 28 Agustus 2011
Merendam luka
Dalam getar airmataku
kusebut namaMu dalam
kupanjatkan selapis doa
di penghujung malam nan hitam
sehitam peristiwa meluka
adakah bisa kucairkan bara
bila wadahnya sempit dan gersang
rindu hanyalah nama tersia sia
hangus asa menerpa gulana
kuceburkan saja dalam telaga
dan kurendam luka
agar patah jadi serpihan pelangi
atau jadi kepingan petuah
untuk generasi bertunas nanti
kita akan selalu terbayang.namun kita bisa perlahan melupakan.dan melukis lagi warna lebih terang
lebih cerah secerah birunya awan.
Karena aku bosan memamah luka
dalam waktu dan kehidupanku.
kusebut namaMu dalam
kupanjatkan selapis doa
di penghujung malam nan hitam
sehitam peristiwa meluka
adakah bisa kucairkan bara
bila wadahnya sempit dan gersang
rindu hanyalah nama tersia sia
hangus asa menerpa gulana
kuceburkan saja dalam telaga
dan kurendam luka
agar patah jadi serpihan pelangi
atau jadi kepingan petuah
untuk generasi bertunas nanti
kita akan selalu terbayang.namun kita bisa perlahan melupakan.dan melukis lagi warna lebih terang
lebih cerah secerah birunya awan.
Karena aku bosan memamah luka
dalam waktu dan kehidupanku.
Sabtu, 27 Agustus 2011
Dandelion, Indah Diantara Pucuk Ketegaran
Dandelion, menari diantara rerumputan
Selayaknya menyambut angin bersahutan
Satu persatu bagiannya mulai berguguran
Tanpa merajuk, rela kemanapun diterbangkan
Jika sang bayu meniupnya penuh kelembutan
Maka seruan itu terjawab dengan kedamaian
Sekejap tangkainya kosong, putihpun bertebaran
Mencari dunia baru sebagai tempat persinggahan
Bukan hanya sekedar melayang tanpa arah tujuan
Namun kembali bersemi diberbagai luas hamparan
Tak mesti diterima dengan senyum dan keramahan
Cukuplah bila mampu dapati lagi satu pijar harapan
Dandelion, meski mengering kan kembali bermekaran
Sekuntum bunga cerminan sebuah kesederhanaan
Tetap bersahaja dalam merajut benang kepasrahan
Tenang jua menghalau segala terpaan badai kehidupan
Seperti itu pula inginku menebar putik-putik impian
Yang kan tetap tumbuh meski diayun ketidakpastian
Mekar dengan indah diantara pucuk-pucuk ketegaran
Memberi satu alasan bagi dunia menyunting senyuman
Selayaknya menyambut angin bersahutan
Satu persatu bagiannya mulai berguguran
Tanpa merajuk, rela kemanapun diterbangkan
Jika sang bayu meniupnya penuh kelembutan
Maka seruan itu terjawab dengan kedamaian
Sekejap tangkainya kosong, putihpun bertebaran
Mencari dunia baru sebagai tempat persinggahan
Bukan hanya sekedar melayang tanpa arah tujuan
Namun kembali bersemi diberbagai luas hamparan
Tak mesti diterima dengan senyum dan keramahan
Cukuplah bila mampu dapati lagi satu pijar harapan
Dandelion, meski mengering kan kembali bermekaran
Sekuntum bunga cerminan sebuah kesederhanaan
Tetap bersahaja dalam merajut benang kepasrahan
Tenang jua menghalau segala terpaan badai kehidupan
Seperti itu pula inginku menebar putik-putik impian
Yang kan tetap tumbuh meski diayun ketidakpastian
Mekar dengan indah diantara pucuk-pucuk ketegaran
Memberi satu alasan bagi dunia menyunting senyuman
Setiaku, Disepanjang Waktumu
Diantara jemari yang kini menelakup
Coba kujaga serpihan kecil dalam hidup
Agar tak terbawa hembus angin bertiup
Bahkan hingga kedua mata tlah menutup
Bukan hati yang tersembunyi dibalik kepalan
Tak sebatas janji erat tergenggam disatu tangan
Melainkan jawab dari segala yang kau pertanyakan
Sederhananya cinta berbalut lembar kesetiaan
Kalbuku mungkin pernah beku, tapi bukan mati
Perlahan luluh oleh hangatmu seiring luka terobati
Kembali memupuk harap atas ketulusan sejati
Hingga akhir bahagia kelak yang nyata kudapati
Bersamamu, saat ini seluruh langkah bersanding
Hapus keraguanmu, sebab tak kan aku berpaling
Sampai tiba nada ketetapan-Nya nanti berdenting
Disepanjang waktumu saja setiaku kan mengiring
Coba kujaga serpihan kecil dalam hidup
Agar tak terbawa hembus angin bertiup
Bahkan hingga kedua mata tlah menutup
Bukan hati yang tersembunyi dibalik kepalan
Tak sebatas janji erat tergenggam disatu tangan
Melainkan jawab dari segala yang kau pertanyakan
Sederhananya cinta berbalut lembar kesetiaan
Kalbuku mungkin pernah beku, tapi bukan mati
Perlahan luluh oleh hangatmu seiring luka terobati
Kembali memupuk harap atas ketulusan sejati
Hingga akhir bahagia kelak yang nyata kudapati
Bersamamu, saat ini seluruh langkah bersanding
Hapus keraguanmu, sebab tak kan aku berpaling
Sampai tiba nada ketetapan-Nya nanti berdenting
Disepanjang waktumu saja setiaku kan mengiring
Sisi lain yang kulihat 3
Tak ada apa apa
semua tampak tenang
berwibawa
meronakan semburat jingga
yang tak pernah usang dimakan waktu
suasana begitu sunyi
sepi menggerogoti lamunan
mengajak terbang ke atas awan
selamanya
seterusnya
Jumat, 26 Agustus 2011
Kemilau rindu
Awan bening di langit biru
seakan mengetuk hatiku
untuk sejenak bertukar cerita
tentang sebait rindu
yang tersimpan jauh di dalam
aliran darahku
ia bergetar saat mata saling bertemu
ia berjalan bersisian
antara rindu dan cemburu
antara sedih dan tawa merdu
seolah dua menjadi satu
bersama
saling membeku
saling terpadu
saat lentik jemariku
berikan coretan penuh malu
dindingmu yang biru
serasa melambai padaku
sebuah senyum perdu
mengetuk denyut di jantungku
apakah alam akan tahu
rasa rindu ini tumbuh dengan
penuh ketulusan
seperti jingga senja yang sebentar
kan tiba
semburatkan satu janji setia
meski langit tak selalu biru
dan musim tak semanis madu
kemilau rindu membunuh lukaku
cerahkan dunia
dalam kejora sayuku
kemilau rindu
engkaukah itu?
seakan mengetuk hatiku
untuk sejenak bertukar cerita
tentang sebait rindu
yang tersimpan jauh di dalam
aliran darahku
ia bergetar saat mata saling bertemu
ia berjalan bersisian
antara rindu dan cemburu
antara sedih dan tawa merdu
seolah dua menjadi satu
bersama
saling membeku
saling terpadu
saat lentik jemariku
berikan coretan penuh malu
dindingmu yang biru
serasa melambai padaku
sebuah senyum perdu
mengetuk denyut di jantungku
apakah alam akan tahu
rasa rindu ini tumbuh dengan
penuh ketulusan
seperti jingga senja yang sebentar
kan tiba
semburatkan satu janji setia
meski langit tak selalu biru
dan musim tak semanis madu
kemilau rindu membunuh lukaku
cerahkan dunia
dalam kejora sayuku
kemilau rindu
engkaukah itu?
Sentuhan senja
Oh..sentuhan senja jingga
melukis satu sketsa berbeda
harmoni alam kian menyala
resapi serpihan udara menuju
cahaya angkasa
selamat malam persada
bumi jawadwipa nan sentosa
kuciumi nafas alammu yang syahdu
jelang waktu kelam bertahta
sunyi jadi warta bagi lamunan hati
biarlah begini
mungkin airmata rindu
akan menjadi saksi
kita pernah saling berpeluk mesra
nikmati indahnya senja
kita pernah seirama
hadapi aral dan rintang
kita pernah terluka bersama
bertukar airmata
sementara siluet malam semakin sempurna
ninabobokan sang dewi malam
indah merekah bagai bunga mawar
sentuhan senja ini pun
tetap mengalirkan rona kasih sayang
yang pernah kuhibahkan
untuk hati terpurukmu
karena kuyakin itu bisa membuatmu gembira
bahagia disaat saat duka
indahnya proses jatuh bangun
lalu jatuh lagi
begitu seterusnya
genapkan semburat jingga
dalam sentuhan tiada tara.
Kucinta itu.
melukis satu sketsa berbeda
harmoni alam kian menyala
resapi serpihan udara menuju
cahaya angkasa
selamat malam persada
bumi jawadwipa nan sentosa
kuciumi nafas alammu yang syahdu
jelang waktu kelam bertahta
sunyi jadi warta bagi lamunan hati
biarlah begini
mungkin airmata rindu
akan menjadi saksi
kita pernah saling berpeluk mesra
nikmati indahnya senja
kita pernah seirama
hadapi aral dan rintang
kita pernah terluka bersama
bertukar airmata
sementara siluet malam semakin sempurna
ninabobokan sang dewi malam
indah merekah bagai bunga mawar
sentuhan senja ini pun
tetap mengalirkan rona kasih sayang
yang pernah kuhibahkan
untuk hati terpurukmu
karena kuyakin itu bisa membuatmu gembira
bahagia disaat saat duka
indahnya proses jatuh bangun
lalu jatuh lagi
begitu seterusnya
genapkan semburat jingga
dalam sentuhan tiada tara.
Kucinta itu.
Hati yang berlabuh
Ombak putih di hatiku
seakan memanggil namamu
lirih
kau pun lantas menoleh kepadaku
melukis cinta dengan bahasa samudera
dingin kubasuh rasaku
yang mengendap tak mampu kutatap
ku hanya menahan diri
agar jurang su'udzon
tak menguasai hati
aku pun berlari
pergi ke tempat hampa udara
jauh dari keramaian semesta
hingar bingar tak tentu rimba
kunikmati saja semua
nanti kan berhikmah jua
seakan memanggil namamu
lirih
kau pun lantas menoleh kepadaku
melukis cinta dengan bahasa samudera
dingin kubasuh rasaku
yang mengendap tak mampu kutatap
ku hanya menahan diri
agar jurang su'udzon
tak menguasai hati
aku pun berlari
pergi ke tempat hampa udara
jauh dari keramaian semesta
hingar bingar tak tentu rimba
kunikmati saja semua
nanti kan berhikmah jua
Aku Lagi Romantis
Biarkan aku berdiri memandangmu
saat hujan laburi pandangan
dan musim demikian beku
sejenak bayangmu melintas
padamkan gelap
tebarkan salam
aku mabuk menghitung pendar bintang
hingga pagi menyala di ufuk terang
saat hujan laburi pandangan
dan musim demikian beku
sejenak bayangmu melintas
padamkan gelap
tebarkan salam
aku mabuk menghitung pendar bintang
hingga pagi menyala di ufuk terang
Suara Alam Harmoni
Semilir angin berhembus
menyentuh dedaunan hijau
menebarkan kehangatan
kedamaian alam nan asri
seekor kenari terbang tinggi
hinggap di dahan flamboyant
bertengger ia sambil bersiul
rasakan sejuk segarnya alam
indahnya lukisan permadani
ciptaan sang Maha suci
tak henti mataku bermandi takjub
betapa kebesaranMu illahi
teduhkan hati yang lama mati
terpenggal musim kering nan sepi
menyentuh dedaunan hijau
menebarkan kehangatan
kedamaian alam nan asri
seekor kenari terbang tinggi
hinggap di dahan flamboyant
bertengger ia sambil bersiul
rasakan sejuk segarnya alam
indahnya lukisan permadani
ciptaan sang Maha suci
tak henti mataku bermandi takjub
betapa kebesaranMu illahi
teduhkan hati yang lama mati
terpenggal musim kering nan sepi
Kamis, 25 Agustus 2011
Larik cinta
Ku terdiam
melukis lamunan
terbayang senyuman
dari lubuk penyayang
ku berdoa
berharap bahagia
antara sedih dan gembira
kumohon redhoNya
kuberkaca
di cermin bianglala
kudapati keindahan
getaran rasa sempurna
yang lengkapi noda
setiakan rasa
kuterlelap
dalam mimpi indah
menunggumu kembali
memeluk pagi yang penuh nuansa biru
kubiarkan melaju
di bibir waktu
aku pergi
berkawan mimpi
biar semua terjadi
mencintai dan dicintai
dua hal yang berarti
terlalu berarti
untuk diakhiri
cinta letupkan bara
romansa di setiap butir udara
yang kuhirup bersahaja
melukis lamunan
terbayang senyuman
dari lubuk penyayang
ku berdoa
berharap bahagia
antara sedih dan gembira
kumohon redhoNya
kuberkaca
di cermin bianglala
kudapati keindahan
getaran rasa sempurna
yang lengkapi noda
setiakan rasa
kuterlelap
dalam mimpi indah
menunggumu kembali
memeluk pagi yang penuh nuansa biru
kubiarkan melaju
di bibir waktu
aku pergi
berkawan mimpi
biar semua terjadi
mencintai dan dicintai
dua hal yang berarti
terlalu berarti
untuk diakhiri
cinta letupkan bara
romansa di setiap butir udara
yang kuhirup bersahaja
Pelangi Pagi
Pagi kembali bersemi
diiringi desir angin menyanyi lagu
irama rasa hati
saat semua mimpi kini bukan lagi sekedar mimpi
tapi juga serpihan cinta dari suara alam
yang menggema menelusuri
jalan jalan perbukitan
keramaian kota
keindahan harum bunga
udara melati yang tak pernah pergi
mari kita lestarikan ini
simpan di dalam lubuk hati
diiringi desir angin menyanyi lagu
irama rasa hati
saat semua mimpi kini bukan lagi sekedar mimpi
tapi juga serpihan cinta dari suara alam
yang menggema menelusuri
jalan jalan perbukitan
keramaian kota
keindahan harum bunga
udara melati yang tak pernah pergi
mari kita lestarikan ini
simpan di dalam lubuk hati
Ada Apa Dengan Mata Mata
Hampir tiap detik
kau ikuti bayangku meniti
pelangi
kadang kau tersenyum
menyanjung hati yang ranum
kadang kau marah
bila aksara buruk rupa tak cakap kata
semua inboxmu berwarna cinta
suaramu bernada rindu
tak ada getar maya
yang kerap menggoda
cukup bertanya
mas lagi update apa?
Satu satu hembusan tanya
menyeruak di peta jiwa
adakah seribu jawab akan dapat kurengkuh...
kau ikuti bayangku meniti
pelangi
kadang kau tersenyum
menyanjung hati yang ranum
kadang kau marah
bila aksara buruk rupa tak cakap kata
semua inboxmu berwarna cinta
suaramu bernada rindu
tak ada getar maya
yang kerap menggoda
cukup bertanya
mas lagi update apa?
Satu satu hembusan tanya
menyeruak di peta jiwa
adakah seribu jawab akan dapat kurengkuh...
Berbagi Itu Indah
Indahnya berbagi
kepada alam dan isinya
tempat tangan kita terbina dengan cinta
hati kita menghirup nafas sayang
tempat senyuman menjadi binar gemintang
dan perkataan baik menelurkan
jiwa jiwa bening
hangat
seperti percik embun di atas dedaunan
masihkah kau ingat
saat kedua matamu menatap
dunia
ia membangunkanmu dari mimpi indah
lalu memberimu selaksa harmoni
diantara dingin pagi
kabut putih yang tenang selimuti pepohonan
serta jalan lengang tanpa noda
kau pun membaca doa pagi
untuk kesejahteraanmu
sepanjang hari
kau nikmati air bersih
lalu penuh percaya diri
kau pun bergegas jalani hidup keseharian
adakah kau pernah lupa juga?
Saat rinai hujan menyapa alam raya
semua basah namun tetap disyukuri
karena hujan itu rahmat
hujan itu cintaNya yang sejati
tidak!
Jangan sampai kau lupakan saat saat indah itu.
Saat sederhana
saat cintaNya melaburi perjalananmu
meniti tangga usia.
Berbahagialah
bersyukurlah
karena berbagi itu indah.
Keindahan yang akan melembutkan hati dan jiwa kita.
Selamanya.
Jakarta, 240811
Ain Saga
kepada alam dan isinya
tempat tangan kita terbina dengan cinta
hati kita menghirup nafas sayang
tempat senyuman menjadi binar gemintang
dan perkataan baik menelurkan
jiwa jiwa bening
hangat
seperti percik embun di atas dedaunan
masihkah kau ingat
saat kedua matamu menatap
dunia
ia membangunkanmu dari mimpi indah
lalu memberimu selaksa harmoni
diantara dingin pagi
kabut putih yang tenang selimuti pepohonan
serta jalan lengang tanpa noda
kau pun membaca doa pagi
untuk kesejahteraanmu
sepanjang hari
kau nikmati air bersih
lalu penuh percaya diri
kau pun bergegas jalani hidup keseharian
adakah kau pernah lupa juga?
Saat rinai hujan menyapa alam raya
semua basah namun tetap disyukuri
karena hujan itu rahmat
hujan itu cintaNya yang sejati
tidak!
Jangan sampai kau lupakan saat saat indah itu.
Saat sederhana
saat cintaNya melaburi perjalananmu
meniti tangga usia.
Berbahagialah
bersyukurlah
karena berbagi itu indah.
Keindahan yang akan melembutkan hati dan jiwa kita.
Selamanya.
Jakarta, 240811
Ain Saga
Terpaku di kubang waktu
Terpaku aku di benakmu
saat cinta dan rindu mengalun sendu
hari terasa dingin
beku meski musim begitu jelita
bunga dan kupu saling bercengkrama
menarikan tarian bunga
getaran nirmala diantara kelopak
bermekaran
aku tetap berkubang waktu
melumuri hati dengan butiran tanya yang asing
tak kupahami
namun jawabnya kucari
diantara lorong sepi
lazuardi hati
kembali melukis bara api
meski hangat tak terperi
kugenggam mencari jalan kembali.
Saat pintu semua terkunci
dan ku terbawa di dalam jeruji
sudahlah.
Mungkin saatnya dewasakan hati
menerima yang tak terbiasa kuhirup lewat aksara.
Karena ku hanya manusia biasa.
saat cinta dan rindu mengalun sendu
hari terasa dingin
beku meski musim begitu jelita
bunga dan kupu saling bercengkrama
menarikan tarian bunga
getaran nirmala diantara kelopak
bermekaran
aku tetap berkubang waktu
melumuri hati dengan butiran tanya yang asing
tak kupahami
namun jawabnya kucari
diantara lorong sepi
lazuardi hati
kembali melukis bara api
meski hangat tak terperi
kugenggam mencari jalan kembali.
Saat pintu semua terkunci
dan ku terbawa di dalam jeruji
sudahlah.
Mungkin saatnya dewasakan hati
menerima yang tak terbiasa kuhirup lewat aksara.
Karena ku hanya manusia biasa.
Bara Jingga
Usaikan cerita luka
pagi membawa cinta
dalam bara jingga
senyum matahari menyala ria
berenang di tangkup doa
terang terhidang di bola mata
tak ada fatamorgana
lukisan durjana
apalagi sengatan duka
semua melebur sukma tengadah di tasbihNya
untuk menganyam mimpi
sejengkal lebih cerah
dari serpih muram
jiwa temaram
tak ada gairah.
Semua berubah jingga di mataku
yang berbinar ceria
pagi membawa cinta
dalam bara jingga
senyum matahari menyala ria
berenang di tangkup doa
terang terhidang di bola mata
tak ada fatamorgana
lukisan durjana
apalagi sengatan duka
semua melebur sukma tengadah di tasbihNya
untuk menganyam mimpi
sejengkal lebih cerah
dari serpih muram
jiwa temaram
tak ada gairah.
Semua berubah jingga di mataku
yang berbinar ceria
Deritaku bukan Deritamu
Langit yang biru menawan itu
seolah mengerti
apa arti kabut di matamu
tapi siapa perduli
saat kau habiskan malam dalam
desah hujan
berbaur dengan rasa hampa meraja
habiskan asa setengah terkoyak
hidup menagih rasa kenyang
dari getar keroncong di lambungmu
menyanyikan lagu merdu luka
dan membentuk bunga airmata
hanya kamar sepeta kecil
dengan atap bocor di sana sini
kau jalani hidup yang fana
Nadimu ingin berteriak
tapi suaramu ditelan getir sepi
hilang dalam bayang gamang
hanya segaris asa yang tercecer basi
mengusik kesabaranmu
menjalani waktu penuh lapang
seolah tak terjadi perang
insan marginal terayun sepi
di peraduan gubuk sunyi
ingin meraih bintang
seakan tak mungkin.
Ingin memetik bulan
serasa jauh
sejauh awan yang mulai menghitam
berganti gelap
seolah mengerti
apa arti kabut di matamu
tapi siapa perduli
saat kau habiskan malam dalam
desah hujan
berbaur dengan rasa hampa meraja
habiskan asa setengah terkoyak
hidup menagih rasa kenyang
dari getar keroncong di lambungmu
menyanyikan lagu merdu luka
dan membentuk bunga airmata
hanya kamar sepeta kecil
dengan atap bocor di sana sini
kau jalani hidup yang fana
Nadimu ingin berteriak
tapi suaramu ditelan getir sepi
hilang dalam bayang gamang
hanya segaris asa yang tercecer basi
mengusik kesabaranmu
menjalani waktu penuh lapang
seolah tak terjadi perang
insan marginal terayun sepi
di peraduan gubuk sunyi
ingin meraih bintang
seakan tak mungkin.
Ingin memetik bulan
serasa jauh
sejauh awan yang mulai menghitam
berganti gelap
Mendung
Mendung membayangi
langkah mungilku
seakan menusuk sukma
melarung semua gelisah
hujan turunlah dengan rinai
agar basah semua daun dan pohon
menyepuh kemarau garang
jatuh di ranting mati.
Entah adakah yang peduli?
Sepi.
langkah mungilku
seakan menusuk sukma
melarung semua gelisah
hujan turunlah dengan rinai
agar basah semua daun dan pohon
menyepuh kemarau garang
jatuh di ranting mati.
Entah adakah yang peduli?
Sepi.
Daun Daun Gugur
Sepucuk daun jatuh luruh ke bumi
berguguran tertiup angin pagi
tak menyisakan sebutir kenanganpun
selain sepotong cerita
tentang hidupnya yang sepi
dan kemarau
tentang bunga indah yang bertengger diantara rimbun dedaunan
juga putik yang baru ingin mekar
tertutup kabut pagi
hingga ia mati
tak dikenal lagi.
berguguran tertiup angin pagi
tak menyisakan sebutir kenanganpun
selain sepotong cerita
tentang hidupnya yang sepi
dan kemarau
tentang bunga indah yang bertengger diantara rimbun dedaunan
juga putik yang baru ingin mekar
tertutup kabut pagi
hingga ia mati
tak dikenal lagi.
Kamis, 18 Agustus 2011
Andai aku sebuah buku
Andai itu terjadi
aku menjelma menjadi sebuah buku
sebuah fantasi berlayar menuju lubukmu
membelah peristiwa yang penuh
garam kehidupan
aku pun tersenyum dalam kisahku
menangis di sayatan lukaku
ku buka dan terus kubuka catatan bersampul pink itu
tak jemu habiskan waktu
melenggang ke alam maya
yang penuh fatamorgana
namun kaya dinamika
aku menyentuh berjuta lautan
beribu puncak gunung
bicara pada embun dan hujan
melayang seperti elang
aku tumbuh diantara kaktus dan anggrek bulan
bersinar bagai bintang
meredup dalam mendung
kupastikan pelangi adalah jalanku
syurga cita citaku
mengabdi adalah kelasku
dan tulus ikhlas itu pondasi tintaku
andai aku jadi sebuah buku
ku akan mencintaimu
seperti kamu membaca dan mencintaiku.
Muach!
aku menjelma menjadi sebuah buku
sebuah fantasi berlayar menuju lubukmu
membelah peristiwa yang penuh
garam kehidupan
aku pun tersenyum dalam kisahku
menangis di sayatan lukaku
ku buka dan terus kubuka catatan bersampul pink itu
tak jemu habiskan waktu
melenggang ke alam maya
yang penuh fatamorgana
namun kaya dinamika
aku menyentuh berjuta lautan
beribu puncak gunung
bicara pada embun dan hujan
melayang seperti elang
aku tumbuh diantara kaktus dan anggrek bulan
bersinar bagai bintang
meredup dalam mendung
kupastikan pelangi adalah jalanku
syurga cita citaku
mengabdi adalah kelasku
dan tulus ikhlas itu pondasi tintaku
andai aku jadi sebuah buku
ku akan mencintaimu
seperti kamu membaca dan mencintaiku.
Muach!
Anggap saja tak ada dia
Menuliskan tembang puisi
seperti memindahkan pelangi
ke mahkota para dewi
begitu sulit terhapus jejaknya
bila rasa tinta mengulum sebuah tanya
kata yang rawan kumiliki.
Namun tetap kumiliki.
Aku tak peduli berapa banyak
bunga yang berwarna cemeerlang dan harumnya melebihi cendana?
Yang ku tahu aku seorang yang punya banyak ide dan kreatifitas.
Tak terhitung ku menulisi semua lukaku
lukaku
dan selalu luka..
Hanya senyuman ini telah menyatu
diantara bayang rindu dan cinta.
seperti memindahkan pelangi
ke mahkota para dewi
begitu sulit terhapus jejaknya
bila rasa tinta mengulum sebuah tanya
kata yang rawan kumiliki.
Namun tetap kumiliki.
Aku tak peduli berapa banyak
bunga yang berwarna cemeerlang dan harumnya melebihi cendana?
Yang ku tahu aku seorang yang punya banyak ide dan kreatifitas.
Tak terhitung ku menulisi semua lukaku
lukaku
dan selalu luka..
Hanya senyuman ini telah menyatu
diantara bayang rindu dan cinta.
Senja Yang Terbakar
Senja yang terbakar
oleh uap panas matahari
mematikan daun daun mungilku
burungpun enggan singgah di dahannya yang batu
pucat maya bayangan hijau
angin dingin tergugu pilu
kemarau menghantam udara
membunuh sebagian asa
yang tak jemu kusingkap dalam aksara
aku tersenyum masam
melambaikan salam perpisahan pada hujan yang renta
entah ada di mana
hitam kerak jalan
tanduskan bumi yang papa
aku menangisi waktu yang nakal
memainkan angin padang
angin tenggara
angin bahorok
ke titian terluka
desa kami tercinta
kini jadi kuburan tua
tak ada mawar merah nan jelita
tersenyum di padang ranum
tak ada kidung telaga
tertawa dibuai semesta
duka meruah di senja
terasa membakar darah dan airmata.
Jakarta,bumi cilandak 180811
AIN SAGA
oleh uap panas matahari
mematikan daun daun mungilku
burungpun enggan singgah di dahannya yang batu
pucat maya bayangan hijau
angin dingin tergugu pilu
kemarau menghantam udara
membunuh sebagian asa
yang tak jemu kusingkap dalam aksara
aku tersenyum masam
melambaikan salam perpisahan pada hujan yang renta
entah ada di mana
hitam kerak jalan
tanduskan bumi yang papa
aku menangisi waktu yang nakal
memainkan angin padang
angin tenggara
angin bahorok
ke titian terluka
desa kami tercinta
kini jadi kuburan tua
tak ada mawar merah nan jelita
tersenyum di padang ranum
tak ada kidung telaga
tertawa dibuai semesta
duka meruah di senja
terasa membakar darah dan airmata.
Jakarta,bumi cilandak 180811
AIN SAGA
Tetaplah bersahaja seperti tanah merah
Hamparan rumput kering seolah menghiba kehausan
terpapar sinar mentari garang siang tadi
butiran tanah merah menempel erat di telapak sandalku
seolah ingin bertamu
telah lama tak kulihat kebun bunga diantara pohon flamboyant
meski ini taman kota
aroma hijaunya selalu meninggalkan jejak senyuman perdu
dimana kucelupkan tawaku pada kumpulan kupu kupu lucu
beraneka warna
yang berlarian bagai ombak menyisir kaki pantai
kukagumi lahan hijau dengan bumi merahnya.
Kukagumi alam yang ramah menghapus lelah.
Andai saja kau sekuntum yang terluka
biarlah aku saja yang akan menyimpan airmatamu
bumiku.
Lestarilah selalu.selamanya.
terpapar sinar mentari garang siang tadi
butiran tanah merah menempel erat di telapak sandalku
seolah ingin bertamu
telah lama tak kulihat kebun bunga diantara pohon flamboyant
meski ini taman kota
aroma hijaunya selalu meninggalkan jejak senyuman perdu
dimana kucelupkan tawaku pada kumpulan kupu kupu lucu
beraneka warna
yang berlarian bagai ombak menyisir kaki pantai
kukagumi lahan hijau dengan bumi merahnya.
Kukagumi alam yang ramah menghapus lelah.
Andai saja kau sekuntum yang terluka
biarlah aku saja yang akan menyimpan airmatamu
bumiku.
Lestarilah selalu.selamanya.
Pendar Terindah Sebelum Senja
Pagi yang kurindu tengah terhalang tirai
Tanpa mentari dengan sinar menjuntai
Sisa kelam semalam belum penuh terurai
Wajar bila akhirnya kebekuan yang merantai
Ragaku pun diam dipeluk ketidakberdayaan
Hela nafaspun tak layak tuk diperdengarkan
Menodai keheningan jika terus berkepanjangan
Maka haruskah berhenti menghirup kehidupan
Mereka berkata bahwa harapku sekedar maya
Tak kan berhak dapatkan sapaan sang surya
Seberapa gigihnya kupacu diri dalam keras upaya
Tetap diletakkan dalam barisan tak punya daya
Seribu perubahan masa tak jua jadikan mudah
Tetap sama pula serangkaian panjangnya kisah
Sepintas lalu, pengap dunia ini tak miliki celah
Seperti tak pernah lagi kan tergores warna cerah
Tetapi mimpiku bukan satu tawanan sekat batas
Menembus ruang-ruang hitam terus melintas
Menemukan jalan lurus menuju angkasa nan luas
Menegur sendiri cahaya terang dipuncak teratas
Pagiku mungkin hilang tertelan gelap begitu saja
Hingga harus terasing dari warna lain dengan sengaja
Tapi akan kumenangi pendar terindah sebelum senja
Kemudian menutup akhir ceritaku lebih bersahaja
Tanpa mentari dengan sinar menjuntai
Sisa kelam semalam belum penuh terurai
Wajar bila akhirnya kebekuan yang merantai
Ragaku pun diam dipeluk ketidakberdayaan
Hela nafaspun tak layak tuk diperdengarkan
Menodai keheningan jika terus berkepanjangan
Maka haruskah berhenti menghirup kehidupan
Mereka berkata bahwa harapku sekedar maya
Tak kan berhak dapatkan sapaan sang surya
Seberapa gigihnya kupacu diri dalam keras upaya
Tetap diletakkan dalam barisan tak punya daya
Seribu perubahan masa tak jua jadikan mudah
Tetap sama pula serangkaian panjangnya kisah
Sepintas lalu, pengap dunia ini tak miliki celah
Seperti tak pernah lagi kan tergores warna cerah
Tetapi mimpiku bukan satu tawanan sekat batas
Menembus ruang-ruang hitam terus melintas
Menemukan jalan lurus menuju angkasa nan luas
Menegur sendiri cahaya terang dipuncak teratas
Pagiku mungkin hilang tertelan gelap begitu saja
Hingga harus terasing dari warna lain dengan sengaja
Tapi akan kumenangi pendar terindah sebelum senja
Kemudian menutup akhir ceritaku lebih bersahaja
Wajah senja penuh cinta
Tak terkata
tak teraba
hanya terasa
selimuti jiwa
merengkuh rasa
hembuskan cinta
berputik mesra
digenggam rindu
kusemaikan asa
menaburi sukma
yang bergetaran menuai kejora
dalam senja penuh cinta
tak terkata
tak teraba
hanya terasa sungguh indah
penuh pesona
memeluk nirmala gemulai senja.
Cinta jadi pelangi tak berjeda
abadi di rona jingga
membayang lembayung asa
selamanya tetaplah setia.
Saling menjaga.seirama.
tak teraba
hanya terasa
selimuti jiwa
merengkuh rasa
hembuskan cinta
berputik mesra
digenggam rindu
kusemaikan asa
menaburi sukma
yang bergetaran menuai kejora
dalam senja penuh cinta
tak terkata
tak teraba
hanya terasa sungguh indah
penuh pesona
memeluk nirmala gemulai senja.
Cinta jadi pelangi tak berjeda
abadi di rona jingga
membayang lembayung asa
selamanya tetaplah setia.
Saling menjaga.seirama.
SAATNYA BERBAGI SAATNYA MEMBERI BUKAN MENCACI
Sudah terlalu hitam luka ini
darahku pun beku
tanah tempat kakiku berpijak
mulai terbatuk disertai badai tsunami
alam tak ramah lagi
cuaca negeri keruh dan carut marut
tapi adalah milikmu
dan milikku
negeri ini
hitam atau putih
tetaplah negeri nusantara
yang sangat mengagumkan
seperti bintang malam bersinar
saat rembulan tenang di atas awan
kita sudah terlalu banyak
berkelahi dengan waktu
kini saatnya berdiri sama kuat
dan duduk sama sepakat
mari membangun negeri ini
bersama sama!
ARTI SEBARIS KATA MERDEKA
Kemerdekaan tinggalah abu usang perhelatan
yang setiap tanggal tujuh belas agustus maknanya kembali berkibar
merah putih berdiri kokoh di tiang tiang gedung dan sekolah
tanda pengenal dan badge di dada
begitu gagahnya engkau
generasi penerus
berkipas kipas dianyir darah para kakek dan nenekmu
sementara secuil nama mereka pun tak satu pun kau ingat
bahkan kau biarkan jadi debu
diantara perpustakaanmu
diantara kesibukkanmu mengagumi barat
dan budayanya
kemerdekaan kini bukan milik kita lagi.
Karena hati dan pola pikir kita berlayar di benua eropa dan antartika
tinggal kita nikmati pusara.
Pusara peradaban yang berkubang di atas jalan penyimpangan.
yang setiap tanggal tujuh belas agustus maknanya kembali berkibar
merah putih berdiri kokoh di tiang tiang gedung dan sekolah
tanda pengenal dan badge di dada
begitu gagahnya engkau
generasi penerus
berkipas kipas dianyir darah para kakek dan nenekmu
sementara secuil nama mereka pun tak satu pun kau ingat
bahkan kau biarkan jadi debu
diantara perpustakaanmu
diantara kesibukkanmu mengagumi barat
dan budayanya
kemerdekaan kini bukan milik kita lagi.
Karena hati dan pola pikir kita berlayar di benua eropa dan antartika
tinggal kita nikmati pusara.
Pusara peradaban yang berkubang di atas jalan penyimpangan.
Ramadhan 17 an
ramadhan 17 an
malam malam yang suci
indah kenangan akan masa silam
dimana perjuangan tanpa kenal henti
runcing bambu kita
Allah di jiwa kita
entahlah apa yang akan terjadi kemudian
aku hanya menggerakan badan maju menyambut seruan
malam malam yang suci
indah kenangan akan masa silam
dimana perjuangan tanpa kenal henti
runcing bambu kita
Allah di jiwa kita
entahlah apa yang akan terjadi kemudian
aku hanya menggerakan badan maju menyambut seruan
Senin, 15 Agustus 2011
Kehidupan itu Anugrah
Kehidupan itu adalah anugrah
bagi para pecinta di bumi
kau bebas kembangkan sayapmu
ke langit tujuh
atau berenang dialam merdeka
lautan biru akan membuat tawamu berderai jenaka
seakan syurga tergenggam dalam lamunan
hidup adalah anugrah
harus kita jaga
harus kita pelihara
agar menjadi bekal pulang saat
kita labil oleh gelap menghadang..
Hidup adalah anugrah
lestarikan hidupmu
sebaik mungkin
selaras dan sehati dengan alam samesta.
bagi para pecinta di bumi
kau bebas kembangkan sayapmu
ke langit tujuh
atau berenang dialam merdeka
lautan biru akan membuat tawamu berderai jenaka
seakan syurga tergenggam dalam lamunan
hidup adalah anugrah
harus kita jaga
harus kita pelihara
agar menjadi bekal pulang saat
kita labil oleh gelap menghadang..
Hidup adalah anugrah
lestarikan hidupmu
sebaik mungkin
selaras dan sehati dengan alam samesta.
Mesjidku
Di sini
di mesjid ini
telah kusemaikan kalamMu
meski tertatih dengan tajwid malu malu
bacaan hanya satu satu
tak semerdu kicauan burung
merpati atau pun si nuri
namun aku tetap percaya diri
tak berhenti mencari
segala yang bisa tingkatkan ilmu
arahkan kapal menuju bintang
genggam erat seluruh asa
dan berbondong pulang
mesjid telah semakin sepi
saat bubar anak anak mengaji
namun cahayanya
dalam kalbu akan abadi menyentuh sebaris nurani
yang mencoba kembali fitri
jakarta, 150811
AIN SAGA
di mesjid ini
telah kusemaikan kalamMu
meski tertatih dengan tajwid malu malu
bacaan hanya satu satu
tak semerdu kicauan burung
merpati atau pun si nuri
namun aku tetap percaya diri
tak berhenti mencari
segala yang bisa tingkatkan ilmu
arahkan kapal menuju bintang
genggam erat seluruh asa
dan berbondong pulang
mesjid telah semakin sepi
saat bubar anak anak mengaji
namun cahayanya
dalam kalbu akan abadi menyentuh sebaris nurani
yang mencoba kembali fitri
jakarta, 150811
AIN SAGA
Mimpi mimpi
Secawan mimpi kureguk lagi
tandaskan saja
bersama imaji
pelangi yang berpendar suci
seakan mengirim sinyal haru
jelajah alam raya
rindu menyayangi semua
yang beraroma bunga
hingga senja menutup cahaya
jakarta,150811
ain saga
tandaskan saja
bersama imaji
pelangi yang berpendar suci
seakan mengirim sinyal haru
jelajah alam raya
rindu menyayangi semua
yang beraroma bunga
hingga senja menutup cahaya
jakarta,150811
ain saga
Menatap Hari
Menatap hari
seperti arungi lautan mimpi
antara kecewa dan keberhasilan
berjalan beriringan
menuju bintang
aku disini
membuka tangan
berharap alam akan tenang
menemaniku berpeluk cium
dengan aneka kesibukkan
ada pekerjaan
yang harus selesai tanpa jeda
ada aktifitas yang memberi setitik
asa
ada keinginan terpendam dalam jiwa
menjaga
merawat
memperbaiki
kehidupan
bukan sekedar cerita
atau khayal berlumur diam
semangatmu yang pertama
hati ikhlasmu yang utama
semoga ini menjadi cara
kita dapat taklukkan dunia
seperti arungi lautan mimpi
antara kecewa dan keberhasilan
berjalan beriringan
menuju bintang
aku disini
membuka tangan
berharap alam akan tenang
menemaniku berpeluk cium
dengan aneka kesibukkan
ada pekerjaan
yang harus selesai tanpa jeda
ada aktifitas yang memberi setitik
asa
ada keinginan terpendam dalam jiwa
menjaga
merawat
memperbaiki
kehidupan
bukan sekedar cerita
atau khayal berlumur diam
semangatmu yang pertama
hati ikhlasmu yang utama
semoga ini menjadi cara
kita dapat taklukkan dunia
Terimakasih Ramadhanku
Semua kehalusan
yang kau berikan
disudut kecil hatiku
teramat sederhana
hanya pagi yang selalu menarikan harum kesturi
pucuk melati yang hangat mengabdi
di indra ciumku
seolah menghantarkan peri bunga
memeluk hangat sanubari
engkau jelita dalam sukmaku
kau ksatria di manik mata
kilau dan wangimu kerap menjaga sepiku
meninggalkan deru debu yang
singgah di seputar peristiwaku
aku selalu tak jemu mengagumimu
juga mencintaimu
menyayangimu
seperti embun pagi saling mengasihi
inilah yang bisa kutulis
di coretan imaji
sekuntum syukur
untuk semua kebahagiaan yang
kau retaskan untuk hatiku,jiwaku
dan alam pikirku.
Terima kasih Ramadhanku.
Kaulah inspirasi bagi dunia dan
akheratku.
Jakarta,150811
AIN SAGA
yang kau berikan
disudut kecil hatiku
teramat sederhana
hanya pagi yang selalu menarikan harum kesturi
pucuk melati yang hangat mengabdi
di indra ciumku
seolah menghantarkan peri bunga
memeluk hangat sanubari
engkau jelita dalam sukmaku
kau ksatria di manik mata
kilau dan wangimu kerap menjaga sepiku
meninggalkan deru debu yang
singgah di seputar peristiwaku
aku selalu tak jemu mengagumimu
juga mencintaimu
menyayangimu
seperti embun pagi saling mengasihi
inilah yang bisa kutulis
di coretan imaji
sekuntum syukur
untuk semua kebahagiaan yang
kau retaskan untuk hatiku,jiwaku
dan alam pikirku.
Terima kasih Ramadhanku.
Kaulah inspirasi bagi dunia dan
akheratku.
Jakarta,150811
AIN SAGA
REMBANG PETANG DI SUCINYA RAMADHAN
Angin sore berlari memainkan anak rambutku
si hitam terlihat satu dua dari balik kerudung diatas kening
kucoba bersandar di dekat jendela
udara merah menapa tanpa cinta
mengadukan getirnya bumi
oleh koyak luka
ozon telah tipis untuk menjaga
bumi meradang dalam ranggasnya daun daun hijau
matahari takkan peduli
selalu hadir bisikkan hati
menyinari bumi tiada terperi
meski sesekali ia tertutup
awan berarak menuju hujan
kilau rembang petang
tengadahkan tangan
sentuhkan sedikit lamunan
agar terik ini berubah sejenak
jadi telaga yang bening dinanti
jakarta,140811
AIN SAGA
si hitam terlihat satu dua dari balik kerudung diatas kening
kucoba bersandar di dekat jendela
udara merah menapa tanpa cinta
mengadukan getirnya bumi
oleh koyak luka
ozon telah tipis untuk menjaga
bumi meradang dalam ranggasnya daun daun hijau
matahari takkan peduli
selalu hadir bisikkan hati
menyinari bumi tiada terperi
meski sesekali ia tertutup
awan berarak menuju hujan
kilau rembang petang
tengadahkan tangan
sentuhkan sedikit lamunan
agar terik ini berubah sejenak
jadi telaga yang bening dinanti
jakarta,140811
AIN SAGA
SEMESTA PUN TERSENYUM
Malam Merangkak pelan
menuju pucuk peraduan
tempat senyuman melabuh dalam hati yang suci
hati yang ridho kepada perintah illahi
semesta pun tersenyum
dalam selimut kelam
tak henti bertasbih dan berdoa
mengucap shalawat salam
sebagai tanda cinta
kepada para musafir hati
pada bulan suci yang selalu dinanti
kepada para kelana hati
ijinkan hatiku bersapa rindu
karena perjuangan satu hari
menahan haus dan lapar
menahan segala godaan
dapat kita lalui
dengan percik sabar dan ikhlas
semesta pun tersenyum
mengucap alunan suara syukur
diantara rumpun ujian
dan derasnya hujan di jarum kehidupan
*inilah nikmat Allah yang selalu kita kerap lupakan.
Dan inilah cintaNya yang selalu
menggenggam sukma.
menuju pucuk peraduan
tempat senyuman melabuh dalam hati yang suci
hati yang ridho kepada perintah illahi
semesta pun tersenyum
dalam selimut kelam
tak henti bertasbih dan berdoa
mengucap shalawat salam
sebagai tanda cinta
kepada para musafir hati
pada bulan suci yang selalu dinanti
kepada para kelana hati
ijinkan hatiku bersapa rindu
karena perjuangan satu hari
menahan haus dan lapar
menahan segala godaan
dapat kita lalui
dengan percik sabar dan ikhlas
semesta pun tersenyum
mengucap alunan suara syukur
diantara rumpun ujian
dan derasnya hujan di jarum kehidupan
*inilah nikmat Allah yang selalu kita kerap lupakan.
Dan inilah cintaNya yang selalu
menggenggam sukma.
MENU BERBUKA RASA CINTA
Suara adzan bertalu di telinga
pertanda kita boleh berbuka puasa
sekilas mata melirik hidangan
diatas meja
sambil senyuman terbias begitu ceria
sayur lodeh dan ayam goreng
melambai lambai ingin disapa
dawet merah dan blewah ranum
seakan harum menusuk jantung
ada kue pastel berisi kentang
cireng bandung berasa ayam
menggoda lidah untuk dicincang
ditemani kuah kacang setengah pedas
matamu dan mataku saling menatap
tanpa kedip kureguk sesaat
diseling doa doa mustajab
semoga Ramadhan ini
bertambah nikmat
inilah menu berbuka hangat
secangkir teh tubruk
siap diangkat
diminum hangat bersama keluarga
sungguh bahagia jalani hidup
sebagai insan bertaqwa
aamiinn
jakarta,140811
ain saga
selamat berbuka puasa
pertanda kita boleh berbuka puasa
sekilas mata melirik hidangan
diatas meja
sambil senyuman terbias begitu ceria
sayur lodeh dan ayam goreng
melambai lambai ingin disapa
dawet merah dan blewah ranum
seakan harum menusuk jantung
ada kue pastel berisi kentang
cireng bandung berasa ayam
menggoda lidah untuk dicincang
ditemani kuah kacang setengah pedas
matamu dan mataku saling menatap
tanpa kedip kureguk sesaat
diseling doa doa mustajab
semoga Ramadhan ini
bertambah nikmat
inilah menu berbuka hangat
secangkir teh tubruk
siap diangkat
diminum hangat bersama keluarga
sungguh bahagia jalani hidup
sebagai insan bertaqwa
aamiinn
jakarta,140811
ain saga
selamat berbuka puasa
Sabtu, 13 Agustus 2011
Kekalahan Bukanlah Takdir
Menatap langit dibalik rajutan awan
Menjadikan birunya sempurna tertelan
Beginilah dunia dengan bermacam riasan
Tak selalu melenggang bersama keindahan
Sesekali hujan mengalir deras seperti tangis
Membasahi tanah dalam beberapa baris
Tetapi terkadang hanya sekedar gerimis
Sedikit memaksa peluk kehangatan tertepis
Begitu pula layaknya sentuhan kecil duka
Ada alasan disetiap jemarinya yang terbuka
Namun, tak seluruhnya kan mudah mengemuka
Beberapa terjawab setelah airmata terseka
Maka sakit yang dirasa bukan tak terobati
Hanya ketidakmampuan dalam menata hati
Bagai membalut luka tanpa mencabut belati
Melanjutkan hidup tanpa mencoba mengerti
Menolak bangkit dan berteriak "aku tak bisa"
Sebab belum kering bekas tikaman dibalik kasa
Seolah perih juga pedih jadi satu yang tersisa
Kemudian melupakan harap pada Yang Maha Kuasa
Kekalahan atas kerasnya hidup bukanlah takdir
Sekedar salah memilih haluan hingga berlaku pandir
Enggan pasrah kepada-Nya, menyerah karna getir
Mestinya terus berjuang hingga cerahnya esok jadi akhir
Menjadikan birunya sempurna tertelan
Beginilah dunia dengan bermacam riasan
Tak selalu melenggang bersama keindahan
Sesekali hujan mengalir deras seperti tangis
Membasahi tanah dalam beberapa baris
Tetapi terkadang hanya sekedar gerimis
Sedikit memaksa peluk kehangatan tertepis
Begitu pula layaknya sentuhan kecil duka
Ada alasan disetiap jemarinya yang terbuka
Namun, tak seluruhnya kan mudah mengemuka
Beberapa terjawab setelah airmata terseka
Maka sakit yang dirasa bukan tak terobati
Hanya ketidakmampuan dalam menata hati
Bagai membalut luka tanpa mencabut belati
Melanjutkan hidup tanpa mencoba mengerti
Menolak bangkit dan berteriak "aku tak bisa"
Sebab belum kering bekas tikaman dibalik kasa
Seolah perih juga pedih jadi satu yang tersisa
Kemudian melupakan harap pada Yang Maha Kuasa
Kekalahan atas kerasnya hidup bukanlah takdir
Sekedar salah memilih haluan hingga berlaku pandir
Enggan pasrah kepada-Nya, menyerah karna getir
Mestinya terus berjuang hingga cerahnya esok jadi akhir
Kecewaku karena dia
Kubanting semua rasaku
perlahan pejamkan mata
dalam luka
kaukah itu?pangeran cintaku
mengapa kau berikan aku
permen luka
yang pahitnya melebihi empedu
sakitnya bagaikan ribuan sembilu
aku mencoba memahamimu
namun nuraniku telah beku
gerimis tak henti laburi suara hati
kau tak pantas disisiku lagi.
Pergilah sejauhnya dariku
akan kulupakan rasa ini
demi masa depan cintaku yang nyaris patah.berkeping dan terbangmeniti hujan.dikelopak yang rawan.
perlahan pejamkan mata
dalam luka
kaukah itu?pangeran cintaku
mengapa kau berikan aku
permen luka
yang pahitnya melebihi empedu
sakitnya bagaikan ribuan sembilu
aku mencoba memahamimu
namun nuraniku telah beku
gerimis tak henti laburi suara hati
kau tak pantas disisiku lagi.
Pergilah sejauhnya dariku
akan kulupakan rasa ini
demi masa depan cintaku yang nyaris patah.berkeping dan terbangmeniti hujan.dikelopak yang rawan.
Kepingan rasa yang terkoyak
Aku telah memilihmu
dalam hidupku satu dari seribu
kusandarkan seluruh asa dalam pelukanmu
kuberikan kuntum bunga di jantung merah muda
namun sungguh tiada kukira
kaiu hempaskan rasaku
begitu dalam tersia sia
seolah aku tak pernah berarti
berharga diatas lukisan cinta
kini hati telah kututup diam
beku karena tak ingin ku tertipu
kilau cinta yang kau katakan
hanya sepenggal fatamorgana
tiada guna lirih airmatamu
memohon maaf seolah akulah kau cinta
ternyata semua hanya hiasan bibir yang tak pernah setia
padahal hatiku selalu ada untuk dirimu.
Dirimu yang sakiti hidupku
dalam hidupku satu dari seribu
kusandarkan seluruh asa dalam pelukanmu
kuberikan kuntum bunga di jantung merah muda
namun sungguh tiada kukira
kaiu hempaskan rasaku
begitu dalam tersia sia
seolah aku tak pernah berarti
berharga diatas lukisan cinta
kini hati telah kututup diam
beku karena tak ingin ku tertipu
kilau cinta yang kau katakan
hanya sepenggal fatamorgana
tiada guna lirih airmatamu
memohon maaf seolah akulah kau cinta
ternyata semua hanya hiasan bibir yang tak pernah setia
padahal hatiku selalu ada untuk dirimu.
Dirimu yang sakiti hidupku
Sekuntum luka
Bisikan angin berhembus dingin
sedingin hatiku saat ini
kelabu yang tak pernah bisa
jadi putih
kuterbakar cemburu
adakah rasa ini kan kubawa
hingga ajal menjemput sukma
atau kulepaskan genggaman
dijurang luka
bahkan gemintang pun tahu
betapa aku sangat mengasihimu
darahku
sukmaku
telah bertaut di dalam darahmu
namun mengapa
kau biarkan ombak badai
merobohkan istana hati nan suci
kau biarkan hatiku tersayat dalam gamang
seroja
betapa cinta telah mengubah luka
menjadi secawan bianglala
indah dan syahdu
seperti sepasang merpati memuja cinta
namun kini semua tinggal kenangan
sejak kutahu kau bermain api
dengan sahabat sejatiku
hidupku terasa bara
hatiku bergayut patah dan terserak
diam menanti jalan pulang
karena dunia terlalu banyak meludahiku dengan cairan luka
ku memilih mati saja.
Agar bayangmu tak lagi menganggu hidupku
meski lembut ciumanmu
pernah berkata cinta
cinta yang penuh bunga dusta
sedingin hatiku saat ini
kelabu yang tak pernah bisa
jadi putih
kuterbakar cemburu
adakah rasa ini kan kubawa
hingga ajal menjemput sukma
atau kulepaskan genggaman
dijurang luka
bahkan gemintang pun tahu
betapa aku sangat mengasihimu
darahku
sukmaku
telah bertaut di dalam darahmu
namun mengapa
kau biarkan ombak badai
merobohkan istana hati nan suci
kau biarkan hatiku tersayat dalam gamang
seroja
betapa cinta telah mengubah luka
menjadi secawan bianglala
indah dan syahdu
seperti sepasang merpati memuja cinta
namun kini semua tinggal kenangan
sejak kutahu kau bermain api
dengan sahabat sejatiku
hidupku terasa bara
hatiku bergayut patah dan terserak
diam menanti jalan pulang
karena dunia terlalu banyak meludahiku dengan cairan luka
ku memilih mati saja.
Agar bayangmu tak lagi menganggu hidupku
meski lembut ciumanmu
pernah berkata cinta
cinta yang penuh bunga dusta
DUNIA YANG KUCARI
Ayah..
Ibu..
Lihatlah aku
berdiri diantara pedih perih
tak kuhiraukan edisi kuliahku
tak kuhiraukan wanginya bahagia semu
kau tepikan semua rasa
yang pernah kita rajut bersama
adakah cinta masih terasa
bergema diantara ruang hati kita
adamu rindu tetapi jauh tak ada
semua telah menepi
tinggal anakmu bertanya
mengapa tragedi pecahnya cinta
buat hidupku terlunta
menanggung lara
salahkah aku bertanya dalam genang perih airmata
salahkah aku menghiba
di setiap embun berkaca dijendela
aku mabuk dalam perangmu
ayah
ibu
aku luka di setiap kalian bersengketa
kini dunia manis itu terbelah dan pecah berkeping lima
dimana warna mimpi tentang
keluarga bahagia?
Itu hanya lamunan kecil yang terbakar peristiwa
aku larut diamuknya.
Aku mati dilumbung berlabelkan cinta.
Semua gelap diantara maya penuh dusta.
Kapan kan berarkhir?
Suara tanyaku pun terbunuh senja.
Tak berjeda.
Jkt,130811
request by wijaya ali
Ibu..
Lihatlah aku
berdiri diantara pedih perih
tak kuhiraukan edisi kuliahku
tak kuhiraukan wanginya bahagia semu
kau tepikan semua rasa
yang pernah kita rajut bersama
adakah cinta masih terasa
bergema diantara ruang hati kita
adamu rindu tetapi jauh tak ada
semua telah menepi
tinggal anakmu bertanya
mengapa tragedi pecahnya cinta
buat hidupku terlunta
menanggung lara
salahkah aku bertanya dalam genang perih airmata
salahkah aku menghiba
di setiap embun berkaca dijendela
aku mabuk dalam perangmu
ayah
ibu
aku luka di setiap kalian bersengketa
kini dunia manis itu terbelah dan pecah berkeping lima
dimana warna mimpi tentang
keluarga bahagia?
Itu hanya lamunan kecil yang terbakar peristiwa
aku larut diamuknya.
Aku mati dilumbung berlabelkan cinta.
Semua gelap diantara maya penuh dusta.
Kapan kan berarkhir?
Suara tanyaku pun terbunuh senja.
Tak berjeda.
Jkt,130811
request by wijaya ali
Ciuman kabut
Jalan ini kelam
tak ada matahari
tak ada lentera menerangi
ia nisbi merasuk hati
hati merah yang baru semalam
menghirup debu jalan
sesak di paruku
sesak di aliran pikiranku
semua menari irama gelisah
bagai sampah yang semburkan biak busuk
aku tetap melangkah tenang
meski cahaya berkabut
dan ciumannya berkeping di nadi ini
sudah nasib
takdir hitam putih
pahit manis
kucoba nikmati saja
cuma sebentar kita singgah
di gerbang dunia.
Untuk apa bersikap sia sia?
Jakarta,130811
AIN SAGA
tak ada matahari
tak ada lentera menerangi
ia nisbi merasuk hati
hati merah yang baru semalam
menghirup debu jalan
sesak di paruku
sesak di aliran pikiranku
semua menari irama gelisah
bagai sampah yang semburkan biak busuk
aku tetap melangkah tenang
meski cahaya berkabut
dan ciumannya berkeping di nadi ini
sudah nasib
takdir hitam putih
pahit manis
kucoba nikmati saja
cuma sebentar kita singgah
di gerbang dunia.
Untuk apa bersikap sia sia?
Jakarta,130811
AIN SAGA
TOLERANSI
Kita hidup tak hanya sendiri
banyak cinta
banyak luka
terserak di akhir cerita
kita juga punya tetangga
kiri kanan
muka belakang
sama saja
siapa mau elegan
hidup bermental arogan
semikan ego sentral
dalam jiwa rapuh namun tak gentar
tak bisalah begitu
semutpun akan selalu berpeluk rindu
apatah lagi insan sempurna
harusnya semakin merunduk
laksana padi siap di panen
toleran
ayolah toleran
dunia bukan hanya kita punya
ada banyak warna
berhak nikmati semua
andai hatimu dewasa
akal nalar selalu aktif bekerja
tentu hatimu percaya
mudahkanlah saudaramu
atau tinggalkanlah sengketamu
berteriak tanpa malu
hanya hasilkan cemburu dan benalu
saatnya mulai berbagi
toleransi dalam segala sisi
tentu harus tetap mengusung
batasan
sebab kita juga berhak rindu
hidup sama tinggi
dan sejajar membangun negeri
HEMPASAN KARANG
Lautan ini teramat dalam
pasang gelombang akan selalu datang
menghantam tiap jajaran karang
yang tegar menanti sang fajar
buih putih melaju deras
pekatkan pagi dengan tafsir alam
dingin kembali merasuk pori
langit pagi ini biaskan seribu kesan
menata yang hilang
mengganti yang telah usang.
pasang gelombang akan selalu datang
menghantam tiap jajaran karang
yang tegar menanti sang fajar
buih putih melaju deras
pekatkan pagi dengan tafsir alam
dingin kembali merasuk pori
langit pagi ini biaskan seribu kesan
menata yang hilang
mengganti yang telah usang.
Jumat, 12 Agustus 2011
EMBUN DI MATA SAGAKU
Tak Seperti biasa
ketika alam kembali kuguris dalam legenda cinta
senja ini embun merebak jelita
sempurnakan kelelahanku
berpadu dengan udara yang mendung menjemput malam
deru debu tak kuhiraukan
degup jantungku kian cepat
terbius rasa yang muram
cinta?
Benci?
Adakah mudah kucerna dengan bahasa hati?
Aku merasa segala yang kau mau
telah kuberikan
tak berhingga aku menepuk pundakmu cerah
menatapmu indah
memeluk cium udara pertemanan
dengan gagah
seolah kau permata yang lama hilang dalam lautan hitam
dan kini kau kembali pulang
saling menerima kekurangan
dari seribu kesarasan.
Namun kini langkahku lesi
semangatku redup karena warna merah dimatamu
sedang embun yang kutahan
bagai tsunami buas dalam bias
aku membencimu ain saga
bukan karena rasa cemburu
begitu ucapanmu menabrak
kelembutanku
membunuh sisi hati terahasiaku
bukan ingin mengadu
bukan lari mencari sandaran biru
bukan aku bersikap begitu
tak kan kupedulikan
bahkan halimun dan petir
akan kubiarkan bertandang
andai mereka merasa nyaman
dalam pelukan
dalam warna persahabatan
tapi kau menusukkan jarum pahit
disela keikhlasanku menerima
semua bara dari matamu
kini embun di mata sagaku
mulai dingin sedingin salju
yang sebentar lagi akan beku.
Inikah yang kau mau?
ketika alam kembali kuguris dalam legenda cinta
senja ini embun merebak jelita
sempurnakan kelelahanku
berpadu dengan udara yang mendung menjemput malam
deru debu tak kuhiraukan
degup jantungku kian cepat
terbius rasa yang muram
cinta?
Benci?
Adakah mudah kucerna dengan bahasa hati?
Aku merasa segala yang kau mau
telah kuberikan
tak berhingga aku menepuk pundakmu cerah
menatapmu indah
memeluk cium udara pertemanan
dengan gagah
seolah kau permata yang lama hilang dalam lautan hitam
dan kini kau kembali pulang
saling menerima kekurangan
dari seribu kesarasan.
Namun kini langkahku lesi
semangatku redup karena warna merah dimatamu
sedang embun yang kutahan
bagai tsunami buas dalam bias
aku membencimu ain saga
bukan karena rasa cemburu
begitu ucapanmu menabrak
kelembutanku
membunuh sisi hati terahasiaku
bukan ingin mengadu
bukan lari mencari sandaran biru
bukan aku bersikap begitu
tak kan kupedulikan
bahkan halimun dan petir
akan kubiarkan bertandang
andai mereka merasa nyaman
dalam pelukan
dalam warna persahabatan
tapi kau menusukkan jarum pahit
disela keikhlasanku menerima
semua bara dari matamu
kini embun di mata sagaku
mulai dingin sedingin salju
yang sebentar lagi akan beku.
Inikah yang kau mau?
Lembah Persahabatan
Tak bisa ku selalu menatap matamu
saat bara merah penuhi kelopak
amarah
aku hanya sebutir debu diatas
mawar merah
selarik madu di pahit yang menggetas
aku berdiam dalam tarian realitas
memeluk hati yang patah karena cerita usang
mengebiri waktu terbuang.
tak sanggup kukecup sayang
atau kubuang jauh dan melayang
menuangkan nyanyian sumbang
dilembah persahabatan.
saat bara merah penuhi kelopak
amarah
aku hanya sebutir debu diatas
mawar merah
selarik madu di pahit yang menggetas
aku berdiam dalam tarian realitas
memeluk hati yang patah karena cerita usang
mengebiri waktu terbuang.
tak sanggup kukecup sayang
atau kubuang jauh dan melayang
menuangkan nyanyian sumbang
dilembah persahabatan.
Biarkanlah
Biarkanlah kuberjalan dengan
senyumanku
yang akan menawarkan bisa
yang kutemui
dilembah asing hati membara
tak usah lagi dirasa
tak perlu tarikan pesona
disetiap cinta yang patah
oleh cahaya silaumu
katakan aku bukan siapa
bukan apa yang patut kau kagumi
apalagi dicintai
usah meramu tanya disudut pagi
biar jalan ini damai
letakkan saja sedikit aroma ikhlas
lalu pergi
hindari tajamnya duri
harusnya kau mengerti ini.
senyumanku
yang akan menawarkan bisa
yang kutemui
dilembah asing hati membara
tak usah lagi dirasa
tak perlu tarikan pesona
disetiap cinta yang patah
oleh cahaya silaumu
katakan aku bukan siapa
bukan apa yang patut kau kagumi
apalagi dicintai
usah meramu tanya disudut pagi
biar jalan ini damai
letakkan saja sedikit aroma ikhlas
lalu pergi
hindari tajamnya duri
harusnya kau mengerti ini.
Lapar
Kita semua merasakannya
rasa lapar menunggu waktu berbuka tiba
kita semua mungkin juga kehausan
kelelahan
jiwa lesi semangat pun pudar
kita pun persiapkan segalanya
peluruh haus dan lapar kita
secangkir teh hangat
manis dan bahagia
menjadi satu santapan utama
tapi tahukah engkau
dibalik blik tua nan reyot
dibawah kolong kolong jalan
berteman bau busuk dan comberan
anak anak mungil saling berebut
mencari sesuap nasi
remah remah basah
cukuplah pengisi lambung
yang keroncongan tiada ampun
mereka saudara kita juga
meski nasib tak berpihak setia
hidup ini terlalu pedih untuk ditangisi
kasihilah mereka
si anak jalanan
yang terlunta oleh derita sosial
bukan asa mereka menadahkan tangan
namun kalau bukan kita yang peduli dan mengerti
siapa lagi?
Agar jangan sampai ada semangkuk sup terbuang dari jendela dapurmu
atau sekerat roti tersampah di
luar jalan depan rumahmu
mungkin diantara itu
ada rizki yang menjadi hak
sebagian kaum marginal papa
kalau bukan kita lantas siapa?
Saatnya mengerti dan bertanya
kita hidup untuk apa?
rasa lapar menunggu waktu berbuka tiba
kita semua mungkin juga kehausan
kelelahan
jiwa lesi semangat pun pudar
kita pun persiapkan segalanya
peluruh haus dan lapar kita
secangkir teh hangat
manis dan bahagia
menjadi satu santapan utama
tapi tahukah engkau
dibalik blik tua nan reyot
dibawah kolong kolong jalan
berteman bau busuk dan comberan
anak anak mungil saling berebut
mencari sesuap nasi
remah remah basah
cukuplah pengisi lambung
yang keroncongan tiada ampun
mereka saudara kita juga
meski nasib tak berpihak setia
hidup ini terlalu pedih untuk ditangisi
kasihilah mereka
si anak jalanan
yang terlunta oleh derita sosial
bukan asa mereka menadahkan tangan
namun kalau bukan kita yang peduli dan mengerti
siapa lagi?
Agar jangan sampai ada semangkuk sup terbuang dari jendela dapurmu
atau sekerat roti tersampah di
luar jalan depan rumahmu
mungkin diantara itu
ada rizki yang menjadi hak
sebagian kaum marginal papa
kalau bukan kita lantas siapa?
Saatnya mengerti dan bertanya
kita hidup untuk apa?
Kamis, 11 Agustus 2011
Pelik
Telah begitu panjang kaki berjalan
Sejak pertama memulai penyusuran
Menapaki dasar jiwa lewati pencarian
Berharap berhenti pada kebenaran
Sudah terlalu sering menikung berbelok
Sepanjang tahun temui yang berkelok
Dari kejauhan dapat kulihat sebuah tembok
Tingginya jelas mampu buat langkah terpojok
Adakah yang sanggup dirasa lebih baik
Semakin lelah terhimpit pilihan kian pelik
Jika kelak airmata jadi sejarah tak terusik
Akan coba kudengar suaramu meski berbisik
Tapi hitam tak pernah begitu saja memutih
Lukapun yang butuh waktu tuk kembali pulih
Satu janji tak cukup hapuskan ribuan perih
Meski dihati digenggam cinta yang mana dipilih
Sejak pertama memulai penyusuran
Menapaki dasar jiwa lewati pencarian
Berharap berhenti pada kebenaran
Sudah terlalu sering menikung berbelok
Sepanjang tahun temui yang berkelok
Dari kejauhan dapat kulihat sebuah tembok
Tingginya jelas mampu buat langkah terpojok
Adakah yang sanggup dirasa lebih baik
Semakin lelah terhimpit pilihan kian pelik
Jika kelak airmata jadi sejarah tak terusik
Akan coba kudengar suaramu meski berbisik
Tapi hitam tak pernah begitu saja memutih
Lukapun yang butuh waktu tuk kembali pulih
Satu janji tak cukup hapuskan ribuan perih
Meski dihati digenggam cinta yang mana dipilih
Cahaya rindu
Saputan jingga merona mesra
diantara warna anggun semesta
jagat nirmala
tersenyum manja
menatap cahya emas
berpendar dari balik awan
menyuarakan rindu
kepada semesta yang dingin
terpagut sunyi
meski pagi cerahkan hati
luput kusematkan harumnya
dijantung imaji
saat kumulai sadari
kau begitu berarti
tak ada lagi mimpi
yang berlari dalam nisbi
semua menepi
seperti hati yang juga bermimpi
tentang asa dan kesedihan
ataukah hanya larik sepi tak bertuan
menunggu bintang datang
namun sang surya menahan
jadi sentuhan
diantara cipta,karya dan rasa..
Tak terpikirkan
tak
diantara warna anggun semesta
jagat nirmala
tersenyum manja
menatap cahya emas
berpendar dari balik awan
menyuarakan rindu
kepada semesta yang dingin
terpagut sunyi
meski pagi cerahkan hati
luput kusematkan harumnya
dijantung imaji
saat kumulai sadari
kau begitu berarti
tak ada lagi mimpi
yang berlari dalam nisbi
semua menepi
seperti hati yang juga bermimpi
tentang asa dan kesedihan
ataukah hanya larik sepi tak bertuan
menunggu bintang datang
namun sang surya menahan
jadi sentuhan
diantara cipta,karya dan rasa..
Tak terpikirkan
tak
Lelapmu
Mimpi melabuh tenang
diwajah pagimu
diam menyentuh semua rinduku
larutlah rasa
dibutir mimpi
yang merendah hati pada alam
dini hari
kekasih adakah kau lihat pelangi
berkabut lagi?
Dimana dapat kukatakan biru
bila hati dan matamu keliru
mengenal aku si putri malu
diwajah pagimu
diam menyentuh semua rinduku
larutlah rasa
dibutir mimpi
yang merendah hati pada alam
dini hari
kekasih adakah kau lihat pelangi
berkabut lagi?
Dimana dapat kukatakan biru
bila hati dan matamu keliru
mengenal aku si putri malu
Sepercik aura
Tak pernah ingin rasa biru
laburi kepingan yang terserak
seperti daun luruh kering
dan terbang terbawa angin pagi
biduk kan terus berlayar
meninggalkan ribuan cerita
warna warni keindahan
selalu melambai pada sang waktu
inginkan kembali
tapi siapa peduli
rindu berkeping lagi
merenda hatiku yang dingin
menatap pagi
tak jua mengerti
seakan hidup hanya milik
si mawar dan melati
yang lain hanya berhalusinasi
berimaji dalam rengkuh hari
kita pernah satu senyuman
didalam kebahagiaan
juga atap penderitaan
kini kau pergi
adakah kisahmu redupkan
tangkup harapan?
Lupakan saja dengan guris senyuman
laburi kepingan yang terserak
seperti daun luruh kering
dan terbang terbawa angin pagi
biduk kan terus berlayar
meninggalkan ribuan cerita
warna warni keindahan
selalu melambai pada sang waktu
inginkan kembali
tapi siapa peduli
rindu berkeping lagi
merenda hatiku yang dingin
menatap pagi
tak jua mengerti
seakan hidup hanya milik
si mawar dan melati
yang lain hanya berhalusinasi
berimaji dalam rengkuh hari
kita pernah satu senyuman
didalam kebahagiaan
juga atap penderitaan
kini kau pergi
adakah kisahmu redupkan
tangkup harapan?
Lupakan saja dengan guris senyuman
Dari hati
Jarak ini seperti jurang yang dalam
terjal dalam belukar
sepi menawan hatiku rawan
menapak pada seguris kenangan
ada senyuman bintang
melayangkan kecupan
kehangatan
kasih sayang
tak jemu kulalui
meski berkali kuhindari
kau meretas pagi
menyatu dalam warna hati
dipucuk daun daun yang bermandi cahaya lazuardi
lalu singgah di hati kacaku
diam beku
tak ingin pergi meniti waktu
entah sampai kapan
kutak tak tahu
terjal dalam belukar
sepi menawan hatiku rawan
menapak pada seguris kenangan
ada senyuman bintang
melayangkan kecupan
kehangatan
kasih sayang
tak jemu kulalui
meski berkali kuhindari
kau meretas pagi
menyatu dalam warna hati
dipucuk daun daun yang bermandi cahaya lazuardi
lalu singgah di hati kacaku
diam beku
tak ingin pergi meniti waktu
entah sampai kapan
kutak tak tahu
Kekosongan Hati
Kekosongan hati belum tiba pada saatnya
Untuk dapat terisi hanya dengan cahaya-Nya
Hampir seperti putik yang senantiasa bertanya
Kapan kumbang bawakan serbuk yang dinantinya
Menunggu dalam riuh yang ada diantara dua ruang
Namun, kanan atau kiri kepala menoleh tak jarang
Hanya akan terekam sudut-sudut berjajar lengang
Kemudian abadilah dalam pikir satu sketsa remang
Sepi terhampar ditengah-tengah gelak tawa mereka
Seperti biasa sekedar semu yang metatap didepan muka
Sesungguhnya segenap diri ingin terbebas dari murka
Diturunkan oleh-Nya bila hanya mengejar apa yang disuka
Namun, acap kali raga juga batin tak kuasa membendung
Membiarkan dengan nafsu, segala ketaatan tergulung
Berlama-lama dalam sebuah sungai dimana dosa dilarung
Tak coba keluar meski balasan-Nya menanti hingga ujung
Wahai Engkau yang miliki genggaman atas semua kehidupan
Ulurkan kasih-Mu pada jiwa yang telah terhanyut kebodohan
Berhenti dari pesta fana, tak lagi abaikan segala bentuk tuntunan
Segera menarik diri dalam gelimang fatamorgananya kesenangan
Untuk dapat terisi hanya dengan cahaya-Nya
Hampir seperti putik yang senantiasa bertanya
Kapan kumbang bawakan serbuk yang dinantinya
Menunggu dalam riuh yang ada diantara dua ruang
Namun, kanan atau kiri kepala menoleh tak jarang
Hanya akan terekam sudut-sudut berjajar lengang
Kemudian abadilah dalam pikir satu sketsa remang
Sepi terhampar ditengah-tengah gelak tawa mereka
Seperti biasa sekedar semu yang metatap didepan muka
Sesungguhnya segenap diri ingin terbebas dari murka
Diturunkan oleh-Nya bila hanya mengejar apa yang disuka
Namun, acap kali raga juga batin tak kuasa membendung
Membiarkan dengan nafsu, segala ketaatan tergulung
Berlama-lama dalam sebuah sungai dimana dosa dilarung
Tak coba keluar meski balasan-Nya menanti hingga ujung
Wahai Engkau yang miliki genggaman atas semua kehidupan
Ulurkan kasih-Mu pada jiwa yang telah terhanyut kebodohan
Berhenti dari pesta fana, tak lagi abaikan segala bentuk tuntunan
Segera menarik diri dalam gelimang fatamorgananya kesenangan
Rabu, 10 Agustus 2011
Rindu, Warna-Warni Kanvas Hati
Deru jiwa tak jemu bertegur sapa dengan malam
Seolah bergurau bersama waktu sekedar beri salam
Sesaat saja, lebih dari cukup sepenuhnya tenggelam
Tak perlu lama untuk menyaksikan nuansa dan terbenam
Dari sudut inilah diri terpatri pada sebuah asa nan lugu
Yang tersusun indah diatas lapangnya kesetiaan menunggu
Tiada peduli pada hati yang mana rindu lebih membelenggu
Sebab tak harapkan jua engkau dan aku terikat rasa ragu
Rimbunnya dahan atas daun rindu tak akan menyesak
Karenanya, bukan batasan bagi cinta leluasa dalam gerak
Tetap gemulai memahat keanggunannya ditiap irama berdetak
Sekalipun tempatnya berpijak sering kali rapuh dan harus retak
Itulah yang kini menjadi warna-warni dimuka kanvas hati
Sengaja kulukiskan ketika untai kata sulit tuk dimengerti
Coba menghapus gurat bimbang hingga seutuhnya mati
Tanpa pernah pertanyakan keteguhan janji dalam menanti
Seolah bergurau bersama waktu sekedar beri salam
Sesaat saja, lebih dari cukup sepenuhnya tenggelam
Tak perlu lama untuk menyaksikan nuansa dan terbenam
Dari sudut inilah diri terpatri pada sebuah asa nan lugu
Yang tersusun indah diatas lapangnya kesetiaan menunggu
Tiada peduli pada hati yang mana rindu lebih membelenggu
Sebab tak harapkan jua engkau dan aku terikat rasa ragu
Rimbunnya dahan atas daun rindu tak akan menyesak
Karenanya, bukan batasan bagi cinta leluasa dalam gerak
Tetap gemulai memahat keanggunannya ditiap irama berdetak
Sekalipun tempatnya berpijak sering kali rapuh dan harus retak
Itulah yang kini menjadi warna-warni dimuka kanvas hati
Sengaja kulukiskan ketika untai kata sulit tuk dimengerti
Coba menghapus gurat bimbang hingga seutuhnya mati
Tanpa pernah pertanyakan keteguhan janji dalam menanti
Sayunya kejoraku
Telah kuhabiskan si hitam dawet
dengan buas
rasa manisnya yang menggoda
menari ngidam tenggorokanku
dua potong martabak telur
telah pula berkunjung santai ke dalam lambungku
lalu sholat magrib seperti biasa
waktu mulai tak tersisa
jenuh melanda
dan kantuk mulai menggoda
sayu kejoraku bagai terhipnotis
meski sudah goodbye dengan hidangan dimeja..
Ku tak bisa menahan nafsu mencoba
meski diberi nafas jeda..lebih baik membaca
semua berita
dan kau akan percaya..
Iman itu cahaya hati..
dengan buas
rasa manisnya yang menggoda
menari ngidam tenggorokanku
dua potong martabak telur
telah pula berkunjung santai ke dalam lambungku
lalu sholat magrib seperti biasa
waktu mulai tak tersisa
jenuh melanda
dan kantuk mulai menggoda
sayu kejoraku bagai terhipnotis
meski sudah goodbye dengan hidangan dimeja..
Ku tak bisa menahan nafsu mencoba
meski diberi nafas jeda..lebih baik membaca
semua berita
dan kau akan percaya..
Iman itu cahaya hati..
Sepucuk semangat
Rindang pagi yang mewangi
rumput hijau basah bermandi embun pagi
menunggu sang surya datang
mengajak berdansa irama bumi
aduhai indah nian serasa di surga sana
tanah ini kehausan
bumi pun kedinginan diterpa kemarau
tiada nafas harmoni
yang mengguris tubuh dunia
namun senyuman udara pagi
netralkan serpihan derita kurasa
untukmu mari kita bersama
meniti asa tegakkan jiwa khalifah kita
berjuang sekuat daya
kesuksesan bukan hadiah kehidupan
tapi cermin perjuangan
dan doa yang kau layangkan
ke singgasana kalam.
rumput hijau basah bermandi embun pagi
menunggu sang surya datang
mengajak berdansa irama bumi
aduhai indah nian serasa di surga sana
tanah ini kehausan
bumi pun kedinginan diterpa kemarau
tiada nafas harmoni
yang mengguris tubuh dunia
namun senyuman udara pagi
netralkan serpihan derita kurasa
untukmu mari kita bersama
meniti asa tegakkan jiwa khalifah kita
berjuang sekuat daya
kesuksesan bukan hadiah kehidupan
tapi cermin perjuangan
dan doa yang kau layangkan
ke singgasana kalam.
Jingga
Ungkapan indah cinta serasa melayangkan jiwa
menelurkan semesta ceria
diantara berjuta asa
kureguk wanginya senyum seroja
biarkan jingga merona didua kejora
aku kan sambut sepenuh asa
tak kudengar airmata basah menghiba
biarkan luruh hilang ditelan gelombang maya
ini cinta yang kugenggam
rindu yang sungguh berkesan
mataku berbinar terang
tangan kaki bergerak bagai daun daun tersentuh angin padang
bangkitkan rasa
satukan tujuan
hari ini adalah perjuangan
biar jingga warnai harapan
buat apa susah
susah itu
tiada guna
menelurkan semesta ceria
diantara berjuta asa
kureguk wanginya senyum seroja
biarkan jingga merona didua kejora
aku kan sambut sepenuh asa
tak kudengar airmata basah menghiba
biarkan luruh hilang ditelan gelombang maya
ini cinta yang kugenggam
rindu yang sungguh berkesan
mataku berbinar terang
tangan kaki bergerak bagai daun daun tersentuh angin padang
bangkitkan rasa
satukan tujuan
hari ini adalah perjuangan
biar jingga warnai harapan
buat apa susah
susah itu
tiada guna
Dan daunpun ikut berpuasa
Udara terasa terik
matahari menyentuh kulit bumi
angin lelap dalam butiran bara
diam tak bersuara
senyap mengamini semesta
tak ada yang mampu bertingkah dusta
musim serasa merekah mendera
hati pun meneguk liur satu satu
nafas tertatih berbaur asma biru
kita semua bagai tertegun
dibulan penuh rahmat dan kulum senyum
seribu malaikat meniti tangga langit
bagikan cinta lewat rindu dan doa
shalawat dan salam wahai ummat nabi illahi
kuatkan jasadi hadapi terik berani
kuatkan imanmu wahai musafir hati
cinta illahi Robbi takkan pupus sampai disini
ia mengalir dikidung sempurna
diudara surga
yang berisi sambutan damai
hormat cinta dari sang Maha Pencipta
daun pun ikut bertasbih dan berpuasa
ikut bersalam dan sholawatan
akan kah kita berhenti surutkan asa dan niat suci
sedang akherat tempat sebaik baik kembali.
Dari Bumi Cilandak jkt
tempat aku bermukim
kuretaskan bait harmoni
untuk semua musafir hati.
Ramadhan suci.
matahari menyentuh kulit bumi
angin lelap dalam butiran bara
diam tak bersuara
senyap mengamini semesta
tak ada yang mampu bertingkah dusta
musim serasa merekah mendera
hati pun meneguk liur satu satu
nafas tertatih berbaur asma biru
kita semua bagai tertegun
dibulan penuh rahmat dan kulum senyum
seribu malaikat meniti tangga langit
bagikan cinta lewat rindu dan doa
shalawat dan salam wahai ummat nabi illahi
kuatkan jasadi hadapi terik berani
kuatkan imanmu wahai musafir hati
cinta illahi Robbi takkan pupus sampai disini
ia mengalir dikidung sempurna
diudara surga
yang berisi sambutan damai
hormat cinta dari sang Maha Pencipta
daun pun ikut bertasbih dan berpuasa
ikut bersalam dan sholawatan
akan kah kita berhenti surutkan asa dan niat suci
sedang akherat tempat sebaik baik kembali.
Dari Bumi Cilandak jkt
tempat aku bermukim
kuretaskan bait harmoni
untuk semua musafir hati.
Ramadhan suci.
Bidadari
Senyummu mawar merahmatamu bintang kejora
kulitmu pualam nirmala
suaramu buluh perindu sukma
aduhai adinda cantik nan jelita
dimana kanda boleh berjumpa
disetiap alunan suara doa
kanda memohon adinda tiba
senyummu mawar
matamu surga
suaramu ramah menghisap duka
dan semua yang kau punya
lambang lukisan alam semesta
aku terpana memandang cahaya
aku tergetar dihujam cinta
bilakah saatku tiba
bidadari jadi millik lubukku yang
bersahaja
semoga engkaulah permata
mutiara tiada tara
tempat kuberlabuh dari panasnya dunia
tempat berteduh
hingga ujung senja.
Ku menutup mata
kulitmu pualam nirmala
suaramu buluh perindu sukma
aduhai adinda cantik nan jelita
dimana kanda boleh berjumpa
disetiap alunan suara doa
kanda memohon adinda tiba
senyummu mawar
matamu surga
suaramu ramah menghisap duka
dan semua yang kau punya
lambang lukisan alam semesta
aku terpana memandang cahaya
aku tergetar dihujam cinta
bilakah saatku tiba
bidadari jadi millik lubukku yang
bersahaja
semoga engkaulah permata
mutiara tiada tara
tempat kuberlabuh dari panasnya dunia
tempat berteduh
hingga ujung senja.
Ku menutup mata
Senin, 08 Agustus 2011
Siluetmu
Sahabat
siluetmu menggoda waktuku
merenda asa dipelupuk yang merindu
namun apakah dayaku
juram curam memisahkan kita
jarak waktu penghambat jumpa
meski doaku selalu setia
selalu menerawang senyumanmu
dipucuk malam yang sebentar kan tenggelam
tergerus dingin pagi
dan sang surya yang genit meretas hari
semua bergerak secepat angin tsunami meradang hatiku
jagan vonis aku
bila usang pertemuan
masih jadi tunas dirahim bumi
siluetmu menggoda waktuku
merenda asa dipelupuk yang merindu
namun apakah dayaku
juram curam memisahkan kita
jarak waktu penghambat jumpa
meski doaku selalu setia
selalu menerawang senyumanmu
dipucuk malam yang sebentar kan tenggelam
tergerus dingin pagi
dan sang surya yang genit meretas hari
semua bergerak secepat angin tsunami meradang hatiku
jagan vonis aku
bila usang pertemuan
masih jadi tunas dirahim bumi
PENASARAN
Tik tak tik tak
langkah kaki yang terayun
melintasi dinding tebal tak terperi
fermentasikan waktu
bercumbu dengan bayang semu
lalu menendap hilang dikaki malam
gurat bintang terlukis
nyata jingga mengudara
alirkan sepercik damai
direlung jiwa tempat kita saling
berdansa menjemput pagi sepi
langkah kaki yang terayun
melintasi dinding tebal tak terperi
fermentasikan waktu
bercumbu dengan bayang semu
lalu menendap hilang dikaki malam
gurat bintang terlukis
nyata jingga mengudara
alirkan sepercik damai
direlung jiwa tempat kita saling
berdansa menjemput pagi sepi
Luapkan rasamu
Tenang hujan belum akan bertanda datang
meski awan berarak pulang
dan matahari raib dipunggung malam
aku akan tetap temanimu
menghitung hari yang penuh
jeruji uji
tak apa
jangan menangis
sandarkan bahumu di sepanjang tangis
ingat hidup takkan abadi
kita hanya musafir sederhana
kelana yang kerap terluka
mari bersama berdoa
agar cahaya selalu ada bersama jalan indah kita
menuju taqwaNya.
Aamiinn
meski awan berarak pulang
dan matahari raib dipunggung malam
aku akan tetap temanimu
menghitung hari yang penuh
jeruji uji
tak apa
jangan menangis
sandarkan bahumu di sepanjang tangis
ingat hidup takkan abadi
kita hanya musafir sederhana
kelana yang kerap terluka
mari bersama berdoa
agar cahaya selalu ada bersama jalan indah kita
menuju taqwaNya.
Aamiinn
Jalan kesturi
Jalan kesturi
sungguh mendaki
terjal lagi berlumpur kerikil tajam
hati hati
tak mudah terlihat mata
hanyalah sepenggal maya
yang akan segera sirna
terhapus detak perjumpaan
dipucuk unggas berhenti menyanyi
atau jerit unggas menyepuh bisu
harkat
semua menyemai syukur
ketika rona tawadhu
sungguh mendaki
terjal lagi berlumpur kerikil tajam
hati hati
tak mudah terlihat mata
hanyalah sepenggal maya
yang akan segera sirna
terhapus detak perjumpaan
dipucuk unggas berhenti menyanyi
atau jerit unggas menyepuh bisu
harkat
semua menyemai syukur
ketika rona tawadhu
Terik bara puasa
Terkantuk aku di kursi tua
termangu mengunyah waktu
terik menyengat ladang raga
tak bisa berlari
tertawan disekat bara
aku mengaduh mengambil udara
kipas kipas alangkah nikmatnya
namun tak jua berlalu semburat panas
yang berlumur gelegak menganga
dimusim yang syahdu merayu
Ramadhan kupeluk bertalu
dari semangat yang terpacu bertalu
aku menimang sabdaNya
seakan tiada mendung kan tiba
membasuh bara merah
panggangkan kesabaran
dipuncak luar angkasa
aku pun memamah doa
termangu mengunyah waktu
terik menyengat ladang raga
tak bisa berlari
tertawan disekat bara
aku mengaduh mengambil udara
kipas kipas alangkah nikmatnya
namun tak jua berlalu semburat panas
yang berlumur gelegak menganga
dimusim yang syahdu merayu
Ramadhan kupeluk bertalu
dari semangat yang terpacu bertalu
aku menimang sabdaNya
seakan tiada mendung kan tiba
membasuh bara merah
panggangkan kesabaran
dipuncak luar angkasa
aku pun memamah doa
Jendela hati
Nur illahi
sekuntum perjalanan
terik dan gersang
tengah kulalui
banyak yang kutemukan
rindang dedaunan
butiran kusam kenangan
telaga beku airmata
semua meruah di wajah pagi
kuntum yang layu
tak berdesir sehangat sinar matahari
mengajukku mencari jalan baru
wujudkan peta mimpi
dibias hampa lazuardi
masih tersisa pelangi
yang meneduhkan hati
meski tak sempurna seperti
mimpi para bidadari
sekuntum perjalanan
terik dan gersang
tengah kulalui
banyak yang kutemukan
rindang dedaunan
butiran kusam kenangan
telaga beku airmata
semua meruah di wajah pagi
kuntum yang layu
tak berdesir sehangat sinar matahari
mengajukku mencari jalan baru
wujudkan peta mimpi
dibias hampa lazuardi
masih tersisa pelangi
yang meneduhkan hati
meski tak sempurna seperti
mimpi para bidadari
Perjalanan ke dalam hati
Hatiku pun kini beku
tersengat ragam sembilu
tersandung jelaga di kidung waktu
merana udara yang kuhirup
menawarkan rasa yang kutapaki
menyalurkan segenggam gamang
diantara berjuta impian
ku hanya berkawan senyuman sumbang
wahai hati yang beku
apakah yang melelahkan dirimu?
Bukankah waktu telah berpihak dibahumu
jangan manjakan ranum nadimu
hanya untuk jejakkan rindu
yang bayangnya pun
belum terlukis di larung waktu
tersengat ragam sembilu
tersandung jelaga di kidung waktu
merana udara yang kuhirup
menawarkan rasa yang kutapaki
menyalurkan segenggam gamang
diantara berjuta impian
ku hanya berkawan senyuman sumbang
wahai hati yang beku
apakah yang melelahkan dirimu?
Bukankah waktu telah berpihak dibahumu
jangan manjakan ranum nadimu
hanya untuk jejakkan rindu
yang bayangnya pun
belum terlukis di larung waktu
Minggu, 07 Agustus 2011
Wahai malaikat bolehkah aku kesal?
Belum genap Tiga puluh hari
titian uji masih jauh dari mimpi
aku telah belajar dan berkonsentrasi
menepiskan semua hal yang dapat
melaburi hati kacaku
tapi tiba tiba ku dilanda kesal
halilintar memekik dikedua telingaku
memaksaku merobek keheningan
hatiku pun jadi berantakan
porak poranda
ditikam persetan
omongan ego yang balikkan asa
menjadi sebuah bara
bara yang menghitam
legam dijiwa
aku sedang berpuasa
apakah tak layak kuberkata
kau lah yang memicunya
kau yang melakukannya.
Namun kau tak bisa memaksa
sampai kata tanya tergurat derita
bolehkah kukesal karenanya?
titian uji masih jauh dari mimpi
aku telah belajar dan berkonsentrasi
menepiskan semua hal yang dapat
melaburi hati kacaku
tapi tiba tiba ku dilanda kesal
halilintar memekik dikedua telingaku
memaksaku merobek keheningan
hatiku pun jadi berantakan
porak poranda
ditikam persetan
omongan ego yang balikkan asa
menjadi sebuah bara
bara yang menghitam
legam dijiwa
aku sedang berpuasa
apakah tak layak kuberkata
kau lah yang memicunya
kau yang melakukannya.
Namun kau tak bisa memaksa
sampai kata tanya tergurat derita
bolehkah kukesal karenanya?
Mari belajar dari seekor nyamuk
Seekor nyamuk mungil
terbang mendekat ke atas kulitmu
hup! Ia menghisap darah dibalik pori
lalu terbang lagi
berlari mengejar mangsa baru
kita sering meremehkannya
kita kerap melecehkannya
dasar nyamuk bedebah!
Begitu kira kira sumpah serapah
yang terlontar tanpa rasa
kita bahkan terlalu sering memburunya
berbagai cara kita lakukan
buat ia binasa
tapi anehnya populasinya
tak henti dan tak mati
semakin banyak
seperti sel sel kanker yang saling membelah diri
tak mau dikata bodoh
kau pun membeli racun berdaya guna
kau habiskan uangmu,waktumu
bahkan nyaris seluruh hidupmu
hanya untuk mengakhiri hidup
si mungil
apakah tak pernah terpikir
peranannya dibumi ini?
Apakah yakin bisa membasminya
dengan sempurna
mari belajar dari kehidupan
seekor nyamuk.
Jangan pernah remehkan
keberadaannya yang mungil dan
tersangka predator.
Karena tanpa dia ada
alam ini akan goyah.
Labil oleh sistem yang terganggu
apa yang kini kau pikirkan?
masihkah ada setitik arogan
tersimpan dalam genggaman?
Bukankah meski kau sempurna
tak bisa terbang seperti nyamuk mungil
meski kau sempurna tak mampu mereguk darah kehidupan.
Mari belajar
dari seekor nyamuk
tentang keajaiban
tentang semburat kasih sayang
dan menyayangi makhluk kecil
yang lebih lemah darimu
karena setiap makhluk terlahir sempurna.
Kita saja yang kerap merasa lebih jumawa.
Astagfirullah!
terbang mendekat ke atas kulitmu
hup! Ia menghisap darah dibalik pori
lalu terbang lagi
berlari mengejar mangsa baru
kita sering meremehkannya
kita kerap melecehkannya
dasar nyamuk bedebah!
Begitu kira kira sumpah serapah
yang terlontar tanpa rasa
kita bahkan terlalu sering memburunya
berbagai cara kita lakukan
buat ia binasa
tapi anehnya populasinya
tak henti dan tak mati
semakin banyak
seperti sel sel kanker yang saling membelah diri
tak mau dikata bodoh
kau pun membeli racun berdaya guna
kau habiskan uangmu,waktumu
bahkan nyaris seluruh hidupmu
hanya untuk mengakhiri hidup
si mungil
apakah tak pernah terpikir
peranannya dibumi ini?
Apakah yakin bisa membasminya
dengan sempurna
mari belajar dari kehidupan
seekor nyamuk.
Jangan pernah remehkan
keberadaannya yang mungil dan
tersangka predator.
Karena tanpa dia ada
alam ini akan goyah.
Labil oleh sistem yang terganggu
apa yang kini kau pikirkan?
masihkah ada setitik arogan
tersimpan dalam genggaman?
Bukankah meski kau sempurna
tak bisa terbang seperti nyamuk mungil
meski kau sempurna tak mampu mereguk darah kehidupan.
Mari belajar
dari seekor nyamuk
tentang keajaiban
tentang semburat kasih sayang
dan menyayangi makhluk kecil
yang lebih lemah darimu
karena setiap makhluk terlahir sempurna.
Kita saja yang kerap merasa lebih jumawa.
Astagfirullah!
Bius Ramadhan dihati kacaku
Tak mudah menggapai awan
yang berarak mengantarku pulang
perjalanan masihlah panjang
hembusan angin
tak selalu iringi kepedihan
fajar Ramadhan
biusnya berdetak hangat disanubari
memberi nyala sinar di dunia mimpiku
yang temaram
melenakanku pada peradaban
akhir abadi
siapakah yang tak tersenyum
pada udara cinta yang kau beri?
Semua insan berebut keberkahan
berebut menghibakan
semestapun menundukkan kepala
menyambut hadirmu dicakrawala
bius Ramadhan
tak lelah melapangkan cahaya
perjalanan
membasuh noda hitam yang semakin tak bisa terbedakan.
Antara nafsu dan logika
teramat samar dan datar
Kini pintu taqwaNya
terasa tak jauh dari genggaman.
Menuntunku ke jalan kebenaran
Alhamdulillah ya Robb
Ramadhanmu sempurnakan asaku
yang redup dibisingnya kehidupan.
yang berarak mengantarku pulang
perjalanan masihlah panjang
hembusan angin
tak selalu iringi kepedihan
fajar Ramadhan
biusnya berdetak hangat disanubari
memberi nyala sinar di dunia mimpiku
yang temaram
melenakanku pada peradaban
akhir abadi
siapakah yang tak tersenyum
pada udara cinta yang kau beri?
Semua insan berebut keberkahan
berebut menghibakan
semestapun menundukkan kepala
menyambut hadirmu dicakrawala
bius Ramadhan
tak lelah melapangkan cahaya
perjalanan
membasuh noda hitam yang semakin tak bisa terbedakan.
Antara nafsu dan logika
teramat samar dan datar
Kini pintu taqwaNya
terasa tak jauh dari genggaman.
Menuntunku ke jalan kebenaran
Alhamdulillah ya Robb
Ramadhanmu sempurnakan asaku
yang redup dibisingnya kehidupan.
Terik ujian makna ketaqwaan
Ku tahu suara keletihanmu
keroncong merdu dipongahnya waktu
kutahu sulit diterima darah mudamu
yang tak henti mengeluhkan
gelombang terik Ramadhan
tangan yang lemah
akan mengingatkanmu
janganlah jumawa
mata yang lena
mengingatkanmu
beratnya ujian jiwa
kaki yang lepuh
berdebu dan mandi peluh keluh
tanda tak mudah mencapai bintang dilangit nan jauh
sabarlah saudaraku
Ramadhan yang disiplin itu
kelak akan membawamu
menuju pintu yang menuai
kesuksesan diatas seribu kesuksesan
itulah pintu kaum bershoum
AR royan budiman
melambaikan tangannya
menuju bayanganmu
yang letih namun kuat hadapi ujian.
Bersabarlah saudaraku
hidup cuma satu kali..bersabarlah
keroncong merdu dipongahnya waktu
kutahu sulit diterima darah mudamu
yang tak henti mengeluhkan
gelombang terik Ramadhan
tangan yang lemah
akan mengingatkanmu
janganlah jumawa
mata yang lena
mengingatkanmu
beratnya ujian jiwa
kaki yang lepuh
berdebu dan mandi peluh keluh
tanda tak mudah mencapai bintang dilangit nan jauh
sabarlah saudaraku
Ramadhan yang disiplin itu
kelak akan membawamu
menuju pintu yang menuai
kesuksesan diatas seribu kesuksesan
itulah pintu kaum bershoum
AR royan budiman
melambaikan tangannya
menuju bayanganmu
yang letih namun kuat hadapi ujian.
Bersabarlah saudaraku
hidup cuma satu kali..bersabarlah
Getaran fajar
Fajar kembali menyingsing
membawa nafas kesyukuranku
bertengger dipuncak kehangatan
kehambaan
kehinaan
bahwa tiada satupun yang mengingkari
kesucian pagi
keindahan sang fajar
karunia maha Kaya
Allah azza wa jala
tempat ku meminta
memuja dan setia
semoga getaran fajar ini
menambah ilmu,iman dan amal kita.
Karena takdir surga dan neraka
tak bisa tergambar meski dalam
lamunan maya,
membawa nafas kesyukuranku
bertengger dipuncak kehangatan
kehambaan
kehinaan
bahwa tiada satupun yang mengingkari
kesucian pagi
keindahan sang fajar
karunia maha Kaya
Allah azza wa jala
tempat ku meminta
memuja dan setia
semoga getaran fajar ini
menambah ilmu,iman dan amal kita.
Karena takdir surga dan neraka
tak bisa tergambar meski dalam
lamunan maya,
Jumat, 05 Agustus 2011
Sederhana itu mustika
Sederhana itu mustika
keharuman yang luar biasa
yang hanya dapat kau kunjungi
disanubari kearifan dan budi luhur
niatkan saja dengan benar
tak perlu berlebihan
dalam berbagai hal
tak perlu mengusung gengsi
martabat adalah ketika kau izzahkan diri
menghirup dan memakan halal lagi thoyib
tak hanya sekedar cari sensasi
ataupun sohor puji sanak famili
tak semua yang berkilat itu emas
tak semua tempat berwarna gading
tak semua baju lusuh berarti miskin
kita sering terjerat katanya
terhalusinasi sikap hedonis
yang buat kita mati dilumbung sendiri
padahal berapapun
apapun profesi kamu
Allah maha melihat
tak pernah berhitung lewat indahnya suaramu
merdunya kata aksara
atau rupa jelita
cukup baginya hatimu
ia maha tahu.
Sederhana itu mustika jiwa.
keharuman yang luar biasa
yang hanya dapat kau kunjungi
disanubari kearifan dan budi luhur
niatkan saja dengan benar
tak perlu berlebihan
dalam berbagai hal
tak perlu mengusung gengsi
martabat adalah ketika kau izzahkan diri
menghirup dan memakan halal lagi thoyib
tak hanya sekedar cari sensasi
ataupun sohor puji sanak famili
tak semua yang berkilat itu emas
tak semua tempat berwarna gading
tak semua baju lusuh berarti miskin
kita sering terjerat katanya
terhalusinasi sikap hedonis
yang buat kita mati dilumbung sendiri
padahal berapapun
apapun profesi kamu
Allah maha melihat
tak pernah berhitung lewat indahnya suaramu
merdunya kata aksara
atau rupa jelita
cukup baginya hatimu
ia maha tahu.
Sederhana itu mustika jiwa.
Suhada hati dibulan suci
Aku menatapmu penuh haru
merangkum lembut hatimu
lintasi hujan dan gelombang
terik yang membakar
amarah yang teredam
putik rindu terbelenggu
cinta dunia yang terkurung bisu
aku mendoakanmu sepenuh kasih
mengharap syurga kelak akan merengkuhmu
lewat ar royan kita melabuh bersama
berkalungkan sapa suhada
dihati taqwa kita
meski mungkin tak selalu
sempurna menyemai CintaNya
di langit sucinya Ramadhan Mubarak.
Aku menatapmu
dan melukis haruku
dalam tasbih takjubku.
Wahai para suhada shiam
suhada hati dibulan nan suci.
Ramadhan al maghfirah.
Selamat berlayar di ujian CintaNya!
Subhanallah..
merangkum lembut hatimu
lintasi hujan dan gelombang
terik yang membakar
amarah yang teredam
putik rindu terbelenggu
cinta dunia yang terkurung bisu
aku mendoakanmu sepenuh kasih
mengharap syurga kelak akan merengkuhmu
lewat ar royan kita melabuh bersama
berkalungkan sapa suhada
dihati taqwa kita
meski mungkin tak selalu
sempurna menyemai CintaNya
di langit sucinya Ramadhan Mubarak.
Aku menatapmu
dan melukis haruku
dalam tasbih takjubku.
Wahai para suhada shiam
suhada hati dibulan nan suci.
Ramadhan al maghfirah.
Selamat berlayar di ujian CintaNya!
Subhanallah..
Bersyukur tanpa jeda
Bersyukurlah
kita selalu dapat bertemu Ramadhan
bersyukur..
Masih dapat menghirup udara kebebasan
bersyukur ada sinar matari
menghangatkan bumi
khatulistiwa buat negeri ini
termashur dibelahan dunia
menghargai senyuman bunga
disetiap kaki melangkah
alam semesta begitu nirmala
bunga dan kupu tak terhitung cantik jelita
laut,gunung,bukit dan sungai
hiasan alami rumah kita
tanah kita
apakah lagi yang bisa memalingkan rupa dari genap kata??
Syukurmu adalah tanda cintamu padaNya
kita selalu dapat bertemu Ramadhan
bersyukur..
Masih dapat menghirup udara kebebasan
bersyukur ada sinar matari
menghangatkan bumi
khatulistiwa buat negeri ini
termashur dibelahan dunia
menghargai senyuman bunga
disetiap kaki melangkah
alam semesta begitu nirmala
bunga dan kupu tak terhitung cantik jelita
laut,gunung,bukit dan sungai
hiasan alami rumah kita
tanah kita
apakah lagi yang bisa memalingkan rupa dari genap kata??
Syukurmu adalah tanda cintamu padaNya
Telaga airmata
Puaskan..
Puaskanlah berlayar
ditelaga airmata
mungkin bebanmu akan reda sejenak
atau kelabu jiwa akan terekat damai
biarkanlah
ia akan mengajakmu berempati
akan mengetuk hatimu dengan
sejuk dan lembut
karena keranda perjalanan akan
penuh tapak duri
akherat abadi
bukanlah lagi sepetak mimpi
ia nyata dalam mayamu
ia hidup memanggil hatimu
hadapi..
Hadapi dengan sabar dan imanmu
aku berdoa disetiap tetes engkau
mensyukurinya.
Seperti bidadari lamunkan pasangan hidupnya yang mukhlis
Puaskanlah berlayar
ditelaga airmata
mungkin bebanmu akan reda sejenak
atau kelabu jiwa akan terekat damai
biarkanlah
ia akan mengajakmu berempati
akan mengetuk hatimu dengan
sejuk dan lembut
karena keranda perjalanan akan
penuh tapak duri
akherat abadi
bukanlah lagi sepetak mimpi
ia nyata dalam mayamu
ia hidup memanggil hatimu
hadapi..
Hadapi dengan sabar dan imanmu
aku berdoa disetiap tetes engkau
mensyukurinya.
Seperti bidadari lamunkan pasangan hidupnya yang mukhlis
Tangan cahaya
Selusupkan seluruh mimpimu
di kuntum janji indah Ramadhan
selusupkan semua getas yang menghijab cintamu dan berkahnya
bukalah kedua tanganmu
isi dengan setangkup rindu
segenggam doa
harapan
kasih sayang
berikan seluruh yang dapat kau berikan
sisakan sepenggal untuk malam
tak apa kawan
bukankah rizki itu ditangan Tuhan?
Buatlah tanganmu bercahaya dengan
infak shadaqoh.
Semoga Ramadhanmu berkah.aamiinn
di kuntum janji indah Ramadhan
selusupkan semua getas yang menghijab cintamu dan berkahnya
bukalah kedua tanganmu
isi dengan setangkup rindu
segenggam doa
harapan
kasih sayang
berikan seluruh yang dapat kau berikan
sisakan sepenggal untuk malam
tak apa kawan
bukankah rizki itu ditangan Tuhan?
Buatlah tanganmu bercahaya dengan
infak shadaqoh.
Semoga Ramadhanmu berkah.aamiinn
Tak habis airmataku menantimu
Tak habis airmataku menantimu
wahai bulan nan suci
tak habis senyumanku menyambut musim berharum doa
berlangit nirwana
berpayung nuansa taqwa
aduhai alangkah rugi hamba
bila tak dapat jumpa
tak tersentuh rahmat ajaibmu
alangkah ruginya hamba..
Malam malam berebut ampunan
saat dibukanya semua pintu kebajikan
biarkan kuhirup udara kemenangan
ijinkan ku mengadu padamu ya Robb
karena Engkaulah penjaga takdir
dan penjaga kekuatan
maka kuatkanlah aku dengan
barokah hati yang menangisi
dosa dan noda sebelum aku berjumpa kesucian RamadhanMu.
Aku yang faqir..
Kumohon bukalah pintuMu
untukku..
wahai bulan nan suci
tak habis senyumanku menyambut musim berharum doa
berlangit nirwana
berpayung nuansa taqwa
aduhai alangkah rugi hamba
bila tak dapat jumpa
tak tersentuh rahmat ajaibmu
alangkah ruginya hamba..
Malam malam berebut ampunan
saat dibukanya semua pintu kebajikan
biarkan kuhirup udara kemenangan
ijinkan ku mengadu padamu ya Robb
karena Engkaulah penjaga takdir
dan penjaga kekuatan
maka kuatkanlah aku dengan
barokah hati yang menangisi
dosa dan noda sebelum aku berjumpa kesucian RamadhanMu.
Aku yang faqir..
Kumohon bukalah pintuMu
untukku..
Bermimpilah setinggi bintang bercita citalah sepanas matahari
Bermimpilah
setinggi langit berpendar bintang
bercita citalah
sepanas matahari
jangan menyerah pada keadaan
pada keterbatasan
pada waktu yang berlari sederas hujan
atau karang penghambat jalan
gelombang pasang penyapu harapan
lupakanlah mereka
lihat jalanmu dimuka
terang bercahaya
indah melukiskan tawa
raihlah
ambillah
bergerak..
Ayo bergerak
tinjulah luka
tinju aormata
dewasalah
bijaksana
sikapi semua dengan bara didada
bukan hujan di putik kejora
simpan saja itu
untuk sukses yang akan datang
menjemputmu dengan kereta kencana
sebelum segalanya terlupakan
dipetieskan
pupus terhanyut waktu
bahkan suaramu hilang dibalik awan
Ayo maju!
Negri ini menunggu aksi kreatifmu!
setinggi langit berpendar bintang
bercita citalah
sepanas matahari
jangan menyerah pada keadaan
pada keterbatasan
pada waktu yang berlari sederas hujan
atau karang penghambat jalan
gelombang pasang penyapu harapan
lupakanlah mereka
lihat jalanmu dimuka
terang bercahaya
indah melukiskan tawa
raihlah
ambillah
bergerak..
Ayo bergerak
tinjulah luka
tinju aormata
dewasalah
bijaksana
sikapi semua dengan bara didada
bukan hujan di putik kejora
simpan saja itu
untuk sukses yang akan datang
menjemputmu dengan kereta kencana
sebelum segalanya terlupakan
dipetieskan
pupus terhanyut waktu
bahkan suaramu hilang dibalik awan
Ayo maju!
Negri ini menunggu aksi kreatifmu!
Fajar Ramadhan dalam udara syukurku
Fajar mubarak telah merekah
bersambut seribu senyuman
penghuni langit bumi
berteman Rahmat dan ampunan
berperisai kekayaan hati
kemulyaan pikiran
dan ketinggian iman dalam dada
fajar pagi mubarak
akankah hanya jadi sepenggal cerita usang di bibir senja
atau kepak sayap malaikat syurga
atau bahkan tiada titik dan koma
sabarlah.sabar itu cahaya.
bersambut seribu senyuman
penghuni langit bumi
berteman Rahmat dan ampunan
berperisai kekayaan hati
kemulyaan pikiran
dan ketinggian iman dalam dada
fajar pagi mubarak
akankah hanya jadi sepenggal cerita usang di bibir senja
atau kepak sayap malaikat syurga
atau bahkan tiada titik dan koma
sabarlah.sabar itu cahaya.
Kita dan Ramadhan
Telah kita lalui
nutrusi cinta dari sang Kholik
vitamin ntuk hati yang letih dan penuh debu
telah kita genggam
sejuta kasih dari yang sempurna mengasihi
sempurna memberi
menyayangi
tanpa pernah berharap ku membalasnya dengan sama
astagfirullah
betapa kecilnya artiku selaku hambaMu.
nutrusi cinta dari sang Kholik
vitamin ntuk hati yang letih dan penuh debu
telah kita genggam
sejuta kasih dari yang sempurna mengasihi
sempurna memberi
menyayangi
tanpa pernah berharap ku membalasnya dengan sama
astagfirullah
betapa kecilnya artiku selaku hambaMu.
Udara Ramadhan
Udara Ramadhan
terasa terikkan siang
daun dan pohon menyimpan
letih dalam hembusan bayu
jiwa jiwa kaum shoimin
bersegera menanam benih
bergegas tunaikan kewajiban
bersujud diatas tanda berjuta
cintaNya
kepakkan sayapmu malaikat Rahmat
arahkan senyumanmu dilubuk
nan bersih tawadhu
agar tersirat cahaya keimanan
dari balik tirai ujian rajutan ketakwaan
saudaraku..
Kesturi dimulutmu
rahasia keimanan yang menyeduh
segala peluh dahagamu
janganlah ragu
lalui jalan penuh pengharapan
bukankah Allah sungguh maha Penyayang
memberi banyak cinta dalam
pelangi kepayahan.
Sabarmu lebih berharga
dari sekedar berlian permata
semoga takwa menyentuh genggam ikhlas yang terbentang
di padang kau tanam
terasa terikkan siang
daun dan pohon menyimpan
letih dalam hembusan bayu
jiwa jiwa kaum shoimin
bersegera menanam benih
bergegas tunaikan kewajiban
bersujud diatas tanda berjuta
cintaNya
kepakkan sayapmu malaikat Rahmat
arahkan senyumanmu dilubuk
nan bersih tawadhu
agar tersirat cahaya keimanan
dari balik tirai ujian rajutan ketakwaan
saudaraku..
Kesturi dimulutmu
rahasia keimanan yang menyeduh
segala peluh dahagamu
janganlah ragu
lalui jalan penuh pengharapan
bukankah Allah sungguh maha Penyayang
memberi banyak cinta dalam
pelangi kepayahan.
Sabarmu lebih berharga
dari sekedar berlian permata
semoga takwa menyentuh genggam ikhlas yang terbentang
di padang kau tanam
Hujan yang terhapus panas sehari
Kemarau datang lagi
merenggut semua mimpi
tentang hidup damai
rindang teduh penuh harmoni
kata maaf berlabuh bak nyanyian
syurgawi
berdentaman mengusik sisi hati
yang dulu kerap tergadai luka
diantara pekik tawa dan wangi bunga
namun kini semua cuma jadi balada
senja pun tak mampu menerka
mengapa hujan terhapus panas terik sehari
seakan air bukan lagi kebutuhan
dingin dan sejuk bukan lagi wajah
alam perbukitan
tinggal puing kelam
dihati yang remuk redam
seguris senyuman tergolek parau
koma dibelantara tudingan
apa yang telah kau buat ain
dengan dua tanganmu?
Tak sedikitpun kau lakukan
semua fatamorgana
semu.
Halusinasi
palsu
tak terperi
lalu dimanakah arti sebuah ketulusan
akan kucari
bila kejujuranku dikebiri waktu
dihempas angin lalu?
Aku bertanya pada malam
tak ada jawaban
aku bertanya awan
hanya diam menghantam
dan saat ku bertanya pada Dia
yang maha Cinta
kutemukan satu jawaban
karena manusia mudah melupakan kebaikan yang pernah
dinikmatinya.
Astagfirullah!
merenggut semua mimpi
tentang hidup damai
rindang teduh penuh harmoni
kata maaf berlabuh bak nyanyian
syurgawi
berdentaman mengusik sisi hati
yang dulu kerap tergadai luka
diantara pekik tawa dan wangi bunga
namun kini semua cuma jadi balada
senja pun tak mampu menerka
mengapa hujan terhapus panas terik sehari
seakan air bukan lagi kebutuhan
dingin dan sejuk bukan lagi wajah
alam perbukitan
tinggal puing kelam
dihati yang remuk redam
seguris senyuman tergolek parau
koma dibelantara tudingan
apa yang telah kau buat ain
dengan dua tanganmu?
Tak sedikitpun kau lakukan
semua fatamorgana
semu.
Halusinasi
palsu
tak terperi
lalu dimanakah arti sebuah ketulusan
akan kucari
bila kejujuranku dikebiri waktu
dihempas angin lalu?
Aku bertanya pada malam
tak ada jawaban
aku bertanya awan
hanya diam menghantam
dan saat ku bertanya pada Dia
yang maha Cinta
kutemukan satu jawaban
karena manusia mudah melupakan kebaikan yang pernah
dinikmatinya.
Astagfirullah!
Langganan:
Postingan (Atom)
Senandung Rindu untuk Ibu
Ibu.. Ribuan hari berlalu Tanpa hadirmu Namun rindu Masih menderu Penuhi ruang kalbu Dan netraku Masih pantulkan kelabu Sekalipun langit itu...
-
Senja yang terbakar oleh uap panas matahari mematikan daun daun mungilku burungpun enggan singgah di dahannya yang batu pucat maya bayan...
-
Oh Cinta... Aku dengar keluh kesahmu dalam wahana yang begitu sempit Duniamu tersangkut pada khayangan dilema Ingin menari, tapi kata hat...
-
Oleh Pakde Azir Raja Ali Haji bin Raja Haji Ahmad atau cukup dengan nama pena-nya Raja Ali Haji (lahir di Selangor, 1808 — meninggal di ...